Anda di halaman 1dari 77

UU KEINSINYURAN

ORGANISASI PII
ETIKA PROFESI
KODE ETIK INSINYUR
STUDI KASUS

Dikumpulkan oleh Ir.Istanto Oerip IPU


1
UU no 11/2014
tentang ETIKA
KEINSINYURAN

2
DAFTAR ISI UU No 11/2014 tentang Keinsinyuran

15 BAB BAB VI (8 pasal)


REGISTRASI INSINYUR
BAB X (6 pasal)
DEWAN INSINYUR
56 PASAL Pasal 10,11,12,13,14,15,16,17 INDONESIA
Pasal 30,31,32,33,34,35
BAB VII (5 pasal)
BAB I (1 pasal) INSINYUR ASING BAB XI (9 pasal)
KETENTUAN UMUM Pasal 18,19,20,21,22 PERSATUAN INSINYUR
Pasal 1 BAB VIII (1 pasal) INDONESIA
BAB II (3 pasal) PENGEMBANGAN Pasal 36,37,38,39,40,41,42,43,44
ASAS, TUJUAN, DAN KEPROFESIAN BAB XII (5 pasal)
LINGKUP BERKELANJUTAN PEMBINAAN
Pasal 2,3,4 Pasal 23 KEINSINYURAN
BAB III (1 pasal) BAB IX (6 pasal) Pasal 45,46,47,48,49
CAKUPAN KEINSINYURAN HAK DAN KEWAJIBAN BAB XIII (2 pasal)
Pasal 5 Pasal 24,25,26,27,28, 29 KETENTUAN PIDANA
BAB IV (1 pasal) Bagian Kesatu Pasal 50,51
STANDAR KEINSINYURAN Hak dan Kewajiban Insinyur BAB XIV (2 pasal)
Pasal 6
Bagian Kedua KETENTUAN PERALIHAN
Hak dan Kewajiban
BAB V (3 pasal) Pemanfaat Keinsinyuran
Pasal 52,53
PROGRAM PROFESI Bagian Ketiga BAB XV (3 pasal)
INSINYUR Hak dan kewajiban Pengguna KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7,8,9 Keinsinyuran Pasal 54,55,56
3
DAFTAR ISI UU No 11 tentang ETIKA

5 BAB BAB VI (8 pasal)


REGISTRASI INSINYUR
BAB X (6 pasal)
DEWAN INSINYUR
12 PASAL Pasal 10,11,12,13,14,15,16,17 INDONESIA
Pasal 30,31,32,33,34,35
BAB VII (5 pasal)
BAB I (1 pasal) INSINYUR ASING BAB XI (9 pasal)
KETENTUAN UMUM Pasal 18,19,20,21,22 PERSATUAN INSINYUR
Pasal 1 BAB VIII (1 pasal) INDONESIA
BAB II (3 pasal) PENGEMBANGAN Pasal 36,37,38,39,40,41,42,43,44
ASAS, TUJUAN, DAN KEPROFESIAN BAB XII (5 pasal)
LINGKUP BERKELANJUTAN PEMBINAAN
Pasal 2,3,4 Pasal 23 KEINSINYURAN
BAB III (1 pasal) BAB IX (6 pasal) Pasal 45,46,47,48,49
CAKUPAN KEINSINYURAN HAK DAN KEWAJIBAN BAB XIII (2 pasal)
Pasal 5 Pasal 24,25, 26,27,28, 29 KETENTUAN PIDANA
BAB IV (1 pasal) Bagian Kesatu Pasal 50,51
STANDAR KEINSINYURAN Hak dan Kewajiban Insinyur BAB XIV (2 pasal)
Pasal 6
Bagian Kedua KETENTUAN PERALIHAN
Hak dan Kewajiban
BAB V (3 pasal) Pemanfaat Keinsinyuran
Pasal 52,53
PROGRAM PROFESI Bagian Ketiga BAB XV (3 pasal)
INSINYUR Hak dan kewajiban Pengguna KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7,8,9 Keinsinyuran Pasal 54,55,56
4
DAFTAR ISI UU No 11 tentang ETIKA
Pasal 2 Pasal 25
Pengaturan Keinsinyuran berdasarkan Pancasila dan Insinyur dan Insinyur Asing berkewajiban:
berasaskan: a. melaksanakan kegiatan Keinsinyuran sesuai dengan
a. profesionalitas; keahlian dan kode etik Insinyur;
b. integritas; Pasal 39
c. etika; PII mempunyai wewenang:
Huruf c : Yang dimaksud dengan “asas etika” adalah d. menyatakan terjadi atau tidaknya suatu pelanggaran
prinsip pelaksanaan Praktik Keinsinyuran yang kode etik Insinyur berdasarkan hasil investigasi;
berdasarkan norma, nilai moral, dan kaidah profesi f. menjatuhkan sanksi terhadap Insinyur yang
Insinyur. melakukan pelanggaran kode etik Insinyur;
Pasal 3 Pasal 42
Pengaturan Keinsinyuran bertujuan: Kode etik Insinyur harus dijadikan pedoman dan
e. menjamin terwujudnya penyelenggaraan landasan tingkah laku setiap Insinyur dalam
Keinsinyuran Indonesia dengan tatakelola yang baik, melaksanakan Praktik Keinsinyuran.
beretika, bermartabat, dan memiliki jati diri
kebangsaan. PENJELASAN
Pasal 14 Hasil karya Insinyur harus dapat dipertanggung-
Surat Tanda Registrasi Insinyur tidak berlaku karena: jawabkan, baik secara moril-materiil maupun di muka
d. pencabutan Surat Tanda Registrasi Insinyur oleh PII hukum sehingga layanan jasa di bidang Keinsinyuran
atas malapraktik atau pelanggaran kode etik memiliki kepastian hukum, memberikan pelindungan
Keinsinyuran yang dilakukan oleh yang bersangkutan. bagi Insinyur dan pengguna, serta dilakukan secara
Pasal 24 profesional, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi
a. melakukan kegiatan Keinsinyuran sesuai dengan etika profesi.
standar Keinsinyuran;
b. memperoleh jaminan pelindungan hukum selama
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kode etik
insinyur dan standar Keinsinyuran;
5
DAFTAR ISI UU AD-ART PII

11 BAB MUKADIMAH
BAB I (1 pasal)
BAB VII (2 pasal)
KEUANGAN
Pasal 18,19
NAMA & TEMPAT
25 PASAL Pasal 1,2
BAB II (5 pasal)
BAB VIII (1 pasal)
ANGGARAN RUMAH
DASAR, AZAS, SIFAT, VISI & TANGGA
MISI Pasal 20
Pasal 2,3,4,5,6,7 BAB IX (2 pasal)
BAB III (3 pasal) PERUBAHAN ANGGARAN
WARGA, KEANGGOTAAN & AD & ART
KODE ETIK Pasal 21,22
Pasal 8,9,10 BAB X (1 pasal)
BAB IV (1 pasal) PEMBUBARAN
TUGAS & WEWENANG Pasal 23
Pasal 11,12 BAB X (2 pasal)
PENUTUP
BAB V (4 pasal) Pasal 24,25
ORGANISASI
Pasal 13,14,15,16
BAB VI (1 Pasal)
LAMBANG
Pasal 17

6
PS PPI - PSIP dan ETIKA

PS-PPI 24-SKS PS-PPI ETIKA


2-SKS

1. PROFESIONALISME (2 A. STANDARD ATTRIBUTES OF


sks) GRADUATES
2. PRAKTEK B. STANDARD CONTENT
KEINSINYURAN (12 C. STANDARD PROCESS
sks) D. STANDARD CRITERIA OF
3. KODE ETIK DAN ACADEMIC LECTURER, TUTOR
& STAFF
PSIP ETIKA
1-SESI
ETIKA PROFESI E. STANDARD CRITERIA OF
INSINYUR (2 sks) ASSESSMENT & PROCEDURES
4. KESELAMATAN, F. STANDARD CRITERIA OF
KESEHATAN, DAN LEARNING FACILITIES
KEAMANAN KERJA G. STANDARD CRITERIA OF MGT
DAN LINGKUNGAN (2 & QUALITY MANAGEMENT
sks) SYSTEM
5. STUDI KASUS (4 sks) H. STANDARD CRITERIA OF COST
6. SEMINAR, WORKSHOP,
DISKUSI (2 sks)
& FUNDING
IPM 7
2.
PERSATUAN
INSINYUR
INDONESIA

9
SEKILAS PII 1952-2013

Pendiri ITI Melaksanakan


Didirikan
di bawah Sertifikasi
oleh Ir. naungan Yayasan
Djuanda & Ir. Insinyur 13 Badan
Pendidikan Profesional (IP)
Rooseno Kejuruan
Indonesia setara ASEAN &
di ITB (YPTI) APEC

2015
Jumlah anggota
58 61 64 95 PII saat ini hampir
84 97 21.000 tersebar di
1952 Indonesia, dengan
9000 IP
Berperan Merintis
dalam pendirian insinyur
Indonesia secara 1800 IPM
pendidikan tinggi
int’l melalui setara
teknologi seperti
ITB, FTUI kerjasama IEAust- Internasional
& ITS Australia

10
PENGANTAR ORGANISASI PII 2012-2015

Bahwa Insinyur Indonesia


sebagai insan bangsa
…...Bahwa Insinyur Indonesia, bertanggung
Indonesia sebagai insan jawab untuk mengambil peran
dunia ikut bertanggung strategis yang menentukan
jawab untuk mengembangkan arah pembangunan nasional
ilmu pengetahuan dan melalui peningkatan
teknologi melalui kemampuan profesional
peningkatan kemampuan insinyur dalam memadukan
sumber daya manusia agar ilmu pengetahuan dan
tangguh, handal dan dapat teknologi, untuk memecahkan
dipercaya. berbagai masalah yang
dihadapi masyarakat…..

(dari Mukadimah-PII)

Peran Strategis
Profesionalisme
di Masyarakat

11
DASAR PENGEMBANGAN PII

PII
adalah organisasi non pemerintah, non profit.

VISI PII
“menjadi pendorong MISI PII
kemandirian bangsa, “menjadikan insinyur
sebagai agen perubahan yang berdaya saing
dan pembangunan melalui dan memberi nilai
pengembangan kompetensi tambah yang tinggi
profesi keinsinyuran bagi kesejahteraan
berbasis ilmu pengetahuan dan kemakmuran
dan teknologi” bangsa”

12
KETUA-KETUA PII 1952-2013

IR. DJUANDA KARTAWIDJAJA IR. KASLAN TOHIR IR. UKAR BRATAKUSUMA IR. BRATANATA IR. G M TAMPUBOLON
1952-1954 1954-1959 1959-1961 1961-1965 1969-1984

IR. SURATMAN IR. SUMANTRI IR. ABURIZAL BAKRIE IR. ARIFIN PANIGORO IR. QOYUM TJANDRANEGARA
1965-1969 1984-1989 1989-1994 1994-1999 1999-2001

IR. PANDRI PRABONO IR. RAUF PURNAMA IR. AIRLANGGA HARTARTO DR..IR.MUH. SAID DIDU IR. BOBBY GAFUR UMAR MBA
2006-2009 2009-2012 2012-2015
2001-2004 2004-2006

13
109 CABANG & 14 WILAYAH
N.A.D. MALUT
GORONTALO SULUT • Ternate
• Banda Aceh KALTIM
• Lhok Seumawe RIAU • Samarinda • Gorontalo • Kab. Minahasa
•Kampar • Bontang Utara
SUMUT SULBAR • Manado MALUKU
•Duri KALBAR • Berau
•Medan • Siak • Pontianak • Balikpapan
SUMBAR Sriindrapura SULTENG SULTRA
KALTENG KALSEL
•Padang •Pekanbaru KEPRI • Palangkaraya • Palu MALUKU
•Lingga • Banjarmasin
•Pariaman SULSEL
•Bukittinggi •Dumai
•Bengkalis KALIMANTAN • Maros • Makassar
•Padang Panjang
•Indragiri Hilir • Pare-pare • Pangkep
•Kab. Solok
•Indragiri Hulu • Pinrang • Barru
•Kab. Agam
• Kab. Limapuluh •Bengkalis • Gowa • Jeneponto IRJABAR
Kota
BANGKA • Takalar • Bantaeng
JAMBI • Bulukumba • Soppeng
• Jambi
BELITUNG PAPUA
BENGKULU • Babel SULAWESI • Sinjau • Sidrap
• Bengkulu SUMSEL • Bone • Tator
• Palembang • Wajo • Palopo
• Sorowako • Selayar PAPUA
LAMPUNG
•Lampung JAWA
•Kab Lampung Barat
• Kab Lampung Selatan DKI JAKARTA JATENG JATIM
•Kab Way Kanan • Jakarta Timur • Semarang • Malang • Pasuruan • Pamekasan • Sampang
•Kab Lampung Timur • Jakarta Sltn • Surakarta • Ngawi • Bondowoso • Sumenep • Bangkalan
•Kab Tanggamus • Cepu Blora • Surabaya • Jombang
•Kab Lampung Utara BANTEN • Ungaran • Probolinggo • Mojokerto
•Kab Tulang Bawang • Cilegon • Trenggalek • Tuban
•Kab Lampung Tengah • Serang DI YOGYAKARTA • Lamongan • Kota Malang
•Metro JABAR • Bojonegoro • Jember NUSA TENGGARA
•Bandar Lampung • Yogyakarta • Situbondo • Tulungagung
• Bandung
• Bantul • Banyuwangi • Blitar BALI
• Bogor
• Sleman NTB NTT
SUMATRA • Kota Batu • Sidoarjo
• Mataram • Kupang
• Kodya Yogyakarta • Kota Probolinggo 14
HUBUNGAN INTERNASIONAL

Federation of
Engineers
Institution
Asia and
FEIAP Pacific

Association of
Engineering
Education of
South East
Asia and Pacific

Asean
Federation
Engineers
Organization
AFEO
Aliansi
Washington Accord
by AFEO Sidney Accord
Asean Bologna Accord
Academy APEC Engineer
Engineering and
Technology

15
Tugas PII terkait KODE ETIK INSINYUR

Menjadikan PII organisasi yang anggotanya patuh


melaksanakan kode etik Insinyur sehingga nya- Zero
malapraktik

MISI INTERNAL- membangun PII melalui


pembinaan Etika (Pengaturan- Pemberdayaan-
Pengawasan) yg terarah, terstruktur, sistimatis dan
berkelanjutan.
MISI EKSTERNAL- mensosilisasikan kepada
stakeholder PII untuk membangun lingkungan
stratejik yang berbasis keinsinyuran yang etikal 16
UPAYA MENCAPAI TUJUAN

1. Membentuk Pribadi yang Etikal


• What is ethics?
• How should one approach an ethical dilemma?
• Why do good people do bad things?
2. Membangun Profesi Insinyur yang Etikal
• Why study engineering ethics?
• What is a professional?
• What is a professional engineer?
3. Membangun perusahaan yang Etikal
• Conducting business ethically and responsible
• What are the common traits in a corporate ethical
collapse?
4. Membangun PII yang Etikal
• What are the characteristics of an ethical organization?
5. Menebarkan ETIKA PII
• kepada lingkungan stratejik keinsinyuran

17
3.
MEMAHAMI
ETIKA PROFESI
INSINYUR

18
“..… A PROFESSION IS A CALLING

WHICH IS PURSUED ONLY BY


AN ORGANIZED BODY OF PEOPLE
POSSESSED OF
HIGH SCIENTIFIC QUALIFICATIONS
FOR THIS SPECIAL WORK
BY REASON OF
THOROUGH EDUCATIONAL TRAINING
AND EXTENSIVE RESPONSIBLE EXPERIENCES
AND FROM WHOSE RANKS
THE UNFIT AND THE UNWORTHY
ARE RIGIDLY EXCLUDED …..”
Anson Marston,
Dean Emeritus of Engineering,
Iowa State College, USA
19
STANDAR KEPROFESIONALAN

 PANGGILAN NURANI
 TERORGANISASIKAN
 PENDIDIKAN TINGGI
YANG MEMBERIKAN
KECENDEKIAAN
 PENGALAMAN LUAS DAN
TERSTRUKTUR
 SELEKSI KELAYAKAN
DAN KEPATUTAN

DIKEMBANGKAN DALAM ASOSIASI PROFESI PII


20
RIGID EXCLUSION OF
THE UNFIT AND UNWORTHY

 TUGAS UTAMA ASOSIASI PROFESI :


MENYINGKIRKAN YANG
TIDAK LAIK DAN TIDAK PATUT
 DILAKUKAN MELALUI PENERAPAN :
- COMPETENCY BASED
CERTIFICATION
- CODES OF ETHICS and
PROFESSIONAL CONDUCT
21
ENGINEERING PROFESSION
Engineering is the profession
in which knowledge
of the mathematical and natural sciences
gained by study, experience, and practice
is applied with judgement
to develop ways to utilize, economically,
the material and forces of nature
for the benefit of mankind.

(A.B.E.T. CRITERIA 2000)

22
Praktek Keinsinyuran berbasi
pada :
• ethical
behaviour;
• competent
performance;
• innovative practice
• engineering
excellence;
• equality of
opportunity;
23
24
Prinsip-prinsip profesi
• TANGGUNG JAWAB; merupakan komitmen untuk memberikan yang
terbaik agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal dengan mutu kerja
tinggi. Selalu berusaha keras, disiplin dan tekun untuk menyelesaikan
pekerjaan sampai tuntas demi kehormatan diri dan profesi.
• KEADILAN; etika selalu adil, netral, objektif, rasional dan tidak
memihak. Tidak boleh bersikap diskriminatif. Hak setiap orang untuk
mendapatkan layanan profesi sesuatu dengan mutu standar.
• OTONOMI; kebebasan mengembangkan profesi, kreativitas dan inovasi
yang bermanfaat bagi pengembangan profesi maupun masyarakat yang
membutuhkan layanan profesi. Tanggung jawab profesional akan
memberikan batas/rambu dalam penerapan otonomi.
• INTEGRITAS MORAL; Integritas pribadi yang tidak dipertanyakan dan
komitmen moral yang tinggi mengharuskan seorang profesional senantiasa
menjaga nama baik, martabat, citra, keluhuran dan kehormatan profesi.

25
ETIKA PROFESI

• .
Perangkat kode etik
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

Sebuah profesi
profesi diperlukan memperoleh
Etika profesi adalah
untuk menjaga kepercayaan dari
refleksi "self
martabat serta masyarakat, bila ada
control", karena
kehormatan profesi, kesadaran kuat
dibuat dan
dan di sisi lain mengindahkan etika
diterapkan dari dan
melindungi masyarakat profesi pada saat
untuk kepentingan
dari penyimpangan mereka memberikan
kelompok profesi itu
maupun jasa keahlian profesi
sendiri.
penyalahgunaan kepada masyarakat
keahlian.

26
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

Noreen E. Calderbank, P.Eng. 28


28
PROFESI VS TERAMPIL
TENAGA AHLI TENAGA TERAMPIL
[ PROFESI ]
KELUARAN / KECENDIKIAAN KETERAMPILAN
OUTPUT
PROSES PENDIDIKAN PELATIHAN
PENGAJARAN
LEGAL LIABLE TIDAK LIABLE
LIABILITY
BAKUAN PROFESSION JOB
KOMPETENSI RELATED RELATED
UJI PEER TO PEER UJI
KOMPETENSI ASSESSMENT KETERAMPILAN

ORGANISASI ASOSIASI PROFESI SERIKAT


SEKERJA
29
BAGIAN - 2

PROFESIONAL
ENGINEER
HAVE THE CHALLENGE
AND OPPORTUNITY TO
BE LEADERS IN
CREATING A BETTER
WORLD FOR THE
FUTURE
30
LEADERSHIP
 Leadership:
– The ability or authority to guide and direct others toward achievement of a goal
– Leaders are key to influencing an organization’s corporate culture and ethics
 Leadership styles
– influence organizational behavior
– Including employees’ acceptance of/adherence to organizational norms and values.
 Leadership types
– Transactional = Give something to get something
– Transformational = Go beyond self interests for the good of the whole -
Transformational ethical leadership is best suited for organizations with high
ethical commitment among employees and strong stakeholder support for an
ethical culture
 Habits of Strong Ethical Leaders
– Ethical Leaders Have Strong Personal Character
– Ethical Leaders Have a Passion to Do Right
– Ethical Leaders Are Proactive
– Ethical Leaders Consider Stakeholders’ Interests
– Ethical Leaders Are Role Models for the Organization’s Values
– Ethical Leaders Are Transparent and Actively Involved in Organizational
Decision Making
– Ethical Leaders Are Competent Managers Who Take a Holistic View of the
Firm’s Ethical Culture
Sumber: Ferrell-Fraedrich-Ferrell 31
Persatuan Insinyur Indonesia

4.
KODE ETIK
INSINYUR
INDONESIA

32
KODE ETIK Insinyur Indonesia
MUKADIMAH
Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa ilmu pengetahuan dan teknologi telah
menjadi bagian penting dalam proses mensejahterakan kehidupan umat manusia yang
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

dikembangkan terus-menerus baik secara perorangan, kelompok, kerjasama antar disiplin ilmu,
profesi dan atau antar bangsa.
Bahwa sesungguhnya hakikat serta esensi pembangunan nasional berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 adalah upaya gotong-royong berbasis kompetensi segenap patriot bangsa untuk
membangun keswadayaan, kecerdasan serta daya-saing masyarakat yang handal dalam
memberdayakan dan meningkatkan nilai tambah sumber daya sebagai asset nasional untuk
mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera yang berkelanjutan.
Bahwa Insinyur Indonesia sebagai patriot, pemicu, dan pemimpin Pembangunan Nasional
berkelanjutan menyadari bahwa pola pikir, sikap, perilaku serta karya inovasinya akan memacu
peningkatan kualitas serta martabat kehidupan bermasyarakat, berprofesi, berbangsa dan
bernegara. Maka dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya akan berusaha keras, jujur
dan sepenuh hati mendedikasikan kemampuan terbaiknya sesuai kaidah keilmuan dan
keprofesian.
Bahwa karena itu segenap Insinyur Indonesia senantiasa akan mentaati, mematuhi, dan
mengejawantahkan Kode Etik Insinyur Indonesia dibawah ini:

33
KODE ETIK Insinyur Indonesia (1)

Empat Prinsip Dasar / Catur Karsa


PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

1. Mengutamakan keluhuran budi


2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan
untuk kepentingan kesejahteraan manusia
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan
masyarakat sesuai tugas dan tanggung-jawabnya
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat
berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran

34
KODE ETIK Insinyur Indonesia (1)

Empat Prinsip Dasar / Catur Karsa


PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

1. Mengutamakan keluhuran budi


2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan
untuk kepentingan kesejahteraan manusia
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan
masyarakat sesuai tugas dan tanggung-jawabnya
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat
berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran

35
KODE ETIK Insinyur Indonesia (2)
Tujuh Tuntunan Sikap / Sapta Dharma
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan,


kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan
kompetensinya
3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat
dipertanggung-jawabkan
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya
pertentangan kepentingan dalam tangung jawab tugasnya
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi
berdasarkan kemampuan masing-masing
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan,
integritas dan martabat profesi
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan
profesional
36
Melaksanakan KODE ETIK Ir. Indonesia (1)
Empat Prinsip Dasar / Catur Karsa
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

1. Keluhuran Budi; memberi nilai lebih pada hubungan horisontal dengan


manusia, masyarakat dan lingkungan bumi, yang dipertanggung
jawabkan secara vertikal sebagai landasan utama.
2. Kesejahteraan Umat; selalu memperbaiki dan meningkatkan aspek
keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan pada
umat dan memelihara keberlanjutannya agar tidak meninggalkan
kerusakan bagi umat mendatang.
3. Kepentingan Masyarakat; mengurangi kesenjangan, mendahulukan yang
lebih banyak, menghargai nilai-nilai, proaktif menjemput kebutuhan,
kesulitan dan kemampuan masyarakat serta menemukan solusinya,
4. Meningkatkan kompetensi; belajar terus menerus, memperbarui ilmu
dari perkembangan teknologi dan keinsinyuran mutakhir maupun dari
berbagai kasus kegagalan, mempertahankan penerapan ilmu dengan
argumentasi yang berdasar dan selalu memperbarui informasi.

37
Melaksanakan KODE ETIK Ir Indonesia (2)
Dari (tujuh) Tuntunan Sikap / Sapta Dharma
• Mematuhi kaidah keinsinyuran dengan menerapkan
– standar kompetensi kerja,
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

– standar prosedur kerja,


– standar bahan baku (spesifikasi teknik)
– standar sumber dan akurasi informasi yang sahih,
– standar keluaran yang diharap,
– standar kriteria perhitungan,
– standar pemenuhan keselamatan/keamanan/kesehatan,
– standar pemenuhan sustainable engineering,
– standar peraturan/ ketentuan yang ada,
– standar pengambilan keputusan dan standar pelaporan/ rekam jejak.
• Mengindahkan tata nilai tradisi, kebiasaan masyarakat
• Berhubungan saling menghargai,
– komunikasi dengan rekan Insinyur seikhwan,
– komunikasi antar profesi,
– komunikasi lingkungan sosial,
– komunikasi kalangan ilmiah berlandaskan kepentingan masyarakat dan
penerapan ilmu keinsinyuran
38
BISNIS dan Profesi Insinyur

• Dunia Bisinis sering menjadi sebuah kehidupan yang yang


PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

“KOTOR ”karena cenderung berorientasi untuk mendapatkan


keuntungan sebesar –besarnya dengan menghalalkan segala
cara( tipu-menipu, bajak-membajak, suap-menyuap, praktek
KKN, pelanggaran Haki, dsb) dan menjadi sebuah obsesi yang
dalam prateknya justru banyak bertentangan dengan etos
pengabdian maupun pelayanan profesi

• Aktivitas bisnis tidak bisa diklasifikasikan sebagai sebuah


profesi (luhur) apabila ciri-ciri profesi tidak bisa dipenuhi.

39
PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI
1. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan
respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh
profesi,
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

seperti: komersialisasi, kolusi-nepotisme, mengejarkeuntungan (finansial -


kekuasaan) yang jauh dari ukuran kewajaran, mark-up proyek.
2. Pelanggaran terhadap pelayanan jasa profesi yang kurang
mencerminkan kualitas keahlian dan sulit dapat dipertanggung
jawabkan menurut kriteria profesional,
seperti mal-praktek, konflik kepentingan, penyalahgunaan informasi/data,
Kerahasiaan dan loyalitas, pelanggaran HaKI.
3. Mendiamkan terjadinya pelanggaran etika profesi yang
dilakukan oleh rekan seprofesinya dengan dalih melindungi
kehormatan, masa depan dan turunnya kredibilitas profesi.
4. Konflik kepentingan, situasi dimana seorang pejabat/ karyawan/
profesional mempunyai kepentingan pribadi cukup besar untuk
mempengaruhi tindakan obyektif dari pelaksanaan tugasnya.
40
BERBAGAI PERMASALAHAN ETIKA DALAM
PRAKTEK

1. Hubungan dengan clients, Konsultan, Pesaing, dan Kontraktor


2. Memastikan kepatuhan hukum clients, client's contractors, and
others
3. Pertentangan Kepentingan
4. Penyuapan dan kickbacks, :
5. Hadiah, Jamuan, Pelayanan dan Hiburan
6. Perlakuan terhadap Kerahasiaan atau Informasi yang terbatas.
7. Perlakuan terhadap aset karyawan
8. Kerja sampingan
9. Whistleblower
10. Keselamatan Publik
11. Penipuan
12. Perlindungan terhadap lingkungan
13. Keadilan
14. Kejujuran dalam Riset dan Pengujian

09/06/2018
41
DISKUSI
KASUS

42
BAGIAN - 3 Dilemma

• The hijacked plane with 200 people is


approaching a building with 50,000 people
• Vote! Will you shoot down the plane?
• A true moral dilemma

43
BAGIAN - 3 KASUS KODE ETIK - 1
• A dan B bersahabat sejak kuliah, keduanya sangat menjunjung
tinggi etika dan kejujuran, dan keduanya masih sering kumpul-
kumpul seperti karaoke bersama.
• A punya perusahaan kontraktor ,dan
• B bekerja di perusahaan konsultan.
• A memenangkan proyek yang ditangani oleh B.
• Apakah A dan B tidak boleh lagi karaoke bersama sampai
proyek selesai ?

44
KASUS KODE ETIK - 2
• Pengolahan Limbah sebuah pabrik secara berkala dites
sebelum dialirkan ke saluran irigasi dan selalu dilaporkan
ke BPLH Lokal.
• Pada suatu hari Amir menemukan hasil tes buangan
sedikit diatas ambang batas.
• Bos minta kepada Amir, agar data tes hari itu
“disesuaikan”. Alasannya kelebihan hanya sedikit. Hanya
masalah pengukuran. Tidak membahayakan bagi ikan atau
manusia.
• Kalau dilaporkan, menurut Bos, akan ada tindakan represif
dari pihak yg berwenang. ( seperti penutupan sementara Pabrik sampai
pengolahan diperbaiki atau ada yang kehilangan pekerjaan )
• Apakah Amir melanggar etika kalau mematuhi perintah
Bos ?

45
LIMBAH DI MUSIM HUJAN (1)
• Wartawa, wartawan sebuah surat wawancara tentang masalah tanggung
kabar, dalam suatu acara santai jawab perusahaan terhadap
menerima informasi dari seorang lingkungan.
insinyur – manajer pabrik kertas XYZ – • Wartawa memaparkan hasil
bahwa tiga bulan terakhir ini pabrik liputannya. Sang Direktur kaget. Dan
tersebut membuang air limbahnya langsung menjanjikan untuk
langsung ke saluran irigasi. menghentikan pembuangan air
• Ia langsung turun meliput ke daerah limbah langsung ke saluran irigasi.
sekitar pabrik. Dari liputannya • Pabrik memang sudah tiga bulan
Wartawa menemukan bahwa membuang air limbahnya tanpa diolah
penduduk di sekitar pabrik dengan pertimbangan bahwa bulan-
menggunakan saluran irigasi sebagai bulan itu musim hujan hingga dampak
tempat mandi & cuci. limbahnya minimal.
• Ia juga berhasil mengumpulkan fakta • Kebijakan ini ditempuh dalam rangka
bahwa tiga bulan terakhir ini penghematan biaya. Mereka sama
penduduk yang kena penyakit kulit sekali tidak memperkirakan bahwa
dan diare meningkat. akan ada akibat buruk dari keputusan
• Dengan bekal hasil liputannya, ini yang telah dilaksanakan beberapa
Wartawa menemui Direktur XYZ untuk kali.
46
LIMBAH DI MUSIM HUJAN (2)
• Wartawa menunda dulu penulisan bahwa suratnya jelas mengatakan
hasil liputannya menunggu tindakan pemberian itu tanda terima kasih
koreksi dari pimpinan Pabrik. dan bukan karena ancaman. Lagi
• Berita itu datang seminggu pula ia memang butuh tambahan
kemudian. Insinyur yang mula-mula uang untuk membayar uang muka
memberi informasi kepada Ridwan membeli rumah yang menjadi
menelpon bahwa perusahaan telah idaman seluruh keluarganya.
mengolah kembali air limbahnya.
• Wartawa merasa lega karena
berhasil melepaskan penduduk di
sekitar pabrik dari gangguan limbah.
• Beberapa hari kemudian ia
menerima surat dari Direktur pabrik
disertai cek sebesar sepuluh juta
rupiah. Wartawa mula-mula ingin
menolaknya.
• Tapi sesudah dipikirkannya ia yakin
47
LIMBAH DI MUSIM HUJAN (3)
• INSINYUR: • DIREKTUR:
– Menyampaikan kondisi internal – Menetapkan pembuangan limbah
perusahaan (rahasia) terhadap perusahaan tanpa diolah ke saluran
pihak lain umum meskipun sadar akan
– Tidak/belum/sudah pernah bahayanya terhadap lingkungan.
berjuang agar atasannya tidak – Terjadi beberapa kali untuk
menetapkan pembuangan kepentingan keuntungan finansial.
limbah tanpa diolah ke saluran – Memberikan cek kepada Wartawan,
umum sebagai tanda terima kasih
• WARTAWAN: • PENDUDUK:
– Setelah melakukan observasi – Tidak melaporkan Dampak Negatif
lapangan namun kajian tidak terhadap lingkungannya kepada
segera diterbitkan dalam media pihak yang berwewenang.
cetak • APARAT PEMDA:
– Melakukan (tidak langsung) – Tidak melaksanakan tugas
kompromi dengan Direktur BKN pengawasan sebagaimana
– Menerima cek sebagai tanda seharusnya untuk melindungi
terima kasih dari Direktur BKN msyarakat banyak dan tidak
melakukan Law Enforcement terkait
dengan Dampak Lingkungan.
48
BAGIAN - 3 VENN DIAGRAM MODEL FOR
ETHICAL DECISION MAKING

ETHICAL
RESPONSIBILITY

2 3
1
ECONOMIC LEGAL
RESPONSIBILITY RESPONSIBILITY
4

1 - Profitable, legal, ethical : Go for it


2 - Profitable, Ethical : Proceed cautiously
3 - Legal, Ethical not profitable: Find the way
to seek profitability
4 - Legal, profitable, not Ethical: Proceed
cautiously
49
Pelanggaran ETIKA
Menurut Mahatma Gandhi, terdapat 7 jenis pelanggaran etika di
masyarakat :

1. Pengetahuan tanpa karakter


PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

2. Sains tanpa kemanusiaan


3. Bisnis tanpa moralitas
4. Kekayaan tanpa bekerja
5. Kenikmatan tanpa hati nurani
6. Politik tanpa prinsip
7. Agama tanpa pengorbanan

1. Knowledge without character


2. Science without humanity
3. Commerce without morality
4. Wealth without work
5. Pleasure without conscience
6. Politics without principle
7. Religion without sacrifice
50
Persatuan Insinyur Indonesia

6.
PENANGANAN
KASUS
PELANGGARAN

51
52
Persatuan Insinyur Indonesia

6.

PENUTUP

53
Ethical Decision-Making Process

CHARACTERISTICS OF
THE DECISION MAKER

ETHICAL
DECISION OUTCOMES
SITUATION

SIGNIFICANT
INFLUENCES

54
55
BAGIAN - 4 ROADMAP TO WISDOM

Philanthropic Responsibility
BE A GOOD CITIZEN

Ethical Responsibility
BE ETHICAL

Legal Responsibility
OBEY THE LAW

Economic Responsibility
BE PROFITABLE

56
BAGIAN - 5

57
PROGRAM SERTIFIKASI INSINYUR PROFESIONAL
24 OKTOBER 2016– HOTEL ASTON BANDUNG
58
59
Klasifikasi Etik Etik Deontologi

Utilitarianisme
Etik Teleologis
Teori2 Etik Etik Egiosme
Etik Kebajikan

dll
Etik Normatif

Sesuai kaidah &


Etik Bisnis Etik Kedokteran
aturan yang
berlaku
ETIK Etik Terapan Etik Profesi
Etik
Keinsinyuran

Etik Deskriptif
Etik Lingkungan dll
 observasi
Etik Non-
Normatif
Metaetik
 pengartian
MKE/EK-PPI/10'16
60
Kode Etik Insinyur Indonesia
MUKADIMAH
Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa ilmu pengetahuan dan teknologi telah
menjadi bagian penting dalam proses mensejahterakan kehidupan umat manusia yang
dikembangkan terus-menerus baik secara perorangan, kelompok, kerjasama antar disiplin ilmu,
profesi dan atau antar bangsa.
Bahwa sesungguhnya hakikat serta esensi pembangunan nasional berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 adalah upaya gotong-royong berbasis kompetensi segenap patriot
bangsa untuk membangun keswadayaan, kecerdasan serta daya-saing masyarakat yang handal
dalam memberdayakan dan meningkatkan nilai tambah sumber daya sebagai asset nasional untuk
mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera yang berkelanjutan.
Bahwa Insinyur Indonesia sebagai patriot, pemicu, dan pemimpin Pembangunan
Nasional berkelanjutan menyadari bahwa pola pikir, sikap, perilaku serta karya inovasinya
akan memacu peningkatan kualitas serta martabat kehidupan bermasyarakat, berprofesi,
berbangsa dan bernegara. Maka dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya akan berusaha
keras, jujur dan sepenuh hati mendedikasikan kemampuan terbaiknya sesuai kaidah keilmuan dan
keprofesian.
Bahwa karena itu segenap Insinyur Indonesia senantiasa akan mentaati, mematuhi, dan
mengejawantahkan Kode Etik Insinyur Indonesia dibawah ini:
EE/KEP/tbM/'04
Kode Etik Insinyur Indonesia
Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia
CATUR KARSA - Prinsip Dasar :
1. Mengutamakan keluhuran budi
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya
untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan
masyarakat, sesuai dengan tugas & tanggung-
jawabnya
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat
berdasarkan keahlian profesi keinsinyuran
Catur Karsa - Prinsip Dasar (1)
1. Mengutamakan keluhuran budi.
Jujur, terbuka dan tulus mendedikasikan kemampuan terbaiknya untuk
mewujudkan cita-cita kemerdekaan serta menegakkan kehormatan
Profesi Keinsinyuran demi meningkatkan keswadayaan, kecerdasan dan
daya saing Bangsa Indonesia bersendikan penguasaan serta penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi oleh masyarakat;
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
Jujur, tulus dan adil dalam berkarya untuk meningkatkan manfaat dan
nilai tambah yang berkesinambungan dari sumber daya nasional demi
kesejahteraan berkelanjutan bagi masyarakat, profesi, bangsa, negara
dan umat manusia.

EE/KEP/tbM/'04
Catur Karsa - Prinsip Dasar (2)
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Menjamin setiap karyanya merupakan hasil kerja terbaik yang handal
mengacu standardisasi serta kaidah profesionalisme dan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan umat
manusia serta perlindungan eko-sistem.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian
profesional keinsinyuran.
Senantiasa memutakhirkan kompetensi pribadi maupun tim dan
mengembangkan kemampuan inovasi serta melakukan pembelajaran
dan kaderisasi untuk meningkatkan kehandalan keswadayaan
masyarakat dan daya saing profesi yang berkelanjutan.
EE/KEP/tbM/'04
Kode Etik Insinyur Indonesia
SAPTA DHARMA - Tujuh Tuntunan Sikap dan
Perilaku
Insinyur Indonesia senantiasa:
1. mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
2. bekerja sesuai dengan kompetensinya
3. hanya menyatakan pendapat yg dapat dipertanggungjawabkan
4. menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung- jawab tugasnya
5. membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-
masing
6. memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi
7. mengembangkan kemampuan profesionalnya
Sapta Dharma -
Tujuh Tuntunan Sikap dan
Perilaku

EE/KEP/tbM/'04 66
1. Mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
 Profesional, taat dan patuh melaksanakan ketentuan serta prosedur Keselamatan
Kesehatan
2
Kerja dan Lindung Eko-sistem (K3LEs) yang berlaku dan atau sesuai dengan standardisasi
acuan yang disepakati Para Pihak;
 Mengutamakan manfaat dan bernilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat dalam setiap
karyanya;
 Mencermati dan mengevaluasi keterkaitan, keakuratan serta keabsahan setiap data
dan informasi yang akan digunakan;
 Menjaga kerahasiaan setiap data dan informasi serta tidak menggunakannya untuk
kepentingan pekerjaan lain tanpa seizin Para Pihak atau semua pihak yang terkait;
 Membuat Panduan Standar Pelaksanaan dan Pengoperasian serta penjaminan atas
resiko yang dapat membahayakan dan atau merugikan kepentingan pengguna,
masyarakat dan lingkungan hidup saat ini hingga masa mendatang;
 Secara pribadi ataupun tim memprakarsai penyampaian penjelasan tertulis kepada
Para Pihak dan semua pihak terkait, bilamana menemukan indikasi atau potensi
permasalahan yang membahayakan dan atau merugikan berikut saran mengatasinya;
 Bekerjasama hanya dengan perorangan dan atau institusi yang diyakininya tidak
akan melakukan praktek kecurangan dan atau tidak jujur.
 Secepatnya membuat pengaduan tertulis kepada Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
lengkap dengan data dan informasi yang memadai, bilamana mengetahui adanya indikasi
atau potensi pelanggaran Kode Etik.
EE/KEP/tbM/'04
2. Bekerja sesuai dengan kompetensinya.
3
 Hanya akan merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengawasi
Pekerjaan atau mengevaluasi hasil pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi
pribadi dan atau kompetensi tim dimana ia bergabung;
 Apabila dipandang perlu dalam mengerjakan kegiatan pada butir a. diatas, dapat
bekerjasama dengan pihak lain berdasarkan ketentuan yang berlaku dan
disepakati oleh Para Pihak;
 Menjamin kehandalan setiap karyanya sampai batas umur desain atau sesuai
batas rentang waktu jaminan yang disepakati bersama;
 Jujur, obyektif dan teliti mengevaluasi keterkaitan, keakurasian, kewajaran
serta keabsahan setiap data dan informasi yang termaktub dalam berkas
dokumen sebelum memaraf dan atau menandatanganinya;
 Bertanggungjawab atas semua aspek yang terkait dengan tugasnya dan materi
berkas dokumen yang diparaf dan atau ditandatanganinya;
 Secara pribadi ataupun tim memprakarsai penyampaian pendapat, testimoni
dan atau saran profesional yang terkait dengan Pekerjaan sebagai bahan
pertimbangan bagi Para Pihak dan atau semua pihak terkait;

EE/KEP/tbM/'04
3. Hanya menyatakan pendapat yg 4
dapat
dipertanggungjawabkan.
 Jujur, obyektif dan adil dalam memberikan pendapat,
testimoni, laporan dan atau pernyataan;
 Menyatakan pendapat hanya berdasarkan kompetensi dan
kaidah keilmuannya yang didukung kelengkapan,
keakuratan serta keabsahan data dan atau informasi;
 Secara pribadi ataupun tim memprakarsai penyampaian
pendapat, testimoni dan saran profesional terhadap
berbagai hal yg berindikasi kecurangan dan atau
penyimpangan yg berpotensi membahayakan dan atau
merugikan;
 Bertanggungjawab atas segala konsekuensi yang mungkin
timbul akibat dari pendapat, testimoni, laporan dan atau
pernyataannya.
EE/KEP/tbM/'04
4. Menghindari pertentangan kepentingan dalam tanggungjawab tugasnya
5
 Satunya kata dengan perbuatan dan konsekuen untuk bertanggungjawab;
 Jujur, obyektif dan adil dalam mengupayakan kesepahaman bersama atas
berbagai perbedaan kepentingan demi kelancaran pelaksanaan tugas dan
pencapaian mutu pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati bersama;
 Terbuka dan tulus menerima perbedaan serta pendapat orang / pihak lain;
 Menolak imbalan dan atau kompensasi dalam bentuk apapun dari pihak
manapun, yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya;
 Melarang keterlibatan sanak-saudara dari semua pihak yang terkait dengan
Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan serta prosedur yang berlaku;
 Jujur, obyektif dan profesional dalam mengevaluasi pelaksanaan serta hasil
Pekerjaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan penjaminan mutu
berdasarkan standar yang berlaku dan atau yang telah disepakati bersama;
 Secara pribadi atau tim memprakarsai penyampaian pendapat dan testimoni
serta saran profesional sebagai bahan pertimbangan bagi Para Pihak untuk
penyelesaian konflik kepentingan, walaupun dengan konsekuensi yang dapat
merugikannya.

EE/KEP/tbM/'04
5. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing- 6
masing.
 Jujur menyajikan biodata sesuai dengan kebutuhan;
 Meningkatkan kerjasama, integritas dan kehandalan tim karya,
baik lintas disiplin, maupun multi disiplin dan multi bangsa;
 Menjamin kehandalan serta keunggulan mutu, biaya dan waktu
penyerahan dari setiap karyanya;
 Memprakarsai pembrantasan praktek-praktek kecurangan /
penipuan;
 Tidak akan menawarkan, memberi, meminta dan atau menerima
semua bentuk perlakuan yang menyalahi ketentuan dan
prosedur yang berlaku, baik dalam rangka mendapatkan kontrak
ataupun untuk mempengaruhi proses evaluasi penyelesaian
pekerjaan;
 Memprakarsai pembinaan & pengembangan kompetensi,
keswadayaan, dan daya saing Anak Bangsa berbasis
pemberdayaan potensi unggulan lokal, ilmu pengetahuan dan
EE/KEP/tbM/'04
teknologi oleh masyarakat.
6. Memegang teguh kehormatan dan martabat profesi.
 Tulus mengejawantahkan Kode Etik dengan menghormati keberadaan serta peranan 7
masing-masing Para Pihak;
 Profesional dan adil dalam berkarya tanpa membedakan besarnya imbalan atau
kompensasi yang bakal diterimanya;
 Profesional, adil dan beretiket dalam menyatakan pendapat, bersikap serta bertindak
terhadap berbagai hal yang berindikasi adanya kecurangan dan atau penyimpangan
atau berpotensi membahayakan / merugikan, walaupun memiliki konsekuensi
pemutusan hubungan kerja;
 Jujur serta tulus mengakui bila ternyata berbuat kesalahan dan dengan penuh
tanggungjawab untuk segera memperbaikinya;
 Profesional, adil dan tulus dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat
sebagai upaya pengejawantahan komitmen keberpihakan serta kepedulian pada
kepentingan masyarakat dan pembangunan nasional;
 Tidak akan menerima pekerjaan diluar kompetensi dan atau melebihi batas
kapasitasnya, kecuali kalau disepakati oleh Para Pihak dan tidak menyalahi ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
 Mengutamakan kepentingan bersama dan atau masyarakat bersendikan integritas
keprofesian dengan mengesampingkan kepentingan pribadi;
 Tidak akan memaraf atau menandatangani setiap dokumen Pekerjaan yang diyakini tidak
mengacu standardisasi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau
berpotensi membahayakan atau merugikan kepentingan jangka panjang Para Pihak dan
atau diluar batas kepantasan dan kepatutan kondisi masyarakat.
EE/KEP/tbM/'04
7. Mengembangkan kemampuan professional.
 Berbagi kemampuan dan pengalaman profesional dalam kegiatan kaderisasi
8
profesi serta pemberdayaan keswadayaan dan daya-saing bersendikan invensi
dan atau inovasi baik di tempat kerja, asosiasi bidang usaha, asosiasi profesi, di
pendidikan formal serta non-formal dalam masyarakat;
 Melakukan invensi dan atau inovasi untuk memicu atau memacu tumbuh-
kembangnya keswadayaan serta keunggulan lokal berdaya-saing internasional
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta perlindungan eko-sistem
berkelanjutan;
 Berbagi kemampuan serta pengalaman profesionalnya dalam berbagai forum
lokal, nasional, regional dan internasional serta lintas disiplin ilmu, multi disiplin,
lintas profesi dan bidang usaha;
 Mendorong pemahaman & ketaatan semua pihak untuk mematuhi prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan sekaligus meningkatkan manfaat dan nilai
tambah setiap potensi sumber daya lokal dan nasional serta perlindungan eko-
sistem;
 Memprakarsai upaya berbagi kemampuan serta pengalaman dengan cara
memberi pembelajaran dan atau saran profesional terkait dengan permasalahan
aktual yg sedang atau akan timbul dalam kegiatan berprofesi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
EE/KEP/tbM/'04
DISKUSI
KASUS -
Tambahan
Kasus Ford Pinto (1978)
• 7 tahun peluncuran  50 tuntutan hukum terkait tubrukan dari
belakang
• Tangki bensin pecah, meledak dan terbakar  luka dan meninggal
• Pengabaian norma yang cukup parah
• Tuntutan Hukum & Kriminal
• Pengabaian keselamatan penumpang
• Para insinyur & manajer Ford terancam hukuman penjara

MKE/EK-PPI/10'16
Kasus Ford Pinto (1978)
• Titik berat kasus: FORD telah tahu adanya cacat pada tangki tersebut
• Di Persidangan terbukti: para insinyur sudah mengingatkan bahaya
desainnya
• “Manajemen” mengabaikan, karena ingin segera menjual ke pasaran
dengan harga kompetitif
• Anggota manajemen ada insinyurnya
• Dilema para Insinyur: “Keselamatan & Penghematan”

MKE/EK-PPI/10'16
Kasus Ford Pinto (1978)
FORD ingin menghemat biaya produksi beberapa
dolar, akhirnya harus mengeluarkan JUTAAN dolar
untuk membayar TUNTUTAN pemakai + publisitas
BURUK + kepercayaan masyarakat TURUN (Maunya
UNTUNG jadinya BUNTUNG)

FORD dianggap tidak mendesain mobil yang aman

MKE/EK-PPI/10'16
Kasus Lain
Jumat, 18/02/2011 16:51 WIB/detikoto
Ini Dia Penyebab Honda Jazz, Freed dan City Ditarik

Produsen mobil Honda menarik kembali 3 mobil andalannya yakni Jazz,


Freed, dan City, sejumlah 40.000an unit. Penyebab ketiga mobil populer
ini harus masuk bengkel Honda, karena masalah mesin

Komponen Lost Motion Spring, yang berfungsi menekan rocker


arm (lengan penggerak) pada putaran mesin rendah, setelah
kurun waktu tertentu dapat melengkung dan patah sehingga
menimbulkan bunyi mesin yang tidak normal
MKE/EK-PPI/10'16
Kasus Lain
JUM'AT, 25 FEBRUARI 2011 | 10:44 WIB | TEMPO

Toyota Motor Corp Kembali Tarik Dua Jutaan


Produknya

Ditengarai, pedal gas produknya bermasalah karena tersangkut karpet


lantai sehingga menyebabkan mobil bisa melesat tak terkendali.
Mobil yang ditarik terdiri dari 761 ribu Toyota RAV4 model 2006 –
2010, Toyota 4Runner model 2003 – 2009 sebanyak 603 ribu, Lexus
LX570 model 2008 – 2011 sebanyak 17 ribu unit. Selain itu, Toyota
juga menarik 372 ribu unit Toyota Highlander dan Highlander HV
yang terdiri dari RX330, RX350, dan RX400H.

MKE/EK-PPI/10'16

Anda mungkin juga menyukai