Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menerapkan penjaminan mutu pendidikan di satuan pendidikan dasar dan
menengah. Tujuan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah untuk
memastikan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah oleh satuan
pendidikan di Indonesia berjalan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

Sistem Penjaminan Mutu yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan


Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri atas Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
SPMI dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sedangkan SPME dilaksanakan oleh
institusi di luar satuan pendidikan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah,
Badan Standar Nasional Pendidikan, dan Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah.

Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem


penjaminan mutu eksternal sesuai tugas dan kewenangannya akan memperkuat
upaya satuan pendidikan dalam memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu
sesuai kebutuhan nyata di lapangan.

Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Penjaminan Mutu Pendidikan bagi Satuan


Pendidikan ini merupakan petunjuk pelaksanaan yang dapat dijadikan acuan bagi
satuan pendidikan dalam menerapkan sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP)
sesuai dengan kewenangannya. Untuk itu semua pihak diharapkan dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya sehingga dapat melaksanakan tugasnya
dalam mewujudkan pelayanan pendidikan bermutu guna mendorong peningkatan
mutu pendidikan di Kalimantan Barat.

Pontianak, Maret 2019


Kepala LPMP Kalimantan Barat,

Drs. Aristo Rahadi, M.Pd


NIP. 196303051992031003

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i


Daftar Isi ......................................................................................................... ii
Daftar Tabel ................................................................................................... iii
Daftar Gambar ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Dasar Hukum ............................................................................. 2
C. Maksud dan Tujuan .................................................................... 4
D. Hasil yang Diharapkan ................................................................ 5
BAB II SEKOLAH BINAAN ........................................................................... 6
A. Definisi ....................................................................................... 6
B. Kriteria ....................................................................................... 6
C. Sasaran ....................................................................................... 7
D. Target Implementasi SPMI di Satuan Pendidikan .......................... 8
BAB III PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
DI SEKOLAH BINAAN ...................................................................... 9
A. Persiapan ................................................................................... 9
1. Bimtek SPMI ........................................................................ 9
2. Pembentukan TPMPS ........................................................... 10
3. Penyusunan Peta Mutu Sekolah ............................................. 15
4. Penyusunan Rencana Peningkatan Mutu ................................ 18
B. Skenario Pendampingan Sekolah Binaan ...................................... 19
C. Pendampingan SPMI ................................................................... 24
D. Pendampingan Pemenuhan Mutu 8 SNP ..................................... 25
E. Pendampingan Kekhasan Sekolah Binaan ..................................... 26
F. Indikator Keberhasilan Pendampingan ......................................... 28
G. Peran Pemerintah Daerah Dalam Pendampingan ......................... 29
H. Pengimbasan .............................................................................. 29
1. Pola Pengimbasan ................................................................ 29
2. Indikator Keberhasilan Pengimbasan ..................................... 30
I. Pembiayaan ................................................................................ 31
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI ....................................................... 32
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 34

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Sekolah Binaan Per Kabupaten/Kota .................................. 7

Tabel 3.1. Format Pemetaan Mutu 8 SNP ....................................................... 17

Tabel 3.2. Format Rencana Tindak Lanjut/Rekomendasi ................................ 18

Tabel 3.3. Format Program Pemenuhan Mutu ............................................... 18

Tabel 3.4. Format Rencana Peningkatan Mutu ............................................... 19

Tabel 3.5. Format Implementasi Peningkatan Mutu ....................................... 19

Tabel 3.6. Format Roadmap Pemenuhan Mutu 8 SNP ................................... 24

Tabel 3.7. Struktur Program Pendampingan SPMI .......................................... 25

Tabel 3.8. Format Pelaksanaan Pendampingan Pemenuhan Mutu 8 SNP ........ 25

Tabel 3.9. Format Evaluasi Pemenuhan Mutu 8 SNP ...................................... 26

Tabel 3.10. Struktur Program Pendampingan Pemenuhan Mutu 8 SNP ............. 26

Tabel 3.11. Format Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Sekolah Binaan ......... 27

Tabel 3.12. Struktur Program Pendampingan Kekhasan Sekolah Binaan ............ 27

Tabel 3.13. Program Kekhasan ........................................................................ 28

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pentahapan Target Capaian 8 SNP pada Sekolah Binaan ............ 8

Gambar 3.1. Kerangka Acuan Pelatihan SPMI Bagi Sekolah Binaan ................. 10

Gambar 3.2. Struktur Organisasi TPMPS ........................................................ 11

Gambar 3.3. Contoh Capaian 8 SNP Berdasarkan Rapor Mutu ...................... 16

Gambar 3.4. Contoh Capaian 8 SNP Berdasarkan Rapor Mutu ...................... 16

Gambar 3.5. Contoh Capaian Indikator 8 SNP Berdasarkan Rapor Mutu ....... 17

Gambar 3.6. Waktu Pelaksanaan Pendampingan Sekolah Binaan


Tahun 2019 .............................................................................. 22

Gambar 3.7. Alur Pelaksanaan Pendampingan ............................................... 23

Gambar 3.8. Jadwal Waktu Pengimbasan Program Sekolah Binaan ................ 29

Gambar 3.9. Alur Pengimbasan Program Sekolah Binaan ............................... 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pendidikan nasional yang dituangkan dalam Undang-undang Nomor


20 Tahun 2003 adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan
nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan sebagaimana
diamanatkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005. Penjaminan mutu pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi
atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Setiap satuan pendidikan beserta seluruh komponen didalamnya memiliki


tanggungjawab dalam peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan tidak dapat berjalan
dengan baik tanpa adanya budaya mutu pada seluruh komponen satuan
pendidikan. Oleh karena itu, pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan
pada satuan pendidikan dilakukan dengan pendekatan yang melibatkan seluruh
komponen satuan pendidikan (whole school approach) agar seluruh komponen
satuan pendidikan bersama-sama memiliki budaya mutu. Budaya mutu adalah
kesadaran kolektif seluruh ekosistem satuan pendidikan untuk mendorong
terjadinya proses pencapaian dan peningkatan mutu yang tiada henti, terus-
menerus, dan berkelanjutan yang diwujudkan melalui penjaminan mutu secara
mandiri sesuai standar mutu pendidikan. Agar penjaminan mutu dapat berjalan
dengan baik di segala lapisan pengelolaan pendidikan telah dikembangkan
sistem penjaminan mutu pendidikan yang terdiri dari Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).

Sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan


dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan disebut sebagai
SPMI. SPMI mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan

1
memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP. Sistem penjaminan
mutu ini dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh satuan
pendidikan dan juga ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk dituangkan
dalam pedoman pengelolaan satuan pendidikan serta disosialisasikan kepada
pemangku kepentingan satuan pendidikan. Agar pelaksanaan Sistem
Penjaminan Mutu dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan
optimal, perlu dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model
penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, yang selanjutnya
disebut sekolah binaan, sebagai gambaran langsung kepada satuan pendidikan
lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan sehingga terjadi pola
pengimbasan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan
pendidikan di Indonesia.

Pengembangan Sekolah Binaan dan pengimbasannya dimaksudkan untuk


meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan
serta menciptakan budaya mutu pendidikan di satuan pendidikan. Sekolah
Binaan diharapkan menjadi percontohan sekolah berbasis SNP melalui
penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri dan melakukan
pengimbasan penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada sekolah lain
hingga seluruh sekolah terampil menerapkan penjaminan mutu pendidikan
secara mandiri.

Dalam rangka membantu satuan pendidikan mengimplementasikan Sistem


Penjaminan Mutu Pendidikan untuk mencapai 8 (delapan) SNP, dan
menumbuhkan budaya mutu di satuan pendidikan, maka Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP) Kalimantan Barat menyusun Petunjuk Pelaksanaan
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 71,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4941);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelola dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/ Lembaga;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan;

3
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 Tentang
Standar Tenaga Administrasi Sekolah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 Tentang
Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
Standar;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
Tentang Standar Penilaian Pendidikan;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018
tentang KI dan KD Pendidikan Dasar dan Menengah;

C. Maksud dan Tujuan

Petunjuk pelaksanaan implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di


Satuan Pendidikan ini disusun dengan maksud sebagai acuan, pedoman,
petunjuk bagi satuan pendidikan dalam menerapkan Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan standar
nasional pendidikan serta menciptakan budaya mutu pendidikan di satuan
pendidikan.

Adapun tujuan penyusunan petunjuk pelaksanaan implementasi Sistem


Penjaminan Mutu Pendidikan bagi Satuan Pendidikan adalah agar :

1. Satuan pendidikan memiliki persepsi yang sama tentang penjaminan mutu


pendidikan;

4
2. Satuan pendidikan memiliki pola penerapan penjaminan mutu pendidikan
yang sama;
3. Satuan pendidikan mampu menerapkan penjaminan mutu pendidikan
secara mandiri.

D. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penyusunan petunjuk pelaksanaan implementasi


Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan adalah :

1. Dimilikinya persepsi yang sama tentang penjaminan mutu pendidikan pada


satuan pendidikan;
2. Dimilikinya pola penerapan penjaminan mutu pendidikan yang sama pada
satuan pendidikan;
3. Diterapkannya penjaminan mutu pendidikan secara mandiri oleh satuan
pendidikan.

5
BAB II
SEKOLAH BINAAN

A. Definisi

Sekolah Binaan adalah sekolah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi/Kabupaten/Kota) dan pembinaannya
dilaksanakan secara bersama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) Kalimantan Barat. Sekolah Binaan merupakan acuan bagi sekolah lain di
sekitarnya dalam upaya pemenuhan mutu 8 (delapan) SNP melalui penerapan
penjaminan mutu pendidikan. Sekolah Binaan menerapkan seluruh siklus
penjaminan mutu pendidikan secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan,
sehingga budaya mutu tumbuh dan berkembang secara mandiri pada sekolah
tersebut.

Sekolah Binaan memiliki tanggungjawab untuk mengimbaskan praktik


penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada 5 (lima) sekolah di sekitarnya.
Sekolah yang diimbaskan ini selanjutnya disebut dengan sekolah imbas.

B. Kriteria

Pemilihan Sekolah Binaan memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut :

1. Sekolah belum memenuhi SNP.


Sekolah yang dipilih sebagai Sekolah Binaan adalah sekolah yang hasil dari
pemetaan mutu yang dilakukan oleh sekolah menunjukkan hasil dari
indikator/sub indikator belum sesuai dengan 8 SNP. Melalui program
Sekolah Binaan ini diharapkan sekolah dapat memenuhi standar secara
bertahap.

2. Komitmen sekolah.
Seluruh warga sekolah bersedia dan berkomitmen untuk mengikuti seluruh
rangkaian pelaksanaan SPMI di satuan pendidikan.

6
Dalam penerapan SPMI terdapat proses pembinaan yang dilakukan oleh
LPMP Kalimantan Barat bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi/Kabupaten/Kota melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan
seluruh komponen pemangku kepentingan sekolah yaitu pengawas sekolah,
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, komite sekolah, orangtua dan
siswa. Sekolah akan dibina untuk melibatkan pemangku kepentingan di luar
sekolah seperti lurah/kepala desa, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat
dan lainnya.

3. Dukungan pemerintah daerah.


Penjaminan mutu pendidikan di satuan pendidikan tidak hanya menjadi
tanggungjawab sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah sehingga perlu adanya fasilitasi dan dukungan dari pemerintah
daerah. Dukungan dari pemerintah daerah dapat berupa program
pemenuhan mutu 8 SNP (fisik dan non fisik).

C. Sasaran

Terdapat 2 (dua) sasaran dalam implementasi Sistem Penjaminan Mutu


Pendidikan di satuan pendidikan, yaitu:

1. Sekolah binaan
2. Sekolah imbas

Adapun jumlah Sekolah Binaan yang akan dikelola oleh LPMP Kalimantan Barat
bersama Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Sekolah Binaan untuk setiap kabupaten/kota sebanyak 16 (enam


belas) sekolah yang mewakili zonasi dengan rincian :

Tabel 2.1.
Jumlah Sekolah Binaan Per Kabupaten/Kota
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019

Jumlah Sekolah Binaan


No. Jenjang
Per Kabupaten/Kota
1. SD 8
2. SMP 5
3. SMA 2

7
4. SMK 1
Jumlah 16

2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi/Kabupaten/Kota diberi


keleluasaan untuk menambah sasaran Sekolah Binaan melalui pola yang
sama dengan biaya dari pemerintah daerah (APBD).

Sasaran sekolah imbas adalah :

1. Setiap Sekolah Binaan memiliki 5 sekolah imbas;


2. Sekolah imbas diupayakan berada pada zonasi yang sama dengan sekolah
binaan.

D. Target Implementasi SPMI di Satuan Pendidikan

Untuk mengoptimalkan pencapaian 8 (delapan ) SNP di satuan pendidikan


diperlukan pentahapan target capaian 8 SNP seperti gambar berikut :

• Standar Kompetensi Lulusan


• Standar Isi
• Standar Proses
• Standar Sarpras (Non fisik)
• Standar Penilaian
• Standar Pengelolaan
• Standar PTK

• Standar Kompetensi Lulusan




Standar Isi
Standar Proses
Tahun IV
• Standar Penilaian
• Sebagian Standar Sarpras Tahun III
Tahun II
• Standar Kompetensi Lulusan
• Standar Isi
• Standar Proses
Tahun I • Standar Kompetensi Lulusan


Standar Sarpras (Non fisik)
Standar Penilaian
• Standar Isi • Standar Pengelolaan
• Standar Proses • Standar PTK
• Standar Sarpras (Non fisik) • Standar Pembiayaan
• Standar Penilaian
• Standar Pengelolaan

Gambar 2.1.

8
Pentahapan Target Capaian 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
Pada Sekolah Binaan

BAB III
PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
DI SEKOLAH BINAAN

A. Persiapan

1. Bimbingan Teknis SPMI

Bimbingan teknis SPMI dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu


Pendidikan (LPMP) Kalimantan Barat dengan melibatkan fasilitator nasional
dan fasilitator daerah dengan pola pembinaan ke sekolah. Ruang lingkup
bimbingan teknis tidak hanya tersampaikannya substansi yang harus
diterima oleh peserta bimbingan teknis, namun juga termasuk keterampilan
yang harus dimiliki oleh peserta setelah mengikuti bimbingan teknis untuk
menjalankan peran dan fungsi masing-masing dalam penerapan penjaminan
mutu internal di sekolah.

Materi bimbingan teknis SPMI meliputi :

a. Pemahaman tentang sistem penjaminan mutu pendidikan.


b. Pemahaman tentang penerapan penjaminan mutu internal sekolah.
c. Pendalaman tentang bagaimana menerapkan siklus penjaminan mutu
internal mulai dari memetakan mutu, perencanaan peningkatan mutu,
implementasi peningkatan mutu, monitoring dan evaluasi hingga
penetapan standar baru serta strategi baru.
1) Penguatan tentang bagaimana menjalankan pengelolaan sekolah
yang ideal serta bagaimana cara meningkatkan kualitas pengelolaan
sekolah.
2) Penguatan tentang bagaimana mengimplementasikan pembelajaran
sekolah yang ideal serta bagaimana cara meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas.

9
d. Pembentukan tim penjaminan mutu sekolah sebagai penanggungjawab
aktivitas penjaminan mutu di sekolah.
e. Pendalaman bagaimana melakukan pengimbasan praktik penjaminan
mutu internal kepada sekolah lain.
f. Pengisian instrumen pendataan awal capaian 8 (delapan) SNP.

Adapun kerangka kerja Bimbingan Teknis SPMI adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1.
Kerangka Acuan Pelatihan SPMI Bagi Sekolah Binaan

2. Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS)

10
Sebagai langkah awal Sekolah Binaan dalam menerapkan SPMI, maka
sekolah membentuk tim penjaminan mutu pendidikan sekolah (TPMPS).
Sebagai penanggungjawab aktivitas penjaminan mutu di sekolah, TPMPS
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah (contoh SK terlampir).

Adapun struktur organisasi dari TPMPS dapat dilihat pada gambar berikut
ini :
Struktur Organisasi TPMPS

Gambar 3.2.
Struktur Organisasi Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah

Rincian Tugas TPMPS adalah sebagai berikut :


1. Ketua
- Bertangungjawab terhadap jalannya tim penjaminan mutu
pendidikan di sekolah secara umum;
- Melakukan evaluasi secara reguler terhadap TPMPS.

2. Koordinator Bidang Manajerial


Koordinator Manajerial memiliki tugas :

11
- Bertanggungjawab atas pelaksanaan tahapan penjaminan mutu pada
standar pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pembiayaan dan pengelolaan;
- Mengkoordinir penyusuan dokumen/prosedur/petunjuk kerja
keterlaksanaan standar dalam lingkup manajerial;
- Mengkoordinir program-program sekolah dalam peningkatan
prestasi dalam lingkup manajerial.

Koordinator manajerial dilengkapi dengan penanggungjawab untuk


masing-masing standar dengan rincian sebagai berikut :

a. Penanggung jawab Standar pendidik dan tenaga kependidikan


bertugas untuk mempersiapkan dan menyusun dokumen fisik :
- ijazah pendidik dan tenaga kependidikan
- SK pembagian tugas
- Daftar Hadir guru dan karyawan
- Notulen raker, rapat dinas, briefing, rapat orang tua siswa
b. Penanggung jawab standar sarana dan prasarana bertugas untuk
mempersiapkan dan menyusun dokumen fisik :
- Surat/Sertifikat tanah
- Peta/denah lokasi sekolah
- Surat izin mendirikan bangunan (IMB)
- Site Plan (Rencana Kerja Sekolah-Sarpras)
- Daftar inventaris buku, alat-alat/media, dan barang sekolah
lainnya
c. Penanggung jawab standar pengelolaan bertugas untuk
mempersiapkan dan menyusun dokumen fisik :
- Visi dan misi sekolah
- Kurikulum dan kelengkapannya
- Struktur organisasi sekolah
- Dokumen PH, PTS, PAS, US, USBN
- Sertifikat peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan

12
- Pengembangan ruang media pembelajaran
- Dokumen kemitraan
- Tata tertib siswa
- Program pengawasan

3. Koordinator Bidang Akademik


Koordinator Bidang Akademik memiliki tugas :
- Memastikan terlaksananya tahapan penjaminan mutu pada standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian.
- Mengkoordinir penyusuan dokumen/prosedur/petunjuk kerja
keterlaksanaan standar dalam lingkup Akademik
- Mengkoordinir program-program sekolah dalam peningkatan
prestasi Akademik dan non akademik

Koordinator Akademik dilengkapi dengan penanggungjawab untuk


masing-masing standar dengan rincian sebagai berikut :
a. Penanggung jawab Standar Isi
Memiliki tugas :
- Mengkoordinir penyusunan dan mendokumentasikan perangkat
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
- Mengkoordinir penyusunan dan mendokumentasikan proses
pengembangan kurikulum sekolah
- Menyusun dokumen hasil pengawasan, pemantauan, supervisi,
dan evaluasi pelaksanaan pelaksanaan kurikulum.
- Mengkoordinir dan mendokumentasikan penyusunan,
pelaksnaan, dan evaluasi program pengembangan diri dan
kegiatan ekstrakurikuler.
- Menyusun rencana dan mendokumentasikan penetapan Kriteria
Ketuntasan Minimal

13
- Mempersiapkan data dan dokumen pendukung keterpenuhan isi
dalam pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah maupun evaluasi
ekternal.
b. Penanggung Jawab Standar SKL
Memiliki tugas :
- Menyusun dan mendokumentasikan hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa tingkat sekolah.
- Menyusun dan mendokumentasikan rekapitulasi kehadiran siswa
pada kegiatan kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.
- Menyusun dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan siswa
- Menyusun program dan mendokumentasikan keikutsertaan
siswa pada lomba bidang akademik dan non akademik
- Mendokumentasikan prestasi dan piagam penghargaan yang
diterima siswa, guru, dan sekolah.
- Mengkoodinir pengelolaan Surat Keterangan Hasil Ujian, Ijazah,
dan sertifikat
- Mempersiapkan data dan dokumen pendukung keterpenuhan
standar kompetensi lulusan dalam pelaksanaan Evaluasi Diri
Sekolah maupun evaluasi ekternal.
c. Penanggung Jawab Standar Proses
Memiliki tugas :
- Menyusun rencana dan mendokumentasikan proses
pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
sesuai acuan.
- Menyiapkan dan mendokumentasikan program, pelaksanaan,
dan tindak lanjut supervisi perangkat dan proses pembelajaran
- Menyiapkan dokumen kontrol terkait keterlaksanaan perangkat
pembelajaran dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran
- Mempersiapkan data dan dokumen pendukung keterpenuhan
proses dalam pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah maupun evaluasi
ekternal
d. Penanggung Jawab Standar Penilaian

14
Memiliki tugas :
- Menyusun pedoman penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
- Merumuskan pedoman penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar
- Merumuskan kriteria kenaikan kelas dan kriteria kelulusan
- Merumuskan prosedur pengujian validitas instrumen penilaian
- Merumuskan dan mendokumentasikan prosedur tindak lanjut
hasil penilaian
- Mempersiapkan data dan dokumen pendukung keterpenuhan
penilaian dalam pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah maupun
evaluasi ekternal
4. Auditor Mutu Internal
Memiliki tugas :
- Melakukan audit mutu serta membuat usulan tindakan korektif
yang seharusnya dilakukan oleh sekolah.
- Menilai kesesuaian terhadap kriteria-kriteria standar Mutu yang
telah ditetapkan Sistim Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
- Menilai kesesuaian terhadap persyaratan dan peraturan yang
berlaku
- Menilai efektivitas penerapan, pemeliharaan dan penyempuranaan
SPMI
- Menilai pencapaian sasaran-sasaran mutu
- Masukan untuk penyempurnaan SPMI

3. Penyusunan Peta Mutu Sekolah (Berdasarkan rapor mutu/EDS)

Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan


dimulai dengan pemetaan mutu sekolah, pemetaan dapat dilakukan melalui
aplikasi PMP yang diintegrasikan dengan Dapodik atau menggunakan
Instumen Pemetaan Mutu 8 SNP lainnya. Setiap satuan pendidikan wajib
mengisi capaian mutu setiap indikator/sub indikator dari setiap standar.
Setelah satuan pendidikan mengisi aplikasi PMP, selanjutnya akan dihasilkan
rapor mutu untuk setiap sekolah yang berisi data berupa :

15
a. Capaian 8 SNP
b. Capaian indikator/sub indikator

Gambar 3.3.
Contoh Capaian 8 SNP Berdasarkan Rapor Mutu

16
Gambar 3.4.
Contoh Capaian 8 SNP Berdasarkan Rapor Mutu

Gambar 3.5.
Contoh Capaian Indikator 8 SNP Berdasarkan Rapor Mutu

Hasil peta mutu dapat dimanfaatkan dalam rangka penyusunan rencana


pemenuhan mutu 8 SNP dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Capaian Indikator/sub indikator dari masing-masing standar


dimasukkan ke dalam format sebagai berikut :

Tabel 3.1.
Format Pemetaan Mutu 8 SNP
SD/SMP/SMA ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

17
No. Standar Indikator Sub Indikator Nilai

2. Pengkategorian nilai tinggi dan nilai rendah dalam kelompok yang


berbeda pada masing-masing standar berdasarkan nilai rapor mutu.
Nilai tinggi sebagai kekuatan sekolah, sedangkan nilai rendah menjadi
fokus perhatian untuk ditingkatkan mutunya.

 Nilai tinggi dilihat dari nilai capaian mutu ≥ 5,07


 Nilai rendah dilihat dari nilai capaian mutu < 5,07

Selanjutnya dari masing-masing indikator perstandar dirancang rencana


tindak lanjutnya/rekomendasinya, seperti tabel berikut :

Tabel 3.2.
Format Rencana Tindak Lanjut/Rekomendasi
SD/SMP/SMA/SMK ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

Rencana Tindak
No. Standar Indikator Nilai
Lanjut/Rekomendasi
Kekuatan :

Kelemahan :

3. Penyusunan program dan kegiatan berdasarkan kelemahan yang ada


dari point 2, melalui rencana tindak lanjut yang sama dari berbagai
standar (lintas standar) dengan format sebagai berikut :

Tabel 3.3.
Format Program Pemenuhan Mutu
SD/SMP/SMA/SMK ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

No. Standar Rekomendasi Program Kegiatan

4. Penyusunan Rencana Peningkatan Mutu (RKS dan RKAS)

18
Rencana tindak lanjut yang telah disusun oleh TPMPS selanjutnya
dituangkan dalam RKS dan RKAS dengan langkah sebagai berikut :
a. Sekolah membuat format rencana peningkatan mutu yang lebih detail
sesuai dengan format berikut :

Tabel 3.4.
Format Rencana Peningkatan Mutu
SD/SMP/SMA/SMK ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

Pendanaan Sumber
No. Program Kegiatan Volume Biaya
Ya Tidak Dana

b. Dari point a sekolah membuat implementasi peningkatan mutu, sesuai


dengan format berikut :

Tabel 3.5.
Format Implementasi Peningkatan Mutu
SD/SMP/SMA/SMK ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

Unsur
Penanggung Waktu Bukti
No. Program Kegiatan yang
Jawab Pelaksanaan fisik
terlibat

c. Sekolah menuangkan rencana program kedalam RKS dan RKAS


mengacu kepada petunjuk operasional penggunaan dana bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan dapat menggunakan Aplikasi RKAS
yang telah ditetapkan oleh Ditjen Dikdasmen Kemdikbud atau aplikasi
lain yang relevan.

B. Skenario Pendampingan Sekolah Binaan

19
1. Definisi Pendampingan
Pendampingan adalah suatu proses pemberian kemudahan (fasilitas) yang
diberikan pendamping kepada klien dalam mengidentifikasi kebutuhan dan
memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses
pengambilan keputusan, sehingga kemandirian klien secara berkelanjutan
dapat diwujudkan. (Direktorat Bantuan Sosial, 2007:4).

2. Tujuan Pendampingan Sekolah Binaan


Adapun tujuan pelaksanaan pendampingan Sekolah Binaan antara lain :
 Meningkatkan pemahaman Sistim Penjaminan Mutu Pendidikan di
Satuan Pendidikan kepada pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan lain, serta orang tua/komite sekolah.
 Meningkatkan keterampilan sekolah dalam pelaksanaan Sistim
Penjaminan Mutu Pendidikan.
 Menguatkan pelaksanaan Sistim Penjaminan Mutu Pendidikan kepada
pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan lain, serta orang
tua/komite sekolah.

 Memberikan penguatan kepada sekolah dalam melaksanakan maupun


memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan

 Mendampingi dan mendorong sekolah untuk dapat mengembangkan


potensi yang dimiliki oleh sekolah dengan melaksanakan program
keunggulan/kekhasan sehingga dapat menjadi contoh bagi sekolah
lainnya.

3. Sasaran Pendampingan Sekolah Binaan


Sasaran Pendampingan Sekolah Binaan antara lain :
 Pengawas Pembina dari Sekolah Binaan
 Kepala Sekolah
 Guru
 Tenaga Kependidikan

20
 Orang tua/Komite Sekolah
 Perwakilan sekolah imbas (jika dana bantuan pemerintah memadai)

4. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan pendampingan Sekolah Binaan
adalah :
a. Sekolah Binaan dapat meningkatkan penerapan penjaminan mutu
pendidikan secara mandiri.
b. Sekolah Binaan dapat meningkatkan mutu sesuai SNP.
c. Sekolah Binaan dapat memenuhi indikator mutu pada 8 Standar
Nasional Pendidikan sehingga kualitas mutu pendidikan akan
meningkat.

d. Sekolah Binaan memiliki kekhasan atau keunggulan sehingga dapat


menjadi contoh bagi sekolah lainnya.

e. Sekolah Binaan memiliki budaya mutu.

5. Petugas Pendampingan
Pendampingan Sekolah Binaan dilakukan oleh fasilitator daerah yang telah
dilatih oleh LPMP Kalimantan Barat, yang terdiri dari unsur Widyaiswara
LPMP Kalimantan Barat, Pengawas Sekolah dari 14
Kabupaten/Kota/Provinsi Kalimantan Barat.

6. Peserta Pendampingan
Peserta kegiatan Pendampingan Sekolah Binaan ini adalah kepala sekolah,
guru, pengawas sekolah binaan, tenaga kependidikan dan orang tua/komite
sekolah sebagaimana tertuang dalam proposal bantuan pemerintah dalam
pengembangan Sekolah Binaan yang telah diusulkan oleh sekolah binaan.

7. Waktu Pelaksanaan Pendampingan


Pendampingan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dalam satu tahun.
Pengalokasian waktu untuk setiap kali pendampingan dilaksanakan sebagai
berikut :

a. Pendampingan 1 / Bimtek SPMI : ± 4 hari dengan pola 32 Jam


Pelajaran (JP) , @ 1 JP = 60 menit)

21
b. Pendampingan 2 dan 3 : ± 2 hari dengan pola dengan pola 12 (dua
belas) Jam Pelajaran (JP) @1 Jp : 60 Menit.

Adapun Jadwal pendampingan akan diatur pada setiap Sekolah Binaan


dapat terlihat sebagaimana gambar berikut :

Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember


2019

Pendampingan 3
Pendampingan 2
Pendampingan 1/
Bimtek SPMI

Gambar 3.6.
Waktu Pelaksanaan Pendampingan Sekolah Binaan Tahun 2019

8. Alur Pendampingan

Agar tahapan pendampingan dapat berjalan dengan baik dan terfokus


maka proses pendampingan akan dibagi dalam 3 tahapan sesuai dengan
tujuan dari penerapan penjaminan mutu internal yang akan dilakukan pada
sekolah binaan. Pendampingan akan dilaksanakan dalam 3 tahap dengan
fokus pendampingan sebagai berikut :

Pendampingan I : difokuskan pada pendampingan penerapan SPMI


pada Sekolah Binaan

Pendampingan II : difokuskan pada pembinan kepada Sekolah Binaan


dalam memenuhi SNP

22
Pendampingan III : difokuskan pada pemberian penguatan kepada
Sekolah Binaan dalam hal pengembangan program
kekhasan atau kekhususan yang dilaksanakan oleh
sekolah

• Instrumen pengukuran 8 SNP (Kondisi Awal Sekolah)


• SPMI untuk Sekolah binaan
• Rencana Tindak Lanjut Sekolah Dalam Pelaksanaan Sekolah Binaan
Pendampingan • Instrumen Penilaian capaian
SPMI (1)

• Standar Kompetensi Lulusan


• Standar Isi (Dokumen 1)
• Standar Proses (Dokumen 2 dan 3)
• Standar Penilaian
Pendampingan • Standar Sarana dan Prasarana (Sarana Pembelajaran )
• Instrumen Tagihan
Pencapaian 8 SNP
(2)

• Program Unggulan Sekolah (Ekstra Kurikuler, Adiwiyata, Pengembangan PPK, Sekolah Sehat)
• Instrumen pengukuran 8 SNP (kondisi akhir sekolah setelah implementasi)
• Pengembangan Penilaian Capaian/Penerapan Program Kekhasan yang dilakukan oleh sekolah Binaan
Pendampingan
Kekhasan Sekolah
(3)

Gambar 3.7.
Alur Pelaksanaan Pendampingan

Secara umum berkenaan dengan alur pelaksanaan kegiatan Pendampingan


Sekolah Binaan Tahun 2019, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Materi yang akan disampaikan dan/atau didiskusikan dalam


pendampingan penerapan SPMI bagi Sekolah Binaan sesuai dengan alur
kegiatan pendampingan adalah sebanyak 3 (tiga) kali pendampingan

23
dimana di setiap pendampingan materi yang akan disampaikan oleh
fasilitator daerah adalah berbeda–beda;
2. Di setiap pendampingan, Sekolah Binaan diberikan sejumlah tagihan
oleh fasilitator daerah dan Sekolah Binaan wajib menyerahkan tagihan
tersebut pada pendampingan berikutnya;
3. Fasilitator daerah akan mereview tagihan tersebut dan akan dituangkan
dalam format penilaian setiap Sekolah Binaan per setiap
pendampingan;
4. Tagihan setiap pendampingan sesuai dengan tema/materi masing-
masing tahapan pendampingan (format terlampir).

C. Pendampingan SPMI

Pada tahapan ini Sekolah Binaan akan melaksanakan siklus SPMI dengan
langkah-langkah sebagai berikut :

1. Sekolah Binaan telah membentuk TPMPS (telah di-SK-kan dan memiliki


rincian tugas).
2. Sekolah Binaan mengisi instrumen 8 SNP.
3. TPMPS Sekolah Binaan menyusun peta jalan (roadmap) pemenuhan mutu
8 SNP dengan contoh sebagai berikut :

Tabel 3.6.
Format Roadmap Pemenuhan Mutu 8 SNP
SD/SMP/SMA/SMK ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

Kondisi Target
No. Standar Indikator Program
Awal 2019 2020 2021 2022

4. Sekolah Binaan menyusun rencana pemenuhan/RKS.


5. Sekolah Binaan menyusun rencana pemenuhan mutu 8 SNP jangka pendek
(RKAS) berdasarkan rapor mutu yang dituangkan dalam RKS.
6. Sekolah Binaan didampingi oleh fasilitator daerah dan TPMPD selama
Sekolah Binaan penyusunan rencana pemenuhan mutu.

24
7. Sekolah Binaan mengumpulkan dokumen-dokumen rencana pemenuhan
mutu yang telah dilaksanakan.
8. Adapun Struktur Program Pendampingan SPMI sebagai berikut :

Tabel 3.7.
Struktur Program Pendampingan SPMI

Alokasi Waktu
No. Materi Pendampingan
(Jam)
1 Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Bidang Pendidikan 2
2 Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan 2
3 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) 2
Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah : Organisasi,
4 2
Uraian Tugas dan Mekanisme Kerja
5 Penjelasan Indikator Mutu Pendidikan 6
6 Sistem Penjaminan Mutu Internal 16
7 Pengisian Instrumen 8 SNP (Kondisi Awal Sekolah) 4
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Sekolah dalam
8 2
melaksanakan sekolah binaan/Penjelasan Tagihan
Jumlah 32

9. Setelah pendampingan SPMI dilakukan, terdapat sejumlah tagihan yang


harus dipenuhi oleh Sekolah Binaan dan diserahkan saat Pendampingan
ke-2. Selanjutnya akan dinilai oleh fasilitator daerah sesuai dengan format
penilaian pelaksanaan sekolah binaan.

D. Pendampingan Pemenuhan Mutu 8 SNP

Pendampingan ke-2 ini akan dilakukan dalam rangka memberikan penguatan


kepada Sekolah Binaan untuk dapat memenuhi 8 SNP secara bertahap pada

25
setiap tahunnya. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pendampingannya
sebagai berikut :

1. Sekolah Binaan menetapkan penanggung jawab kegiatan


2. Penanggung jawab mengusulkan Tim Pelaksana serta pihak-pihak yang akan
dilibatkan.
3. Menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan.
4. Menetapkan bukti fisik yang mendukung keterlaksanaan kegiatan.

Tabel 3.8.
Format Pelaksanaan Pendampingan Pemenuhan Mutu 8 SNP
SD/SMP/SMA/SMK ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

Penanggung Pihak yang Waktu Bukti


No. Standar Indikator Program Kegiatan
Jawab terlibat pelaksanaan Fisik

5. Sekolah Binaan melaksanakan evaluasi pemenuhan mutu 8 SNP dengan


format sebagai berikut :

Tabel 3.9.
Format Evaluasi Pemenuhan Mutu 8 SNP
SD/SMP/SMA/SMK ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

Kondisi Capaian
No. Standar Indikator Program Kegiatan Rekomendasi
Awal Akhir

6. Sekolah Binaan wajib mempertahankan indikator yang telah memenuhi 8


SNP dengan menggunakan siklus SPMI yang telah dilakukan.

7. Setelah pendampingan pemenuhan mutu 8 SNP dilakukan, terdapat


sejumlah tagihan yang harus dipenuhi oleh Sekolah Binaan dan diserahkan
saat Pendampingan ke-3. Selanjutnya akan dinilai oleh fasilitator daerah
sesuai dengan format penilaian pelaksanaan sekolah binaan.

8. Adapun Struktur Program pendampingan ke-2 sebagai berikut :

Tabel 3.10.
Struktur Program Pendampingan Pemenuhan Mutu 8 SNP

26
Alokasi Waktu
No. Materi Pendampingan
(Jam)
1 Penguatan Standar Kompetensi Lulusan 2
2 Penguatan Standar Isi 2
3 Penguatan Standar Proses 3
4 Penguatan Standar Sarpras 2
5 Penguatan Standar Penilaian 2
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Sekolah dalam
6 1
melaksanakan sekolah binaan/Penjelasan Tagihan
Jumlah 12

E. Pendampingan Kekhasan Sekolah Binaan

Dalam program Sekolah Binaan ini, setiap sekolah akan mengembangkan


kekhasan sekolahnya berdasarkan visi, misi sekolah, dan potensi yang dimiliki
sekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Sekolah Binaan menunjuk Pokja Standar Pengelolaan sebagai


Penanggungjawab pelaksanaan kekhasan sekolah.
2. Sekolah Binaan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah dengan
format sebagai berikut :

Tabel 3.11.
Format Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Sekolah Binaan
SD/SMP/SMA/SMK ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

No. Kekuatan Kelemahan Peluang Hambatan

3. Sekolah Binaan memilih salah satu program kekhasan sesuai dengan


analisis/identifikasi pada poin 2.

4. Fasilitator Daerah memberikan materi terkait kekhasan yang telah dipilih


oleh Sekolah Binaan pada saat pendampingan. Materi pendampingan
sebagai berikut :

Tabel 3.12.
Struktur Program Pendampingan Kekhasan Sekolah Binaan

No. Materi Pendampingan Alokasi Waktu

27
(Jam)
Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang,
1 2
Hambatan Sekolah
Program pengembangan ekstrakurikuler, Penerapan
2 4
PPK, Program Adiwiyata, Sekolah Sehat
2 Pengisian Instrumen 8 SNP (Kondisi Akhir Sekolah) 2
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Sekolah dalam
3 melaksanakan sekolah binaan/ Penjelasan Tagihan 2
3
4 Penjelasan Desiminasi Hasil 2
Jumlah 12

5. Sekolah Binaan dapat bekerja sama dengan pihak lain berkaitan dengan
kekhasan yang telah dipilihnya.

6. Penanggung jawab beserta tim menyusun rencana aksi berdasarkan


kekhasan yang dipilih dengan format sebagai berikut :

Tabel 3.13.
Program Kekhasan …………………………
SD/SMP/SMA/SMK ......................
Kabupaten/Kota .................................. Tahun 2019

Pihak yang Sumber Jumlah


No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan
terlibat Dana Alokasi dana

7. Sekolah Binaan melaksanakan program kekhasan sesuai dengan rencana


yang telah dibuat.

8. Sekolah Binaan melaporkan progres pelaksanaan program kekhasan melalui


grup Whatsapp Sekolah Binaan LPMP Kalbar.

9. Setelah pendampingan kekhasan Sekolah Binaan dilakukan, terdapat


sejumlah tagihan yang harus dipenuhi oleh Sekolah Binaan dan diserahkan
saat Monitoring dan Evaluasi. Selanjutnya akan dinilai oleh fasilitator
daerah sesuai dengan format penilaian pelaksanaan sekolah binaan.

F. Indikator Keberhasilan Pendampingan

Indikator keberhasilan dari kegiatan pendampingan Sekolah Binaan ini adalah


sebagai berikut :

28
1. Terpenuhinya tagihan masing-masing Sekolah Binaan yang harus
diselesaikan dan selanjutnya dilakukan penilaian berdasarkan instrumen
yang telah disiapkan.

2. Sekolah memiliki kekhasan/branding school sehingga menjadi contoh bagi


sekolah lainnya.

3. Adanya peningkatan capaian indikator setiap standar secara bertahap.

G. Peran Pemerintah Daerah Dalam Pendampingan

Dalam pelaksanaan pendampingan peran Pemerintah Daerah melalui Tim


Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah (TPMPD) adalah : melakukan fasilitasi,
bimbingan serta monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan sistem penjaminan
mutu pendidikan internal (SPMI), pelaksanaan fasilitasi pemenuhan SNP bagi
dan Pelaksanaan Program Kekhasan di Sekolah Binaan. Tahapan dan langkah-
langkah yang akan dilakukan oleh TPMPD akan diatur melalui Petunjuk
Pelaksanaan Penjaminan Mutu Eksternal Oleh TPMPD.

H. Pengimbasan

1. Pola Pengimbasan

a. Definisi Sekolah Imbas


Sekolah imbas adalah sekolah yang menerima praktik sebuah program
dari sekolah lain yang menjadi contoh dari program tersebut.

b. Tujuan dari pengimbasan program implementasi SPMI di satuan


pendidikan adalah agar sekolah imbas dapat menerapkan implementasi
SPMI seperti yang dilakukan oleh sekolah binaan.

c. Waktu

29
Pengimbasan dilakukan selama satu semester (tahun ajaran
2019/2020).

Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember


2019

Desiminasi Oleh Desiminasi Oleh


Sekolah Binaan Sekolah Binaan

Gambar 3.8.
Jadwal Waktu Pengimbasan Program Sekolah Binaan

d. Sasaran
Sasaran sekolah imbas adalah :
- Setiap Sekolah Binaan memiliki 5 sekolah imbas;
- Sekolah imbas diupayakan berada pada zonasi yang sama dengan
sekolah binaan.

e. Alur Pengimbasan
Semua sekolah imbas mengikuti seluruh rangkaian implementasi SPMI
di sekolah binaan, akan tetapi disesuaikan dengan anggaran bantuan
pemerintah di Sekolah Binaan untuk pendampingan. Pada tahapan
akhir proses implementasi SPMI di sekolah binaan, sekolah imbas akan
mengikuti program diseminasi hasil impelementasi SPMI yang
dilaksanakan oleh sekolah binaan.

Sekolah
Imbas

Sekolah Sekolah
Model Sekolah
Imbas
Imbas
Implementasi
SPMI
30

Sekolah
Sekolah
Gambar 3.9.
Alur Pengimbasan Program Sekolah Binaan

2. Indikator Keberhasilan Pengimbasan

Melakukan Pemetaan Mutu Sekolah (berdasarkan hasil rapor mutu/EDS)


a. Identifikasi Capaian 8 SNP berdasarkan rapor mutu
b. Pengelompokkan capaian nilai tinggi dan rendah
c. Identifikasi masalah berdasarkan pengelompokkan
d. Pengisian EDS awal untuk evaluasi Sekolah Model

Melakukan Penyusunan Rencana Peningkatan Mutu (RKS dan RKAS)


a. Penyusunan rekomendasi peningkatan mutu
b. Penyusunan RKS dan RKAS
c. Implementasi Pemenuhan Mutu (berdasarkan prioritas program di
RKS/RKAS)

I. Pembiayaan

Proses pendampingan akan dibiayai melalui pemberian dana Bantuan


Pemerintah kepada Sekolah Binaan yang diberikan oleh LPMP selanjutnya akan
diatur melalui Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Pemerintah Untuk
Pelaksanaan Sekolah Binaan dengan mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan
Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan. Pelaksana program (Kepala
Sekolah dan Bendahara Sekolah Binaan) akan diberikan bimbingan pengelolaan
program dan anggaran untuk pelaksanaan Sekolah Binaan

31
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

Dalam pelaksanaan Sekolah Binaan Tahun 2019, terdapat salah satu tahapan yang
akan dilalui oleh Sekolah Binaan yaitu Monitoring dan Evaluasi. Gambaran
Pelaksanaan Evaluasi sebagai berikut :

A. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan monev ini adalah untuk mengetahui tingkat


keberhasilan pelaksanaan sekolah binaan, mengetahui permasalahan yang
dihadapi sekolah dalam implementasinya serta memperoleh bahan masukan
dalam perbaikan program sekolah binaan.

B. Pihak yang terlibat


Adapun pihak yang terlibat dalam monitoring dan evaluasi ini adalah
a. Kepala Sekolah
b. Tim Penjaminan Mutu Sekolah
c. Komite Sekolah

C. Metode Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan Evaluasi akan dilaksanakan dengan menggunakan beberapa
metode :
a. Instrumen untuk responden
b. Studi Dokumentasi (Produk Sekolah Model)
c. Wawancara

D. Bahan yang dipersiapkan sekolah


a. Instrumen Kondisi Awal dan Kondisi Akhir Capaian Mutu Sekolah Binaan
b. Hasil Implementasi Sekolah Binaan

32
E. Alur Monitoring dan Evaluasi

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PENUTUP

LPMP membuat  Input Data Hasil


surat ke Dinas a. Penjelasan Teknis
Pelaksanaan Monev
untuk pelaksanaan  Analisis Data
Monev oleh Tim
monev Monev  Penyusunan
Pertemuan awal b. Pelaksanaan Rekomendasi
antara Petugas Monev (Pengisian  Penyusunan
monev dengan Tim Instrumen, Laporan Hasil
TPMPS Wawancara, dll) Monev
Awal

33
BAB V
PENUTUP

Pelaksanaan Sekolah Binaan dan pengimbasannya dirancang untuk mewujudkan


terciptanya layanan pendidikan yang bermutu di seluruh sekolah di Kalimantan
Barat pada tahun 2019. Upaya dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui LPMP Kalimantan Barat saja tidak
memungkinkan untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan dukungan dan
kerjasama pemerintah daerah untuk ikut bergerak mendorong sekolah
melaksanakan penjaminan mutu sekolah secara mandiri hingga terciptanya budaya
mutu di sekolah-sekolah.

Demikain Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


di Satuan Pendidikan ini disusun untuk dijalankan oleh sekolah binaan. Pemerintah
Daerah dapat mempelajari petunjuk pelaksanaan ini dalam rangka pelaksanaan
Sekolah Binaan secara mandiri dengan fasilitasi dari LPMP Kalimantan Barat.
Petunjuk pelaksanaan ini akan terus dikembangkan dan diperbaiki agar pelaksanaan
Sekolah Binaan dan pengimbasannya dapat dilakukan secara optimal.

34

Anda mungkin juga menyukai