Anda di halaman 1dari 3

KONSTIPASI

A. DEFINISI
Konstipasi adalah masalah pada pencernaan yang umum terjadi. Pada orang dengan
konstipasi sering mengalami sensasi pergerakan pada usus dan sulit buang air besar. Orang yang
buang air besar lebih sedikit dari tiga kali seminggu dengan tinja yang cenderung kering ada
kemungkinan mengalami konstipasi.
Banyak kasus konstipasi bersifat sementara. Perubahan gaya hidup dengan makan lebih
banyak serat dan berolahraga akan membantu menghilangkan konstipasi. Konstipasi juga dapat
diobati dengan obat pencahar tanpa resep yang dijual bebas.

B. GEJALA
Tanda dan gejala konstipasi antara lain:
 Buang air besar lebih sedikit dari tiga kali seminggu
 Sulit buang air besar
 Tekanan pada perut yang menyiksa saat terjadinya pergerakan pada usus
 Perasaan terjadi penyumbatan pada dubur
 Perasaan tidak selesai setelah buang air besar

C. PENYEBAB & FAKTOR RISIKO PENYEBAB


Normalnya tinja di dalam usus didorong dengan kontraksi otot usus. Pada usus besar air
dan garam diserap kembali karena penting bagi tubuh. Tetapi ketika usus besar menyerap terlalu
banyak air, atau kontraksi otot usus besar lambat maka tinja akan menjadi keras dan kering
sehingga pergerakan pada usus besar menjadi terlalu lambat. Anda mungkin juga mengalami
konstipasi jika otot yang digunakan untuk menggerakkan usus tidak berfungsi secara benar.
Masalah ini disebut anismus.
Sejumlah faktor yang menyebabkan antara lain:
 Kekurangan cairan atau dehidrasi
 Kekurangan serat pada makanan
 Kurangnya aktifitas fisik (khususnya pada orang tua)
 Perubahan gaya hidup atau rutinitas, termasuk hamil, penuaan dan perjalanan
 Sakit
 Sering menggunakan atau penyalahgunaan obat pencahar
 Penyakit tertentu, seperti stroke, diabetes, thyroid disease dan Parkinson’s disease
 Masalah pada usus besar dan dubur, seperti penyumbatan usus atau diverticulosis
 Obat tertentu
 Gangguan hormon, seperti tidak aktifnya kelenjar tiroid
 Kerusakan pada kulit dubur dan ambeien
 Hilangnya kadar garam di dalam tubuh karena muntah atau diare
 Cedera pada syaraf tulang belakang, yang dapat berefek pada usus
Pada kasus yang langka, konstipasi dapat menjadi tanda bahwa anda mengalami kondisi
medis yang serius, seperti kanker usus besar, gangguan hormon atau gangguan pada autoimun.
Pada anak-anak, konstipasi dapat mengindikasikan hirschsprung disease – kondisi hilangnya sel
syaraf bawaan sejak lahir.

D. FAKTOR RISIKO
Anda lebih berpeluang mengalami konstipasi jika:
 Orang tua
 Posisi duduk secara terus-menerus
 Tinggal di tempat tidur (ketika akan bersalin)
 Makan makanan rendah serat
 Kekurangan cairan
 Menggunakan obat tertentu, termasuk sedatives, narkotik atau pengobatan tertentu
untuk menurunkan tekanan darah
 Sedang menjalani chemotheraphy
Wanita lebih sering mengalami konstipasi daripada laki-laki dan anak-anak lebih sering
mengalami konstipasi daripada orang dewasa.
Jika anda sedang hamil, anda mungkin mengalami konstipasi karena perubahan hormon. Setelah
melahirkan, tekanan pada usus dari uterus yang membesar juga dapat menyebabkan konstipasi.

E. PENCEGAHAN
1. Makan makanan kaya serat
2. Batasi makanan rendah serat
3. Minum yang cukup
4. Rutin berolahraga
5. Tidak menunda ketika ingin buang air besar
6. Coba suplemen berserat
7. Berhati-hati dalam memilih obat pencahar

D. PENGOBATAN
Untuk pengobatan, pilihan utama dalam menyembuhan konstipasi biasanya jatuh pada
jenis obat-obatan pencahar ( laksatif ), namun satu hal yang harus diketahui dari jenis obat-
obatan ini yaitu bila tidak digukanan secar benar akan dapat menimbulkan masalah lain yang
lebih banyak lagi.
Laksatif bekerja melalai banyak cara dan masing-masing jenis menimbulkan masalah tersendiri.
Beberapa diantaranya bersifat sebagai Lubrikan ( pelumas ), sedangkan yang lainnya dapat
melunakkan konsistensi feses, menyerap air lebih banyak pada usus besar, dan ada juga yang
membentuk massa. Salah satu bahaya dari laksatif yaitu dapat menimbulkan ketergantungan
pada penggunanya, bahkan beberapa jenis laksatif diketahui dapat merusak sel-sel saraf pada
kolon ( usus besar ) sampai akhirnya membuat seseorang tidak tidak dapat buang air besar lagi.
Laksatif dapat menghambat absorpsi atau menghilangkan efikasi obat. Laksatif berbahan dasar
minyak mineral dapat mencegah absorpsi vitamin A, D, K, dan E, jenis laksatif lainnya dapat
merusak dinding usus. Karena itu penggunaan laksatif sebaiknya dihindari dan hanya digunakan
atas anjuran dokter. Sebaiiknya untuk mengatasi konstipasi lebih dianjurkan untuk secara rutin
berolahraga, cukup minum dan mengkomsumsi makanan tinggi serat seperti yang sudah
disebutkan di atas.

Anda mungkin juga menyukai