Anda di halaman 1dari 106

EVALUASI KESESUAIAN ANTARA RESEP OBAT TERHADAP

PROTOKOL TERAPI DI APOTEK RAWAT JALAN RSUP


H. ADAM MALIK

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh


Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi
Universitas Tjut Nyak Dhien

OLEH

IRWINA SYAFITRI
144301132

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
MEDAN
2018
EVALUASI KESESUAIAN ANTARA RESEP OBAT TERHADAP
PROTOKOL TERAPI DI APOTEK RAWAT JALAN RSUP
H. ADAM MALIK

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh


Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi
Universitas Tjut Nyak Dhien

OLEH

IRWINA SYAFITRI
144301132

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan kemudahan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Antara

Resep Obat Terhadap Protokol Terapi Di Apotek Rawat Jalan RSUP H. Adam

Malik”. Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak

Dhien Medan.

Dengan segala ketulusan hati, penulis juga menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Cut Sartini, selaku Ketua YAYASAN APIPSU Medan.

2. Bapak Dr. Kurniawan Sinaga, S.Pt., M.Si., selaku Rektor Universitas Tjut

Nyak Dhien Medan.

3. Ibu Yessi Febriani, S.Si., M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Tjut Nyak Dhien Medan dan Ibu Desy Natalia Siahaan, S.Farm.,

Apt., M.Farm., selaku Ketua Prodi Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak

Dhien Medan.

4. Ibu Desy Natalia Siahaan, S.Farm., Apt., M.Farm., selaku Pembimbing I, dan

Ibu Dra.Nurminda Silalahi, M.Si.,Apt., selaku Dosen Pembimbing II, dan

Bapak Drs. M. Gunawan, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.

5. Bapak dr. Bambang Prabowo, M.Kes., selaku Direktur Utama RSUP H.

Adam Malik.

iv
6. Ibu DR.Dr. Fajrinur Syarani, M.Ked (P), Sp.P (K)., selaku Direktur Sumber

Daya Manusia dan Pendidikan RSUP H. Adam Malik.

7. Bapak dan ibu staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.

8. Ucapan terima kasih yang tulus penulis persembahkan kepada orang tua saya

yaitu ayahanda Ahmad Syafawi dan ibunda Alisna, kakak dan adik- adik

Zulfadlika, S.E.,Sy., Rudi Irawan, S.T., Hasnul Hadi dan Zamzami yang telah

memberikan doa, cinta dan dukungan kepada penulis secara moril maupun

material sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada teman-teman mahasiswa Fakultas Farmasi khususnya

semua teman-teman stambuk 2014.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna sehingga penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan

pendidikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan

terima kasih dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan, September 2018


Penulis

Irwina Syafitri

v
EVALUASI KESESUAIAN ANTARA RESEP OBAT TERHADAP
PROTOKOL TERAPI DI APOTEK RAWAT JALAN RSUP
H. ADAM MALIK.

ABSTRAK

Penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu langkah


mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Penggunaan obat yang rasional
dapat diidentifikasi salah satunya diawali dengan peresepan obat. Peresepan obat
yang baik dibutuhkan ketepatan diagnosis dan ketepatan dalam pemilihan obat.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengacu pada Standar Pelayanan Medis
(SPM) yang telah dibakukan. Kerasionalan penggunaan obat dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian resep obat terhadap
protokol terapi di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik pada periode 25 Juni-
26 Juli yang di analisis dengan menggunakan analisis pendekatan kuantitatif. Data
kuantitatif diperoleh dengan survei resep pasien rawat jalan dan protokol terapi
yang berperan sebagai SPM (Standar Pelayanan Medis).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 1360 resep obat yang
menggunakan protokol terapi, data tersebut dijadikan sampel dalam penelitian ini
dan didapatkan hasil persentase kesesuaian resep obat terhadap protokol terapi
sebesar 96%, sedangkan ketidaksesuaian resep obat terhadap protokol terapi
didapatkan hasil sebesar 4%. Kesesuaian dan ketidaksesuaian ini di analisis
berdasarkan semua ketegori yaitu kategori dosis obat, kategori signa atau aturan
pemakaian obat, dan kategori jumlah kebutuhan obat yang pasien gunakan.

Kata Kunci: Evaluasi, Resep Obat, Protokol Terapi, Kesesuaian, RSUP H. Adam
Malik.

vi
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4

1.3 Hipotesis................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6

2.1 Rumah Sakit ........................................................................... 6

2.1.1 Pengertian rumah sakit ............................................... 6

2.1.2 RSUP H. adam malik ................................................. 7

2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ............................................... 11

2.2.1 Pengertian instalasi farmasi rumah sakit .................... 11

2.2.2 Pembagian ruang instalasi farmasi rumah sakit ......... 12

2.2.3 Fungsi instalasi farmasi rumah sakit ........................... 14

vii
2.3 Apotek .................................................................................... 16

2.3.1 Definisi apotek ........................................................... 16

2.3.2 Tugas dan fungsi apotek ............................................. 16

2.3.3 Pengelolaan dan pelayanan apotek ............................. 17

2.3.4 Pelayanan kefarmasian di apotek ............................... 18

2.4 Resep .................................................................................... 19

2.4.1 Format penulisan resep ............................................... 20

2.4.2 Kesalahan penulisan resep dan kesalahan medikasi .. 21

2.5 Standar Pedoman Pengobatan ............................................... 22

2.5.1 Formularium nasional (Fornas) .................................. 24

2.5.2 Formularium rumah sakit ........................................... 26

2.5.3 Protokol terapi ............................................................ 27

2.6 Pelayanan Rawat Jalan ........................................................... 28

2.7 Pembagian atau Jenis Penyakit Berdasarkan Poliklinik di


RSUP H. Adam Malik ............................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 32

3.1 Desain Penelitian .................................................................... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 32

3.3 Populasi dan Sampel .............................................................. 32

3.3.1 Populasi ..................................................................... 32

3.3.2 Sampel ........................................................................ 32

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi.................................................... 32

3.4.1 Kriteria inklusi............................................................ 32

3.4.2 Kriteria eksklusi ......................................................... 33

3.5 Kerangka Penelitian ............................................................... 33

viii
3.6 Analisis Data Penelitian ......................................................... 34

3.7 Etika Penelitian ...................................................................... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 35

4.1 Hasil dan Pembahasan............................................................ 35

4.1.1 Jenis kelamin pasien ................................................... 35

4.1.2 Jumlah pasien berdasarkan poliklinik ........................ 36

4.1.3 Kategori kesalahan protokol terapi............................. 37

4.1.4 Poliklinik yang banyak melakukan kesalahan dalam


pengisian protokol terapi ............................................ 39

4.1.5 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik


dengan kategori pengisian No.Kp.JKN ...................... 40

4.1.6 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik


dengan kategori pengisian tanggal lahir pasien .......... 41

4.1.7 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik


dengan kategori pengisian dosis ................................. 42

4.1.8 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik


dengan kategori pengisian signa obat ......................... 43

4.1.9 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik


dengan kategori pengisian jumlah kebutuhan obat..... 44

4.1.10 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian antara


resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan
semua kategori ............................................................ 45

4.1.11 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian antara


resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan
kategori dosis obat ...................................................... 46

4.1.12 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian antara


resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan
kategori signa obat ...................................................... 47

4.1.13 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian antara


resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan
kategori jumlah kebutuhan obat ................................. 48

ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50

5.1 Kesimpulan ............................................................................ 50

5.2 Saran .................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 52

LAMPIRAN ..................................................................................................... 54

x
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Pembagian atau jenis penyakit berdasarkan poliklinik di RSUP


H. adam malik...................................................................................... 29

Tabel 4.1.1 Jumlah dan jenis kelamin pasien yang menggunakan protokol
terapi ..................................................................................................... 35

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1.1 Jumlah pasien berdasarkan poliklinik ........................................ 36


Gambar 4.1.2 Kategori kesalahan protokol terapi............................................. 37
Gambar 4.1.3 Poliklinik yang banyak melakukan kesalahan dalam
pengisian protokol terapi ........................................................... 39

Gambar 4.1.4 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori


pengisian No.JKN.pasien ........................................................... 40
Gambar 4.1.5 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori
pengisian tanggal lahir pasien .................................................... 41
Gambar 4.1.6 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori
pengisian dosis obat ................................................................... 42
Gambar 4.1.7 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori
pengisian signa obat ................................................................... 43
Gambar 4.1.8 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori
pengisian jumlah kebutuhan obat ............................................... 44
Gambar 4.1.9 Persentase jumlah total kesesuaian dan ketidaksesuaian
antara resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan
semua kategori............................................................................ 45

Gambar 4.1.10 Persentase jumlah total kesesuaian dan ketidaksesuaian


antara resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan
kategori dosis obat ...................................................................... 46

Gambar 4.1.11 Persentase jumlah total kesesuaian dan ketidaksesuaian


antara resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan
kategori signa obat ..................................................................... 47

Gambar 4.1.12 Persentase jumlah total kesesuaian dan ketidaksesuaian


antara resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan
kategori jumlah kebutuhan obat ................................................ 48

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halama

Lampiran 1. Surat izin penelitian......................................................................... 54


Lampiran 2. Surat Ethical Clearance (EC) ......................................................... 56
Lampiran 3. Surat selesai penelitian .................................................................... 57
Lampiran 4. Contoh resep obat pasien................................................................. 58
Lampiran 5. Contoh protokol terapi pasien ......................................................... 59
Lampiran 6. Contoh evaluasi kesesuaian resep obat terhadap protokol terapi
berdasarkan dosis obat .................................................................... 60
Lampiran 7. Contoh evaluasi kesesuaian resep obat terhadap protokol terapi
berdasarkan signa obat .................................................................... 62
Lampiran 8. Contoh evaluasi kesesuaian resep obat terhadap protokol terapi
berdasarkan jumlah kebutuhan obat ................................................ 64
Lampiran 9. Contoh lembar pengumpulan data................................................... 66
Lampiran 10. Hasil analisis SPSS .......................................................................... 84

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan

pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, dan

terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Depkes RI, 2014). Berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit menyatakan bahwa pelayanan

kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada

pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil

yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Pelayanan kefarmasian salah satunya yaitu pelayanan resep (Depkes RI,

2016). Peresepan yang baik akan meningkatkan penggunaan obat secara rasional

sehingga pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam

dosis yang tepat untuk jangka waktu yang cukup dengan biaya yang rendah

(WHO, 2004).

Instalasi farmasi rumah sakit merupakan suatu bagian dari fasilitas di

rumah sakit, yaitu tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian

yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri. Salah satu bagian dari

instalasi farmasi rumah sakit adalah apotek rumah sakit, yaitu tempat tertentu,

tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat

(Siregar, 2003).

Pelayanan apotek rumah sakit diperlukan oleh masyarakat untuk

memberikan jaminan pengobatan yang rasional (efektif, aman, tersedia, dan biaya

1
2

terjangkau). Selain itu juga diperlukan pelayanan yang berkualitas agar dapat

memuaskan masyarakat sebagai konsumen (Aditama, 2002).

Seorang Apoteker mempunyai peranan yang sangat penting untuk

memeriksa dan memastikan apakah resep yang diberikan telah sesuai dan layak

untuk diracik. Hal ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan keefektifan yang

diterima oleh pasien (Nadeem, 2001).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pesesepan yang salah, informasi

yang tidak lengkap tentang obat, baik yang diberikan dokter maupun apoteker,

serta cara penggunaan obat yang tidak benar dapat mengakibatkan pasien

mengalami kerugian (Siregar, 2004).

Kerugian yang dialami pasien akibat dari kesalahan dalam penulisan resep

yaitu kemungkinan timbulnya efek yang tidak diinginkan sehingga pasien perlu

perawatan lebih lama, biaya yang semakin besar dan bahkan kematian (Nadeem,

2001).

Menurut indikator Indonesia sehat pada tahun 2010 yang dirancang oleh

pemerintahan pusat menetapkan rasio ideal jumlah dokter dengan penduduk

adalah 1:2.500 (Anonim, 2003). Tingginya tingkat kesibukan Dokter sehubung

dengan banyaknya pasien rata-rata 60 pasien/dokter dapat menyebabkan

terjadinya kesalahan dalam penulisan resep obat (Hartayu dan Widayati, 2005).

Penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu langkah

mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Penggunaan obat yang rasional

dapat diidentifikasi salah satunya diawali dengan peresepan obat. Peresepan obat

yang baik dibutuhkan ketepatan diagnosis dan ketepatan dalam pemilihan obat.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengacu pada Standar Pelayanan Medis
3

(SPM) yang telah dibakukan. Kerasionalan penggunaan obat dapat meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit (Fitriah, 2012).

Protokol terapi sesuai dengan penyakit merupakan suatu petunjuk

pelaksaan yang tegas dan merupakan suatu rencana yang didasarkan pada kriteria

masalah kesehatan yang spesifik. Protokol terapi yang biasanya digunakan untuk

menjelaskan proses layanan kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan utama,

antara lain berisi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium,

diagnosis, pengobatan atau intervensi yang tepat dan penyuluhan kesehatan

(Pohan, 2007).

Kesesuaian resep obat dengan formularium dan SPM atau standar

pengobatan, termasuk dalam indikator penggunaan obat menurut WHO (Fitriah,

2012). Diperoleh data kesesuaian resep pasien dengan SPM (Standar Pelayanan

Medis) pada penyakit TBC 71,7% dan ISK 54,7 % serta kesesuaian resep dengan

formularium rumah sakit pada penyakit TBC 100% dan ISK 92,27%. hasil

tersebut menunjukkan bahwa resep belum sepenuhnya sesuai dengan SPM dan

formularium rumah sakit. Hal tersebut menunjukkan secara tidak langsung

menggambarkan adanya ketidaksesuaian antara peresepan obat dengan SPM dan

formularium yang disebabkan oleh beberapa hal. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian berkaitan tentang

kesesuaian resep dengan SPM, dimana dalam hal ini peneliti menggunakan

protokol terapi pada pasien rawat jalan di RSUP H. Adam Malik sebagai

indikator.
4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat kesalahan dalam kesesuaian antara resep obat terhadap

protokol terapi di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik ?

2. Apakah di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik telah terdapat

kesesuaian antara resep obat dengan protokol terapi ?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat kategori tertentu kesalahan dalam kesesuaian antara resep obat

terhadap protokol terapi di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik.

2. Adanya ketidaksesuaian antara resep obat dengan protokol terapi di apotek

rawat jalan RSUP H. Adam Malik.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk melihat persentase kesesuaian antara resep obat terhadap protokol

terapi di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik.

2. Untuk meningkatkan Patient Safety di RSUP H. Adam Malik.

1.5 Manfaat Penelitian

a) Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam upaya untuk

meningkatkan kesesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi di


5

Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik. Dan dapat menambah wawasan

dan sumber pustaka bagi orang lain.

b) Manfaat bagi peneliti sendiri

Merupakan pengalaman berharga dan wadah latihan untuk

memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu

pengetahuan yang telah diterima selama kuliah.

c) Manfaat bagi Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien Medan

Sebagai upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan mahasiswa-

mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak dhien Medan.

d) Manfaat bagi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Tjut


Nyak Dhien Medan

Untuk menambah pengetahuan mahasiswa-mahasiswi terhadap

kesesuaian antara peresepan obat dengan protokol terapi di Apotek rawat

jalan RSUP H. Adam Malik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit


2.1.1 Pengertian rumah sakit

Rumah sakit adalah insitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Depkes RI, 2016). Setiap kegiatan

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan disebut upaya kesehatan. Sarana kesehatan

berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya

kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

penyembuhan luka (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehebilitatif), yang

diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar,

2004).

Menurut perawat legenderis Florence Nightingale mengatakan bahwa

“Hospital Should Not Harm The Patient”, rumah sakit adalah suatu organisasi

melalui tenaga medis profesional yang berorganisasi serta sarana kedokteran yang

permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang

berkemampuan diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (

American Hospital Association, 1974), sedangkan Wolper Pane (1987)

mengidentifikasi rumah sakit adalah tempat dimana pendidikan klinik untuk

mahasiswa kedokteran, keperawatan, dan berbagai kerja pada profesi kesehatan

lainnya.

6
7

2.1.2 RSUP H. Adam Malik

RSUP H. Adam Malik adalah rumah sakit umum milik pemerintahan

pusat yang secara teknis berada di bawah Direktorat Jendral Pelayanaan kesehatan

Kementerian Kesehatan RI. RSUP H. Adam Malik berlokasi dijalan Bunga Lau

NO.17 Medan Tuntungan, dan sebagai rumah sakit pendidikan sesuai dengan SK

Menteri Kesehatan No:502/Menkes/SK/IX/1991, tanggal 6 september 1991.

RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 januari 1991 secara resmi menjadi

pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan

diresmikan oleh Bapak Presiden RI tepatnya pada tanggal 21 juli 1991.

Berdasarkan SK Menkes RI No.HK.00.06.3.5.5317 tanggal 31

Oktober 2006 RSUP H.Adam Malik telah terakreditasi untuk 16 pelayanan.

Pada bulan Juni 2007, RSUP H. Adam Malik telah berubah status menjadi

Badan Layanan Umum (BLU) bertahap berdasarkan keputusan Mentri Keuangan

N0.280/KMK.05/2007 dan surat keputusan Menteri Kesehatan dengan

No.756/Menkes/SK/VI/2007. Perubahan status RSUP H. Adam Malik menjadi

BLU ini dilakukan secara bertahap dengan tetap mengikuti pengrahan-pengarahan

yang diberikan oleh Direktorat Jendral Pelayanan Medik dan Dapertemen

Keuangan untuk perubahan status menjadi Badan Layanan Umum (BLU) penuh.

Pada tanggal 10 Juni 2009, status RSUP H. Adam Malik telah resmi

menjadi Instansi Pemerintahan yang menerapkan Pengelolaan Keuangan dan BLU

penuh sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan N0.214/KMK.05/2009. Pada

tahun 2010, RSUP H. Adam Malik telah kembali terakreditasi untuk 16 pelayanan

periode Juni 2010 sampai dengan 20 Juli 2013 sesuai dengan SK Menkes RI

No.YM.01/111/3696/2010 tanggal 20 Juli 2010. Pada tanggal 1 November 2013,


8

peresmian soft opening gedung baru IGD RSUP H. Adam Malik dan pada tanggal

2 desember 2013 diresmikan gedung cardiac centre RSUP H. Adam Malik.

Pada tahun 2015, komisi akreditasi rumah sakit (KARS) menetapkan

RSUP H. Adam Malik berhasil meraih akreditasi tingkat paripurna berdasarkan

surat keputusan Komisi Akreditasi Rumah Sakit: KARS-SERT/138/IX/2015

tanggal 23 Juni 2015.

1. Tugas pokok

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 244/MENKES/PER/III/2008

tanggal 11 Maret 2008, tentang organisasi dan tata kerja RSUP H. Adam Malik

mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan,

pendidikan, dan pelatihan, penelitian dan pengembangan secara serasi, terpadu

dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta

melaksaan upaya rujukan.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas RSUP H. Adam Malik menyelenggarakan

fungsi:

a. pelayaan medis.

b. pelayanan dan asuhan keperawataan.

c. penunjang medis dan non medis.

d. pengolahan sumber daya manusia.

e. pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi

kedokteran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan.

f. pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan lainnya.

g. penelitian dan pengembangan.


9

h. pelayanan dan rujukan.

i. administrasi umum dan keuangan.

3. Struktur organisasi

a. Direktorat medik dan keperawatan.

b. Direktorat sumber daya manusia dan penelitian.

c. Direktorat keuangan.

d. Direktorat umum dan operasional.

e. Unit-unit non struktural.

Setiap Direktorat di pimpin oleh seseorang Direktur yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

4. Visi, misi, tujuan, motto, nilai-nilai dan budaya.

a. Visi

Menjadi rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan nasional yang terbaik

dan bermutu di Indonesia tahun 2019.

b. Misi

1. Melakukan pelayanan pendidikan, penelitian, dan pelatihan di

bidang kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau.

2. Melaksanakan pengembangan kompetensi SDM secara

berkesinambungan.

3. Mengampu rumah sakit jejaring dan rumah sakit di wilayah

Sumatera Utara.

c. Tujuan

1. Memiliki unggulan pusat jantung terpadu, pusat kanker dan pusat

transpalantasi (ginjal dan hati).


10

2. Mutu berorientasi pada standar pelayanan internasional, dengan

fokus pada keselamatan kerja.

3. Pusat rujukan, sebagai rumah sakit yang best practice dan

menerapkan metode baru, termasuk dalam penelitian maupun

pendidikan.

d. Motto

Mengutamakan keselamatan pasien dengan pelayanan “PATEN”

P = Pelayanan cepat

A = Akurat

T = Terjangkau

E = Efisien

N = Nyaman

e. Nilai-nilai

1. Pasien merupakan anggota masyarakat yang memerlukan kesehatan

maka pelayanan medis harus diberikan dengan cara benar dan

tanpa membedakan golongan, agama, suku dan kemampuan sesuai

dengan azas keadilan sosial.

2. Memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesi

dan norma-norma regulasi.

3. Seluruh keputusan dan tindakan akan diambil sesuai dengan

peraturan dan ketentuan yang berlaku melalui suatu musyawarah

serta dapat dipertanggungjawabkan.

4. Pelayanan yang diberikan secara utuh, terpadu, dan paripurna.


11

f. Budaya organisasi

1. Professional

Bekerja secara cermat, tertib, disiplin, dan semangat yang tinggi

dengan kemampuan optimal, melakukan tugas dengan pengetahuan

dan keterampilan terkini dengan perhitungan tepat, cepat, dan

matang serta berani mengambil resiko.

2. Integrasi

Berdasarkan iman dan taqwa, jujur, ikhlas, setia, tegar dan

bertanggung jawab berdasarkan pengabdian serta rela berkorban,

lapang dada dan bijaksana.

3. Kerjasama

Memupuk saling pengertian dengan sesama pegawai, menghormati

dan menghargai pendapat pegawai yang lain, mengahayati diri

sebagai bagian dari sistem dan kesatuan organisasi. Bekerja secara

cermat, tertib, disiplin, dan semangat yang tinggi dengan

kemampuan optimal, melakukan tugas dengan pengetahuan dan

keterampilan terkini dengan perhitungan tepat, cepat, dan matang

serta berani mengambil resiko.

2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit


2.2.1 Pengertian instalasi farmasi rumah sakit

Instalasi farmasi rumah sakit adalah dapartemen atau unit atau bagian di

suatu rumah sakit dibawah pemimpinan apoteker dan dibantu oleh beberapa orang

apoteker. Pimpinan dan apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

Perundang-Undang yang berlaku dan kompeten secara profesional. Farmasi

rumah sakit dengan fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas


12

seluruh pekerjaan dan pelayaan kefarmasiaan, yang terdiri atas pelayanan

paripurna. Pelayanan paripurna mecakup perencanaan, pengadaan, produksi

penyimpanan sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep penderita rawat

inap dan rawat jalan. Pengendalian-pengendalian mencakup pengendalian mutu,

pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan rumah

sakit. Pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan

langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah

sakit secara keseluruhan (Siregar, 2004).

2.2.2 Pembagian ruang instalasi farmasi rumah sakit

Menurut Permenkes nomor 35 tahun 2014 pembagian ruang instalasi

farmasi dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai serta kelancaran produksi pelayanan kefarmasian, sarana dan

prasarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di instalasi

farmasi meliputi fungsi sarana yang memiliki fungsi:

1. Ruangan penerima resep.

Ruang penerima resep sekurang-kurangnya terdiri dari tempat penerima

resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang

peneriamaan resep di tempatkan pada bagian yang paling depan dan mudah

terlihat oleh pasien.

2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas).

Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas

meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan

sekurang-kurangnya disediakan peralatan peracikan, timbangan obat, air

minum (mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat, lemari
13

pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label obat.

Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup,

dapat dilengkapi dengan pendingin ruangan (air conditioner).

3. Ruang penyerahan obat.

Ruang penyerahan obat berupa konter penyerahan obat yang dapat di

gabungkan dengan ruangan penerimaan resep.

4. Ruang konseling.

Ruang konseling sekurang-kurangnya memiliki 1 (satu) set meja dan kursi

konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu

konseling, buku catatan konseling dan catatan pengobatan pasien.

5. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai. Ruang penyimpanaan harus memperhatikan kondisi sanitasi,

kelembapan, temperatur, ventiasi, pemisahan untuk menjamin mutu dan

keamanan petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan rak/ lemari

obat, pendingin ruangan, lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus

narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan obat khusus, dan pengukur

suhu.

6. Ruang arsip

Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan

pelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta

pelayanan kefarmasian dalam jangka waktu tertentu.

2.2.3 Fungsi instalasi farmasi rumah sakit

Permenkes No 72 tahun 2016, tentang standar pelayaan farmasi.

Pengorganisasian instalasi farmasi rumah sakit harus mencakup penyelenggaraan


14

pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai,

pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu yang bersifat dinamis dapat

direvisi sesuai kebutuhan dengan tetap menjaga mutu. Tugas instalasi farmasi

rumah sakit meliputi:

1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh

kegiatan pelayanan kefarmasian yang optimal dan professional serta sesuai

prosedur dan etika profesi.

2. Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai yang efektif, aman, bermutu, dan efisien.

3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan bahan medis habis pakai, guna memaksimalkan efek terapi dan keamaan

serta meminimalkan resiko.

4. Melaksanakan komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) serta memberikan

rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien.

5. Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi.

6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan pelayanan

kefarmasian.

7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formularium rumah sakit.

Fungsi instalasi farmasi rumah sakit, meliputi:

1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.

a. Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.


15

b. Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan

medis habis pakai secara efektif, efisien dan optimal.

c. Mengadakan, memproduksi, menerima, menyimpan dan

mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis

pakai ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.

d. Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu.

e. Melaksanakan pelayanan obat “unit dose”/dosis sehari.

f. Mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi masalah yang berkaitan

dengan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.

2. Pelayanan farmasi Klinik

a. Mengkaji dan melaksanakan pelayanan resep atau permintaan obat.

b. Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat.

c. Melaksanakan rekonsilasi obat.

d. Memberikan informasi dan eduksi penggunaan obat berdasarkan resep

maupun obat non resep kepada pasien/keluarga pasien.

e. Mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi masalah yang berkaitan

dengan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.

f. Melaksanakan visite mendiri maupun bersama tenaga kesehatan lainnya.

g. Memberikan konseling pada pasien dan atau keluarganya.

h. Melaksanakan pemantauan terapi obat (PTO).

1) Pemantauan efek terapi obat.

2) Pemantauan efek samping obat.

3) Pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD).

i. Melaksanakan evaluasi penggunaan obat (EPO).


16

j. Melaksanakan dispensing sediaan steril.

1) Melakukan pencampuran obat suntik.

2) Menyiapkan nutrisi parenteral.

3) Melaksanakan penanganan sediaan sitostatika.

4) Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak stabil.

k. Melaksanakan pelayanan infromasi obat (PIO) kepada tenaga

kefarmasian lain, pasien/keluarga, masyarakat dan institusi diluar rumah

sakit.

l. Melaksanakan penyuluhan kesehatan farmasi rumah sakit (PKRS).

2.3 Apotek
2.3.1 Definisi apotek

Menurut peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.

922/MENKES/PER/IX/1993 mengenai ketentuan dan tata cara pemberian izin

apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyaluran perbekalan farmasi kepada

masyarakat.

Apotek adalah tempat tertentu, tempat yang dilakukan pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat Anief (1997).

2.3.2 Tugas dan fungsi apotek

Berdasarkan peraturan pemerintahan No.25 tahun 1980, tugas dan fungsi

apotek adalah sebagai berikut :

1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah

jabatan, sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan

bentuk, pencampuran dan penyerahan obat.


17

2. Sarana pelayanan perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat

yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata.

3. Sebagai sarana pelayanan infrormasi obat dan perbekalan farmasi

lainnya kepada masyarakat.

2.3.3 Pengelolaan dan pelayanan apotek

1. Pengelolaan apotek

Pengelolaan apotek menurut ketentuan umum Undang-Undang

Kesehatan No.23 tahun 1992, meliputi pembuatan, pengolahan, peracikan,

pengubah bentuk, pencampuran, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan

perbekalan farmasi lainnya dan pelayanan infromasi mengenai perbekalan

farmasi yang terdiri atas obat, bahan obat, obat asli Indonesia (obat

tradisional), bahan obat asli Indonesia (simplisia), alat kesehatan dan

kosmetik.

Salah satu tugas dalam pekejaan kefarmasian apoteker dalam

pengelolaan apotek adalah pelayanan resep di apotek, yang telah

mendapatkan izin apotek (SIA) dan diberikan oleh Mentri kepada apoteker

yang bekerja sama dengan pemilik sarana apotek (PSA).

2. Pelayanan apotek

Aspek pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah bentuk

pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan

kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dalam aspek

pelayanan kefarmasian pengelolaan resep menjadi prioritas utama (Anief,

2000).
18

Apotek wajib melayan resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

Pelayanan resep adalah menjadi tanggung jawab apoteker pengelola

apotek. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab

keahilan profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker

wajib memberi infromasi tentang penggunaan obat secara aman, tepat,

rasional, kepada pasien atas permintaan masyarakat. Apoteker pengelola

apotek, apoteker pendamping atau apoteker pengganti diizinkan menjual

obat keras tanpa resep yang dinyatakan sebagai daftar obat wajib apotek

(OWA), daftar obat wajib ditentukan oleh Mentri Kesehatan (Anief,

2000).

2.3.4 Pelayanan kefarmasian di apotek

Pada tahun 2004, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah

mengeluarkan Kepmenkes No.1072/MENKES/SK/IX/2004 yang mengatur

mengenai standar pelayanan kefarmasian di apotek. Beberapa pelayanan

kefarmasian yang harus ada di apotek diantaranya skrining resep, penyiapan obat,

promosi dan edukasi, pelayanan dan home care.

Salah satu jenis pelayanan yang dilakukan adalah skrining resep.

Berdasarkan Kepmenkes tersebut kegiatan skrining resep meliputi :

1. kelengkapan administratif.

a. nama, SIP dan alamat dokter.

b. tanggal penulisan resep.

c. tanda tangan/paraf dokter penulis resep.

d. nama, umur, alamat, jenis kelamin dan berat badan pasien.

e. cara penulisan yang jelas.


19

2. kesesuian farmasetik.

a. bentuk sediaan.

b. dosis.

c. potensi.

d. stabilitas.

e. inkompabilitas.

f. cara dan lama pemberian obat.

3. pertimbangan klinis.

a. adanya alergi.

b. efek samping dan interaksi obat.

c. kesesuaian (dosis, durasi, dan cara penggunaan).

Jika terjadi keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada

dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif jika ada

interaksi obat, bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

2.4 Resep

Berdasarkan Permenkes resep dapat didefinisikan sebagai permintaan

tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan kepada apoteker pengelola

untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan

perundang-undang yang berlaku (Kepmenkes, 2004).

Penulisan resep dapat diartikan sebagai bentuk aplikasi pengetahuan

dokter dalam memberikan obat kepada pasien melalui kertas resep menurut

kaidah dan peraturan yang berlaku, diajukan secara tertulis kepada apoteker di

apotek. Pihak apoteker sebagai pihak penerima resep berkewajiban melayani

secara cermat, memberi informasi terutama menyangkut dengan penggunaan obat


20

dan mengkoreksi jika terjadi kesalahan dalam penulisan. Dengan demikian

pemberian obat dapat lebih rasional (Jas, 2009)

2.4.1 Format penulisan resep

Berdasarkan Permenkes No.26/Menkes/Per/I/1981, menyebutkan bahwa

resep harus di tulis dengan jelas dan lengkap. Aturan dasar mengenai penulisan

resep telah di sebutkan pada kepmenkes No.280/Menkes/SK/V/1981 yang

menyatakan bahwa resep harus memuat:

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter

hewan.

2. Tanggal penulisan resep.

3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.

4. Tanda R/ harus ditulis nama setiap obat atau komposisi obat.

5. Tanda tangan atau paraf dokter penulisan resep, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang

jumlahnya melebihi dosis maksimal.

7. Nama pasien, umur dan alamat pasien.

8. Jenis hewan dan nama serta alamat pemilik resep dokter hewan.

9. Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera, dokter dapat

memberi tanda “segera”, “cito”, “statim”, atau “urgent” pada bagian

atas kanan resep.

Dalam penulisan, resep biasanya terdiri dari 6 bagian , yaitu :

1. Inscriptio: Nama dokter, no.SIP, alamat/telepon/HP/kota/tempat, tanggal

penulisan resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota
21

provinsi. Sebagai identitas dokter penulis resep, format inscription suatu

resep dari rumah sakit berbeda dengan resep pada praktik pribadi.

2. Invocation: permintaan tertulis dalam singkatan latin “R/=Recipe”

artinya ambillah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi

dengan apoteker di apotek.

3. Prescriptio/ordonatio: nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang

diinginkan.

4. Signature: yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan

interval waktu pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat

dan keberhasilan terapi.

5. Subscription: yaitu tanda tangan/paraf dokter penulis resep berguna

sebagai legalitas dan keabsahan terapi.

6. Pro (diperuntukkan): dicantumkan nama dan umur pasien. Teristimewa

untuk obat narkotika juga harus dicantumkan alamat pasien untuk

pelaporan ke Dinkes setempat (Jas, 2009)

2.4.2 Kesalahan penulisan resep dan kesalahan medikasi

Kesalahan penulisan resep sangat berkaitan dengan kesalahan medikasi

karena banyaknya kesalahan medikasi terjadi karena kesalahan penulisan resep

(Bobb et all, 2004). Dalam sebuah penelitian di Malaysia mengatakan bahwa

salah satu penyebab terjadinya kesalahan dalam penulisan resep adalah ketidak

patuhan dalam penulisan resep. Kesalahan dalam penulisan obat (Prescribing

error) terdiri dari:

1. kesalahan karena kelalaian (error of mission), biasanya berkaitan

dengan informasi penulisan resep dan pasien, selain itu berkaitan


22

dengan tidak adanya informasi mengenai bentuk sediaan, dosis dan cara

penggunaan.

2. Kesalahan pelaksaan/pesanan (error of commission), biasanya berkaitan

dengan klinis seperti kesalahan dosis obat, interaksi obat, dan kesalahan

cara penggunaan obat.

Penelitian yang dilakukan oleh Fita Rahmawati dan R.A Oetari di

Yogyakarta mendapati bahwa hanya 39% resep yang dinyatakan memenuhi

syarat. Manakala kesalahan tersering terjadi adalah tidak adanya paraf 41,0 % ,

tidak adanya tanda R/ 65,1%, tidak adanya alamat dokter penulis resep 54,2% dan

tidakadanya surat izin praktek atau SIP 49,4% dan tidak adanya tanggal penulisan

resep 53,0% (Fita dan Oetri, 2002).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Malaysia menunjukkan

fonomena yang sama, kebanyakan resep tidak mencantumkan umur dari pasien,

tidak terdapat tanggal pembuatan resep. Selain kesalahan karena kelalaian

tersebut, kesalahan pelaksanaan/pesanan juga terjadi terutama interaksi obat dan

bentuk sediaan obat (Fita dan Oetri, 2002).

2.5 Standar Pedoman Pengobatan

Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan

pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan

obat atau farmakoterapi. Berbagai pilihan obat saat ini tersedia, sehingga

diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk

suatu penyakit. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara benar

agar memberikan manfaat klinik yang optimal. Terlalu banyaknya jenis obat yang

tersedia ternyata juga dapat memberikan masalah tersendiri dalam praktek,


23

terutama menyangkut bagaimana memilih dan menggunakan obat secara benar

dan aman. Para pemberi pelayanan (provider) atau khususnya para dokter

(prescriber) harus selalu mengetahui secara rinci obat yang dipakai dalam

pelayanan. Di banyak sistem pelayanan kesehatan, terutama di negara-negara

berkembang, informasi mengenai obat maupun pengobatan yang sampai ke para

dokter seringkali lebih banyak berasal dari produsen obat. Informasi ini seringkali

cenderung mendorong penggunaan obat yang diproduksi oleh masing-masing

produsennya dan kurang objektif (BPOM RI, 2008).

Dalam sistem pelayanan kesehatan nasional, mutlak diperlukan sumber

informasi obat yang netral, agar para dokter dapat memperoleh informasi yang

objektif setiap saat memerlukannya. Salah satu bentuk informasi obat yang

komprehensif adalah buku Informatorium Nasional. Pada dasarnya, pengertian

formatorium obat adalah kumpulan informasi dari produk-produk obat yang telah

diizinkan untuk digunakan dalam suatu sistem pelayanan kesehatan (BPOM RI,

2008).

Informatorium Obat Nasional Indonesia atau disingkat IONI, memuat

informasi mengenai produk-produk obat yang disetujui beredar di Indonesia.

sesuai ketentuan yang berlaku, sebelum disetujui beredar di Indonesia, obat harus

melalui penilaian khasiat, keamanan dan mutu, sehingga obat yang beredar telah

memenuhi 3 kriteria tersebut. Informasi tersebut mencakup informasi mengenai

farmakodinamik dan farmakokinetik obat, indikasi dan cara penggunaannya,

keamanannya dan informasi lainnya. Pengembangan IONI tidak terlepas dari

prinsip kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine), dengan

informasi yang dicantumkan adalah yang paling banyak didukung oleh bukti-
24

bukti ilmiah yang berkaitan dengan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.

Informasi yang dimuat dalam suatu informatorium. Infromatorium merupakan

informasi yang telah ditelaah secara cermat berdasarkan data penelitian (BPOM

RI, 2008).

Kepentingan dan manfaat informatorium dapat dijelaskan secara ringkas

sebagai berikut:

1. Mencakup produk-produk obat yang telah mendapat izin edar (legal).

2. Memuat informasi obat, terutama mengenai indikasi, penggunaan dan

cara penggunaan, serta informasi keamanan obat yang resmi disetujui

(approved).

3. Menghindari pemberian infomasi obat yang salah (tidak berimbang,

bias, tidak lengkap).

4. Mendorong penggunaan obat yang efektif, aman dan rasional.

2.5.1 Formularium nasional (Fornas)

Formularium nasional (Fornas) adalah daftar obat yang disusun oleh

komite nasional yang ditetapkan oleh Mentri Kesehatan, berdasarkan pada bukti

ilmiah, berkhasiat, aman, dan dengan harga yang terjangkau yang disediakan serta

digunakan sebagai acuan penggunaan obat dalam jaminan kesehatan nasional

(Kepmenkes, 2013). Formularium nasional merupakan daftar obat terpilih yang

dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan, sebagai acuan

dalam pelaksaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN telah berjalan sejak 1

januari 2014, namun masih banyak yang harus diperbaiki, salah satunya dalam

memastikan tercapainya aksebilitas, affordability, dan penggunaan rasional dalam

pelayananan kesehatan yang komprehensif. Dengan mempertimbangkan basis


25

bukti terkini dan biaya manfaat pengobatan dari usulan berbagai pengambil

kebijakan maka diharapkan terdapat suatu fornas yang memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan seluruh peserta, semakin melengkapi kebutuhan terapi suatu

indikasi medis secara rasional. Fornas bersifat dinamis sehingga perlu dilakukan

evaluasi atau revisi obat Fornas sesuai dengan kebutuhan medis dan

perkembangan ilmu pengetahuan.

Tujuan utama pengaturan obat dalam Fornas adalah meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan, melalui peningkatan efektifitas dan efesiensi pengobatan

sehingga tercapai penggunaan obat yang rasional bagi tenaga kesehatan. Fornas

bermanfaat sebagai “acuan” bagi penulisan resep, mengoptimalkan pelayanan

kepada pasien, memudahkan perencaan, dan penyediaan obat di fasilitas

pelayanan kesehatan. Dengan adanya Fornas maka pasien akan mendapatkan obat

terpilih yang tepat, berkhasiat, bermutu, aman dan terjangkau, sehingga akan

tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu

obat yang tercantum dalam Fornas harus dijamin ketersediaan dan

keterjangkauannya (Kepmenkes, 2013).

Proses revisi fornas dilakukan sebagai upaya penyempurnaan, tidak hanya

untuk menyesuaikan dengan kemampuan ilmu pengetahuan, teknologi di bidang

obat dan kedokteran, pola penyakit maupun program kesehatan, tetapi juga untuk

memberikan ruang perbaikan terhadap isi Fornas, meningkatkan kepraktisan

dengan kompetensi tenaga kesehatan dan tingkat pelayanan kesehatan dalam

pelaksanaan kesehatan JKN (Kepmenkes, 2013).


26

2.5.2 Formularium rumah sakit

Formularium rumah sakit adalah himpunan obat yang diterima oleh panitia

farmasi dan terapi (PFT) untuk digunakan di rumah sakit pada batas waktu

tertentu. Formularium tersebut selalu diperbaharui secara terus menerus, yang

berisi sediaan obat terpilih dan infromasi tambahan penting lainnya yang

merefleksikan pertimbangan klinik mutakhir staf medik rumah sakit. Formularium

rumah sakit merupakan landasan kebijakan dalam manajemen obat di rumah sakit

dan menjadi prinsip penting yang harus diperhatikan oleh PFT (Madrid,

Velazquez, Fefer, 1998)

Bagi suatu rumah sakit, tidak mungkin untuk menyediakan semua jenis

obat yang ada di pasaran untuk pelayanan rumah sakit. Untuk itu dikembangkan

kebijakan formularium rumah sakit, yang pada dasarnya adalah merupakan upaya

pemilihan obat di rumah sakit. Setiap rumah sakit di negara maju dan juga

dibanyak negara berkembang umumnya telah menerapkan formularium rumah

sakit. Formularium rumah sakit (FRS) pada hakekatnya merupakan daftar produk

obat yang telah disepakati untuk dipakai di rumah sakit yang bersangkutan,

beserta informasi yang relevan mengenai indikasi, cara penggunaan dan informasi

lain mengenai tiap produk. FRS yang telah disepakati di satu rumah sakit perlu

dilaksanakan dengan sungguh-sungguh (commitment) dari pihak-pihak yang

terkait, meliputi:

1. Pengelola obat menyediakan obat-obat di rumah sakit sesuai dengan FRS.

2. Dokter menggunakan obat-obat yang ada di FRS.

Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi

(PFT)/Komite Farmasi dan Terapi (KFT) Rumah Sakit berdasarkan DOEN dan
27

disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara ilmiah

dibutuhkan untuk pelayanan di Rumah Sakit tersebut. Penyusunan FRS juga

mengacu pada pedoman pengobatan yang berlaku.

Mengingat pengembangan dan penerapan FRS adalah untuk meningkatkan

mutu pelayanan melalui penggunaan obat yang aman, efektif, rasional dan juga

dalam rangka efisiensi biaya pengobatan, maka pengembangan FRS perlu

melibatkan berbagai pihak yang terkait di rumah sakit, yakni pihak pengelola

obat, manajemen rumah sakit, dan keahlian- keahlian klinik yang ada. Keputusan

untuk memasukkan suatu obat dalam FRS harus didasarkan atas kesepakatan akan

kriteria tertentu yang mencakup bukti, manfaat klinis obat, keamanan obat,

kesesuaian obat dengan pelayanan yang ada di rumah sakit dan biaya. Faktor-

faktor ini harus dikaji secara ilmiah dari sumber-sumber informasi ilmiah yang

layak dipercaya. Kajian tidak cukup hanya berdasarkan informasi yang diberikan

oleh produsen obat (BPOM RI, 2008).

FRS yang telah dikembangkan harus disosialisasikan di kalangan dokter,

dan dalam penerapannya harus dilakukan pemantauan secara berkesinambungan.

Hasil pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan revisi agar sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran (BPOM RI,

2008).

2.5.3 Protokol terapi

Protokol terapi adalah suatu standar pengobatan medis yang merupakan

suatu keterangan lebih lanjut terkait resep pasien. Di protokol terapi biasanya

dokter menuliskan biodata pasien, regimen terapi, dosis, cara pemakaian dan lama
28

pemberian obat yang digunakan oleh pasien. Obat-obat yang ada di protokol

terapi berpedoman dengan formularium nasional dan formularium rumah sakit.

Tidak semua Resep di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik

menggunakan protokol terapi, protokol terapi hanya digunakan untuk obat-obat

tertentu seperti:

a. Obat-obat untuk penyakit kronis.

b. Obat yang penggunaanya perlu diawasi.

c. Obat sitostatika.

d. Obat narkotika.

e. Obat dengan pemakaian khusus.

f. Obat satu bulan.

g. Obat dengan penyakit khusus.

2.6 Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan merupakan rangkaian kegiatan pelayanan medis

yang berkaitan dengan kegiatan poliklinik. Proses pelayanan rawat jalan dimulai

dari pendaftaran, ruang tunggu, pemeriksaan dan pengobatan dari ruang periksa,

pemeriksaan penunjang bila diperlukan, pemberian obat diapotek, pembayaran ke

kasir, lalu pasien lalu pulang. Pelayanan yang baik bagi pasien berobat jalan tidak

bergantung pada jumlah orang yang selesai dilayani setiap hari atau dalam jam

kerja, melainkan efektifitas pelayanan itu sendiri (Gultom, 2008).

Jasa pelayanan rawat jalan mempunyai 2 aspek penting yang berkaitan

dengan kepuasan pasien yaitu manusia dan alat. Karena itu untuk memuaskan

pasien diperlukan petugas yang bukan hanya dapat melaksana prosedur kerja yang
29

baik, tetapi ramah, simpatik, penuh pengertian, paramedik, petugas non medis

merupakan faktor yang menentukan tingkat kepuasan pasien (Gultom, 2008).

Aspek-aspek alat merupakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam

menunjang kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien.

Lingkungan fisik mempengaruhi kepuasan pasien. Lingkungan terkait dengan

pelayanan rawat jalan adalah kontribusi bangunan dan desain ruang seperti ruang

tunggu dan ruangan periksa. Sarana dan prasarana lingkungan fisik tersebut

diharapkan akan membentuk lingkungan rumah sakit yang menyenangkan ,

bersih, rapi, serta memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pasien (Gultom,

2008).

2.7 Pembagian atau Jenis Penyakit berdasarkan Poliklinik di RSUP H.


Adam Malik

Tabel 2.1 Pembagian atau jenis penyakit berdasarkan poliklinik di RSUP H.


Adam Malik

No. Polikinik Jenis Penyakit


1. Neurologi -Alzheimer
-Parkinson
-Myasthenia Gravis
-Stroke
2. Onkologi -Kanker Payudara
-Kanker Paru-Paru
-Kanker Saluran Pencernaan
-Kanker Darah Atau Leukemia
-Kanker Kulit
-Tumor
-Ginjal
3. Bedah Digestive -Penyakit Bedah Digestive
4. Hematologi -Anemia
-Hemofilia
5. Gastro - Asam Lambung
-Penyakit Peradangan Usus
-Pankreatitis
6. Mata -Glaukoma
-Katarak
-Kongjungtivitis
7. Reumatologi -Rheumatoid Arthritis
30

-Osteoporosis
8. Bedah Anak -Cacat Bawaan Organ Dalam
-Tumor Anak
9. Nematologi -Cacingan
10. Neprologi - Neprologi Anak
11. Bedah Onkologi -Bedah Untuk Penyakit Kanker
12. Alergi -Alergi Makanan
-Alergi Akibat Kerja
-Alergi Obat
13. Bedah Syaraf -Bedah Otak
-Bedah Tulang Belakang
-Bedah Syaraf
14. Kulit Dan Kelamin -Alergi Kulit
-Infeksi Jamur
-Sifilis
-Gonore
15. Respirologi -Gangguan Sistem Pernafasan
16. PediatriK -Mengatur Imunisasi
-Memantau Tumbuh Kembang
Anak
-Neurologi Anak
17. TB-DOT -Tb Paru
-Tb Mdr
18. Paru -Pneumonia
-Asma
-Bronkitis Kronis
-Emfisema
19. Penyakit Dalam -Gastro/Hipertensi
-Hematologi
-Geriatri
-Kardiologi
-Ginjal Hipertensi
-Reumatologi
-Pulmunologi
-Alergi Imunologi
20. Psikiatri -Gangguan Bipolar
-Depresi
-Gangguan Kegelisahan
21. Thalassemia -Kelainanan Sel Darah Merah
22. Kardiologi -Gagal Jantung
23. Bedah Urologi - Gangguan Ureter
-Gangguan Kantong Kemih
-Gangguan Prostat
-Gangguan Sperma
24. Anak -Kesehatan Anak
-Alergi Anak
-Endokrinologi Anak
-Gizi/ Nutrisi Anak
31

-Hematologi Anak
-Kardiologi Anak
-Infeksi Anak
-Respirologi Anak

25. THT -Kanker Laring


-Sinusitis
-Tonsilitis
-Pharingitis
26. Endokrinologi -Hipotiroid
-Gondok Endemic
-Diabetes Militus
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode prospektif dengan jenis

penelitian secara observatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Data kuantitatif diperoleh dengan survei resep pasien rawat jalan dan protokol

terapi yang berperan sebagai SPM (Standar Pelayanan Medis). Penelitian ini

dilakukan di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan dimulai tanggal 25 Juni-26 Juli

2018. Penelitian ini dilakukan di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruahan resep pasien dan

protokol terapi pasien yang masuk di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik

tanggal 25 Juni-26 Juli 2018.

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan adalah keseluruhan resep pasien yang

menggunakan protokol terapi di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik

tanggal 25 Juni-26 Juli 2018.

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


3.4.1 Kriteria inkulsi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah keseluruhan resep obat yang

menggunakan protokol terapi yang masuk di Apotek rawat jalan tanggal 25 Juni-

26 Juli 2018. Dengan kriteria :

32
33

1. Pasien rawat jalan yang menebus obat di Apotek RSUP H. Adam Malik

2. Resep resmi dari dokter RSUP H. Adam Malik

3. Resep dari pasien JKN

4. Resep yang menggunakan protokol terapi

3.4.2 Kriteria eksklusi

Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah resep obat yang masuk di

Apotek rawat jalan tanggal 25 Juni-26 Juli 2018 yang tidak menggunakan

protokol terapi.

3.5 Kerangka Penelitian

1) Mengajukan proposal kepada dosen pembimbing skripsi program studi S1

Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien.

2) Setelah pengajuan proposal kemudian peneliti mengurus surat izin

penelitian di Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien yang kemudian

di sampaikan kepada Bagian Pendidikan dan Pelatihan RSUP H. Adam

Malik.

3) Setelah disetujui surat izin penelitian, tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah :

a. melakukan observasi tempat penelitian

b. mencatat data yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, poli/asal

resep dan regimen terapi pasien.

c. mencocokkan kesesuaian antara resep obat dengan protokol terapi

pasien berdasarkan kategori dosis obat, signa obat, dan jumlah

kebutuhan obat.

d. menghitung persentase kesesuaian antara resep obat terhadap protokol

terapi pasien.
34

e. pengolahan dan penyajian hasil penelitian.

f. pembahasan dan pembuatan kesimpulan

3.6 Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh diolah secara statistik deskriptif dengan bantuan

program SPSS Versi 20, yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

3.7 Etika Penelitian

Pengambilan data dari penelitian ini adalah seluruh resep dan protokol

terapi yang masuk selama 1 bulan tanggal 25 Juni-26 Juli 2018 di Apotek rawat

jalan RSUP H. Adam Malik. Pengambilan data dilakukan setelah mendapatkan

izin dari instansi-instansi yang berwenang atas resep pasien dan protokol terapi

pasien.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Apotek rawat jalan RSUP

H. Adam Malik yang dimulai pada tanggal 25 Juni-26 Juli 2018, didapatkan hasil

bahwa jumlah keseluruhan resep yang masuk pada periode tersebut adalah 5527

resep, sedangkan jumlah resep yang menggunakan protokol terapi pada periode

tersebut adalah 1360 resep atau sebesar 24,60% dari keseluruhan resep yang

masuk.

Data tersebut diambil untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini untuk

melihat kesesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi di Apotek rawat

jalan RSUP H. Adam Malik.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil atau perolehan data untuk

melihat kesesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi di Apotek rawat

jalan RSUP H. Adam Malik yang akan dijabarkan dibawah ini:

4.1.1 Jenis kelamin pasien

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai jenis kelamin pasien yang

menggunakan protokol terapi di Apotek Rawat Jalan RSUP H. Adam Malik yang

diambil sebagai sampel dapat dilihat pada tabel 4.1.1 dibawah ini:

Tabel 4.1.1 Jumlah dan jenis kelamin pasien yang menggunakan protokol terapi

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Perempuan 627 46.10
Laki-Laki 733 53.89
Total 1360 99,99
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.1.1 diatas dapat diketahui bahwa

jenis kelamin pasien yang menggunakan protokol terapi di Apotek rawat jalan

RSUP H. Adam Malik yang diambil sebagai sampel didapatkan hasil populasi

35
36

sampel pasien dengan jenis kelamin perempuan adalah sebanyak 627 pasien atau

sebesar 46,10%, sedangkan pasien dengan jenis kelamin laki-laki adalah sebanyak

733 pasien atau sebesar 53,89%.

Hasil keterangan diatas menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan

protokol terapi di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik yang diambil sebagai

sampel dalam penelitian ini adalah lebih banyak pasien yang dengan jenis kelamin

laki-laki daripada pasien yang berjenis kelamin perempuan.

4.1.2 Jumlah pasien berdasarkan poliklinik

Data yang diperoleh mengenai poliklinik atau asal resep pasien rawat jalan

yang mengggunakan protokol terapi di RSUP H. Adam Malik yang digunakan

sebagai sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.1 dibawah ini:

Jumlah Pasien Berdasarkan Poli

Penyakit Dalam
19% Neurologi
5% 45% Paru
7% Bedah Onkologi
Endokrinologi
10% 14% Poli Lainnya

Gambar 4.1.1 Jumlah pasien yang menggunakan protokol terapi berdasarkan


poliklinik/asal resep

Berdasarkan gambar 4.1.1 diatas dapat diketahui jumlah pasien terbanyak

yang menggunakan protokol terapi di Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik

periode 25 Juni-26 Juni adalah pasien asal poliklinik penyakit dalam dengan

jumlah pasien sebanyak 608 pasien atau sebesar 45%, kemudian disusul dengan

pasien asal poliklinik neurologi dengan jumlah pasien sebanyak 188 pasien atau

sebesar 14%, kemudian diikuti pasien asal poliklinik paru dengan jumlah pasien

133 pasien atau sebanyak 10%, kemudian pasien asal poliklinik bedah onkologi
37

dengan jumlah pasien sebanyak 105 atau sebesar 7%, selanjutnya pasien asal

poliklinik endokrinologi dengan jumlah pasien 68 pasien atau sebanyak 5%, dan

sisanya sebanyak 19% adalah pasien asal poliklinik lainya seperti pasien

poliklinik kardiologi dengan jumlah 58 pasien, poliklinik bedah urologi dengan

jumlah 57 pasien, poliklinik thalasemia dengan jumlah 15 pasien, poliklinik anak

dengan jumlah 14 pasien, poliklinik bedah digestive dengan jumlah pasien 17

pasien, poliklinik hematologi dengan jumlah 7 pasien, poliklinik gastro 3 pasien,

poliklinik reumatologi, poliklinik alergi, poliklinik bedah syaraf, dan poliklinik

TB-DOT dengan jumlah masing-masing 2 pasien, kemudian diikuti dengan pasien

asal poliklinik mata, poliklinik bedah anak, poliklinik nematology, poliklinik

respirologi, poliklinik pediatri, dan poliklinik THT dengan jumlah masing-masing

1 pasien.

4.1.3 Kategori kesalahan protokol terapi

Data yang diperoleh mengenai kategori kesalahan protokol terapi pada

pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik periode 25 Juni- 26 Juli yang

digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.2

dibawah ini:

benar salah

91.4 97.8 98.5


85.1
72.8

27.2
14.9 8.6 2.2 1.5

No.JKN tanggal lahirJumlah Kebutuhan signa dosis


Gambar 4.1.2 Kategori kesalahan protokol terapi
38

Dilihat dari gambar 4.1.2 diatas dapat disimpulkan bahwa kategori

kesalahan protokol terapi dengan kesalahan tertinggi terdapat pada pengisian

No.JKN pasien dengan hasil persentase kesalahan sebanyak 85,1%, hal ini terjadi

karena petugas medis sering tidak menuliskan No.JKN karena No.JKN sudah

terdapat di lembaran Surat Elegibilitas Peserta (SEP), tetapi pada beberapa kasus

pasien yang datang mengambil obat ke Apotek rawat jalan RSUP H. Adam Malik

datang hanya membawa protokol terapi dan hasil laboratorium sehingga jika

No.JKN tidak dituliskan akan membuat sedikit kesusahan dalam mencari

No.rekam medis dan melihat obat apa saja yang akan diberikan kepada pasien,

sehingga pasien akan kembali meminta Lembar SEP kepada tenaga medis yang

bertugas di poliklinik. Jika tidak terjadi kesalahan dalam pengisian No.JKN

pasien maka dapat mempermudah tenaga medis yang bertugas di Apotek dalam

mengakses No.rekam medis dan dengan cepat dapat memberikan obat yang

dibutuhkan oleh pasien rawat jalan tersebut.

Selanjutnya kesalahan yang terjadi diikuti dengan kesalahan pengisian

tanggal lahir pasien dengan persentase kesalahan 27,2%, umumnya kesalahan ini

terjadi karena tanggal lahir pasien juga sudah tertera di lembar SEP pasien,

sehingga tenaga medis yang bertugas sering lalai dalam mengisi tanggal lahir

pasien.

Selain itu kesalahan lainnya pada pengisian kategori protokol terapi

terdapat pada tiga kategori lainnya seperti pengisian dosis obat, signa obat dan

jumlah kebutuhan obat yang pasien gunakan. Berdasarkan hasil penelitian yang

peniliti teliti tentang protokol terapi pasien rawat jalan di RSUP H. Adam Malik

dengan rentang periode 25 Juni-26 Juni didapatkan hasil kesalahan kategori


39

pengisian jumlah kebutuhan obat sebesar 8,6%, sedangkan pada kategori

pengisian signa obat didapatkan hasil sebesar 2,2% dan kategori pengisian dosis

obat pasien didapatkan hasil 1,5%.

4.1.4 Poliklinik yang banyak melakukan kesalahan dalam pengisian


protokol terapi

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai persentase poliklinik yang

banyak melakukan kesalahan dalam pengisian protokol terapi pasien rawat jalan

RSUP H. Adam Malik periode 25 Juni-26 Juli dengan berdasarkan semua

kategori yang digunakan sebagai sampel dapat dilihat pada gambar 4.1.3

dibawah ini:

Poli yang banyak melakukan kesalahan

Penyakit Dalam
17%
Neurologi
6% Paru
5% 51% Bedah Onkologi
9%
Endokrinologi
12% Poli Lainnya

Gambar 4.1.3 Jumlah poliklinik yang banyak melakukan kesalahan

Dilihat pada hasil gambar 4.1.3 diatas dapat diketahui bahwa poliklinik

yang banyak melakukan kesalahan dalam pengisian protokol terapi adalah

poliklinik penyakit dalam dengan jumlah persentase sebesar 51%, kemudian

diikuti dengan poliklinik neurologi dengan jumlah persentase sebesar 12%,

selanjutnya diikuti dengan poliklinik paru dengan jumlah persentase sebesar 9%,

kemudian diikuti dengan poliklinik onkologi dengan persentase sebesar 5%, dan

sisanya sebanyak 17% adalah poliklinik lainya seperti pasien poliklinik bedah
40

digestive, hematologi, gastro, mata, rheumatologi, neprologi, alergi, bedah syaraf,

kulit dan kelamin, respirologi, pediatri, TB-DOT, psikiatri, thalasemia, kardiologi,

anak,bedah urologi, bedah anak, nematologi, dan THT.

4.1.5 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori


pengisian No.JKN

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai kesalahan protokol terapi

berdasarkan Poliklinik dengan kategori pengisian No.JKN pada protokol terapi

pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik periode 25 Juni-26 Juli yang digunakan

sebagai sampel dapat dilihat pada di gambar 4.1.4 dibawah ini:

kesalahan berdasarkan pengisian No.JKN

Penyakit Dalam
21%
Neurologi
47% Paru
5%
5% Bedah Onkologi

9% Endokrinologi

13% Poli Lainnya

Gambar 4.1.4 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori


pengisian No.JKN

Dilihat pada hasil gambar 4.1.4 diatas dapat diketahui bahwa kesalahan

tertinggi pada kategori pengisian No.JKN yang terdapat pada protokol terapi

dilakukan oleh poliklinik penyakit dalam dengan jumlah 565 pasien atau sebesar

47%, kemudian disusul dengan poliklinik neurologi dengan jumlah 147 Pasien

atau sebesar 13%, dan kemudian poliklinik paru dengan jumlah 110 pasien atau

sebesar 9%, kemudian disusul dengan poliklinik bedah onkologi dan

endokrinologi dengan masing-masing jumlah pasien sebanyak 62 pasien atau


41

sebesar 5%, sisanya sebanyak 19% adalah pasien asal poliklinik lainya seperti

pasien poliklinik bedah digestive, poliklinik hematologi, poliklinik

gastro,poliklinik mata, poliklinik rheumatologi, poliklinik neprologi, poliklinik

alergi, poliklinik bedah syaraf, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik respirologi,

poliklinik pediatri, poliklinik TB-DOT, poliklinik psikiatri, poliklinik thalasemia,

poliklinik kardiologi, poliklinik anak, poliklinik bedah urologi, poliklinik

nematologi, dan poliklinik THT.

4.1.6 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori


pengisian tanggal lahir

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai kesalahan protokol terapi

berdasarkan poliklinik dengan kategori pengisian tanggal lahir pada protokol

terapi pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik periode 25 Juni-26 Juli yang

digunakan sebagai sampel dapat dilihat pada gambar 4.1.5 dibawah ini:

Kesalahan berdasarkan pengisian tanggal lahir/umur


pasien
Penyakit Dalam
3%
5% 8% Neurologi

Paru
8%
Bedah Onkologi
15% 61%
Kardiologi

Poli Lainnya

Gambar 4.1.5 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan


kategori pengisian tanggal lahir

Berdasarkan gambar 4.1.5 diatas dapat diketahui bahwa kesalahan

tertinggi dengan kategori pengisian tanggal lahir pasien yaitu terdapat pada pasien

asal poliklinik penyakit dalam dengan jumlah 209 pasien atau sebesar 62%,
42

kemudian disusul dengan poliklinik neurologi dengan jumlah 51 Pasien atau

sebesar 15%, dan kemudian poliklinik paru dengan jumlah 27 pasien atau sekitar

8%, selanjutnya diikuti oleh poliklinik bedah onkologi dengan jumlah 16 pasien

atau sekitar 5%, dan poliklinik kardiologi dengan jumlah 12 pasien atau sebesar

3% dan sisanya sebanyak 8% adalah pasien asal poliklinik lainya seperti

poliklinik bedah urologi dengan jumlah 10 pasien, poliklinik psikiatri dengan

jumlah 8 pasien, poliklinik thalasemia dengan junlah 4 pasien, dan poliklinik anak

dengan jumlah 2 pasien.

4.1.7 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori


pengisian dosis

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai kesalahan protokol terapi

berdasarkan Poliklinik dengan kategori pengisian Dosis obat pada protokol terapi

pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik periode 25 Juni-26 Juli yang digunakan

sebagai sampel dapat dilihat pada gambar 4.1.6 dibawah ini:

Kesalahan berdasarkan pengisian dosis obat pasien

Penyakit Dalam
30%
40% Neurologi
Bedah Onkologi
10% Poli Lainnya
20%

Gambar 4.1.6 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan


kategori pengisian dosis.

Pada hasil gambar 4.1.6 diatas dapat diketahui bahwa pengisian dosis obat

yang pasien gunakan pada protokol terapi pasien rawat jalan RSUP H. Adam

Malik periode 25 Juni-26 Juli sudah baik, tetapi ada beberapa pasien yang tidak
43

dituliskan dosis obat yang digunakan oleh pasien seperti terdapat pada poliklinik

penyakit dalam dengan jumlah pasien 8 orang atau sebesar 40%, selanjutnya

diikuti oleh pasien asal poliklinik neurologi dengan jumlah 4 pasien atau sebesar

20%, kemudiian diikuti oleh pasien poliklinik bedah onkologi 2 pasien atau

sebesar 10 pasien, sisanya 30% persen adalah pasien asal endokrinologi,

poliklinik bedah syaraf, poliklinik psikiatri, thalasemia, poliklinik anak dan

poliklinik bedah urologi dengan jumlah masing-masing 1 pasien.

4.1.8 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori


pengisian signa atau aturan pakai obat

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai kesalahan protokol terapi

berdasarkan poliklinik dengan kategori pengisian signa atau aturan pakai obat

pada protokol terapi pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik periode 25 Juni-26

Juli yang digunakan sebagai sampel dapat dilihat pada gambar 4.1.7 dibawah ini:

Kesalahan berdasarkan pengisian signa obat

33% Penyakit Dalam


40%
Bedah Urologi
Endokrinologi
Poli Lainnya
10%
17%

Gambar 4.1.7 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan


kategori pengisian signa atau aturan pakai obat

Pada hasil gambar 4.1.7 diatas dapat diketahui bahwa pengisian signa atau

aturan pakai obat yang pasien gunakan pada protokol terapi pasien rawat jalan

RSUP H. Adam Malik periode 25 Juni-26 Juli sudah baik, tetapi ada beberapa
44

pasien tidak dituliskan signa atau aturan pakai obat yang digunakan oleh pasien

seperti terdapat pada poliklinik penyakit dalam dengan jumlah pasien 12 orang

dengan persentase sebanyak 40%, kemudian diikuti oleh pasien bedah urologi 5

pasien dengan persentase 17%, poliklinik endokrinologi 3 pasien dengan

persentase 10%, dan sisanya dengan persentase 33% diisi oleh poliklinik lainnya

seperti poliklinik Neurologi, bedah onkologi dan poliklinik paru dengan jumlah 2

pasien, pasien poliklinik psikiatri, thalasemia, poliklinik bedah anak, dan

poliklinik onkologi dengan jumlah masing-masing 1 pasien.

4.1.9 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan kategori


pengisian jumlah kebutuhan

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai kesalahan protokol terapi

berdasarkan poliklinik dengan kategori pengisian jumlah kebutuhan obat pada

protokol terapi pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik periode 25 Juni-26 Juli

yang digunakan sebagai sampel dapat dilihat pada gambar 4.1.8 dibawah ini:

Kesalahan berdasarkan pengisian jumlah kebutuhan obat

14% Penyakit Dalam


8% Endokrinologi
paru
12% 53%
Psikiatri
13% Poli Lainnnya

Gambar 4.1.8 Kesalahan protokol terapi berdasarkan poliklinik dengan


kategori pengisian jumlah kebutuhan obat

Berdasarkan gambar 4.1.8 diatas dapat diketahui bahwa kesalahan

protokol terapi pada kategori pengisian jumlah kebutuhan obat yang pasien

gunakan pada protokol terapi pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik periode
45

25 Juni-26 Juli didapatkan hasil bahwa kesalahan pada pangisian jumlah

kebutuhan obat yang pasien gunakan terdapat pasien asal poliklinik penyakit

dalam dengan jumlah 62 pasien dengan persentase sebesar 53%, kemudian diikuti

oleh pasien asal poliklinik endokrinolgi dengan jumlah 15 pasien dengan

persentase sebesar 13%, selanjutnya diikuti oleh pasien asal poliklinik paru

dengan jumlah 14 Pasien dengan persentase sebesar 12 % , selanjutnya diikuti

oleh pasien asal poliklinik psikiatri degan jumlah 9 pasien dengan persentase 8%,

dan sisanya sebanyak 14% diikuti oleh pasien asal poliklinik lainnya seperti

pasien asal poliklinik neurologi 5 pasien,bedah onkologi 4 pasien, poliklinik

neprologi, poliklinik alergi, poliklinik bedah syaraf, poliklinik thalasemia,

poliklinik kardiologi, poliklinik anak dan poliklinik bedah urologi dengan masing-

masing jumlah 1 pasien.

4.1.10 Persentase jumlah total kesesuaian dan ketidaksesuaian resep obat


terhadap protokol terapi berdasarkan semua kategori

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai persentase kesesuaian dan

ketidaksesuaian resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan semua kategori

yang dijadikan sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.9

dibawah ini:

4%

Kesesuaian
ketidaksesuaian
96%

Gambar 4.1.9 Persentase jumlah total kesesuaian dan ketidaksesuaian


antara resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan semua
kategori
46

Pada gambar 4.1.9 diatas didapatkan kesimpulan bahwa kesesuaian antara

resep obat terhadap protokol terapi didapatkan hasil kesesuaian sebanyak 96%,

sedangkan ketidaksesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi didapatkan

hasil sebanyak 4%. Kesesuaian dan ketidaksesuaian ini di analisis berdasarkan

semua ketegori yaitu kategori dosis obat, kategori signa atau aturan pemakaian

obat, dan jumlah kebutuhan obat yang pasien gunakan.

Ketidaksesuaian yang terjadi diakibatkan oleh ketidaklengkapan protokol

terapi pasien, sehingga terjadi ketidaksesuaian tersebut.

4.1.11 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian berdasarkan kategori


dosis obat

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai persentase kesesuaian dan

ketidaksesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan kategori

dosis obat pada pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik periode 25 Juni-26 Juli

yang digunakan sebagai sampel dapat dilihat pada gambar 4.1.10 dibawah ini:

2%

kesesuaian
ketidaksesuaian

98%

Gambar 4.1.10 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian antara resep


obat terhadap protokol terapi berdasarkan kategori dosis obat

Pada hasil gambar 4.1.10 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase

kesesuaian dan ketidaksesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi pada
47

kategori dosis obat didapatkan hasil kesesuaian 98,5%, dan terdapat

ketidaksesuaian sebanyak 1,5%. Ketidaksesuaian dosis obat ini disebabkan oleh

pada beberapa kasus di protokol terapi pasien tenaga medis tidak menuliskan

dosis obat yang digunakan oleh pasien, sebagai contoh pada kasus pasien dengan

inisial pasien no 178, di protokol terapi petugas medis hanya menuliskan nama

obat yang akan diberikan misalnya Harnal dan Avodart, tetapi petugas medis tidak

menuliskan dosis Harnal dan Avodart yang akan diberikan kepada pasien tersebut.

4.1.12 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian berdasarkan kategori


signa atau aturan pemakaian obat

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai persentase kesesuaian dan

ketidaksesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan kategori

signa atau aturan pemakaian obat pada pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik

periode 25 Juni-26 Juli yang digunakan sebagai sampel dapat dilihat pada gambar

4.1.11 dibawah ini:

2%

kesesuaian
ketidaksesuaian

98%

Gambar 4.1.11 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian antara resep obat


terhadap protokol terapi berdasarkan kategori signa atau aturan
pemakaian obat

Pada hasil gambar 4.1.11 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase

kesesuaian dan ketidaksesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi pada

kategori signa atau aturan pemakaian obat didapatkan hasil kesesuaian 98%, dan
48

terdapat ketidaksesuaian sebanyak 2%. Ketidaksesuaian signa obat ini disebabkan

oleh pada beberapa kasus di protokol terapi pasien tenaga medis tidak menuliskan

signa obat atau aturan pemakaian obat yang digunakan oleh pasien. Sebagai

contoh pada pasien dengan insial pasien no 377, pasien menerima obat Euthyrox

100 mg, tetapi petugas medis tidak menuliskan signa atau aturan pemakaian obat

tersebut.

4.1.13 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian berdasarkan kategori


jumlah kebutuhan obat

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai Persentase kesesuaian dan

ketidaksesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi berdasarkan kategori

jumlah kebutuhan obat pada pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik periode 25

Juni-26 Juli yang digunakan sebagai sampel dapat dilihat pada gambar 4.1.12

dibawah ini:

8%

kesesuaian
ketidaksesuaian

92%

Gambar 4.1.12 Persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian antara resep obat


terhadap protokol terapi berdasarkan kategori jumlah kebutuhan

Pada hasil gambar 4.1.12 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase

kesesuaian dan ketidaksesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi pada

kategori jumlah kebutuhan obat pasien didapatkan hasil kesesuaian 92%, dan

terdapat ketidaksesuaian sebanyak 8%. Ketidaksesuaian jumlah kebutuhan ini


49

disebabkan oleh pada beberapa kasus di protokol terapi pasien tenaga medis tidak

menuliskan jumlah kebutuhan obat yang dikonsumsi oleh pasien. Sebagai contoh

pada pasien dengan inisial pasien no 173, pasien menerima obat Metformin 500

mg dan glimepiride 2 mg, tetapi petugas medis tidak menuliskan jumlah

kebutuhan obat yang akan digunakan pasien tersebut.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan

kesesuaian antara resep obat terhadap protokol terapi di Apotek rawat jalan RSUP

H. Adam Malik pada Periode 25 Juni-26 Juli 2018 adalah sebagai berikut:

1. Kategori kesalahan pada protokol terapi didapatkan hasil kesalahan tertinggi

terdapat pada pengisian No.JKN pasien dengan hasil persentase kesalahan

sebanyak 85,1%, selanjutnya disebabkan oleh kesalahan pada pengisian

tanggal lahir pasien dengan persentase kesalahan 27,2%, kemudiaan diikuti

dengan kesalahan pada pengisian jumlah kebutuhan obat pasien dengan

persentase kesalahan sebesar 8,6%, selain itu kesalahan pada protokol terapi

juga terdapat pada kategori pengisian signa obat didapatkan hasilpersentase

kesalahan sebesar 2,2% dan kategori pengisian dosis obat pasien dengan

kategori kesalahan sebesar 1,5%.

