Anda di halaman 1dari 19

Anak D, laki-laki berusia 5 tahun, dibawa ke instalasi gawat darurat salah satu rumah sakit

oleh kedua orangtuanya dengan keluhan nyeri di area sekitar luka bakar yang dialaminya. Ibu
mengatakan kalau 2 jam yang lalu, anak D tersiram air panas. Kejadian ini bermula ketika
ibunya akan menuangkan air panas untuk memandikan anak D, tiba-tiba anak D yang sedang
bermain bersama temannya berlari kencang dan menubruk ibunya sampai menyebabkan air
di dalam panci yang sedang ibu bawa tumpah dan mengenai bagian tubuh anak D. Saat
dibawa ke RS anak D menangis, menjerit, dan merintih kesakitan serta tidak mau berpisah
dengan ibu dan ayahnya. Kedua orangtua pun tampak sangat cemas melihat kondisi anaknya
tersebut. Berat badan anak saat ini yaitu 20 Kg. Pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan
tekanan darah 90/50 mmHg, frekuensi napas 45 x/menit, frekuensi nadi 145 x/menit dan
pulsasi lemah, serta suhu tubuh aksila 37,5
o C. Pada saat dilakukan pengkajian, air panas
mengenai bagian dada dan perut, lengan atas dan bawah dari bagian depan sampai ke
belakang pada sebelah kanan dan kiri, serta bagian paha depan sebelah kanan dan kiri. Pada
luka bakar ditemukan adanya eritema dan bula berisi cairan bening (beberapa bula sudah
pecah dan berair) serta beberapa bagian kulit mengelupas. Kerusakan kulit mengenai hampir
seluruh bagian dermis. Hasil pengkajian juga menunjukkan nilai CRT 5 detik, akral dingin,
dan anak berkeringat. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 10 gr/dL; hematokrit 30%;
leukosit 11.500/ mm3
; trombosit 400.000/ /mm3
; Na 125 mEq/L; K 6,3 mEq/L; Cl 88 mEq/L;
Ca 7,9 mg/dL, dan albumin 3 gr/dL. Anak D masuk ke ruang perawatan unit luka bakar untuk
menjalani perawatan luka bakar yang dialaminya. Anak D mendapatkan antibiotik topikal
perak-sulfadiazin dan terapi cairan intravena dengan ringer laktat dan dextrose 5%. Selain itu,
An D juga mendapatkan terapi morfin sulfat (0,05–0,1 mg/KgBB, IV setiap 2–4 jam). Saat
ini anak D tidak bebas bergerak, aktivitasnya terbatas hanya di tempat tidur. Ibu tampak
menyesal dengan kejadian ini dan berharap anak D dapat segera sembuh dan beraktivitas
seperti biasanya.

PENGKAJIAN PADA ANAK D


DENGAN DIAGNOSA COMBUSTIO

I. PENGAKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama : Anak D
No RM :-
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama :-
Pendidikan :-
Suku :-
Bahasa : Indonesia
Alamat :-
Ruang :-
Tanggal MRS : -
Tanggal pengkajian : -
Dx. Medis : Combustio

B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan nyeri di area sekitar luka bakar yang dialaminya.
C. RIWAYAT PENYAKIT (KELUHAN) SEKARANG
Ibu mengatakan kalau 2 jam yang lalu, anak D tersiram air panas. Kejadian ini bermula ketika
ibunya akan menuangkan air panas untuk memandikan anak D, tiba-tiba anak D yang sedang
bermain bersama temannya berlari kencang dan menubruk ibunya sampai menyebabkan air
di dalam panci yang sedang ibu bawa tumpah dan mengenai bagian tubuh anak D. Pada
luka bakar ditemukan adanya eritema dan bula berisi cairan bening (beberapa bula sudah
pecah dan berair) serta beberapa bagian kulit mengelupas.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Klien mengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama ataupun
dengan riwayat penyakit yang lain.

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak terkaji

F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Klien mnangis, menjerit, meringis kesakitan, dan berkeringat.
2. Kesadaran
Compos Mentis
3. Vital Sign
Tekanan darah 90/50 mmHg, frekuensi napas 45 x/menit, frekuensi nadi 145 x/menit dan
pulsasi lemah, serta suhu tubuh aksila 37,5

4. Kepala
a. Kepala : simetris, tidak ada lesi dan jaringan parut, rambut berwarna hitam
tidak mudah rontok, lembab, dan pendek.
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada peningkatan
tekanan intra okuler, ada reflek cahaya pada pupil
c. Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret dan pendarahan.
d. Mulut : mukosa bibir lembap, tidak ada sariawan , lidah berwarna merah
muda, tidak ada pembengkakan tonsil, tidak terdapat karies pada gigi.
e. Telinga : simetris kanan dan kiri , sedikit purulern , tidak terdapat lesi dan nyeri
tekan, ketajaman pendengaran normal.

5. Leher
Terdapat luka bakar di area leher, tidak terjadi pembesaran tiroid, tidak terdapat
distensi vena jugularis. Luas luka bakar wajah dan leher 9%.

6. Dada dan Paru-paru


a. Inspeksi : Terdapat luka bakar 9%

7. Abdomen
a. Inspeksi : Terdapat luka bakar

8. Genitalia :
genitalia klien bersih , tidak terpasang kateter

9. Ekstermitas atas : Terdapat luka bakar berupa eritema dan bula berisi cairan bening
(beberapa bula sudah pecah dan berair) serta beberapa bagian kulit mengelupas di lengan
atas dan bawah dari bagian depan sampai ke belakang pada sebelah kanan dan kiri.

10. Ekstermitas bawah : Terdapat luka bakar di bagian paha depan sebelah kanan dan kiri.
G. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1. Pola oksigenasi
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam bernapas.
b. Selama sakit : Klien tidak merasakan sesak nafas dan tidak membutuhkan alat
bantu.

2. Kebutuhan nutrisi dan cairan


a. Sebelum sakit : Klien makan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan malam. Habis 1
porsi ( nasi, sayur, lauk, buah, teh, dan air putih).
b. Selama sakit : Klien makan 3 kali sehari. habis 1 porsi. (nasi, sayur, lauk,
snack,dan air putih).

3. Kebutuhan eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 kali/hari setiap pagi hari dengan
bentuk padat dan lembek, warna kuning dan baunya khas. Klien BAK 6 kali/hari,
warna urin jernih,dan pancaran urin kuat (800cc).
Saat sakit : Klien mengatakan selama di rumah sakit baru dapat BAB pada
hair ke 2 dengan konsistensi padat, warna kecoklatan. Klien BAK 8 kali/hari (900cc)
dengan warna jernih dan haluaran kuat. (900cc)

4. Kebutuhan termoregulasi :
a. sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada keluhan mengenai suhu tubuh
b. selama sakit : klien mengatakan daerah wajah, leher, dan lengan atas terasa panas.

5. Kebutuhan aktivitas dan latihan


a. Sebelum sakit : Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasa yaitu bekerja
sebagai buruh harian
b. Selama sakit : Klien merasa lemas sehingga tidak bisa melakukan aktivitas
harian seperti biasa.
6. Kebutuhan seksualitas
a. Sebelum sakit : Tidak ada keluhan pada seksual dan reproduksi
b. Saat sakit : Tidak ada keluhan pada seksual dan reproduksi.
7. Kebutuhan psikososial
Kebutuhan stress koping :
Klien mengatakan tidak mudah stres, Pasien selalu memusyawarahkan dengan
keluarga bila ada masalah.
Kebutuhan konsep diri :
Body image : pasien sudah pasrah dengan keadaannya saat ini.
Identitas diri : Pasien sudah bekerja menjadi buruh harian .

Harga diri : Pasien berkomunikasi baik dengan keluarga dan


lingkungannya

Peran diri : Tn.S adalah seorang ayah dari 4 anaknya

Ideal diri : Kesembuhan dan sehat semua diserahkan pada Tuhan YME

8. Kebutuhan rasa aman dan nyaman


Klien mengatakan nyeri pada area luka bakar
9. Kebutuhan spiritual
a. Sebelum sakit : Klien dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya dengan sholat 5
waktu.
b. Selama sakit : Klien mengatakan tidak dapat melakukan ibadah sholat 5 waktu.
10. Kebutuhan hygiene
a. Sebelum sakit : Klien mandi 2 kali sehari (pagi dan sore hari)
b. Selama sakit : Klien mandi 2 kali sehari (pagi dan sore hari)

11. Kebutuhan istirahat dan tidur


a. Sebelum sakit : Klien tidur 8jam sehari, tidur dari jam 20.00 WIB dan bangun
jam 04.00 WIB /05.00 WIB . Klien tidak mengalami gangguan tidur.
b. Selama sakit : Klien tidur 8 jam sehari, tidur dari jam 20.00 WIB dan
bangun jam 04.00 WIB /05.00 WIB . Klien tidak mengalami gangguan tidur.
12. Kebutuhan Aktualisasi Diri
a. Sebelum sakit : klien mengatakan bahwa klien dapat mengaktualisasikan
kemampuan dirinya seperti bekerja
b. Saat sakit : klien mengatakan bahwa ketika di rumah sakit klien hanya berdiam
diri tidak dapat menyalurkan kemampuan yang dimilikinya.
13. Kebutuhan Rekreasi
a. Sebelum sakit : klien mengatakan bahwa klien biasanya berekreasi dengan teman
atau keluarganya dengan jalan-jalan.
b. Saat sakit : klien mengatakan merasa bosan, salah satu hiburannya adalah jalan di
sekitar ruangan.
14. Kebutuhan Belajar
a. Selama sakit : klien mengatakan bahwa klien mengalami luka bakar, klien kurang
mengetahui tentang perawatan luka bakr.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Kesan
Hematologi
Hb 10 g/dl 14,0-18,0 ↑
Hematokrit 30 % 42-52 ↓
Jumlah 11.500 /mm3 4,8-10,8 Normal
Leukosit
Trombosit 400.00 /mm3 150-400 Normal
Kimia klinik
Na 125 mEq/L; 125 mEq/L 70-115 ↑
K 6,3 mEq/L; Cl
88 mEq/L;
Ca 7,9 mg/dL,
dan albumin 3
gr/dL.

I. PROGRAM TERAPI

Jenis Dosis Rute Indikasi & Cara Kerja Kontraindiksi


Terapi
Infus RL 500ml IV Indikasi : mengembalikan keseimbangan Ringer laktat menjadi kura
12 tpm elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok karena menyebabkan hip
hipovolemik. dan asidosis metabolik, ka
Cara kerja : keunggulan terpenting dari larutan menyebabkan penumpuk
Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan laktat yang tinggi
konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang metabolisme anaerob.
dikandung cairan ekstraseluler. Natrium
merupakan kation utama dari plasma darah dan
menentukan tekanan osmotik. Klorida
merupakan anion utama di plasma darah. Kalium
merupakan kation terpenting di intraseluler dan
berfungsi untuk konduksi saraf dan otot.
Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk
menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi
dan syok hipovolemik termasuk syok
perdarahan.
IbuProfe 400mg Oral ● Meredakan demam. Penderita gangguan fungsi
n ● Mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, gagal jantung, hipertensi, d
sakit gigi, nyeri otot, nyeri setelah operasi penyakit lain yang mengak
pada gigi dan dismenore. retensi cairan tubuh, asma,
● Terapi simptomatik rematoid artritis dan pembekuan darah, lupus er
osteoarthritis. sistemik.

Cara Kerja : Hati-hati penggunaan pada


buprofen merupakan derivat asam fenil di bawah 1 tahun, wanita h
propionat dari kelompok obat antiinflamasi trimester 1 dan 2, dan ibu m
nonsteroid (OAINS). Ibuprofen bekerja melalui
penghambatan enzim siklooksigenase pada Hati-hati pemberian pada p
biosintesis prostaglandin, sehingga konversi tukak lambung atau mempu
asam arakidonat menjadi PG-G2 terganggu. riwayat tukak lambung.
Prostaglandin berperan pada patogenesis
inflamasi, analgesia dan demam. Dengan Hati-hati pada penderita ya
demikian maka ibuprofen mempunyai efek mendapatkan antikoagulan
antiinflamasi dan analgetik-antipiretik.
Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih
besar dari pada asetosal (aspirin) dengan efek
samping yang lebih ringan terhadap lambung.
Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi
dengan cepat, berikatan dengan protein plasma
dan kadar puncak dalam plasma tercapai 1 – 2
jam setelah pemberian. Adanya makanan akan
memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi
jumlah yang diabsorbsi. Metabolisme terjadi di
hati dengan waktu paruh 1,8 – 2 jam. Ekskresi
bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolit
inaktif, sempurna dalam 24 jam.
Cefotaxi 1gr IV Infeksi berat yang disebabkan oleh patogen-patogen Penderita dengan riwayat hip
me yang sensitif terhadap Cefotaxime seperti : terhadap antibiotik cephalosp
- Infeksi saluran napas, termasuk hidung dan Penderita ginjal yang berat.
tenggorokan.
- Infeksi pada telinga.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Infeksi tulang dan sendi.
- Infeksi genitalia, termasuk gonore non-komplikata.
- Infeksi abdominal.

