Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kelayakan Usaha
Penangkapan Ikan dengan Purse Seine 56 GT di Kota Sibolga Sumatera Utara
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
ABSTRACT
Based on the size of fishing gear, purse seine in Sibolga divided into two
types: pukat rapat with a maximum length of 750 meters, and pukat tongkol
maximum length 1,000 meters. Due to a decrease the production of small pelagic
fish in the Sibolga waters have impact fishermen used pukat tongkol with
previously dominated pukat rapat. Productivity of purse seine in Sibolga is
6,025.3 ton/year. This study aims to describe the pukat tongkol and determine the
feasibility of through financial analysis. The method used was a survey and
experimental fishing. Purse seine fisheries with 56 GT have Rp. 557,816,018 per
year with 25 trips per year. Purse seine fishing gear proper developed based on
R/C ratio of 1.34 and payback period within 1-2 years.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Dr Ir Budy Wiryawan
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumerdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih pada penelitian yang
dilakukan di Kota Sibolga, Teluk Tapian Nauli pada bulan Februari – Maret 3013
ini adalah Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan dengan Purse Seine 56 GT di
Sibolga Sumatera Utara.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1) Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro, MSc dan Dr Roza Yusfiandayani, SPi selaku
komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan nasehat kepada
penulis selama meyelesaikan skripsi;
2) Dr Ir Anwar Bey Pane, DEA selaku penguji dan Dr Yopi Novita, SPi MSi
selaku komisi pendidikan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
yang telah memberikan saran untuk penyempurnaan penulisan skripsi;
3) Orang tua tercinta, Ibu Orlide Simanjuntak beserta keluarga besar yang
senantiasa memberikan doa dan dukungan selama penulis menjalankan masa
studi di IPB.
4) Teman-teman PSP 46;
5) Pihak terkait yang tidak disebutkan satu persatu atas bantuan dalam
menyelesaikan penelitian dan skripsi.
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir
kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pemabaca.
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Dokumentasi penelitian 21
2 Perhitungan analisis finansial perikanan purse seine 56 GT 21
3 Perincian pendapatan nelayan purse seine 56 GT 23
4 Perhitungan cash flow perikanan purse seine 56 GT 24
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
(1) Mendeskripsikan alat tangkap purse seine di atas 56 GT yang ada di wilayah
perairan Sibolga.
(2) Menghitung nilai produktivitas alat tangkap purse seine yang ada di wilayah
perairan Sibolga.
(3) Menganalisis aspek finansial dari penggunaan purse seine di atas 56 GT di
perairan laut Sibolga.
Manfaat Penelitian
-------------------------------------------------------------------------------------------- Proses
-------------------------------------------------------------------------------------------- Output
Pengembangan usaha
perikanan purse seine 56 GT
-------------------------------------------------------------------------------------------- Tujuan
Keterangan:
------ = batasan bagian alur pemikiran
= alur pemikiran
Gambar 1 Kerangka penelitian
4
METODE
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk dokumentasi,
stopwatch, alat tulis, data sheet, serta lembar kuisioner untuk wawancara. Obyek
yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit kapal purse seine 56 GT dan
satu unit rumpon.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan
experimental fishing. Metode survei merupakan penyelidikan yang dilakukan
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara
faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok
atau daerah (Nazir 1983). Metode experimental fishing dilakukan dengan uji coba
5
Analisis Teknis
Aspek teknis yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui keefektifan operasi
penangkapan dengan purse seine antara lain konstruksi purse seine, metode
penangkapan, komposisi hasil tangkapan, musim dan daerah penangkapan ikan
(Aminah 2010). Penilaian aspek teknis lebih dititik beratkan pada penilaian
produktifitas alat tangkap yang dilihat dari data sekunder.
Produktivitas merupakan suatu alat ukur untuk mengetahui apakah sebuah
alat tangkap itu sudah efesien secara teknis atau tidak. Produktivitas juga
merupakan pembanding antara hasil penangkapan dengan semua input
sumberdaya yang dipergunakan (Hanafiah 1986). Penghitungan nilai produktivitas
perikanan purse seine menggunakan data sekunder dengan menggunakan
persamaan berikut.
6
( )
J ( )
( )
J ( )
( )
J ( )
Analisis Finansial
Analisis finansial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis dari
segi investasi dan pendapatan usaha perikanan purse seine. Analisis finansial yang
dilakukan diantaranya adalah analisis usaha dan analisis kelayakan usaha
perikanan purse seine di Kota Sibolga. Suatu usaha dapat dijalankan, bila
diharapkan: (1) memberikan keuntungan untuk memenuhi setiap kewajiban untuk
jangka pendek, (2) berkembangnya kemampuan untuk membiayai operasi
terutama dari modal sendiri dan bukan kreditpada suatu saat, dan (3) dapat
membayar semua beban pembiayaan. Kelayakan finansial harus mengungkapkan
secara terperinci apakah usaha atau kegiatan ekonomi akan menguntungkan dalam
suasana persaingan, risiko bisnis, kondisi perekonomian, tidak stabil dan lain-lain
(Telaunbanua 2009).
Analisis finansial dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan
keuangan untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha yang telah dicapai.
Analisis finansial yang dilakukan antara lain analisis pendapatan usaha, analisis
imbangan penerimaan dan biaya (Revenue Cost Ratio), analisis Return of
Investment (ROI), dan analisis payback period.
Secara matematis formula yang digunakan untuk menghitung analisis
pendapatan usaha menurut Djamin dalamAminah (2010) adalah :
= TR - TC
Keterangan:
π = Keuntungan
TR = Penerimaan total
TC = Total biaya
Ketentuan :
TR > TC, maka usaha mengalami keuntungan
TR < TC, maka usaha mengalami kerugian
TR = TC, maka usaha tidak untung maupun tidak rugi.
Sebuah usaha perlu dilakukan analisis keuangan yang bertujuan
membandingkan kinerja antar periode atau untuk mengevaluasi proyek investasi.
Metode yang perlu digunakan adalah membandingkan seluruh sumberdaya yang
keluar dengan laba usaha yang diperoleh. Menghitung besar keuntungan yang
diperoleh dibandingkan dengan besarnya investasi yang ditanam menggunakan
persamaan Glueck dan Jauch dalam Yusfiandayani (1997).
7
I
I
Keterangan:
ROI = Return On Investment (tingkat pengembalian)
LB = Laba Bersih
I = Jumlah investasi yang ditanam
Analisis revenue cost ratio digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil
yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan
atau tidak. Suatu usaha dikatakan untung dan layak dilanjutkan apabila R/C ratio
> 1 (Sugiarto et al. 2002). RC Ratio dapat diperoleh melalui rumus:
Keterangan:
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC = Total Biaya (Total Cost)
Analisis payback period digunakan untuk dapat menghitung waktu yang
diperlukan oleh net benefit untuk mengembalikan seluruh biaya investasi yang
telah digunakan untuk kegiatan usaha perikanan. Adapun formulauntuk
menghitung nilai payback period adalah sebagai berikut (Glueck dan Jauch dalam
Yusfiandayani 1997):
I
Keterangan:
PP = Payback Period
LB = Laba Bersih
I = Jumlah investasi yang ditanam
Kriteria:
Jika payback period lebih pendek waktunya dari maksimum ketentuan
payback period maka usaha tersebut layak untuk dilanjutkan.
Analisis Teknis
Hubungan antara pelampung dan pemberatnya sangat erat agar jaring bisa
membuka dan membentang dengan baik. Bagian tali ris bawah digantungkan
purse (cincin), dimana pada cincin terdapat purse line (tali kolor) yang berfungsi
untuk mengerucutkan bagian bawah jaring.
Jumlah alat tangkap purse seine di Sibolga tahun 2008 sampai 2010 relatif
konstan dengan jumlah 105 unit, pada tahun 2007 mengalami penurunan,
sedangkan pada tahun 2011 mengalami penambahan (Gambar 3).
107
106
106
105 105 105
Jumlah (unit)
105
104
103
102
102
101
100
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
Gambar 3 Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun
2007-2011
Jaring yang dioperasikan oleh nelayan Sibolga memiliki panjang 500-1.000
meter dan lebar 60-80 meter. Berdasarkan panjang jaring, nelayan di Sibolga
membedakan purse seine menjadi dua jenis yaitu pukat rapat dengan panjang
maksimal 750 meter dan pukat tongkol dengan panjang maksimal 1000 meter.
