Anda di halaman 1dari 20

BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

BAB II

PENGAMATAN DAN TINJAUAN

2.1 Umum

Dalam melaksanakan kegiatan konstruksi tidak lepas dari lima unsur

sumber daya manajemen konstruksi yaitu sumber daya manusia, material, biaya,

alat - alat, dan metode. Lima unsur tersebut harus selalu tersedia dan terlaksana

mengingat hilangnya atau terhambatnya salah satu unsur akan mengakibatkan

kerugian berbagai pihak dari proyek konstruksi. Oleh sebab itu pada bab ini akan

menjelaskan mengenai unsur manajemen konstruksi berupa material dan alat –

alat yang digunakan pada Proyek Rusunami Stasiun Tanjung Barat.

Pengadaan material dan alat – alat harus direncanakan sesuai dengan biaya

dan waktu. Apabila durasi pengadaan tidak sesuai maka akan mengacaukan

pekerjaan yang sudah direncanakan. Material dan alat – alat pun harus digunakan

sesuai dengan fungsinya apabila tidak maka akan menimbulkan kerugian biaya,

bahkan dapat memakan korban jiwa.

2.2 Material Konstruksi

Material merupakan bahan yang di perlukan untuk membangun sebuah

proyek. Kualitas dari material menentukan biaya proyek dan mutu dari hasil

proyek tersebut. Material yang digunakan pada proyek Rusunami Stasiun Tanjung

Barat adalah sebagai berikut:

2.2.1 Beton

Pada proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat digunakan

beton ready mix (adukan beton yang siap digunakan sesuai mutu beton yang

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 22


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

dipesan) yang di supply dari PT. Adhimix Precast Indonesia. Beton ready mix

didatangkan dari batching plant dengan menggunakan truck mixer, yang

kemudian dimasukkan ke dalam concrete bucket atau concrete pump untuk

selanjutnya dituangkan ditempat yang akan dicor. Mutu beton yang digunakan

pada Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat adalah:

Tabel 2.1 Mutu Beton


Aplikasi Mutu Beton
Pelat dan Balok Fc’ = 30 MPa
Kolom dan Corewall
 Lt. BM – Lt. 7 Fc’ = 40 MPa
 Lt. 8 – Lt. 15 Fc’ = 35 MPa
 Lt. 16 – Lt. Atap Fc’ = 30 MPa
Pile cap, Sloof Fc’ = 30 MPa

Gambar 2.1 Sampel beton dari PT. Adhimix Precast Indonesia

2.2.2 Baja Tulangan

Baja Tulangan adalah besi baja yang digunakan untuk konstruksi beton

bertulang. Baja tulangan berfungsi untuk menahan gaya tarik dan gaya lateral

pada beton. Baja tulangan harus sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia), harus

bersih dari kotoran-kotoran serta karat. Baja tulangan yang di bentuk harus sesuai

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 23


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

dengan rencana kerja dan dipasang sesuai spesifikasi pada gambar. Pada proyek

Rusunami Stasiun Tanjung Barat baja tulangan yang digunakan adalah baja

tulangan ulir dengan diameter 10 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 29

mm, dan 32 mm.

Tabel 2.2 Mutu Tulangan


Aplikasi Mutu Tulangan

Tulangan balok, Longitudinal Kolom,


BJTS 42 Fy = 420 MPa
Longitudinal wall, dan Pelat Lantai
Tulangan Pile Cap, Tulangan Tie
Beam, Sengkang, dan Ties Kolom/ BJTS 52 Fy = 520 MPa
Shearwall

Gambar 2.2 Baja Tulangan

2.2.3 Kawat Baja atau Kawat Bendrat

Kawat Baja atau Kawat Bendrat adalah kawat untuk mengikat baja

tulangan yang satu dengan yang lain agar membentuk suatu rangka elemen

struktur yang siap di cor sesuai dengan perancangan yang diinginkan.

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 24


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

Gambar 2.3 Kawat Baja atau Kawat Bendrat

2.2.4 Tahu Beton atau Beton Decking

Tahu beton atau beton decking berfungsi sebagai pemberi jarak antara

bekisting dan tulangan atau untuk selimut beton. Ukuran tahu beton tergantung

ketebalan selimut beton yang diperlukan. Untuk balok dan plat lantai ketebalan

tahu beton yang digunakan adalah 20 atau 25 mm sedangkan untuk kolom dan

core wall 40 mm.

Gambar 2.4 Tahu Beton atau Beton Decking

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 25


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

2.2.5 Plywood (Triplek)

Plywood merupakan kayu lapis bekisting yang bagian atas atau bawahnya

dilapisi phenolfilm untuk mendapatkan hasil pengecoran dengan permukaan yang

halus dan rata. Plywood dengan phenolfilm lebih tahan lama dari pada plywood

biasa karena lebih tahan air. Ketebalan plywood adalah 12 mm dan dimensi

plywood 122 x 244 cm.

Gambar 2.5 Plywood

2.2.6 Cakar Ayam

Cakar ayam berfungsi sebagai penjaga jarak antara lapis tulangan atas

dengan lapis tulangan bawah. Pada beberapa pekerjaan konstruksi, cakar ayam

dipasangkan dibeberapa titik.

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 26


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

Gambar 2.6 Cakar Ayam

2.2.7 Wing Net (Jaring Pengaman)

Wing Net berfungsi sebagai material alat pengaman pada tepi Gedung

yang menghalang material jatuh ke bawah. Wing net merupakan jaring – jaring

(berwarna hijau) dengan lebar 1m dan panjang yang disesuikan dengan kebutuhan

di proyek.

Gambar 2.7 Wing Net

2.2.8 Sika Chapdur

Sika Chapdur adalah bahan additive yang berfungsi untuk memperkeras

permukaan lantai beton. Sika chapdur ditaburkan pada permukaan beton yang

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 27


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

basah atau setengah kering untuk meningkatkan ketahanan terhadap abrasi dan

mengurangi timbulnya debu. Satu sak sika chapdur memiliki berat 25 kg. Pada

proyek ini digunakan sika chapdur dengan tipe non – metallic floor hardener

berwarna natural berbentuk bubuk. Kebutuhan sika chapdur untuk 1 m² adalah 5

kg.

Gambar 2.8 Sika Chapdur

2.2.9 Bata Ringan

Bata ringan adalah bata dengan material yang terdiri dari pasir kwarsa,

semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan

pengembang (pengisi udara secara kimiawi), sehingga bata ini lebih ringan

daripada bata konvensional. Bata ringan digunakan hanya untuk partisi,baik

partisi ruangan atau partisi ruang mesin, dan tidak memikul beban struktural.

Dimensi dari bata ringan yaitu 10 x 20 x 60 cm.

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 28


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

Gambar 2.9 Bata Ringan

2.2.10 Kawat Ayam

Kawat ayam merupakan susunan kawat yang dianyam sedemikian rupa

sehingga berpola lubang–lubang. Kawat ayam pada proyek ini berfungsi untuk

menghambat atau memperlambat pergerakan beton pada saat pengecoran. Kawat

ayam juga digunakan untuk mencegah masuknya beton pada daerah block out dan

menghentikan pengecoran pada stop cor.

Gambar 2.10 Kawat Ayam

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 29


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

2.3 Alat – Alat Konstruksi

Peralatan konstruksi merupakan alat yang memudahkan manusia dalam

melakukan pekerjaan suatu kegiatan konstruksi dilapangan sehingga hasil yang

diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih

singkat. Alat-alat yang digunakan dalam proyek Rusunami Stasiun Tanjung Barat

adalah sebagai berikut:

2.3.1 Tower Crane (Menara Derek)

Tower crane digunakan alat yang memudahkan untuk memindahkan

barang, seperti tulangan, bekisting, skafolding dan material lainnya, Tower crane

juga dapat digunakan pada pengecoran, ketika pengecoran hanya menggunakan

concrete bucket atau saat volume beton yang dibutuhkan saat pengecoran tidak

telalu banyak. Pada proyek Rusunami Stasiun Tanjung Barat jumlah tower crane

yang digunakan sebanyak 2 buah dengan kapasitas beban maksimum dan Panjang

lengan sebagai berikut:

Tabel 2.3 Spesifikasi Tower Crane

Kapasitas Beban
Panjang Lengan
Tower Crane Maksimum
(m)
(ton)
TC 1 3.1 60
TC 2 3 70

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 30


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

Gambar 2.11 Tower Crane

2.3.2 Concrete Mixer Truck (Truk Molen)

Concrete Mixer Truck adalah kendaraan khusus yang dilengkapi dengan

concrete mixer yang berfungsi untuk mengaduk atau mencampur campuran beton

ready mix. Concrete Mixer Truck digunakan untuk mengangkut adukan beton

ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Volume yang dapat

diangkut oleh satu Concrete Mixer Truck adalah 7 m³.

Gambar 2.12 Concrete Mixer Truck

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 31


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

2.3.3 Concrete Bucket (Ember Beton)

Concrete bucket adalah tempat menampung beton yang akan digunakan

dalam proses pengecoran. Pengangkutannya dilakukan dengan bantuan tower

crane. Dibutuhkan satu orang sebagai operator yang bertugas untuk membuka

atau mengunci beton agar tidak menumpahi daerah lain saat dibawa dengan

menggunakan tower crane. Volume yang dapat diangkut oleh satu concrete

bucket adalah 1,2 m³.

Gambar 2.13 Concrete bucket

2.3.4 Concrete Pump (Pompa Beton)

Concrete Pump berfungsi memompa campuran beton dari concrete mixer

ke daerah yang akan di cor dengan menggunakan pipa. Concrete pump

dioperasikan menggunakan remote control. Biasanya concrete pump digunakan

apabila volume pengecoran lebih besar dari 200 m³. Dalam satu jam, concrete

pump dapat mengalirkan / memompa 25 m³ beton segar.

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 32


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

Gambar 2.14 Concrete Pump Truck Gambar 2.15 Concrete Pump

2.3.5 Excavator (Ekskavator)

Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk penggalian,

pembongkaran, pengangkatan, dan penempatan material berat serta meratakan dan

memindahkan hasil kerukan tanah. Tipe ekskavator yang digunakan adalah

Hitachi Zaxis 210F

Gambar 2.16 Excavator

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 33


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

2.3.6 Scaffolding (Perancah)

Scaffolding merupakan konstruksi pendukung pada beberapa pekerjaan

konstruksi yang dibuat bila mencapai ketinggian yang tidak dapat dijangkau oleh

pekerja. Oleh karena itu, ketinggian Scaffolding disesuaikan dengan ketinggian

yang ingin dicapai pada proses pengerjaan. Spesifikasi scaffolding : memiliki

tinggi 190 cm, terdiri dari dua main frame dengan diameter pipa 41 – 42 mm

untuk kaki dan palang atas dan 25 mm untuk palang lengkung.

Gambar 2.17 Scaffolding

2.3.7 Bar Bender (Mesin Penekuk Tulangan)

Bar Bender merupakan alat pembengkok besi tulangan sesuai dengan

sudut yang sudah direncanakan. Cara kerja alat ini adalah besi tulangan

ditempatkan di antara baja penahan dan baja pembengkok. Lalu baja pembengkok

digerakan oleh mesin sedemikian rupa sehingga membentuk sudut yang

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 34


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

diinginkan. Untuk mengatur sudut dapat dilakukan dengan mengatur switch sudut

pembengkokkan.

Gambar 2.18 Bar Bender

2.3.8 Bar Cutter (Mesin Pemotong Tulangan)

Bar cutter adalah sebuah alat yang di gunakan dalam proyek untuk

memotong baja tulangan sesuai dengan apa yang di inginkan. Cara kerja alat ini

yaitu baja tulangan yang akan dipotong dimasukkan ke dalam gigi bar cutter,

kemudian pedal pengendali dipijak, kemudian baja tulangan akan terpotong.

Pengoperasian pada alat kerja ini juga memerlukan perhatian khusus agar tidak

membahayakan keselamatan kerja.

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 35


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

Gambar 2.19 Bar Cutter

2.3.9 Auto Level

Auto Level digunakan untuk menentukan elevasi lantai, balok, pelat, dan

lain-lain. Alat ini menentukan ketinggian lantai pada saat pengecoran, sehingga

lantai yang dihasilkan merata sesuai dengan perencanaan.

Gambar 2.20 Auto Level

2.3.10 Vibrator (Alat Pemadat Beton)

Vibrator berfungsi untuk memadatkan beton yang telah dituangkan ke

dalam bekisting. Alat ini bertujuan agar udara atau angin yang masih berada

dalam beton tersebut dapat keluar. Hal ini untuk meminimalisir rongga atau

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 36


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

lubang pada bagian permukaan beton. Kualitas beton dapat berkurang apabila

jumlah rongga dan lubang terlalu banyak dan memiliki ukuran yang besar.

Gambar 2.21 Vibrator

2.3.11 Bekisting

Bekisting adalah cetakan untuk membentuk beton sesuai dengan bentuk

yang diinginkan. Bekisting merupakan suatu pendukung pada pekerjaan

konstruksi beton. Pada proyek ini, pelepasan bekisting pada balok dan pelat lantai

dapat dilakukan 14 hari setelah pengecoran, sedangkan kolom dapat dilakukan 1-2

hari setelah pengecoran.

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 37


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

Gambar 2.22 Bekisting

2.3.12 Air compressor (Kompresor Udara)

Air compressor adalah alat penghasil atau penghembus udara bertekanan

tinggi yang digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang dapat

mengurangi mutu dan daya lekatan tulangan pada beton seperti debu, potongan

kawat bendrat, dan serbuk kayu. Alat ini digunakan setelah proses pembesian

selesai. Air compressor sangat diperlukan untuk menjaga agar hasil pengecoran

tidak tercampur dengan sisa-sisa pekerjaan pembesian maupun debu yang terdapat

pada area pengecoran.

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 38


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

Gambar 2.23 Air compressor Gambar 2.24 Penggunaan Air compressor

2.3.13 Lampu HPIT

Pada proyek Rusunami Stasiun Tanjung Barat penerangannya

menggunakan lampu HPIT.

Gambar 2.25 Lampu HPIT

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 39


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

2.3.14 Mesin Trowel

Mesin Trowel adalah sebuah sekop listrik. Mesin ini digunakan untuk

meratakan dan melincinkan beton yang setengah basah atau setengah kering.

Trowel berbentuk pipih, biasanya digunakan pada pelat lantai. Mesin trowel

digunakan pada tahapan terakhir di proses pengecoran. Biasanya digunakan

setelah material tambahan seperti floor hardener sudah ditaburi di permukaan

beton, kemudian permukaan diratakan kembali dengan menggunakan mesin

trowel.

Gambar 2.26 Mesin Trowel

2.3.15 Travo Las

Trafo Las digunakan untuk membagi tegangan untuk mendapatkan busur

nyala yang memberikan panas untuk mencairkan logam-logam yang di las.

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 40


BAB II PENGAMATAN DAN TINJAUAN

Gambar 2.27 Trafo Las

2.3.16 Pipa Tremie

Pipa Tremie adalah pipa untuk mengatur tinggi jatuh beton saat

pengecoran. Pipa Tremie dipasang di bawah concrete bucket agar beton yang

keluar dari concrete bucket tidak langsung jatuh menumbuk lokasi pengecoran.

Gambar 2.28 Pipa Tremie

Proyek Rancang Bangun Rusunami Stasiun Tanjung Barat 41

Anda mungkin juga menyukai