Cara Kerja : Cetirizine merupakan antihistamin


potensial yang memiliki efek sedasi (kantuk) ringan
dengan sifat tambahan anti alergi.
Ketorola 30mg IV Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan ● Pasien yang sebelumny
c jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai mengalami alergi denga
berat setelah prosedur bedah. Durasi total Ketorolac karena ada kem
tidak boleh lebih dari lima hari. Ketorolac secara sensitivitas silang.
parenteral dianjurkan diberikan segera setelah ● Pasien yang me
operasi. Harus diganti ke analgesik alternatif sesegera
manifestasi alergi seri
mungkin, asalkan terapi Ketorolac tidak melebihi 5
hari. Ketorolac tidak dianjurkan untuk digunakan pemberian Asetosal atau
sebagai obat prabedah obstetri atau untuk analgesia inflamasi nonsteroid lain
obstetri karena belum diadakan penelitian yang ● Pasien yang mender
adekuat mengenai hal ini dan karena diketahui peptikum aktif.
mempunyai efek menghambat biosintesis ● Penyakit serebrovasku
prostaglandin atau kontraksi rahim dan sirkulasi dicurigai maupun yang su
fetus. ● Diatesis hemoragik
gangguan koagulasi.
● Sindrom polip nasal len
parsial, angioedema
bronkospasme.
● Terapi bersamaan dengan
NSAID lain.
● Hipovolemia akibat deh
sebab lain.
● Gangguan ginjal deraj
sampai berat (kreatinin se
mmol/L).
● Riwayat asma.
● Pasien pasca operasi den
tinggi terjadi perdara
hemostasis inkomplit,
dengan antikoagulan
Heparin dosis rendah (2.
unit setiap 12 jam).
● Terapi bersamaan
Ospentyfilline, Probene
garam lithium.
● Selama kehamilan,
melahirkan atau laktasi.
● Anak < 16 tahun.
● Pasien yang mempunya
sindrom Steven-Johnson
vesikulobulosa.
● Pemberian neuraksial
atau intratekal).
● Pemberian profilaksis
bedah mayor atau int
jika hemostasis b
dibutuhkan karena tingg
perdarahan.

Burnazin Cream Indikasi : Luka bakar semua derajat Burnazin tidak boleh digun
10 mg/g :
x 35 g Cara kerja : Burnazin krim adalah sediaan
antimikroba topikal yang mengandung silver ● Penderita yang peka
sulphadiazine dalam dasar krim hidrofilik yang golongan sulphonam
lunak. Silver sulphadiazine mempunyai aktivitas ● Wanita hamil tua, b
antibakteri yang luas terhadap bakteri gram positif
lahir, karena dapat
dan gram negatif.
menimbulkan resik
kernicterus
Gentami 3mg Infeksi : Gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Hipersensitif terhadap Gentam
sin Serratia) dan Gram Aminoglikosida lain
positif (Staphylococcus), infeksi tulang, infeksi
saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan lunak,
infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan
septikemia , penggunaan topical, dan profilaksis
untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah.

J. ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Etiologi D
1. DS :
Klien mengeluh terasa nyeri dan panas padaNyeri
area Kerusakan kulit, pembentukan
Nyeri be
luka bakarnya edema pe
Klien mengeluh nyeri pada luka bakar pada wajah,
leher dan lengan kanan bawah.
DO :
● Wajah klien terlihat menyeringai kesakitan
● Terdapat edema di lengan kanan atas
● Skala nyeri 7

2. DS : Kerusakan Luka bakar terbuka K


integritas kulit de
DO : terdapat luka bakar berwarna merah kehitaman
di wajah dan leher, dan luka kemerahan dan edema di
lengan atas.
3. DS : klien mengatakan tidak mengetahui informasi Resiko tinggi Disintegritas jaringan R
infeksi kulit de
mengetahui perawatan luka bakar.
DO : Ht 39,80%
terdapat luka bakar berwarna merah kehitaman di
wajah dan leher, dan luka kemerahan dan edema di
lengan atas.