Konstruksi pukat cincin terdiri dari beberapa komponen seperti tali ris atas (head
rope), tali ris bawah (foot rope), sayap (wing), badan (body), kantong (bunt),
serampat atas (upper selvedge), dan serampat bawah (lower selvedge), pelampung,
pemberat serta dilengkapi dengan tali kolor (purse line). Benang sintesis banyak
digunakan sebagai bahan komponen pukat cincin, antara lain polyamide (PA),
nylon dan polyethylene (PE). Bagian jaring yang terbuat dari benang PA
digunakan sebagai komponen utama pembuat jaring dengan ukuran mata jaring
berkisar antara 3-4 cm. Jaring yang terbuat dari bahan PE digunakan pada jaring
serampat dengan ukuran mata jaring 2 inchi.
Serampat bertujuan untuk memperkuat pukat cincin sewaktu dioperasikan
terutama pada waktu hauling. Tali ris bawah berfungsi untuk menggantungkan
cincin dan pemberat, tali ini terbuat dari polyethylene dengan diameter 15 mm dan
panjang 1000 meter. Tali kolor (purse line) berguna untuk mengerucutkan pukat
cincin pada bagian bawah saat hauling, jika seluruh ring telah terkumpul maka
cincin pada bagian bawah akan berkumpul menjadi satu dan jaring akan
membentuk seperti mangkuk. Pelampung yang digunakan alat tangkap purse seine
di Sibolga umumnya berwarna kuning dan putih dengan ukuran diameter 11 cm
dan panjang 20 cm. Melalui lubang dari cincin-cincin tersebut dimasukkan tali
kerut (purse line). Pemberat yang digunakan terbuat dari bahan timah hitam
(plumbum) dengan panjang 38 mm dan diameter lubang 16 mm. Gambaran umum
komponen alat tangkap purse seine dapat dilihat pada Gambar 4.
9
Keterangan:
A = Kantong F = Tali ris bawah
B = Badan sayap G = Pemberat
C = Sayap H = Pelampung
D = Selvadge (Srampad) I = Tali kolor (purse line)
E = Tali ris atas J = Cincin
Gambar 4 Bentuk umum alat tangkap purse seine di Sibolga
Spesifikasi alat tangkap purse seine di Sibolga dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Spesifikasi komponen alat tangkap purse seine di Sibolga
Keterangan gambar Bahan Spesifikasi
Kantong Polyamide Mesh size = 3 cm
Badan jarring Polyamide Mesh size = 3-4 cm
Sayap Polyamide Mesh size = 4 cm
Selvadge (Srampad) Polyethylene Mesh size = 2 inchi
Tali ris atas Polyethylene Panjang = 1000 m
Tali ris bawah Polyethylene Panjang = 1000 m
Pemberat Timah Berat @ 3 kg
Pelampung Polyvinyl chloride Ø = 11 cm, panjang = 20 cm
Tali kolor Polyethylene Panjang = 1.500 meter
Cincin Besi Ø = 5 cm
adalah kayu meranti, damar laut dan kayu rasak. Kapal purse seine di Sibolga
umumnya mempunyai panjang total kapal (LOA ) 15-28 meter dengan lebar kapal
(B) 3,5-7 meter dan tinggi kapal (D) 2 meter. Mesin utama berkekuatan 120-370
PK dengan merek yang berbeda seperti Yamaha, Nissan, dan Mitsubishi. Kapal
yang digunakan dalam penelitian ini adalah KM. Maskapai Nusantara berukuran
56 GT yang mempunyai jarak fishing ground antara 300 mil sampai dengan 500
mil dari fishing base. Kapal tersebut memiliki beberapa ruang yaitu ruang kemudi,
ruang mesin, rumah ABK, palka beserta gudang. Ruang palka terdapat pada
haluan bagian bawah kapal yang terdiri dari 4 pintu untuk tempat hasil tangkapan,
2 pintu untuk tempat air es, dan 2 pintu untuk tempat air bersih. Bentuk umum
kapal purse seine yang dapat dilihat pada Gambar 5.
5000
4240
3000
2000
1352
1000 840
300 192 170 441 190
0 50
0
Gambar 6 Jumlah tenaga kerja per armada penangkapan ikan tahun 2011
Jumlah nelayan dalam satu unit perikanan purse seine umumnya berjumlah
45 orang yang terdiri dari nelayan tetap danjuga nelayan sambilan. Nelayan tetap
adalah kapten kapal, juru mesin, juru masak dan juru sampan, sedangkan lainnya
adalah nelayan sambilan.
Sistem bagi hasil produksi hasil tangkapan purse seine di Sibolga setelah
dikeluarkan semua biaya operasional adalah 60% untuk pemilik dan 40% untuk
ABK. Jabatan, tugas masing-masing ABK dan sistem bagi hasil dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2 Jabatan, tugas, dan sistem bagi hasil nelayan purse seine di Sibolga
Jumlah Jumlah Persentase
No. Jabatan Tugas
Bagian ABK (%)
1. Nahkoda Juru mudi 3 1 5,83
Wakil Pengganti tugas
2. 2 1 3,88
Nahkoda nakhoda
Mengoperasikan dan
3. KKM 2 1 3,88
merawat mesin kapal
Pengganti atau
4. Wakil KKM 1,5 1 2,91
menemani KKM
Juru Menurunkan dan
5. 2 3 11,65
Lampung menaikkan pelampung
Membantu merapikan
6. Juru Sampan 1,5 2 5,83
pelingkaran jaring
Menurunkan dan
7. Juru Batu 2 2 5,83
menarik pemberat
Menyediakan makanan
8. Juru Masak 2 2 7,77
dan minuman nelayan
Mengatur posisi
9. Juru Haluan 1,5 2 5,83
kapalsaat tambat labuh.
Menurunkan dan
10. ABK Biasa 1 30 46,60
menarik jaring
Total 45 100
12
Keterangan:
A = Pengapung (besi berisi
sterofoam cor)
B = Sayatan ban luar truk
C = Segel
D = Rantai (15 meter)
E = Kili-kili
F = Pemberat pegas
G = Tali PA
H = Kili-kili
I = Pemberat
J = Tali PA
K = Pemikat (daun nibung)
L = Pemberat
ada yang sampai 16 hari dengan jarak fishing ground sejauh 200-500 mil. Mereka
biasanya melakukan penangkapan di laut lepas dengan waktu tempuh 2 hari
pelayaran untuk mencapai fishing ground.
Musim penangkapan di wilayah perairan Sibolga dikelompokkan menjadi
tiga musim. Musim puncak terjadi pada bulan Februari sampai Mei, musim
paceklik terjadi pada bulan Juni sampai bulan Oktober. Musim sedang terjadi pada
bulan November sampai Januari (Tabel 3). Kegiatan penangkapan yang dilakukan
oleh nelayan Sibolga berlangsung sepanjang tahun (Nontji 2007).
Tabel 3 Musim penangkapan ikan berdasarkan musim ikan dan musim angin di
Sibolga
Musim
DPI Puncak Paceklik Sedang
ikan
Bulan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Ag Sep Okt Nov Des Jan
Musim Musim Peralihan Musim
DPI Peralihan 1
angin timur 2 barat
Mulai
fishing base
Tidak
Selesai
Produktivitas
Produktivitas purse seine di Sibolga pada tahun 2011 menempati urutan ke
dua setelah perikanan pukat ikan (trawl) yang pengoperasiannya illegal (Gambar
9).
10566.1
10200
Produksi (ton/trip)
8200
6025.3
6200
4282.1
4200
2663.1 2838.4
2200
395.5 524.9
200
Pukat Bagan Jaring Pukat Pancing Bubu Trammel
Cincin Perahu Insang Ikan Net
(trawl)
Analisis Finansial
biaya operasional sebesar Rp. 1.314.109.132 dalam satu tahun dan setiap tripnya
menghabiskan biaya rata-rata sebesar Rp. 22.770.000 (Tabel 5).
Tabel 5 Pembiayaan operasional nelayan purse seine 56 GT per trip dan per
tahun di Sibolga
No. Uraian Satuan Nilai Akhir
1. Biaya Operasional Nelayan Per Trip
Ransum Rp./trip 4.773.000
Solar Rp./trip 15.288.750
Oli Rp./trip 521.250
Minyak Tanah Rp./trip 108.250
Rumpon Rp./trip 2.078.750
Sub Total Rp./trip 22.770.000
2. Biaya Operasional Tahunan
Biaya Operasional Rp./tahun 569.250.000
Biaya Retribusi Rp./tahun 110.671.120
Gaji Anak Buah Kapal Rp./tahun 634.188.012
Total Biaya Operasional Rp./tahun 1.314.109.132
*Harga bahan bakar diasumsikan pada saat penelitian di tahun 2013
Solar = Rp. 4.500 per liter; Oli= Rp. 10.000 per liter; Minyak tanah = Rp. 10.000 per
liter
Hasil tangkapan pada umumnya di daratkan di tangkahan yang ada di sekitar
pantai Sibolga. Keberadaan tangkahan ini sangat berdampak pada penentuan
harga ikan. Berdasarkan wawancara pada nelayan, harga ikan berbeda-beda di
setiap tangkahan. Rata-rata harga ikan di Sibolga dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok seperti yang terdapat pada Tabel 6.
Tabel 6 Harga hasil tangkapan purse seine 56 GT
Hasil Harga (Rp.)
Tangkapan Musim Puncak Musim Sedang Musim Paceklik
Cakalang 10.000 11.500 15.000
Baby Tuna 15.500 17.500 23.000
Analisis finansial yang dilakukan antara lain analisis pendapatan usaha,
analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue Cost Ratio), Payback Period
(PP), dan analisis Return of Investment (ROI). Hasil penelitian menunjukkan
usaha perikanan purse seine di atas 50 GT menunjukkan keuntungan yang cukup
besar bagi pemilik usaha (Tabel 7).
Tabel 7 Hasil analisis finansial purse seine 56 GT
No. Aspek Analisis Finansial Satuan Nilai Akhir
1. Investasi Awal Rp. 775.927.500
2. Total Penerimaan Rp./tahun 2.213.422.400
3. Total Pengeluaran Rp./tahun 1.655.606.382
4. Keuntungan Rp./tahun 557.816.018
5. R/C Ratio 1,34
6. Return of Investment (ROI) % 71,89
7. Payback Period Tahun 1,39
17
Pembahasan
Kapal purse seine di Sibolga mempunyai panjang 15-28 meter, lebar 3,5-7
meter dan tinggi 2 meter. Kapal ini tergolong besar jika dibandingkan dengan
kapal purse seine yang berada di pesisir utara pulau Jawa, yaitu panjang kapal
minimal 15-18 meter, lebar 3-5 meter dan dalam 1,5 meter (Yusron 2005 dalam
Tanjaya 2011). Dibandingkan dengan kapal purse seine yang ada di Pekalongan,
ukuran kapal purse seine yang ada di Sibolga lebih kecil dibandingkan dengan di
Pekalongan. Menurut Hufiadi dalam Tanjaya (2011) panjang kapal purse seine di
Pekalongan minimal 30,2 meter, lebar minimal 5 meter dan dalam 2,5 meter.
Ukuran jaring purse seine di beberapa daerah juga berbeda-beda. Sebagai contoh,
purse seine yang dioperasikan nelayan Banda Aceh untuk menangkap cakalang
memiliki panjang yang berkisar mulai dari 600 m hingga 1.350 m, lebar dari 60
hingga 85 m (Chaliluddin 2002 dalam Tanjaya 2011), di Pekalongan panjang
jaring 350-600 meter dengan lebar 90-110 meter, di Kabupaten Maluku Tenggara
panjang jaring antara 200-400 m dan lebar 60-75 m (Tanjaya 2011). Ukuran kapal
purse seine di Sibolga tergolong besar jika dibandingkan dengan beberapa daerah,
akan tetapi ukuranya lebih kecil jika dibandingkan dengan kapal purse seine yang
ada di Pekalongan. Jaring purse seine di Sibolga juga tergolong ukuran besar jika
dibandingkan dengan di daerah lain.
Nelayan purse seine di Sibolga menggunakan rumpon dan cahaya untuk
mengumpulkan ikan dalam catchable area. Lampu yang digunakan saat operasi
mempunyai total daya di atas 30.000 watt. Hal ini bertentangan dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011
mengenai jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan dan alat
b , ≥ 30 G
≤ 16.000 w . H oleh nelayan yang
kurang tahu terhadap peraturan pemerintah dan keinginan nelayan untuk
mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak.
Jenis ikan yang tertangkap oleh purse seine di atas 50 GT adalah ikan
perenang cepat seperti Cakalang (Katsuwonus pelamis), Tuna (Thunus sp), dan
Tongkol (Euthynnus sp). Saat operasi penangkapan dengan menggunakan KM.
Maskapai Nusantara, proses setting hanya dilakukan pagi hari saja. Malam hari
nelayan memancing di sekitar rumpon untuk menambah pendapatan. Selain gaji
dari pemilik kapal dan hasil memancing, nelayan juga mendapatkan penghasilan
dari hasil tangkapan yang sudah dipisahkan untuk dijual oleh nahkoda di tengah
laut. Hasil penjualan ini tidak masuk ke dalam kas pemilik kapal. Penjualan ikan
di tengah laut ini akan mengakibatkan data produksi perikanan tangkap di Sibolga
kurang akurat, karena tidak sesuai dengan hasil tangkapan yang sesungguhnya.
Menurut wawancara dengan nelayan, sistem bagi hasil antara pemilik kapal
dengan ABK kurang mencukupi, mengingat besarnya risiko, tenaga, waktu serta
penderitaan yang dialami oleh nelayan dalam memperoleh hasil tangkapan,
sehingga mereka menjual sebagian hasil tangkapan di tengah laut.
18
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2 Lanjutan
II. Biaya Tetap
Jumlah
No. Keterangan Unit Satuan Harga (Rp.)
(Rp/tahun)
1 SIUP 1 tahun 900,000 900,000
2 Biaya Penyusutan
- Kapal Utama 1 unit 33,412,500 33,412,500
- Mesin penggerak 1 unit 6,470,625 6,470,625
- Generator set 1 unit 1,379,125 1,379,125
- Alat tangkap 1 unit 31,587,500 31,587,500
- Mesin Es 1 unit 1,181,250 1,181,250
- Mesin pompa air 1 unit 1,140,000 1,140,000
- Mesin sampan 2 unit 2,160,000 4,320,000
6 Biaya Pemeliharaan
- Kapal 1 unit 88,218,750 88,218,750
- Mesin 6 unit 113,200,00 113,200,000
0
- Alat Tangkap 1 unit 59,687,500 59,687,500
- Rumpon 6 unit 51,968,750 51,968,750
Total Biaya Tetap 393,466,000
III. Biaya Tidak Tetap
1 Ransum 25 trip/tahun 4,773,000 119.325.000
2 Solar 3,500 Liter/trip 4,500 382.218.750
3 Oli 50 Liter/trip 10,000 13.031.250
4 Minyak tanah 10 Liter/trip 10,000 2.706.250
5 Biaya retribusi 5% Persen 110.671.120
6 Bagi hasil 40% Persen 634.188.012
Total Biaya Tidak Tetap 1.262.140.382
TOTAL BIAYA 1.655.606.382
IV. Penerimaan
1 Musim Puncak
a. Cakalang 735.625.000
b. Baby Tuna 543.860.900
2 Musim Sedang
a. Cakalang 462.760.000
b. Baby Tuna 142.135.000
3 Musim Paceklik
a. Cakalang 249.691.500
b. Baby Tuna 79.350.000
TOTAL PENERIMAAN 2.213.422.400
Keuntungan Bersih 557.816.018
R/C 1,34
PP 1,39 tahun
ROI 71,89%
23
Lampiran 4 Lanjutan
Tahun Produksi
Keterangan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mesin Sampan 24000000 24000000
Rumpon 45562500
Lain-lain 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000
Total Biaya Investasi 775927500 4250000 4250000 4250000 33890000 34250000 176500000 33890000 4250000 4250000 33890000
b. Biaya Operasional
Ransum 0 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000
Solar 0 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750
Oli 0 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250
Minyak tanah 0 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250
Biaya retribusi 0 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120
Bagi hasil 0 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012
Total Biaya Tidak tetap 0 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382
c. Biaya Perawatan
Kapal 0 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750
Mesin 0 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000
Alat Tangkap 0 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500
Rumpon 0 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750
e. SIUP 0 900000 900000 900000 900000 900000 900000 900000 900000 900000 900000
Total Biaya Tetap 0 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000
Total Outflow 775927500 1580365382 1580365382 1580365382 1610005382 1610365382 1752615382 1610005382 1580365382 1580365382 1610005382
NET BENEFIT -775927500 633057018 633057018 633057018 603417018 614069518 460807018 603417018 633057018 633057018 655707018
RIWAYAT HIDUP