PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
termasuk kasus yang masih dapat dicegah, trauma mata tetapi menjadi salah satu
pada anak dan dewasa muda. Dewasa muda terutama laki-laki merupakan
kelompok yang kemungkinan besar mengalami trauma mata. Tetapi, lebih banyak
usaha dan rujukan dilakukan secara klinis atau penanganan bedah suatu trauma
mata dianggap sebagai suatu kecelakaan diluar kawalan pasien dan bukan suatu
masalah masyarakat.
Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti
rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks
memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari sunia luar.
Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata
dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberi
1. Trauma tumpul
2. Trauma tembus bola mata
1
3. Trauma kimia
4. Trauma radiasi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas, perumusan masalah yang dapat dibuat yaitu
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum.
Mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai Asuhan Keperawatan
f. Melakukan pendokumentasian.
2
2. Tujuan Khusus.
D. Metode Penulisan
cara menggunakan bahan yang ada kaitanya dengan judul makalah ini
berupa buku–buku baik dari segi medis maupun dari sumber keperawatan,
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI
Trauma oftalmik / trauma mata merupakan penyebab utama kehilangan
penglihatan unilateral pada orang muda. Sering terjadi akibat kecelakaan did an
sekitar rumah, ledakan baterai, tabrakan kendaraan bermotor atau cidera oalh
raga. Trauma mata bersamaan dengan trauma multiple tidak jarang terjadi.
3
B. EPIDEMIOLOGI
tembus mata. Komposisi benda asing yang biasanya didapatkan adalah logam,
%. Pada sebuah penelitian yang dilakukan pada 297 pasien yang terkena benda
terjadi adalah saat menggunakan palu. Menurut United States Eye Injury Registry
kerja dibandingkan dengan di rumah. Lebih banyak pada laki-laki (93 %) dengan
C. ANATOMI
4
Jaringan uvea merupakan jaringan vaskuler. Jaringan sklera dan uvea
dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki oleh darah bila terjadi
didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar yang
masuk ke dalam boila mata. Otot dilator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang
sfingter iris dan otot siliar dipersarafi parasimpatis. Otot siliar yang terletak di
dengan Fibrae Zonulares dan Spatia Zonularia. Lapisan yang kaya akan
Lapisan ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik
a. Bintik buta, Pars caeca retina (dari Margo pupillaris iridis sampai dengan
Ora serrata)
b. Pars iridica retinae (satu lapis, pigmentasi kuat)
c. Pars ciliaris retinae (satu lapis, tidak berpigmentasi)
5
d. Bagian untuk penglihatan, Pars optica retinae (berlapis banyak)
D. ETIOLOGI
olahraga, dan juga kecelakaan kendaraan bermotor. Selain itu beberapa keadaan
1. Benda asing yang menempel di bawah kelopak mata atas atau pada
impaksi pada pinggir orbita (kok, bola squash, sumbat botol sampanye
asing yang menembus lapisan okular dan juga tertahan dalam mata.
Masuknya benda asing (logam, debu, kayu, bahan tumbuhan, kaca, dan
bahkan bulu serangga) ke dalam kornea dapat terjadi saat memukulkan logam
atau batu, tertiup ke mata oleh angin dan juga lewat cara-cara lain yang tidak
lazim. Biasanya ukuran benda asing itu kecil, terdapat sisi yang tajam, dan dengan
kecepatan yang tinggi. Hal ini dapat terjadi saat memukulkan logam ke logam,
6
memahat ataupun mengoperasikan bor logam. Benda kecil dengan kecepatan
jaringan sekitar. Seringkali, luka di kornea atau antara kornea dan slera bisa
menutup sendiri. Tempat akhir dari benda asing didalam mata dan juga kerusakan
yang ditimbulkan olehnya ditentukan oleh beberapa faktor antara lain ukuran,
bentuk dan juga momentum saat terjadi benturan, serta seberapa dalam
1. Benda Asing .
Cedera mata yang paling sering mengenai sklera, kornea dan
ringan, tetapi beberapa cedera bisa berakibat serius (misalnya luka tembus
pada kornea atau infeksi akibat sayatan maupun cakaran pada kornea)
Penyebab tersering dari cedera pada permukaan mata adalah lensa
kontak. Lensa yang tidak terpasang dengan benar, lensa yang terpasang
terlalu lama, lensa yang tidak dilepas ketika tidur, lensa yang tidak
jelas dan untuk melihat adanya goresan pada permukaan mata, bisa diberikan
obat tetes mata khusus yang mengandung zat warna fluoresensi. Kemudian
7
diberikan tetes mata yang mengandung obat bius untuk mematikan rasa di
tersebut bisa dibuang oleh dokter. Benda asing seringkali bisa diambil
mengguyur mata dengan air yang steril./ irigasi (hati-hati jangan sampai
menyentuh kornea)
Jika benda asing menyebabkan goresan kecil pada permukaan kornea,
segera menutup sebagai reaksi refleks untuk melindungi mata dari luka
bakar. Karena itu hanya kelopak mata yang mungkin mengalami luka bakar,
meskipun panas yang hebat juga bisa menyebabkan luka bakar pada mata.
masuk ke dalam mata. Bahan iritatif ringanpun bisa menyebabkan nyeri dan
Untuk mengobati luka bakar pada kelopak mata, daerah yang terkena dicuci
dengan larutan steril dan diolesi dengan salep antibiotik atau kasa yang
mengandung jeli petroleum. Setelah itu luka dibungkus dengan verban steril.
Luka bakar karena bahan kimia pada mata segera diatasi dengan
mengucurkan air pada mata yang terkena supaya bahan kimia segera
8
Setelah itu diberikan obat tetes mata yang mengandung obat bius dan obat
untuk melebarkan pupil. Antibiotik diberikan dalam bentuk salep. Bisa juga
iris, perforasi mata dan kelainan bentuk kelopak mata). Meskipun telah
bisa diakibatkan oleh trauma tumpul, trauma tajam dan trauma kimia dan
juga benda asing subtarsal. Abrasi kornea bisa berulang dan menyebabkan
warna hijau bila terjadi kerusakan pada epitel kornea. Abrasi dapat terjadi
intensif, fotofobia, sensasi benda asing dan air mata berlebihan. Visus
topikal dan midriatikum untuk merelaksasi iris, dan anestesi local untuk
mengurangi rasa sakit. Pastikan juga tidak terdapat benda asing yang dapat
luasnya kerusakan, dan juga adakah infeksi, benda asing dan mata kering
9
yang bisa menyebabkan kegagalan terapi. Mata kemudian di tutup dengan
penutup yang membuat pasien merasa lebih nyaman, dan tirah baring selama
24 jam diindikasikan pada abrasi yang ekstensif. Bila lapisan bagian bawah
kornea tidak terkena, dapat terjadi penyembuhan tanpa parut biasanya bila
terjadi dalam waktu 1-2 hari, sedangkan bila kerusakan sudah mencapai
mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi
akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar
dan bercampur dengan humor aqueus yang jernih. Darah yang terkumpul
di bilik mata depan dalam cairan aqueus humor biasanya terlihat dengan
bagian bawah bilik mata depan dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang
bilik mata depan. Adanya darah yang terdapat di bilik mata depan dapat
menurunkan penglihatan.
10
Hifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat
kamera anterior akan tampak dari luar. Timbunan darah ini karena gaya
darah mengganggu media refraksi. Darah yang mengisi kamera okuli ini
Selain itu akibat darah yang lama berada di kamera anterior akan
jaringan kornea.
Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan mata yang
darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak.
Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik
mata depan. Selain itu, dapat terjadi peningkatan tekanan intra okular,
11
glaukoma. Terdapat pula tanda dan gejala yang relative jarang: penglihatan
pada kepala dan mata ditutup (bukan dibebat tekan). Pada penderita yang
kembali dan hilang sempurna dalam beberapa hari (4-7 hari) tergantung
12
ditangani dengan segera akan dapat mengembalikan sebagian,, bila tidak
kornea atau struktur anterior lain, atau jelas ada laserasi, tanda lain pupil
mengecil, karena iris tertarik ke tempat cidera dan sering menonjol keluar
kornea atau sclera. Tampak warna hitam pada koroid akibat robekan
sclera.
Penatalaksanaan :
1) Jangan membuat bahaya atau cidera lain, dengan meletakkan
1. Anamnesis
Pada anamnesis perlu diketahui apakah terjadi penurunan visus setelah
cedera atau saat cedera terjadi. Onset dari penurunan visus apakah terjadi
secara progresif atau terjadi secara tiba-tiba. Harus dicurigai adanya benda
13
asing apabila ada riwayat pemakaian palu, pahat, ataupun ledakan, dan harus
berpotensi membutakan.
Anamnesis tentang ketajaman visus sebelum trauma dan riwayat penyakit
mata atau operasi mata amat membantu dalam mendiagnosis suatu trauma
lain.
Setiap laserasi kelopak mata yang letaknya di kantus medialis hendaknya
tidak.
Bila ada kecurigaan adanya laserasi, cidera tembus, atau rupture bola
mata, baik akibat mekanisme cidera ataupun adanya bukti trauma eksternal,
dapat mengakibatkan ekstrusi isi intra okuler dan kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki. Robeknya kelopak mata diatasi dengan meletakkan ibu jari dan jari
14
telunjuk pada batas atas dan batas bawah orbita. Selain itu pasien diingatkan
c. Laserasi konjungtiva
e. Defek iris
h. TIO rendah ( mata lunak) – jangan sekali- kali melakukan palpasi mata
harus dilakukan. Ruptur bola mata adalah segera ditentukan pada pemeriksaan
dapat dilakukan dengan segera dan mengurangi trauma yang lebih lanjut.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Foto polos
Foto polos orbita kurang membantu dalam menentukan kelainan
Posisi-posisi ini berfungsi untuk melihat dasar orbita, atap orbita dan sinus
paranasalis.
b. Ultrasonografi
USG membantu dalam melihat ada tidaknya benda asing di dalam bola
c. CT-scan
CT-scan adalah metode pencitraan paling sensitif untuk mendeteksi ruptur
adanya benda asing serta menampilkan anatomi dari bola mata dan orbita.
d. MRI
MRI sangat membantu dalam mengidentifikasi jaringan lunak bola mata
dan orbita.
F. PENATALAKSANAAN
Empat tujuan utama dalam mengatasi kasus benda asing intraokular adalah :
1. Memperbaiki penglihatan.
2. Mencegah terjadinya infeksi.
3. Mempertahankan arsitektur mata.
4. Mencegah sekuele jangka panjang.
Mata ditutup untuk menghindari gesekan dengan kelopak mata. Benda asing
dibawah penyinaran slit lamp. Penggunaan aplikator dengan ujung ditutupi kapas
sedapat mungkin dihindari, karena dapat merusak epitel dalam area yang cukup
16
Pengeluaran benda asing yang berada di dalam kamera anterior dilakukan
secara parasentesis (bukan tepat di depan celah luka),dengan sudut 90-180º dari
menghindari kerusakan iatrogenik dari endotel kornea dan lensa. Benda asing
yang masuk ke lensa tidak selalu menyebabkan katarak. Kecuali jika ada resiko
terjadinya siderosis atau kerusakannya luas. Pada kasus seperti ini biasanya
lensanya diangkat bersama benda asing didalamnya, atau bisa juga benda
intraocular lens (IOL) diimplantasi. Benda asing yang berada di segmen posterior
yang biasa dilakukan untuk ekstraksi benda asing besi adalah dengan
menggunakan magnet intraokular. Sedangkan untuk benda asing yang bukan besi
pemilihan waktu operasi. Walaupun tidak ada data manapun yang menuliskan
kerugian dari menunda perbaikan dari bola mata lebih dari 36 jam, intervensi
Nyeri
Perdarahan Subrachoroidal
Kontaminasi mikroba
Inflamasi intraocular
17
Non Bedah
Beberapa luka tembus yang sangat minimal secara spontan
ada kerusakan intraocular, prolaps, atau menempelnya benda asing. Kasus ini
sepanjang observasi. Jika luka kornea sudah bocor, tetapi sisa kamar membentuk,
dari produk yang cair ( topical atau sistemik), penambalan, dan terapeutik contact
lens.
Bedah
Penatalaksanaan laserasi tipe corneoscleral dengan prolaps uveal biasanya
integritas bola mata. Tujuan kedua, yang mungkin terpenuhi ketika perbaikan
utama atau selama prosedur yang berikut adalah untuk memugar kembali
perbaikan visus melalui keduanya melalui kerusakan eksternal dan internal pada
mata .
Jika prognosis visus dari mata yang terluka adalah sia-sia dan pasien berisiko
primer hanya dapat dilakukan pada luka yang tidak dapat dilakukan perbaikan
dari segi anatomi, Maka dari itu pasien dianjurkan untuk memilih prosedur lain.
Pada kebanyakan kasus, keuntungan menunda enukleasi untuk beberapa hari jauh
tidak lebih dari 14 hari meskipun demikian mata yang terluka menimbulkan
18
operasi. Vitreoretina atau konsultasi plastic optalmik dan stabilisasi kondisi medis
pasien. Yang terpenting, menunda enukleasi yang gagal mengikuti perbaikan dan
hilangnya persepsi cahaya pada saat pasien mengetahuinya dan disertai kerusakan
G. KOMPLIKASI
Setelah terjadi ruptur dari bola mata, endoftalmitis dan infeksi struktur mata
lainnya bisa terjadi dalam hitungan jam hingga minggu. Oftalmia simpatetik
adalah penyakit inflamasi yang bisa terjadi pada mata yang tidak mengalami
trauma beberapa bulan setelah trauma. Penyakit ini diduga suatu suatu respon
imun terhadap jaringan uvea yang terpapar dengan trauma. Gejala seperti nyeri,
penurunan visus dan fotofobia bisa berkurang apabila dilakukan enukleasi pada
H. PROGNOSIS
Prognosisnya mata dapat sembuh dengan baik setelah trauma minor dan
jarang terjadi sekuele jangka panjang karena munculnya sindrom erosi berulang.
dari benda asing berupa besi dapat merusak fungsi retina dengan menghasilkan
radikal bebas. Serupa dengan hal itu, trauma kimia pada mata dapat menyebabkan
gangguan penglihatan berat jangka panjang dan rasa tidak enak pada mata.
diterapi jika terjadi lubang retina pada fovea. Penglihatan juga terganggu jika
koroid pada makula rusak. Dalam jangka panjang, dapat timbul glaukoma
sekunder pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula
19
mengalami kerusakan. Trauma orbita juga dapat menyebabkan masalah kosmetik
dan okulomotor.
BAB III
A. PENGKAJIAN
ketidaknyamanan.
3. Kaji aspek psikososial yang mendukung yang berhubungan dengan
visual.
4. Kaji riwayat klien (kesehatan mata) trauma mata, DM, Hipertensi
5. Kaji masalah yang menyebabkan klien mencari pertolongan
kesehatan
6. Tanyakan riwayat nyeri pada mata, foto fobia, rasa terbakar, air mata
berlebihan, diplopia.
7. Kaji riwayat kesehatan keluarga tentang penyakit mata
20
8. Kaji riwayat pekerjaan, hobby, rekreasional, penggunaan kaca mata
pengaman
9. Kapan terakhir periksa mata, apakah klien mengenakan kaca mata
10. Kaji pengobatan yang sudah dipakai untuk menangani
11. Pemeriksaan fisik: konjungtiva , sklera, kornea, pupil, dan fundus
Tanggal, waktu dan lokasi kejadian trauma perlu dicatat. Hal ini
trauma. Apakah alat berupa paku, pecahan besi, kawat, pisau, jenis
kayu, bambo dll. Perlu juga ditanyakan apakah alat tersebut berupa
jarak dan arah penyebabnya trauma mata, posisi kepala, dan arah
21
matanya. Perlu ditanyakan apakah perubahan visus terjadi secara
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
operasi.
5. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan
penglihatan
6. Isolasi social yang berhubungan dengan keterbatasan kemampuan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan :
22
Intervensi :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
nyeri.
Rasional :
Identifikasi status dan karakteristik nyeri yang dialami memudahkan
intervensi selanjutnya
- Observasi tanda-tanda vital
Rasional :
Peningkatan status nyeri dapat menyebabkan perubahan haemodinamik
- Ajarkan teknik manajemen nyeri dengan menarik napas dalam dan
aktivitas terapetik
Rasional :
Tarik napas dalam dapat meningkatakan relaksasi dan mengurangi
penghilangan nyeri
- Instruksikan klien untuk lapor apabila nyeri bertambah hebat ( skala
nyeri > 3)
Rasional :
Partisipasi langsung penanganan dan deteksi dini untuk pengelolaan
23
Rasional :
Nyeri dapat disebabkan karena factor fisik yaitu luka terbuka dan psikis
-Kaji tingkat kecemasan pasien ( skala 1-4) (ringan, sedang, berat dan
panik)
Rasional :
Rasional :
24
Memebrikan keyakinan pada klien akan fungsi organ lain yang dapat
Intervensi :
-Reorientasikan kepada pasien secara berkala terhadap realitas dan
rasa terkejut
operasi.
Intervensi
-Jelaskan aktivitas serta dorong klien untuk mendiskusikan
kekhawatirannya.
Rasional :
Mengetahui prosedur operasi dan perawatan pasca operasi dapat
penglihatan
Intervensi :
25
Rasional :
Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan aktivitas minimal
Rasional :
Rasional :
kerusakan penglihatan.
Intervensi :
-Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional :
Dengan member kesempatan pada klien untuk mengekspresikan
terhadap situasi.
- Dorong klien untuk menerima pengunjung dan bersosialisasi serta
bila diperbolehkan.
Rasional :
Menjaga fikiran klien untuk tetap sibuk.
D. EVALUASI
Hasil yang diharapkan
26
1. Mengalami Peredaan nyeri
a. Menggunakan obat yang diresepkan untuk mengatasi iritasi, untuk
pelindung.
2. Tampak tenang dan bebas dari ansietas.
3. Menghadapi keterbatasan dalam persepsi sensori.
a. Nampak berorientasi terhadap waktu, tempat, dan lingkungan
sekitar.
b. Berespon terhadap orang lain sewajarnya.
4. Menerima program penanganan dan menjalankan anjuran secara aman
dan tepat.
a. Mencuci tangan sebelum meneteskan tetes mata dan menggunakan
obat.
b. Melaporkan setiap tanda yang tak diharapkan, seperti keluar air
dianjurkan.
d. Mengajukan pertanyaan yang perlu dan berhubungan selama
27
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas SH, Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga, Jakarta, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia:2006.p.259-270
Nn, Anatomi Mata [online] [cited 2008 Agust 6 th] Available from URL
http://www.medicine.ukm.my/wiki/index.php/Anatomi_mata
Nn, Birmingham Eye Trauma Terminology. In: American Society of Ocular
http://www.useironline.org/pdf/bett.pdf
Aronson AA, Corneal Laceration [online] 2008 [cited 2008 May 20th] Available
http://www.emedicine.com/emerg/topic218.htm
Champion available from URL
http://www.lasmangka.blogspot.com/2009/06/trauma-mata-perforans.html
Smeltzer. Suzanne. C, Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3 hal. 2015. EGC. Jakarta
28