K. DIAGNOSA KEPERWATAN

1. Nyeri b.d kerusakan kult, pembentukan edema


2. Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar terbuka
3. Resiko tinggi infeksi b.d disintegritas jaringan kulit

L. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Hari/ Diagnosa Tujuan Intervensi


. tanggal keperawatan
1 Senin 8 Nyeri b.d Setelah dilakukan
Mandiri
April 2013 kerusakan tindakan selama 3x - Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi/ - Nyeri ha
18.30 kult, 24jam diharapkan karakter dan intensitas (0-10) derajat b
pembentukan pasien mampu : - Jelaskan prosedur/ berikan informasi kerusakan
edema - Memperlihatkan seiring dengan tepat, khususnya selama
penurunan skala selama perawata luka debridem
nyeri (skala 7-2) - Dorong penggunaan teknik - Dukunga
- Memperlihatkan manajemen stres, contoh relaksasi menghila
tindakan untuk progresif, nafas dalam, bimbingan relaksasi.
mengendalikan imajinasi dan visualisasi diharapka
nyeri kolaborasi pada pasi
- Melaporkan nyeri - Berikan analgesik sesuai indikasi meningka
yang - Memfoku
dirasakannya meningka
meningka
menurunk
farmakol
- Metode I
untuk me

2. Kerusakan Setelah dilakukan Mandiri


integritas tindakan selama 2x - Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman -pengkajia
kulit b.d luka 24jam diharapkan luka, perhatikan jaringan nekrotik kedalaman
bakar terbuka pasien mampu : dan kondisi sekitar luka intervensi
- Menunjukan
regenerasi - Berikan perawatan luka bakar yang -perawatan
jaringan tepat dan tindakan kontrol infeksi proses pen
- Mencapai
penyembuhan
tepat waktu pada
area luka bakar

3 Resiko tinggi Setelah dilakukan Mandiri Mandiri


infeksi b.d tindakan selama 2x - Tekankan pentingnya teknik cuci - Menceg
disintegritas 24 jam diharapkan tangan yang baik untuk semua menuru
jaringan kulit pasien mampu : individu yang datang kontak dengan - Menceg
Mencapai pasien infeksiu
penyembuhan luka - Gunakan sarung tangan, masker, dan
tepat dan tidak teknik aseptik ketat selama - Menceg
demam perawatan luka langsung dan berikan pengun
pakaian steril/ linen harus s
- Awasi/batasi pengunjung. Jelaskan pasien
prosedur isolasi terhadap sosialis
pengunjung bila perlu. Periksa area
yang tak terbakar (seperti lipat paha,
- Infeksi
lipatan leher, membran mukosa)
terjadi
secara rutin
sistem
- Ganti balutan dan bersihkan area
floral
terbakar.
antibiot
- Air m
membu
(lapisan
- Bersihkan jaringan nekrotik/ yang
lepas dengan gunting. Jangan
pecahkan lepuh yang utuh bila lebih
kecil dari 2-3 cm, jangan pengaruhi
fungsi sendi dan jangan pajankan
luka yang terinfeksi.
- Periksa luka tiap hari,
- Mening
perhatikan/catat perubahan
Menceg
penampilan, bau, atau kuantitas
yang
drainase.
kulit d
reepitel
- Awasi tanda vital untuk demam, kimia
peningkatan frekuensi/kedalaman mengan
pernafasan sehubungan dengan menyeb
perubahan sensori, adanya diare,
penurunan jumlah trombosit, dan
hiperglikemia - Mengid
penyem
- Berikan obat sesuai indikasi membe
bakar.
ketebal
menyeb
menjad

M. IMPLEMENTASI

Hari /tanggal Diagnosa Implementasi

Senin 8 April DP 1 Mengobservasi nyeri pasien DS : klien mengeluh n


2013 DO: skala nyeri 7, Wa
19.00
DS : klien menyatakan
Memberikan Injeksi :
DO : klien terlihat g
-Ketorolac 1x1A
tanda alergi

DS : klien menyatakan
Menjelaskan prosedur tindakan perawatan luka pada pasien DO : klien tampak pah

DS : klien menyatakan
DO: klien tampak
Mengajarkan klien teknik nafas dalam mengikuti anju

Selasa 9 April DP 1 Mengobservasi nyeri pasien DS : klien masih meng


2013 19.00 DO: skala nyeri 4, Wa
14.00
DS : klien menyatakan
Memberikan Injeksi :
DO : klien terlihat g
Injeksi Cefotaxime1A x1 gram (IV)
tanda alergi
DP 2 - Mengkaji/mencatat ukuran, warna, kedalaman DS
luka,: klien menyatakan
perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka DO : luas luka bakar
wajah dan lehe

