Anda di halaman 1dari 2

Dalam mengelola sediaan farmasi maupun perbekalan farmasi yang ada di apotek kita harus me

lakukan perencanaan terlebih dahulu. Ada 4 metode perencanaan dalam pengadaan (pembelian)
barang di apotek yaitu:

a. Epidemiologi → perencanaan didasarkan pada penyebaran penyakit, wabah, atau penyakit yan
g paling banyak diderita di daaerah itu. Bisa juga kita mencari informasi di puskesmas tentang 1
0 besar penyakit yang paling sering diderita warga sekitar.

b. Konsumsi → direncanakan berdasar pengeluaran barang periode sebelumnya, jadi kita harus
memantau obat apa yang paling banyak keluar di periode sebelumnya dalam menentukan obat
apa yang akan kita beli di periode sekarang ini. Sehingga kita perlu melakukan pngelompokan b
arang menjadi 2 yaitu fast moving dan slow moving.

c. Kombinasi epidemiologi dan konsumsi → direncanakan berdasarkan apa saja yang banyak kel
uar dan epidemologi saat itu. Misal lagi musim hujan banyak yang terserang flu, jadi kita menye
diakan obat flu dalam jumlah besar.

d. JIT (Just In Time) → Jika sedang butuh, baru memesan atau membeli. Metode ini dipilih terut
ama untuk obat yang jarang laku, hargnya mahal, dan keluarnya sedikit.

Pemesanan:

→ Obat dipesan dari PBF dengan disertai SP (surat pesanan) yang ditandatangani oleh apoteker
sehingga ada tanggung jawab penuh terhadap obat yang akan dibeli

Penerimaan:

→ Pengiriman barang disertai faktur (memuat nama PBF, tanggal, jenis dan jumlah barang), kem
udian dicocokkan/pengecekan (ED, keadaan fisik obat, sesuai dengan permintaan jenis dan jumla
h obat). Jika sesuai maka faktur ditandatangani Apoteker /AA (nama terang, SK, cap apotek), da
n faktur asli akan diperoleh jika sudah melunasi pembayaran obat. Obat yang diperoleh dicatat
di buku penerimaan/ED, menyangkut nama PBF yang mengirim barang, harga barang, dan no.b
atch. No.batch penting karena sewaktu-waktu BPOM bisa menarik obat tertentu dengan no.batch
tertentu.

Penyimpanan:

→ Penyimpanan obat dalam wadah asli (misal box, yang terdapat no.batch, keterangan ED). Jika
dipindahkan dari wadah aslinya perlu dicatat kembali nama obat, kapan ED nya, dan no.batch.

Penataan perbekalan farmasi


Harus ditata secara sistematis agar tidak kesulitan dalam mencari.

Bahan baku → dipisahkan serbuk, cairan, dan ynag setengah padat, kemudian disusun berdasark
an alfabetis.

Obat jadi lebih baik disusun berdasarkan bentuk sediaan lalu masing-masing disusun berdasarkan
alfabetis.

Almari khusus → terutama untuk golongan narkotika dan psikotropika harus dipisah penyimpana
nnya dan dalam almari khusus.

Obat dengan persyaratan suhu dingin → simpan di almari es.

Obat generik → bisa juga dikelompokkan jadi 1 rak tersendiri.

Antibiotika → boleh dikelompokkan tersendiri.

Alat kesehatan → boleh dikelompokkan tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai