Asma
Asma
ASMA
4. M
5. Komplikasi
a. Pneumo thoraks
b. Pneumomediastinum
c. Emfisema subkutis
d. Ateleltaksis
e. Aspergilosis
f. Gagal nafas
g. Bronchitis
6. Penatalaksanaan
a. Pengobatan non farmakologika.
1) Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan
kliententang penyakit asma
2) Menghindari faktor pencetusc.
3) Fisioterapi
b. Pengobatan farmakologika.
1) Agonis beta.Contohnya : Alupent, metrapel
2) Metil Xantin.Contohnya : Aminophilin dan Teopilin
3) Kortikosteroid.Contohnya : Beclometason Dipropinate dengan
dosis 800 empat kali semprot tiap hari.
4) Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnyaanak-
anak . Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
5) Ketotifen. Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1
mg perhari. Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
6) Iprutropioum bromide (Atroven). Atroven adalah anti
kolenergik,diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat
bronkodilator.
c. Pengobatan selama serangan status asthmatikusa.
1) Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam
2) Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
3) Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama
20menit dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit)
dengandosis 20 mg/kg bb/24 jam.
4) Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
5) Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
6) Antibiotik spektrum luas
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan sputum
b. Pemeriksaan darah
c. Foto rontgen
d. Pemeriksaan faal paru
e. Elektrokardiografi
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Waktu terjadinya sakit : Berapa lama sudah terjadinya sakit
2) Proses terjadinya sakit : Kapan mulai terjadinya sakit,
Bagaimana sakit itu mulai terjadi
3) Upaya yang telah dilakukan : Selama sakit sudah berobat
kemana,Obat-obatan yang pernah dikonsumsi.
4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang : TTV meliputi
tekanandarah, suhu, respiratorik rate, dan nadi. Adanya
patofisiologi lainseperti saat diauskultasi adanya
ronky,wheezing.
b. Riwayat kesehatan terdahulu
1) Riwayat merokok,
yaitu sebagai penyebab utama kanker paru-
paru,emfisema, dan bronchitis kronis. Anamnesa harus me
ncakup :Usia mulai merokok secara rutin. Rata-rata jumlah
rokok yangdihisap setiap hari. Usai menghentikan
kebiasaan merokok.
2) Pengobatan saat ini dan masa lalu
3) Alergi
4) Tempat tinggal
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tujuan pengkajian ini : Penyakit infeksi tertentu seperti TBC
ditularkanmelalui orang ke orang. Kelainan alergi seperti asma
bronchial,menujukkan suatu predisposisi keturunan tertentu.
Asma bisa juga terjadiakibat konflik keluarga. Pasien
bronchitis kronis mungkin bermukim didaerah yang tingkat
polusi udaranya tinggi. Polusi ini bukan sebagai penyebab
timbulnyapenyakit tapi bisa memperberat.
d. Pemeriksaan Fisik
Data klinik, meliputi:
1) TTV
2) Keluhan Utama
Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:
Kulit: Warna kulit sawo matang, turgor cukup.
Kepala: Mesochepal, rambut hitam, distribusi
merata, tidak mudahdicabut.
Mata: Conjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil
bulat, isokor,diameter 3 mm, reflek cahaya (+/+).
Telinga: Simetris, serumen (+/+) dalam batas
normal.
Hidung: simetris, septum di tengah, selaput mucosa
basah.
Mulut: gigi lengkap, bibir tidak pucat, tidak kering.
Leher: trachea di tengah, kelenjar lymphoid tidak
membesar, kelenjar tiroid tidak membesar, tekanan
vena jugularis tidak meningkat.
Thorax : Jantung: Ictus cordis tidak tampak dan
tidak kuat angkat, batas jantungdalam batas normal,
S1>S2, regular, tidak ada suara tambahan.Paru-
paru: Tidak ada ketinggalan gerak, vokal fremitus
kanan-kiri, nyeritekan tidak ada, sonor seluruh
lapangan paru, suara dasar vesikulerseluruh lapang
paru, tidak ada suara tambahan.
Abdomen
Inspeksi: Perut datar, tidak ada benjolan.
Auskultasi: Bising usus biasanya dalam batas
normal.
Perkusi: Timpani seluruh lapang abdomen.
Palpasi: ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba,
tidak teraba massa.
EkstremitasSuperior: tidak ada deformitas, tidak ada
oedema, tonus otot cukup.Inferior : deformitas (-),
jari tabuh (-), pucat (-), sianois (-), oedema (-),tonus
otot cukup.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas
b. Gangguan rasa nyaman dan cemas berhubungan dengan
kurang pengtahuan mengenai penyakitnya
c. Gangguan istirahan dan tidur berhubungan dengan sesak nafas.
3. Rencana Tindakan
a. Bersihan jalannafas tidak efektif sehubungan dengan obstruksi
jalan nafas dengan ditandai:Pasien mengeluh sesak. Nafas tidak
teratur.Respirasi :28x / mnt .
Tujuan
Gangguan jalan nafas efektif dengan kriteria jangka pendek
:Pasien mampu mengeluarkan sekret dengan
mudah.Penumpukan sekret berkurang.Pasien tida kmengeluh
sasa knafas jangka panjang.Pasien tidak sesak lagi.
Intervensi
Bantu Pasien untuk mengatur posisi yang nyaman atau semi
flower lingkungan yang bersih + jauh dari polusi.Bantu pasien
untuk batuk efektif dan tarik nafas panjang.Beri penyuluhan
mengenai tekhnik penguapan.
Rasional
Dengan memberikan /mengatur posisi yang nyaman agar
dapat bernafas dengan lega.Batuk efektif dan bernafas panjang
untuk mengeluarkan dahak + melegakan pernafasan. Menjaga
keseimbangan intake output cairan.
b. Gangguan rasa nyaman dan cemas sehubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya yang di tandai
:OS terlihatcemas.OS terlihat murung.
Tujuan
Gangguan rasa nyaman teratasi dengan kriteria jangka pendek
:Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.Pasien mengetahui
akan penyakitnya jangka panjang. Pasien merasa tenang dalam
menghadapi penyakitnya.
Intervensi :
Berikan penjelasan pada pasien secara sopan tentang penyakit
yang sedang di derita.Berikan penjelasan bahwa penyakitnya
akan berkurang sedikit demi sedikit dengan pengobatan yang
teratur.Berikan motivasi dan perhatian atas segala usahayang
dilakukan pasien untuk kesembuhannya.Anjurkan pada pasien
untuk menghindari faktor-faktor pencetus kambuhnya
kembali penyakitnya
Rasional
Mengetahui penyakit memudahkan dimasukan keperawatan
yang sesuai. Mengetahui penyakit upaya +
upaya penyembuhan berlangsung dengan baik. Dapat
mengurangi cemas DS. Dapat menghindari kambuh
kembali penyakitnya.
c. Gangguan istirahat dan tidur sehubungan dengan sesak nafas.
Tujuan
Gangguan istirahat dan tidur teratasi dengan
kriteria:Jangka pendek, pasien dapat istirahat. Jangka panjang,
dapat istirahatdan tidur dengan teratur.
Intervensi
Ciptakan suasana ruangan yang nyaman.Rapihkan
dan bersihkan tempat tidur setiap hari.Atur posisi yang aman
untuk pasien beristirahat dan tidur.
Rasional
Mengurangi kegaduhan agar dapat menambah
ketegangan pasien. Menciptakan kenyamanan istirahat dan
tidur. Mengatur dosis supaya dapat istirahat dan tidur dengan
nyenyak.
h. Pathway