Anda di halaman 1dari 22

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

Implementasi dan Evaluasi


PB-UMKU IPSDA di Provinsi Bali
2
DASAR HUKUM

1. UU No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air;


2. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
3. UU No. 28 Thun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
4. PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
5. PP No. 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air;
6. PP No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
7. PERMEN PUPR No. 06 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
8. PERMEN PUPR No. 01/PRT/M/2015 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan
Sumber Daya Air Dan Penggunaan Sumber Daya Air;
9. PERMEN PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai.
3
Pemanfaatan Sumber Daya Air di Provinsi Bali

Penggunaan sumber daya air:


Upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan bukan usaha.
Pengusahaan sumber daya air:

Menunjang Kegiatan Usaha


Perizinan Berusaha Untuk
Upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan usaha.

(PB-UMKU)
Sumber Daya Air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha,
meliputi:
• Air Permukaan
• Air Bawah Tanah
Penggunaan atau pengusahaan sumber daya air dapat dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha berdasarkan izin penggunaan sumber daya air
atau izin pengusahaan sumber daya air (permukaan) atau izin pengusahaan
sumber daya air bawah tanah.
4
Surat dari Kementerian Investasi / BKPM (Izin Pengusahaan Air Tanah)
5
Surat dari Kementerian Investasi / BKPM (Izin Pengusahaan Air Tanah)
6
Surat dari Instansi Lainnya Terkait ABT
a. Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM
Provinsi Bali
7
Surat dari Instansi Lainnya Terkait ABT
b. Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi Bali
8
Surat dari Instansi Lainnya Terkait ABT
c. Polda Bali
9
Surat dari Instansi Lainnya Terkait ABT
d. Sekretariat Daerah
Provinsi Bali
10
WILAYAH SUNGAI STRATEGIS NASIONAL: 391 DAS

Sumber:
Permen PUPR nomor 4/prt/m/2015
Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai
11
Kewenangan dalam Pengelolaan SDA
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air sesuai dengan
Pasal 10 dimana Pemerintah Pusat bertugas menyelenggarakan proses perizinan
penggunaan sumber Daya Air pada wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai
lintas provinsi dan wilayah sungai strategis nasional.

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retibusi


Daerah Sesuai dengan Pasal 22 bahwa Wajib Pajak Air Permukaan adalah orang
pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air
Permukaan dan sesuai dengan Pasal 68 bahwa Wajib Pajak Air Tanah adalah
orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan
Air Tanah.
Berdasarkan PP No. 5 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko, pada Lampiran 1B diatur bahwa Perizinan Berusaha
untuk Menunjang Kegiatan Berusaha, sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, ijin pengusahaan Sumber Daya Air dengan parameter Wilayah Sungai
Lintas Provinsi, Wilayah Sungai Lintas Negara dan wilayah sungai strategis
nasional merupakan kewenangan Menteri.
12
Kewenangan dalam Pengelolaan SDA
Berdasarkan PP No. 5 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko, pada Lampiran A. Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diatur bahwa Bidang
Usaha Pembuatan/ Pengeboran Sumur Air Tanah merupakan kewenangan
Menteri.
Berdasarkan PERMEN PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai, bahwa Wilayah Sungai Bali-Penida Kode WS
03.01.A3 di Provinsi Bali merupakan Wilayah Sungai Strategis Nasional.
Berdasarkan PERMEN PUPR No. 6 Tahun 2021 dimana Pemerintah Pusat
bertugas melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis
nasional, termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut. (Pasal 10
huruf d)
Berdasarkan PERMEN PUPR No. 6 Tahun 2021 dimana Pemerintah Daerah
provinsi bertugas melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah
Sungai lintas kabupaten/kota, termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah
Sungai tersebut. (Pasal 13 huruf d)
Berdasarkan PERMEN PUPR No. 6 Tahun 2021 dimana Pemerintah Daerah
kabupaten/kota bertugas melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota, termasuk Cekungan Air Tanah pada
Wilayah Sungai tersebut. (Pasal 15 huruf j)
13
14
Kewenangan dalam Pengelolaan SDA

CAT KEWENANGAN
PUSAT
CAT KEWENANGAN
PROVINSI
CAT
(dlm satu
WS. PUSAT WS. PROVINSI
Kab/Kota)

CAT
CAT
(lintas Kab/Kota)
(dlm satu Kab/Kota)

CAT
(lintas Prov)

WS. KAB./KOTA

CAT
(dlm satu Kab/Kota)

CAT KEWENANGAN
KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Ilustrasi berdasarkan PERMEN PUPR No. 6 Tahun 2021
tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air
dan Penggunaan Sumber Daya Air
15
Tahapan Proses Perizinan di BWS Bali - Penida

Proses di BWS Bali-Penida Proses di Ditjen SDA

• Surat permohonan izin


• Lampiran terkait
• Rekomendasi teknis dari
Kepala BWS Bali-Penida

PENGELOLA SUMBER DAYA AIR

(BWS BALI-PENIDA)
16
Proses REKOMTEK BWS Bali-Penida

(7)
EXPOSE:
Pemaparan Studi Kelayakan
Pemohon
POIN PERTIMBANGAN SAAT EXPOSE:
• ABT merupakan cadangan dan air permukaan
lebih diutamakan;
• Jumlah pemakaian ABT yang disetujui dalam
rekomendasi teknis lebih sedikit dibandingkan
jumlah yang diizinkan pada izin sebelumnya dan
<20% dari ketersediaannya.
17
Kelengkapan Persyaratan Permohonan REKOMTEK – PB-UMKU IPSDA
A. Pengusahaan sumber daya air permukaan
18
Kelengkapan Persyaratan Permohonan REKOMTEK – PB-UMKU IPSDA
B. Pengusahaan sumber daya air bawah
tanah

Syarat administrasi

Syarat administrasi
pada REKOMTEK
bagian ”IV. Data Teknis”
dan bagian
”V. Pertimbangan
Rekomendasi”

Syarat teknis
19
STUDI KELAYAKAN – Air Permukaan & ABT
1. Muatan Studi Kelayakan
a. neraca Air dengan memperhitungkan ketersediaan Air dan pemanfaat Sumber Daya Air yang telah ada;
b. daya tampung dan daya dukung Sumber Air;
c. kondisi Sumber Daya Air dan lingkungan sekitar;
d. prasarana Sumber Daya Air yang telah ada;
e. cara Penggunaan Sumber Daya Air;
f. dampak pemanfaatan Sumber Daya Air terhadap Sumber Air dan lingkungan sekitar; dan
g. dampak sosial.
2. Sumber air berupa air tanah, tambahan muatan studi kelayakan:
a. Data dan hasil analisis geolistrik/pemompaan; dan
b. Gambar rencana penampang sumur bor atau sumur gali beserta sarana pendukungnya,
konstruksi sumur bor, analisis uji akuifer dan kinerja sumur, serta analisa kualitas air tanah.
3. Perlu konstruksi pada Sumber Air, tambahan muatan studi kelayakan:
a. gambar bangunan dan lokasi yang telah disetujui oleh BBWS/BWS atau instansi yang membidangi
Sumber Daya Air sesuai dengan kewenangannya;
b. kesesuaian desain bangunan terhadap kondisi Sumber Daya Air; dan
c. dampak bangunan terhadap Sumber Air dan pemanfaatan Air.
20
KETENTUAN KHUSUS – Air Permukaan & ABT

1. Kegiatan pembuangan Air  syarat teknis dilengkapi dengan laporan hasil uji kualitas
air bulanan selama 1 (satu) tahun terakhir.
2. Perlu konstruksi pada sumber air  keamanan bangunan menjadi tanggung jawab
pemohon
3. Kegiatan pengeringan (dewatering)  syarat teknis dilengkapi dengan laporan debit
pengeringan dan uji kualitas air.
4. Penggunaan sumber daya air dengan sumber air berupa air tanah  Surat Pernyataan
kesanggupan membuat sumur resapan dan/atau imbuhan.
5. Risiko yang terjadi selama kegiatan pengeboran atau penggalian air tanah menjadi
tanggung jawab pemohon.
21
Pengawasan IPSDA – BWS Bali-Penida

Air permukaan
• Laporan kontinyu terhadap debit dan kualitas air oleh Tim Monitoring dan Evaluasi

Air Tanah:
• Pada saat rapat klarifikasi ditekankan bahwa penggunaan air permukaan diprioritaskan karena ABT hanya
merupakan sumber air cadangan.
• Penggunaan air tanah ditetapkan sesuai kebutuhan dan penggunaannya diawasi secara ketat.
• Jumlah pemakaian ABT yang disetujui dalam rekomendasi teknis lebih sedikit dibandingkan jumlah yang
diizinkan pada izin sebelumnya dan <20% dari ketersediaannya.

Surat Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor: SA 0203-Da/1360 tanggal 14 Oktober 2021
perihal Pemantauan dan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Air:
• Teguran ke – 1 (satu) yang wajib dipatuhi dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, terhitung sejak diterimanya
surat teguran 1.
• Teguran ke – 2 (kedua) yang wajib dipatuhi dalam waktu 7(tujuh) hari kerja, terhitung sejak diterimanya
surat ini.
• Teguran ke – 3 (ketiga) yang ditembuskan kepada aparat penegak hukum (Kepolisian Daerah Bali) untuk
tindak lanjut sesuai peraturan perundangan.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai