Anda di halaman 1dari 16

PMK 172/PMK.

06/2020 1
STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN
BMN

Commerce Slides
Lampiran PMK 172 tentang SBSK BMN
BAB I Klasifikasi Bangunan Gedung Negara BAB V SBSK Tanah dan/atau Bangunan Gedung
Tempat Persidangan
A. Bangunan sederhana
B. Bangunan tidak sederhana A. Klasifikasi Bangunan
B. Standar Ketinggian Bangunan
BAB II SBSK Tanah dan/atau Bangunan Gedung C. Standar Kebutuhan Unit
Perkantoran D. Standar Luas Bangunan
E. Standar Luas dan Kebutuhan Ruang Tempat
A. Klasifikasi Bangunan Berdasarkan Pengguna Persidangan
B. Standar Ketinggian Bangunan F. Standar Luas Tanah
C. Standar Kebutuhan Unit BAB VI SBSK Tanah dan/atau Bangunan Gedung
D. Standar Luas Bangunan Ruang Tahanan
E. Standar Luas Ruang Kerja
F. Standar Luas Tanah A. Klasifikasi Bangunan
B. Standar Ketinggian Bangunan
BAB III SBSK Tanah dan/atau Bangunan Gedung C. Standar Kebutuhan Unit
Rumah Negara D. Standar Luas Bangunan
A. Klasifikasi Bangunan E. Standar Luas Ruang Tahanan
B. Standar Ketinggian Bangunan F. Standar Luas Tanah
C. Standar Kebutuhan Unit
D. Standar Luas Bangunan BAB VII SBSK Kendaraan Jabatan
E. Standar Luas Tanah
A. Standar Barang Kendaraan Jabatan
BAB IV SBSK Tanah dan/atau Bangunan Gedung B. Standar Kebutuhan Kendaraan Jabatan
Pendidikan
A. Klasifikasi Bangunan BAB VIII SBSK Kendaraan Operasional
B. Standar Ketinggian Bangunan
C. Standar Kebutuhan Unit A. Standar Barang Kendaraan Operasional
D. Standar Luas Bangunan B. Standar Kebutuhan Kendaraan Operasional
E. Standar Luas Ruang Pendidikan
F. Standar Luas Tanah
KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Bangunan tidak sederhana


 bangunan dengan spesifikasi teknis tidak
sederhana
 memiliki kompleksitas dan teknologi yang
tidak sederhana
 Masa penjaminan kegagalan
Gedung bangunannya adalah selama paling
Negara singkat 10 (sepuluh) tahun.
Bangunan sederhana
1. Bangunan Tidak Sederhana Bertingkat
 bangunan dengan spesifikasi
Rendah
teknis sederhana
 bertingkat paling tinggi 4 (empat) lantai
 memiliki kompleksitas dan
 luas lantai keseluruhannya lebih dari 500 m2
teknologi sederhana
 SLB tidak diutilisasi sebesar 25% LBB
 tidak bertingkat atau memiliki
jumlah lantai paling tinggi 2. Bangunan Tidak Sederhana Bertingkat Tinggi
2 (dua) lantai  bertingkat lebih dari 4 (empat) lantai
 luas lantai keseluruhannya  memiliki sarana dan prasarana bangunan yang
kurang dari 500 m2 lengkap
 masa penjamin kegagalan  SLB tidak diutilisasi sebesar 30% LBB
bangunannya adalah selama 10
(sepuluh) tahun.
 SLB tidak diutilisasi sebesar
20% LBB SLB : Standar Luas Bangunan
LBB : Luas Bangunan Bruto
SBSK T/B BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN

A. Klasifikasi Bangunan Sesuai B. Standar Ketinggian Bangunan C. Standar Kebutuhan Unit


Pengguna

1. Type A: Kantor Lembaga Negara 1. Type A & Type B: Max 20 Lt.


2. Type B: Kantor Menko, Menteri Negara, 2. Type C: Kantor pejabat setingkat Es.1 1. Type A, Type B, Type C & Type D: tidak
LPNK 3. Type D: Kantor pejabat setingkat Es.2 dibatasi
3. Type C: Kantor pejabat setingkat Es.1 4. Type E1: Kantor pejabat setingkat Es.3 2. Type E1 & E2: satu bangunan untuk
4. Type D: Kantor pejabat setingkat Es.2 5. Type E2: Kantor pejabat setingkat Es.4 setiap unit
5. Type E1: Kantor pejabat setingkat Es.3
6. Type E2: Kantor pejabat setingkat Es.4

E. Standar Luas Ruang Kerja F. Standar Luas Tanah


D. Standar Luas Bangunan Ruang Pimpinan Lembaga Negara dan yang setingkat : ditentukan
Pengelolan
Ruang Menteri dan yang setingkat : 223 M2 5 (lima) kali luas lantai dasar bangunan
Luas bangunan yang dijadikan standar Ruang Wakil Menteri : 102 m2
Ruang Pejabat Eselon IA dan yang setingkat : 102 m2 dibagi dengan Koefisien Dasar
untuk keperluan perencanaan Ruang Pejabat Eselon IB dan yang setingkat : 79 m2
Bangunan (KDB) yang berlaku di daerah
kebutuhan adalah luas bangunan bruto. Ruang Pejabat Eselon IIA dan yang setingkat : 70 m2
Ruang Pejabat Eselon IIB dan yang setingkat : 58 m2
Ruang Pejabat Eselon III sebagai Kepala Kantor dan yang setingkat : 37 m2
setempat dengan tetap memperhatikan
Ruang Pejabat Eselon III yang bukan sebagai kepala kantor dan yang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
setingkat : 21 m2
Ruang Pejabat Eselon IV sebagai kepala kantor dan yang setingkat : 31 m2
Ruang Pejabat Eselon IV yang bukan kepala kantor dan yang setingkat : 11
m2
Ruang Pejabat Fungsional Golongan IV : 17 m2
Ruang Pejabat Eselon V/Pejabat Fungsional Golongan III ke bawah : 11 m2
Ruang Pelaksana : 5 m2
Ruang Penunjang
SBSK T/B BANGUNAN GEDUNG RUMAH NEGARA

A. Klasifikasi Bangunan Sesuai B. Standar Ketinggian Bangunan C. Standar Kebutuhan Unit


Pengguna
1. Type Khusus: RN Pimpinan Lembaga Negara, berdasarkan pembahasan bersama antara
1. Rumah Negara Tipe Khusus, Tipe A,
Menteri, Pimpinan Lembaga Pemerintah non Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
Kepenterian, setingkat.
dan Tipe B paling tinggi 2 (dua) lantai; bersangkutan dengan instansi/unit kerja yang
2. Type A; RN Pejabat setingkat Es. 1 2. Rumah Negara Tipe C, Tipe D, dan bertanggung jawab di bidang pekerjaan umum
3. Type B: RN Pejabat Es. 2 / PNS Gol IVd-IVe Tipe E adalah 1 (satu) lantai.
4. Type C: RN pejabat Es.3 / PNS Gol IVa-IVc
5. Type D: RN pejabat Es.4 / PNS Gol III
6. Type E: RN pejabat Es.5 / PNS Gol II / Gol I

D. Standar Luas Bangunan E. Standar Luas Tanah

1. Type Khusus: 400 m2. 1. Type Khusus: 1.000 m2.


2. Type A; 250 m2 2. Type A; 600 m2
3. Type B: 120 m2 3. Type B: 350 m2
4. Type C: 70 m2 4. Type C: 200 m2
5. Type D: 50 m2 5. Type D: 120 m2
6. Type E: 36 m2 6. Type E: 100 m2
SBSK T/B BANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN

A. Klasifikasi Bangunan Sesuai B. Standar Ketinggian Bangunan C. Standar Kebutuhan Unit


Pengguna

1. bangunan pendidikan jenjang pendidikan didasarkan pada ketentuan peraturan


dasar; perundang-undangan di bidang
2. bangunan pendidikan jenjang pendidikan pembangunan Bangunan Gedung tidak dibatasi, sepanjang memenuhi prinsip
menengah pertama; Negara dan/atau di bidang pendidikan efisiensi dan efektivitas penggunaan lahan
3. bangunan pendidikan jenjang pendidikan dengan memperhatikan peraturan daerah
menengah atas; dan setempat tentang Rencana Tata Ruang
4. bangunan pendidikan jenjang pendidikan Wilayah (RTRW).
menengah kejuruan.

D. Standar Luas Bangunan E. Standar Luas Ruang Pendidikan F. Standar Luas Tanah

5 (lima) kali luas lantai dasar


Luas bangunan yang dijadikan bangunan dibagi dengan Koefisien
standar untuk keperluan Terdiri dari Ruang Kelas dan
Ruang Penunjang (Ruang Dasar Bangunan (KDB) yang
perencanaan kebutuhan adalah berlaku di daerah setempat dengan
luas bangunan bruto. Laboratorium, Ruang PImpinan,
Ruang Guru, Perpustakaan, , tetap memperhatikan Rencana Tata
Ruang TIK, Ruang Praktik, Ruang Wilayah (RTRW).
Toilet dan Ruang Fungsional
SBSK T/B BANGUNAN GEDUNG TEMPAT
PERSIDANGAN

A. Klasifikasi Bangunan Sesuai B. Standar Ketinggian Bangunan C. Standar Kebutuhan Unit


Pengguna
ketentuan peraturan perundang-
1. Bangunan tempat persidangan Peradilan Umum tidak dibatasi, sepanjang memenuhi prinsip
(PT, PN IA Khusus, PN IA, PN IB & PN II)
undangan
di bidang pembangunan Bangunan efisiensi dan efektivitas penggunaan lahan.
2. Bangunan tempat persidangan Peradilan Agama
(PTA, PA IA, PA IB & PA II) Gedung Negara dan/atau di bidang
3. Bangunan tempat persidangan Mahkamah peradilan dengan memperhatikan
Syar’iyah (MS Provinsi, MS I A, MS IB & MS II) peraturan daerah setempat tentang
4. Bangunan tempat persidangan Peradilan Militer Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
(DILMILTAMA, DIMILTI, DILMIL A & B)
5. Bangunan tempat persidangan Peradilan Tata
Usaha Negara (PT TUN, PTUN I & II)

D. Standar Luas Bangunan E. Standar Luas dan Kebutuhan F. Standar Luas Tanah
Ruang Tempat Persidangan
Luas bangunan yang dijadikan
Terdiri Ruang Persidangan dan 5 (lima) kali luas lantai dasar
standar untuk keperluan
Ruang Penunjang bangunan dibagi dengan Koefisien
perencanaan kebutuhan adalah
Dasar Bangunan (KDB) yang
luas bangunan bruto.
Ruang Sidang: Ruang Sidang berlaku di daerah setempat
Besar/Utama, Ruang Sidang Biasa & dengan tetap memperhatikan
Ruang Sidang Anak Rencana Tata Ruang Wilayah
Ruang Penunjang: Ruang Tunggu (RTRW)
Tahanan Dewasa & Anak, RT Saksi &
Korban, Diversi, Teleconference dll)
SBSK T/B BANGUNAN GEDUNG RUANG TAHANAN

A. Klasifikasi Bangunan Sesuai B. Standar Ketinggian Bangunan C. Standar Kebutuhan Unit


Pengguna
didasarkan pada ketentuan
tidak dibatasi, sepanjang memenuhi
1. Rumah Tahanan Negara (Rutan), meliputi peraturan perundang-undangan di
Rutan Kelas I dan Rutan Kelas II. prinsip efisiensi dan efektivitas
bidang pembangunan Bangunan
2. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), meliputi: penggunaan lahan.
Gedung Negara dan/atau di bidang
Lapas Kelas I, Lapas Kelas II dan Lapas Kelas
III. pemasyarakatan dengan
3. Lembaga Penempatan Anak Sementara memperhatikan peraturan daerah
(LPAS); setempat tentang Rencana Tata
4. Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Ruang Wilayah (RTRW).

D. Standar Luas Bangunan E. Standar Luas Ruang Tahanan F. Standar Luas Tanah

Terdiri Ruang Tahanan dan Ruang 5 (lima) kali luas lantai dasar bangunan
Luas bangunan yang dijadikan standar
Penunjang dibagi dengan Koefisien Dasar
untuk keperluan perencanaan kebutuhan
Ruang Tahanan: Blok Admisi Orientasi, Bangunan (KDB) yang berlaku di
adalah luas bangunan bruto.
Blok Hunian, Blok Pengasingan & daerah setempat dengan tetap
Strapsel memperhatikan Rencana Tata Ruang
Ruang Penunjang: Ruang Portir, Pos Wilayah (RTRW)
pengamanan,R.Konsultasi,
R.Olahraga, R. Ibadah, R.
Perpustakaan, R. Kunjungan, Dapur,
Poliklinik, Garasi, dll
SBSK KENDARAAN JABATAN Standar Kebutuhan
Kendaraan Jabatan

Tingkat Jabatan Jumlah Pilihan Jenis Kelas Maksimum


Standar Barang Kendaraan
Maksimum
Jabatan
Menteri dan yang setingkat 2 unit Sedan dan/atau SUV Kualifikasi A
atau MPV
Kualifikasi Jenis Spesifikasi
Wakil Menteri 1 unit Sedan atau Kualifikasi A
Sedan 3.500 cc, 6 Silinder
SUV/MPV
Sport Utility Vehicles 3.500 cc, 6 Silinder
Eselon IA dan yang setingkat 1 unit Sedan atau SUV Kualifikasi B
A (SUV)/
Eselon IB dan yang setingkat 1 unit Sedan atau SUV Kualifikasi C
Multi Purpose Vehicles
Eselon IIA dan yang setingkat 1 unit SUV Kualifikasi D
(MPV)
Eselon IIB dan yang setingkat 1 unit SUV Kualifikasi E
Sedan 2.500 cc, 4 Silinder
B Eselon III dan yang setingkat, 1 unit MPV Kualifikasi F
SUV 3.000 cc, 6 Silinder
yang berkedudukan sebagai
Sedan 2.000 cc, 4 Silinder
C kepala kantor
SUV 2.500 cc, 4 Silinder
Eselon IV dan yang setingkat, 1 unit MPV Kualifikasi G
D SUV 2.500 cc, 4 Silinder yang berkedudukan sebagai
E SUV 2.000 cc, 4 Silinder kepala kantor dengan wilayah

MPV 2.000 cc Bensin atau kerja minimal 1 (satu)


kabupaten/kota
F 2.500 cc Diesel, 4
Silinder Eselon IV dan yang setingkat, 1 unit Sepeda Motor Kualifikasi G
yang berkedudukan sebagai
MPV 1.500 cc, 4 Silinder
G kepala kantor dengan wilayah
Sepeda Motor 225 cc, 1 Silinder kerja kurang dari 1 (satu)
kabupaten/kota
SBSK KENDARAAN OPERASIONAL

Standar Kebutuhan
Standar Barang Kendaraan Kendaraan Operasional
Operasional
 Mobil MPV 1.500 cc, 4 silinder  Setingkat Eselon I/ Kantor Pusat :
 Sepeda Motor 225 cc, 1 silinder Mobil : Sesuai dengan jumlah jabatan Eselon III
+1 untuk kegiatan kesekretariatan
Sepeda Motor : Sesuai dengan jumlah jabatan
EselonIII

Kendaraan Operasional dapat berasal dari  Setingkat Eselon II/ Kantor Wilayah/ Kantor
Kendaraan Jabatan yang ditetapkan untuk Pelayanan :
dialihfungsikan, dengan ketentuan: Mobil : Sesuai dengan jumlah jabatan Eselon
1. jenis dan spesifikasi Kendaraan Jabatan III+1
meliputi: Sepeda Motor : Sesuai dengan jumlah jabatan
a. kendaraan roda 4 (empat) Eselon III
SUV maksimal 2500 cc;
b. kendaraan roda 4 (empat) MPV  Setingkat Eselon III/ Kantor Pelayanan :
maksimal 2500 cc; atau Mobil : 50% jumlah jabatan Eselon IV
c. kendaraan roda 2 (dua); Sepeda Motor : Sesuai dengan jumlah jabatan
2. Kendaraan Jabatan telah berumur 5 (lima) Eselon IV
tahun sejak tanggal perolehan; dan
3. jumlah Kendaraan Operasional tidak  Setingkat Eselon IV/ Kantor Pelayanan
melebihi Standar Kebutuhan. Mobil : -
Sepeda Motor : Sesuai dengan jumlah jabatan
Eselon IV + jumlah jabatan Eselon V jika ada
S-88/KN/KN.2/2021Rilis Aplikasi SIMAN Modul Perencanaan
Versi 4.0.6.1

Penyempurnaan dalam update aplikasi terbaru dimaksud


berupa penambahan menu usulan pengadaan Tanah dan/atau
Bangunan Tempat Persidangan (BS), Tanah dan/atau
Bangunan Ruang Tahanan (BT), Tanah dan/atau Bangunan
Pendidikan (BP), serta Kendaraan Operasional (AO).

11
Kebijakan yang masih berl
ak u
Kebijakan tahun sebelumnya yang masih berlaku antara antara lain:
× Penyajian informasi status Penetapan Status Penggunaan (PSP)
BMN beserta notifikasinya berupa keterangan warna untuk
BMN yang belum di PSPkan pada proses penyusunan Usulan
RKBMN Pemeliharaan pada tingkat Kuasa Pengguna Barang dan
konsolidasi.
× Penyampaian usulan RKBMN TA 2023 disampaikan dalam bentuk
dokumen elektronik

12
Tambahan penjelasan
× Penjelasan Jenis Kendaraan
Jenis kendaraan ada 3, yaitu Kendaraan Jabatan, Kendaraan Operasional, dan Kendaraan
Fungsional. Kendaraan operasional berbeda dengan kendaraan fungsional. Pada umumnya,
kendaraan fungsional digunakan terbatas untuk fungsi khusus tertentu saja, misalnya mobil
ambulance, mobil patroli, mobil pemadam kebakaran, bus, dll. Kendaraan fungsional seperti ini,
belum termasuk dalam ruang lingkup RKBMN TA 2023
× Penjelasan bangunan Pendidikan
Bangunan Gedung Pendidikan yang dimaksud adalah untuk jenjang Pendidikan dasar, menengah
pertama, menengah atas dan kejuruan. Adapun bangunan diklat tidak termasuk dalam ruang
lingkup RKBMN

13
Dalam rangka mewujudkan
digitalisasi dokumen, maka usulan
RKBMN TA 2023 pengadaan dan
pemeliharaan tingkat KPB dan PB

Pengiriman agar disampaikan dalam bentuk


dokumen elektronik dengan
berpedoman pada peraturan
rkbmn KPB ke perundang-undangan di bidang
informasi dan transaksi elektronik

pengelola barang serta mengikuti format sesuai


ketentuan dalam PMK
150/PMK.06/2014

14
Ketentuan
Informasi yang tercantum didalam dokumen digital dapat diakses,
ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dipertanggungjawabkan;

Disertai surat pengantar asli yang ditandatangani oleh pejabat yang


berwenang;

Penyampaian RKBMN Dilengkapi dengan surat keterangan dari Pengguna Barang yang

KPB dan PB dalam menyatakan data/dokumen digital telah sesuai dengan aslinya; dan

bentuk softcopy: Divalidasi dan diteliti secara berjenjang oleh Pejabat tingkat Kanwil,
Eselon I, Pengguna Barang dan APIP K/L untuk memastikan bahwa
data/dokumen digital tersebut sesuai dengan aslinya.

15
S A R A NA P E N G A D UA N
Surat/Faksimile Sekretaris DJKN
Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lt. 9
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta Pusat
Faksimile (021)3847742
Say NO
Email pengaduan.djkn@kemenkeu.go.id
to corruption
Website www.djkn.kemenkeu.go.id/idcc

APT Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lt. 9


Whistleblowing System www.wise.kemenkeu.go.id

DIREKTORAT BARANG MILIK NEGARA


WILAYAH BEBAS KORUPSI

Anda mungkin juga menyukai