2. Hasil kesesuaian sebanyak 96%, sedangkan ketidaksesuaian antara

didapatkan hasil sebanyak 4%. Kesesuaian dan ketidaksesuaian ini di analisis

berdasarkan semua ketegori yaitu kategori dosis obat, kategori signa atau

aturan pemakaian obat, dan kategori jumlah kebutuhan obat yang pasien

gunakan.

5.2 Saran

1. Disarankan kepada RSUP H. Adam Malik supaya lebih menekankan kepada

tenaga medis yang berada di Poli untuk dapat mengisi protokol terapi pasien

dengan teliti dan benar untuk menghindari ketidaksesuaian antara resep obat

terhadap protokol terapi pasien dengan cara melakukan sosialisasi dan

50
51

pelatihan tentang formularium nasional dan pengisian cara pengisian

protokol terapi yang lengkap.

2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti pengaruh

ketidaksesuaian antara protokol terapi terhadap resep obat pasien terhadap

mutu pelayanan apotek.


DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2000. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


Hal. 92-93

Aditama. 2002. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua. Jakarta: UI-
Press. Hal. 178

Anief, M. 1997. Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Edisi ke 3. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Hal. 148

Bobb, A., Gleason, K., Husch, M., Feinglass, J., Yarnold, P.r., Noskin, G.A. 2004
The Epidemiology of Prescribing Errors. The Potential Impact of
Computerized Prescriber Order Entry. Arch Intern Med. Hal. 789-792.

BPOM RI. 2008. Infromatorium Obat Nasional Indonesia. (IONI). Badan


Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. Terdapat di:
http://Pionas.pomgo.id/ioni/pedoman-umum . Diakses pada tanggal 23 Mei
2018.

Depkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58


Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Jakarta: Depkes RI. Hal. 8, 47, 48, 49.

Depkes. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun 2016 tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI. Hal.
27-39

Depkes RI. 2004. Keputusan Mentri Kesehatan No.1027/Kep/IX.2004/. Standar


Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Depkes RI. Hal. 37

Fita Rahmawati dan R.A. Oetari. 2002. Tinjauan Aspek Legalitas dan
Kelengkapan Resep di Apotek-apotek Kota Madya Yogyakarta: Majalah
Farmasi Indonesia. Hal. 88

Fitriah, R. 2012. Evaluasi Kerasionalan Penggunaan Obat dengan Standar


Pelayanan Medis Sebagai Pengendali Beberapa Penyakit di RSUD
Panembahan Senopati Bantul. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Hal. 23-26

Gultom, J.R. 2008. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Jalan di
Poliklinik Rumah Sakit Azra Tahun 2008. Skripsi Ilmiah. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hal. 9-11

Hartayu, T. S., Widayati A. 2005. Kajian Kelengkapan Resep Pediatri Yang


Berpotensi Menimbulkan Medication Erorr di Dua Rumah Sakit dan 10
Apotek. Yogyakarta: Journal of Pharmaceutical Sciences and Community.
Hal. 2-5

52
53

Jas, A. 2009. Perihal Resep & Dosis Serta Latihan Menulis Resep. Edisi 2.
Medan: Universitas Sumatera Utara Press. Hal. 1-15

Kemenkes. 2014. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 35.2014.


Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes. 2016. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


72.2016. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta:
Kemenkes RI.

Kepmenkes RI. 2013. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


328/Menkes/IX/2013 Tentang Formularium Nasional. Jakarta: Kemenkes
RI.

Madrid, I, Velazquez, G.Fefer. 1998. Pharmaceutical and Healt Sector Reform In


America. Geneva: World Health Organization

Nadeem, H. 2001. A Survey Of Prescription Errors in General Practice.


Pharmacist Journal: Vol 267. Hal. 55-60

Permenkes. 1980. Tentang Apotek. Peraturan Pemerintah No.25. Tentang


Perubahan Atas Pemerintah No.26 Tahun 1965. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

Pohan, Imbalo. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-dasar


Pengertian dan Penerapan. Jakarta: Kedokteran EGC.

Siregar, C.J.P. 2003. Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan. Jakarta:
Kedokteran EGC. Hal. 192-198

Siregar. 2004. Farmasi Rumah Sakit,Teori dan Penerapan. Jakarta: Kedokteran


ECG. Hal. 89-93

Undang-undang Kesehatan. 2000. No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.


Surabaya: Ariloka. Hal. 6,22,28

Wolper P.; Wolper, F.;Lawrence. 1987. Administrasi Layanan Kesehatan. Jakarta:


Kedokteran ECG. Hal. 548

World Health Organization .WHO). 2004. The world medicine situation. Geneva:
WHO press. Hal. 15
54

Lampiran 1. Surat izin penelitian


55

Lampiran 1. (Lanjutan)

Lampiran 2. Surat Ethical Clearance (EC)


56

Lampiran 2. Surat Ethical Clearance (EC)


57

Lampiran 3. Surat selesai penelitian


58

Lampiran 4. Contoh resep obat pasien

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik

RESEP OBAT

No.Resep :

No.RM :

Tanggal :

Asal Resep :

Dokter :

Cara bayar :

No Nama Obat Jumlah Signa Jumlah hari


59

Lampiran 5. Contoh protokol terapi pasien

PROTOKOL TERAPI
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK
SURAT KETERANGAN
NO : ...............................
Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :
Nama ................. ..............................
Tanggal Lahir ..... ..............................
Jenis Kelamin ..... ..............................
Nomor JKN ........ ..............................
Diagnosa ............ ..............................
1. Protokol Terapi
1. .......................................... Dosis/kali
2. .......................................... Dosis/kali
3. .......................................... Dosis/kali
4. .......................................... Dosis/kali
2. Regimen Pemberian .......................
3. Jadwal Pemberian...........................
4. Jumlah Kebutuhan .........................

Mengetahui,
Medan,
Tim Pengendali RS Dokter Ahli

( ........... ……………) (……………..)


60

Lampiran 6. Contoh evaluasi kesesuaian protokol terapi terhadap protokol


terapi berdasarkan dosis obat
61

Lampiran 6. (Lanjutan)
62

Lampiran 7. Contoh evaluasi kesesuaian protokol terapi terhadap protokol


terapi berdasarkan signa obat
63

Lampiran 7. (Lanjutan)
64

Lampiran 8: Contoh evaluasi kesesuaian protokol terapi terhadap protokol terapi


berdasarkan jumlah kebutuhan obat
65

Lampiran 8. (Lanjutan)
67

Lampiran 9. Contoh lembar pengumpulan data


Nama Jenis No.Kp tanggal dosis obat di Dosis obat di signa obat di signa obat di jumlah kebutuhan Jumlah kebutuhan di
Pasien Kelamin Poli/ asal Resep JKN lahir PT Resep PT resep di PT Resep

Pasien 1 P NEUROLOGI Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar
BEDAH
Pasien 2 P ONKOLOGI Salah Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar
PENYAKIT
Pasien 3 L DALAM Salah Salah Benar Benar Salah Benar Salah Benar
BEDAH
Pasien 4 P ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 5 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 6 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
PENYAKIT
Pasien 7 L DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 8 L NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
PENYAKIT
Pasien 9 L DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
PENYAKIT
Pasien 10 l DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
PENYAKIT
Pasien 11 P DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
PENYAKIT
Pasien 12 L DALAM Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar
PENYAKIT
Pasien 13 P DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
PENYAKIT
Pasien 14 L DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 15 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 16 P PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 17 P THALASEMIA Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
PENYAKIT
Pasien 18 L DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

66
68

Lampiran 9. (Lanjutan)

Pasien 19 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 20 L PARU Salah Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar

Pasien 21 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 22 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

Pasien 23 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 24 P KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 25 P KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 26 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Salah Benar Benar Benar

Pasien 27 L PENYAKIT DALAM Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 28 L PENYAKIT DALAM Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 29 L KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 30 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

Pasien 31 L KARDIOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 32 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 33 L NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 34 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 35 P PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 36 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 37 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 38 P BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 39 P PSIKIATRI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

67
69

Lampiran 9. (Lanjutan)

Pasien 40 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 41 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 42 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 43 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 44 L PARU Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 45 L PARU Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 46 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 47 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

Pasien 48 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 49 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 50 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 51 L THALASEMIA Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 52 L PENYAKIT DALAM Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 53 L PARU Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 54 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 55 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 56 L PARU Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 57 P BEDAH ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 58 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 59 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

68
70

Lampiran 9. (Lanjutan)

Pasien 60 P BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 61 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 62 P ANAK Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 63 P BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 64 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 65 L PARU Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

Pasien 66 L ANAK Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 67 L BEDAH UROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 68 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 69 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar
Pasien 70 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 71 P KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 72 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 73 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 74 L BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 75 P PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 76 P THALASEMIA Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 77 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 78 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 79 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

69
71

Lampiran 9. (Lanjutan)

Pasien 80 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 81 P BEDAH ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 82 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 83 P BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 84 P BEDAH ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 85 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 86 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 87 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 88 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 89 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 90 L THALASEMIA Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 91 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 92 P ANAK Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 93 p BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 94 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Pasien 95 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 96 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 97 L BEDAH UROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Pasien 98 P PSIKIATRI Salah Salah Benar Benar Salah Benar Salah Benar

pasien 99 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 100 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

70
72

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 101 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 102 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 103 P PARU Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 104 P ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 105 L KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 106 P NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 107 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 108 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 109 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 110 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 111 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 112 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Salah Benar Benar Benar

pasien 113 P BEDAH ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 114 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 115 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 116 P BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 117 P BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 118 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 119 L PARU Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

71
73

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 120 L KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 121 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 122 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 123 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 124 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 125 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 126 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 127 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 128 P BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 129 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 130 P THALASEMIA Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 131 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 132 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 133 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 134 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 135 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 136 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 137 L BEDAH ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 138 L KARDIOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

72
74

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 139 L BEDAH UROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 140 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 141 P NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 142 L NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 143 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 144 P PARU Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 145 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 146 P KARDIOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 147 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 148 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 149 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 150 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 151 P NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 152 P BEDAH ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 153 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 154 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 155 P THALASEMIA Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 156 P NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 157 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

73
75

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 158 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 159 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 160 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 161 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 162 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 163 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 164 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 165 P ENDOKRINOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 166 L BEDAH DIGESTIVE Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 167 L KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 168 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 169 L NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 170 L KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 171 P BEDAH ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 172 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar
pasien 173 P PENYAKIT DALAM Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 174 L KARDIOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 175 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 176 L PENYAKIT DALAM Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

74
76

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 177 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 178 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar

pasien 179 L PARU Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 180 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 181 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 182 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 183 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 184 P BEDAH UROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 185 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 186 P ENDOKRINOLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 187 P ENDOKRINOLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 188 P BEDAH ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 189 P BEDAH ONKOLOGI Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 190 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 191 P NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 192 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 193 L NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 194 L NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 195 L NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

75
77

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 196 L ENDOKRINOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 197 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 198 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 199 L BEDAH DIGESTIVE Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 200 L NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 201 L NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 202 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 203 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 204 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 205 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 206 P BEDAH DIGESTIVE Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 207 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 208 P NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 209 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 210 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 211 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 212 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 213 P BEDAH ONKOLOGI Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 214 L NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

76
78

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 215 P NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 216 P BEDAH ONKOLOGI Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 217 L BEDAH ONKOLOGI Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 218 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 219 L NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 220 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 221 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 222 P THALASEMIA Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 223 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 224 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 225 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 226 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 227 P BEDAH ONKOLOGI Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 228 L NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 229 P PSIKIATRI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 230 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 231 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 232 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 233 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

77
79

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 234 P NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 235 L NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 236 L NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 237 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 238 P BEDAH ONKOLOGI Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 239 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 240 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 241 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Salah Benar Salah Benar

pasien 242 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 243 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 244 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 245 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 246 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 247 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 248 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 249 L NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 250 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 251 L BEDAH DIGESTIVE Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 252 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

78
80

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 253 L PARU Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 254 P BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 255 L KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 256 L BEDAH UROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 257 P BEDAH ONKOLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 258 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 259 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 260 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 261 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 262 P BEDAH ONKOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar
pasien 263 L NEUROLOGI Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 264 L NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 265 L NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 266 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 267 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar
pasien 268 P PENYAKIT DALAM Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 269 L NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 270 P BEDAH ONKOLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 271 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

79
81

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 272 L Penyakit Dalam Benar Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 273 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 274 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 275 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 276 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 277 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 278 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 279 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 280 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 281 P BEDAH ONKOLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 282 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 283 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 284 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 285 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 286 L HEMATOLOGI Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 287 P PENYAKIT DALAM Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 288 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 289 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 290 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

80
82

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 291 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 292 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 293 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 294 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 295 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 296 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 297 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 298 P BEDAH ONKOLOGI Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 299 P PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 300 P NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 301 L GASTRO Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 302 P GASTRO Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 303 L PARU Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 304 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 305 L MATA Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 306 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 307 P NEUROLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 308 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 309 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

81
83

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 310 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 311 L PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 312 P THALASEMIA Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 313 P ANAK Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 314 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 315 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 316 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 317 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 318 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 319 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 320 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 321 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Salah Benar Benar Benar

pasien 322 P NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 323 L PSIKIATRI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 324 P ENDOKRINOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar
pasien 325 L ENDOKRINOLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 326 P KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 327 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 328 L ENDOKRINOLOGI Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

82
84

Lampiran 9. (Lanjutan)

pasien 329 P ANAK Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 330 P ANAK Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 331 P NEUROLOGI Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 332 L PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 333 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 334 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 335 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 336 P PENYAKIT DALAM Salah Salah Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 337 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar

pasien 338 L NEUROLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar
pasien 339 P PENYAKIT DALAM Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

pasien 340 p KARDIOLOGI Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar

83
84

Lampiran 10. Hasil analisis SPSS

Jenis_kelamin
Frequey Percent Valid Cumulative
Percent Percent

Perempuan 627 46.1 46.1 46.2


Valid
Laki-laki 733 53.8 53.8 100.0
Total 1360 99.9 100.0

Poli_Asal_Resep
Frequeny Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Neurologi 188 13.8 13.8 13.8
Onkologi 1 .1 .1 13.9
Endokrinologi 68 5.0 5.0 18.9
Bedah Digestive 17 1.3 1.3 20.1
Hematologi 7 .5 .5 20.7
Gastro 3 .2 .2 20.9
Mata 1 .1 .1 21.0
Reumatologi 2 .1 .1 21.1
Bedah Anak 1 .1 .1 21.2
Nematologi 1 .1 .1 21.3
Neprologi 8 .6 .6 21.8
Bedah Onkologi 105 7.7 7.7 29.6
Alergi 2 .1 .1 29.7
Bedah Syaraf 2 .1 .1 29.9
Kulit Dan 1 .1 .1 29.9
Kelamin
Respirologi 1 .1 .1 30.0
Pediatric 1 .1 .1 30.1
Tb-Dot 2 .1 .1 30.1
Paru 133 9.8 9.8 39.9
Penyakit Dalam 608 44.7 44.7 84.6
Psikiatri 63 4.6 4.6 89.3
Thalasemia 15 1.1 1.1 90.4
Kardiologi 58 4.3 4.3 94.6
Bedah Urologi 57 4.2 4.2 98.8
Anak 14 1.0 1.0 99.9
Tht 1 .1 1 100.0
Total 1360 100.0 100.0
85

Lampiran 10. (Lanjutan)

No_JKN
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Benar 203 14.9 14.9 14.9
Valid Salah 1157 85.1 85.1 100.0
Total 1360 100.0 100.0

Tanggal_Lahir
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Benar 990 72.8 72.8 72.8
Valid Salah 370 27.2 27.2 100.0
Total 1360 100.0 100.0

Dosis_Obat_Di_PT
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Benar 1340 98.5 98.5 98.5
Valid Salah 20 1.5 1.5 100.0
Total 1360 100.0 100.0

Dosis_Obat_Di_Resep
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Benar 1360 100 100 100.0
Valid Salah 0 0 0
Total 1360 100.0 100.0

Signa_Obat_Di_PT
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Valid Benar 1330 97.8 97.8 97.8
Salah 30 2.2 2.2 100.0
Total 1360 100.0 100.0

Signa_Obat_Di_Resep
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Valid Benar 1360 100 100 100.0
Salah 0 0 0
Total 1360 100.0 100.0
86

Lampiran 10. (Lanjutan)

Jumlah_Kebutuhan_Di_PT
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Benar 1243 91.4 91.4 91.4
Valid Salah 117 8.6 8.6 100.0
Total 1360 100.0 100.0

Jumlah_Kebutuhan_Di_Resep
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Benar 1360 100 100 100,0
Valid Salah 0 0
Total 1360 100.0 100.0

Poli_Asal_Resep * No_Kp_Akses Crosstabulation

No_Kp_Akses Total
Benar Salah
Neurologi 41 147 188
Onkologi 0 1 1
Endokrinologi 6 62 68
Bedah Digestive 7 10 17
Hematologi 2 5 7
Gastro 1 2 3
Mata 0 1 1
Reumatologi 0 2 2
Bedah Anak 1 0 1
Nematologi 0 1 1
Neprologi 3 5 8
Bedah Onkologi 42 63 105
Alergi 0 2 2
Poli_Asal_Rese Bedah Syaraf 0 2 2
p Kulit Dan Kelamin 0 1 1
Respirologi 0 1 1
Pediatric 0 1 1
Tb-Dot 0 1 1
Paru 23 110 133
Penyakit Dalam 43 565 608
Psikiatri 7 56 63
Thalasemia 1 14 15
Kardiologi 10 48 58
Bedah Urologi 11 46 57
Anak 5 9 14
Tb – Dot 0 1 1
Tht 0 1 1
Total 203 1157 1360
87

Lampiran 10. (Lanjutan)

Poli asal_Resep * Dosis_Obat_Di_PT Crosstabulation

Dosis_Obat_Di_
PT
benar Salah Total
Neurologi 184 4 188
Onkologi 1 0 1
Endokrinologi 67 1 68
Bedah Digestive 17 0 17
Hematologi 7 0 7
Gastro 3 0 3
Mata 1 0 1
Reumatologi 2 0 2
Bedah Anak 1 0 1
Nematologi 1 0 1
Neprologi 8 0 8
Bedah Onkologi 103 2 105
Bedah Syaraf 1 1 2
Poli_Asal_Res Kulit Dan 1 0 1
ep Kelamin
Respirologi 1 0 1
Pediatri 1 0 1
Tb-Dot 1 0 1
Paru 133 0 133
Penyakit Dalam 600 8 608
Psikiatri 62 1 63
Thalasemia 14 1 15
Kardiologi 58 0 58
Bedah Urologi 56 1 57
Anak 13 1 14
Tht 1 0 1

Total 1340 20 1360

Poli_Asal_Resep * Dosis_Obat_Di_Resep Crosstabulation

Dosis_Obat_Di_Re Total
sep
benar salah
Neurologi 188 0 188
Onkologi 1 0 1
Poli_Asal_Res
Endokrinologi 68 0 68
ep
Bedah Digestive 17 0 17
Hematologi 7 0 7
88

Lampiran 10. (Lanjutan)

Gastro 3 0 3
Mata 1 0 1
Reumatologi 2 0 2
Bedah Anak 1 0 1
Nematologi 1 0 1
Neprologi 8 0 8
Bedah Onkologi 105 0 105
Alergi 2 0 2
Bedah Syaraf 2 0 2
Kulit Dan 1 0 1
Kelamin
Respirologi 1 0 1
Pediatri 1 0 1
Tb-Dot 1 0 1
Paru 133 0 133
Penyakit Dalam 607 0 608
Psikiatri 63 0 63
Thalasemia 15 0 15
Kardiologi 58 0 58
Bedah Urologi 57 0 57
Anak 14 0 14
Tht 1 0 1

Total 1360 1360

Poli_Asal_Resep * Signa_Obat_Di_PT Crosstabulation

Signa_Obat_Di Total
_PT
benar salah
Neurologi 186 2 188
Onkologi 1 0 1
Endokrinologi 65 3 68
Bedah Digestive 17 0 17
Hematologi 7 0 7
Gastro 3 0 3
Mata 1 0 1
Reumatologi 2 0 2
Bedah Anak 1 0 1
Neprologi 7 1 8
Bedah Onkologi 103 2 105
Alergi 2 0 2
Bedah Syaraf 2 0 2
89

Lampiran 10. (Lanjutan)

Kulit Dan 1 0 1
Kelamin
Respirologi 1 0 1
Pediatri 1 0 1
Tb-Dot 1 0 1
Paru 131 2 133
Penyakit Dalam 596 12 608
Psikiatri 62 1 63
Thalasemia 14 1 15
Kardiologi 58 0 58
Bedah Urologi 52 5 57
Anak 13 1 14
Tht 1 0 1

Total 1330 30 1360

Poli_Asal_Resep * Signa_Obat_Di_Resep Crosstabulation

Signa_Obat_Di_R Total
esep
benar salah
Neurologi 188 0 188
Onkologi 1 0 1
Endokrinologi 68 0 68
Bedah Digestive 17 0 17
Hematologi 7 0 7
Gastro 3 0 3
Mata 1 0 1
Reumatologi 2 0 2
Bedah Anak 1 0 1
Nematologi 1 0 1
Neprologi 8 0 8
Bedah Onkologi 105 0 105
Alergi 2 0 2
Bedah Syaraf 2 0 2
Kulit Dan 1 0 1
Kelamin
Respirologi 1 0 1
Pediatri 1 0 1
Tb-Dot 1 0 1
Paru 133 0 133
Penyakit Dalam 607 0 608
Psikiatri 62 0 63
Kardiologi 58 0 58
90

Lampiran 10. (Lanjutan)

Bedah Urologi 57 0 57
Anak 14 0 14
Tht 1 0 1

Total 1360 0 1360

Poli_Asal_Resep * Jumlah_Kebutuhan_Di_PT Crosstabulation

Jumlah_Kebutuhan_ Total
Di_PT
benar Salah
Neurologi 183 5 188
Onkologi 1 0 1
Endokrinologi 53 15 68
Bedah Digestive 17 0 17
Hematologi 7 0 7
Gastro 3 0 3
Mata 1 0 1
Reumatologi 2 0 2
Bedah Anak 1 0 1
Nematologi 1 0 1
Neprologi 7 1 8
Bedah Onkologi 101 4 105
Alergi 1 1 2
Poli_asal_rese Bedah Syaraf 1 1 2
p Kulit Dan 1 0 1
Kelamin
Respirologi 1 0 1
Pediatric 1 0 1
Tb-Dot 1 0 1
Paru 119 14 133
Penyakit Dalam 546 62 608
Psikiatri 54 9 63
Thalasemia 14 1 15
Kardiologi 56 2 58
Bedah Urologi 56 1 57
Anak 13 1 14

Tht 1 0 1
Total 1243 117 1360
91

Lampiran 10. (Lanjutan)

Poli_Asal_Resep * Jumlah_Kebutuhan_Di_Resep Crosstabulation

Jumlah_Kebutuhan_Di_ Total
Resep
benar salah
Neurologi 188 0 188
Onkologi 1 0 1
Endokrinologi 67 0 68
Bedah Digestive 17 0 17
Hematologi 7 0 7
Gastro 3 0 3
Mata 1 0 1
Reumatologi 2 0 2
Bedah Anak 1 0 1
Nematologi 1 0 1
Neprologi 8 0 8
Bedah Onkologi 105 0 105
Alergi 2 0 2
Poli_asal_rese Bedah Syaraf 2 0 2
p Kulit Dan 1 0 1
Kelamin
Respirologi 1 0 1
Pediatric 1 0 1
Tb-Dot 1 0 1
Paru 131 0 133
Penyakit Dalam 604 0 608
Psikiatri 62 0 63
Thalasemia 15 0 15
Kardiologi 58 0 58
Bedah Urologi 57 0 57
Anak 14 0 14
Tht 1 0 1

Total 1360 0 1360


BIODATA

Nama : Irwina Syafitri


Tempat/Tanggal lahir : Teluk Nilap, 21 Juni 1996
Anak ke : 4 (Empat) dari 6 (Enam) bersaudara
Pekerjaan : Mahasiswi
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Jendral Sudirman Kubu Babussalam
Telepon : 085263419644
Pendidikan : SDN 009 Teluk Nilap
MTS Al-Jami’atul Washliyah
SMAN 1 Kubu Babussalam
Judul Skripsi : Evaluasi Kesesuaian Antara Resep Obat Terhadap
Protokol Terapi Di Apotek Rawat Jalan RSUP H.
Adam Malik.
Dosen Pembimbing : Desy Natalia Siahaan, S.Farm., Apt., M.Farm.
Dra. Nurminda Silalahi, M.Si., Apt.
Indeks Prestasi Kumulatif : 3.34
Orang Tua
Nama Ayah : Ahmad Syafawi
Nama Ibu : Alisna
Pekerjaan
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga

Medan, 29 September 2018

(Irwina Syafitri)

Anda mungkin juga menyukai