DS : klien menyatakan
- memberikan perawatan luka bakar (oles burnazin)
DO : klien tampak tena

DP3
- memeriksa luka dan mencatat perubahan penampilan, DS:
bau,klien menyatakan
atau kuantitas drainase. DO: luka di wajah ma
pada luka pasie

DS: klien mengatak


- Mengukur TTV, mengkaji adanya diare dan demam ,
mengalami diar

DO: TD: 120


80x/menit , RR

- memberikan injeksi Ceftriakson 1x1A

Rabu 10 April DP1 Mengobservasi nyeri pasien DS : klien mengeluh n


2013 DO: skala nyeri 3, Wa
14.00
DS : klien menyatakan
Memberikan Injeksi :
DO : klien terlihat tena
Injeksi Cefotaxime1A 1 gram (IV)
alergi

DS : klien menyatakan
Menjelaskan prosedur tindakan perawatan luka pada pasien DO : klien tampak pah

DP 2 - memberikan perawatan luka bakar (oles burnazin) DS : klien menyatakan


luka
DO : klien tampak tena
luka

DP3 - memeriksa luka tiap hari, perhatikan/catat DS: klien menyatakan


perubahan
penampilan, bau, atau kuantitas drainase. DO: luka di wajah ma
- mengawasi tanda vital untuk demam, peningkatan pada luka pasie
frekuensi/kedalaman pernafasan sehubungan dengan -
perubahan sensori, adanya diare, penurunan jumlah trombosit,
dan hiperglikemia
DS : klien men
DO : TD: 12
72x/menit , RR

Kamis 11 April DP1 Mengobservasi nyeri pasien DS : klien mengeluh n


2013 DO: skala nyeri 2, Wa
21.00 Memberikan Injeksi :
Injeksi Cefotaxime1A 1 gram (IV) DS : klien menyatakan
DO : klien terlihat g
tanda alergi

DS : klien menyatakan
Menjelaskan prosedur tindakan perawatan luka pada pasien
DO : klien tampak pah

DP2 memberikan perawatan luka bakar (oles burnazin) DS : klien menyatakan


luka
DO : klien tampak tena
luka

DP3
- memeriksa luka tiap hari, perhatikan/catat - DS: klien meny
perubahan
penampilan, bau, atau kuantitas drainase. DO: luka di wajah ma
pada luka pasie
-mengawasi ttv
DS : klien men
DO : TD: 12
74x/menit RR

N. EVALUASI

Hari/tanggal Dx Evaluasi
No
Senin 8 1 S : klien mengatakan masih terasa nyeri di luka bakarnya
April 2013 O: skala nyeri 7. Klien tampak menyeringai kesakitan.
21.00 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1
Selasa, 9 1 S : klien mengatakan masih terasa nyeri di luka bakarnya
April 2013 O: skala nyeri5. Klien tampak lebih tenang .
21.00 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 S:
O: luas luka bakar 13.5 % luka bewarna kehitaman di area wajah dan leher, berwarna merah d

A: masalah belum teratasi


P: lanjutkan intervensi

3 S: klien mengatakan tidak merasakan demam, tidak mengalami diare


O: TD: 120/80 mm/Hg, Suhu : 36,20C, Nadi : 78x/menit , RR : 20 kali/menit
A: masalah beum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Rabu, 1 S : klien mengatakan nyeri luka bakarnya berkurang


10 April O: skala nyeri3. Klien tampak lebih tenang .
2013 A : Masalah belum teratasi
21.00 P : Lanjutkan intervensi
2 S: klien menyatakan luka bakarnya tampak kehitaman
O: luka di wajah masih tampak kehitaman, tidak terdapat bau pada luka pasien
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

3 S: klien tampak tenang dan nyaman saat diberikan perawatan luka


O : luas luka bakar 13,5% luka bewarna kehitaman di area wajah dan leher, berwarna
bawah
A: masalah belum teratasi
P :lanjutkan interevensi

Kamis 9 1 S: klien menyatakan nyeri berkurang


April 2013 O: skala nyeri 2, Wajah klien lebih rileks dan tenang
21.00
A: masalah belum teratasi
P : hentikan intervensi

2 S: -
O: klien tampak tenang dan nyaman saat diberikan perawatan luka. Luka klien yang m
lengan atas itu sudah ada perbaikan
A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi

3 S: klien menyatakan luka bakarnya tampak kehitaman


O: luka di wajah masih tampak kehitaman, tidak terdapat bau pada luka pasien
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai