Anda di halaman 1dari 16

STROKE

1. Pengertian

Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak


yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. Stroke adalah
sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa defisit
neurologis fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian, dan semata–mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik.

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang


cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap
gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya
aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang
disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli,
trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke
otak yang timbulnya secara mendadak.

2. Klasifikasi

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu Stroke iskemik maupun Stroke
hemorragik. Pada Stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir
sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami Stroke jenis ini. Pada Stroke
iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang
menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua
arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.

Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu :


a. Stroke Karena Pendarahan (Haemorragic)

Pada Stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena atheroklerosis


(penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang
telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien
atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.

Stroke Hemoragik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena


pecahnya pembuluh darah di otak terdiri dari perdarahan intraserebral,
perdarahan subarakhnoid.Hampir 70 persen kasus Stroke hemorrhagik terjadi
pada penderita hipertensi.

b. Stroke Bukan Karena Pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik)

Pada stroke haemorragic pembulih darah pecah sehingga menghambat aliran


darah yang normal dan darah merembes kedalam suatu daerah diotak dan
merusaknya. Hampir 70% kasus stroke ini terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke Iskemik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena suplai darah ke
otak terhambat atau berhenti. Terdiri dari: Transient Ischemic Attack (TIA),
trombosis serebri, emboli serebri.

Stroke Iskemik terbagi lagi menjadi 3 yaitu:

1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat


penggumpalan.

2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.

3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh


karena adanya gangguan denyut jantung.

3. Etiologi

Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling penting adalah
aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan
intraserebral dan ruptur aneurisme sakular. Stroke biasanya disertai satu atau
beberapa penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak
dalam darah, diabetes mellitus atau penyakit vascular perifer.
a. Stroke Iskhemik

Stroke yang terjadi sebagai akibat dari adanya sumbatan pada arteri sehingga
menyebabkan penurunan suplay oksigen pada jaringan otak ( iskhemik ) hingga
menimbulkan nekrosis. Sekitar 87 % kasus stroke disebabkan kerena adanya
sumbatan yang berupa thrombus atau embolus. Trombus adalah
gumpalan/sumbatan yang berasal dari pembuluh darah otak. Embolus adalah
gumpalan/sumbatan yang berasal dari tempat lain, misalnya jantung atau arteri
besar lainnya.

Faktor lain yang berpengaruh adalah denyut jantung yang irreguler (atrial
fibrillation) yang merupakan tanda adanya sumbatan dijantung yang dapat keluar
menuju otak. Adanya penimbunan lemak pada pembuluh darah otak
(aterosklerosis) akan meningkatkan resiko terjadinya stroke iskhemik.

b. Stroke Hemoragic

Stroke yang terjadi sebagai akibat pecahnya pembuluh darah yang rapuh
diotak. Dua tipe pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke hemoragi,
yaitu ;aneurysms dan arteriovenous malformations (AVMs). Aneurysms adalah
pengembangan pembuluh darah otak yang semakin rapuh sehingga data
pecah. Arteriovenous malformations adalah pembuluh darah yang mempunyai
bentuk abnormal, sehingga mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.

Penyakit atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah Stroke disebut


dengan Faktor Risiko Stroke. Faktor resiko medis penyakit tersebut di atas antara
lain disebabkan oleh:

- Hipertensi,

- Penyakit Jantung,

- Diabetes Mellitus,

- Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah),

- Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),

- Riwayat Stroke dalam keluarga,

- Migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain:

- Usia lanjut,

- Obesitas,

- Merokok (pasif/ aktif),

- Alkohol,

- Mendengkur,

- Narkoba,

- Kontrasepsi oral,

- Suku bangsa (negro/spanyol),

- Jenis kelamin (pria),

- Makanan tidak sehat (junk food, fast food),

- Kurang olahraga.

4. Patofisiologi

Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang
terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan
kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif
total). Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri
karotis Interna.

Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera
pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :

a. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan sehingga


aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan
mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak.

b. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke


kejaringan (hemorrhage).
c. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan
otak.

d. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial


jaringan otak.

Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan


pada aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas
kritis terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak
akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya
yang masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah
melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada
korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena,
penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta arteriole.
Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya
perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti
secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri.. Berkurangnya aliran darah
serebral sampai ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi
neural dan terjadi kerusakan jaringan secara permanen.

5. Manifestasi Klinis

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala Stroke terbagi menjadi berikut:

a. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya


fungsi sensorik

b. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau,


mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun,
ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
c. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect,
kebingungan.

Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan
sebagaiTransient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau
serangan awal Stroke. Pada sumber lain tanda dan gejala Stroke yaitu:

a. Adanya serangan defisit neurologis fokal, berupa Kelemahan atau


kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.

b. Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau
salah satu sisi tubuh. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan,
terasa seperti terkena cabai, rasa terbakar

c. Mulut, lidah mencong bila diluruskan

d. Gangguan menelan : sulit menelan, minum suka keselek.

e. Bicara tidak jelas (rero), sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai
keinginan atau gangguan bicara berupa pelo, sengau, ngaco, dan kata-katanya
tidak dapat dimengerti atau tidak dipahami (afasia). Bicara tidak lancar, hanya
sepatah-sepatah kata yang terucap

f. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat

g. Tidak memahami pembicaraan orang lain

h. Tidak mampu membaca dan menulis, dan tidak memahami tulisan

i. Tidak dapat berhitung, kepandaian menurun

j. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh

k. Hilangnya kendalian terhadap kandung kemih, kencing yang tidak disadari

l. Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil

m. Menjadi pelupa ( dimensia)

n. Vertigo

o. Awal terjadinya penyakit (Onset) cepat, mendadak dan biasanya terjadi


pada saat beristirahat atau bangun tidur
p. Hilangnya penglihatan, berupa penglihatan terganggu, sebagian lapang
pandangan tidak terlihat, gangguan pandangan tanpa rasa nyeri, penglihatan
gelap atau ganda sesaat

q. Kelopak mata sulit dibuka atau dalam keadaan terjatuh

r. Pendengaran hilang atau gangguan pendengaran, berupa tuli satu telinga


atau pendengaran berkurang

s. Menjadi lebih sensitif: menjadi mudah menangis atau tertawa

t. Kebanyakan tidur atau selalu ingin tidur

u. Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik,


sempoyongan, atau terjatuh\

v. Gangguan kesadaran, pingsan sampai tidak sadarkan diri

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

b. Lumbal fungsi : pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan


yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya berwarna likuor masih
normal.

c. Pemeriksaan darah secara rutin.

Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula
darah sampai dapat mencapai 250 mgdi dalam serum dan kemudian berangsur –
angsur turun kembali.

Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada daerah itu sendiri.

d. Ct Scan: untuk mengetahui letak / lokasi dan luasnya perdarahan / infark.

e. MRI: untuk mengetahui adanya edema, infark hematom, dan bergesaernya


struktur otak.

f. Angiografi: untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai


pembuluh darah yang terganggu.
g. USG Doppler: untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah
sistem karotis).

7. Komplikasi

Komplikasi stroke meliputi:

a. Hipoksia serebral

b. Penurunan aliran darah serebral

c. Luasnya area cidera

d. Depresi

e. Darah beku

f. Memar diseluruh bagian tubuh

g. Otot mengkerut dan sendi kaku

h. Pneumonia (radang paru - paru)

i. Nyeri pundak

HOME PHARMACY CARE/HPC

1. Pengertian

Pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk


kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya,
memberikan edukasi dan pemahaman tentang obat serta memastikan pasien dapat
menggunakan obat dengan benar.

Home pharmacy care merupakan bentuk pelayanan langsung apoteker dan


bertanggung jawab kepada pasien dalam pekerjaan kefarmasian yang
dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. Jenis Layanan HPC


a. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan
pengobatan

b. Identifikasi kepatuhan pasien

c. Pendampingan pengelolaan Obat dan/atau alat kesehatan di rumah, misalnya


cara pemakaian Obat asma, penyimpanan insulin.

d. Konsultasi masalah Obat atau kesehatan secara umum

e. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan Obat


berdasarkan catatan pengobatan pasien

f. Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di rumah dengan


menggunakan Formulir

3. Tujuan utama HPC

a. Tercapainya keberhasilan terapi obat

b. Terlaksananya pendampingan pasien oleh apoteker untuk mendukung


efektifitas, keamanan dan kesinambungan pengobatan

c. Terwujudnya komitmen, keterlibatan dan kemandirian pasien dan keluarga


dalam penggunaan obat dan atau alat kesehatan yang tepat

d. Terwujudnya kerjasama profesi kesehatan, pasien dan keluarga

4. Manfaat bagi pasien

a. Terjaminnya keamanan, efektifitas dan keterjangkauan biaya pengobatan

b. Meningkatkan pemahaman dalam pengelolaan dan penggunaan obat dan/atau


alat kesehatan

c. Terhindarnya reaksi obat yang tidak diinginkan

d. Terselesaikannya masalah penggunaan obat dan/atau alat kesehatan dalam


situasi tertentu
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)

1. Pengertian MESO

Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan pemantauan


setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi
pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa,
dan terapi. Efek Samping Obat/ESO (Adverse Drug Reactions/ADR) adalah
respon terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan dan yang terjadi
pada dosis yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan, diagnosis,
atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologik.

2. Tujuan MESO

a. Memberikan kesempatan untuk mengenali suatu obat dengan baik dan untuk
mengenali respon orang terhadap obat.

b. Membantu meningkatkan pengetahuan tentang obat, manusia atau penyakit


dari waktu ke waktu.

c. Menerima info terkini tentang efek samping obat.

d. Menemukan efek samping obat (ESO) sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal, frekuensinya jarang.

e. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang sudah dikenal dan
yang baru saja ditemukan.

f. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi


angka kejadian dan hebatnya efek samping obat.

g. Meminimalkan resiko kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki.

h. Mencegah terulangnya kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki

OBAT YANG DIPAKAI DALAM RESEP

1. PRAZOTEC (Lansoprazole)
Indikasi: Ulkus duodenum, tukak lambung jinak, refluks esofagtis.

Dosis: Ulkus duodenum & refluks esofagitis 1 kapsul 1 x/hari selama 8 minggu.
Refluks esofagitis 1 kapsul 1 x/hari selama 4 minggu.

Pemberian Obat: Berikan sebelum makan.

Perhatian: Pemeliharaan terapi pada ulkus duodenal & kondisi hipersekresi


pstologis termasuk sindroma Zillinger-Ellison. Hamil, menyusui.

Efek Samping: Sakit kepala, diare, astenia, kanddiasis, nyeri dada, edema,
demam sindrom flu, halitosis, infeksi, malise.

Kemasan: Kaps 30 mg

Mekanisme kerja : Bekerja dengan menurunkan produksi asam oleh lambung.


Obat ini juga bisa dipakai untuk meredakan gejala seperti heartburn (panas
perut), sulit menelan, dan batuk yang tak sembuh-sembuh.

Kategori Keamanan Penggunaan Pada Wanita Hamil (Menurut FDA):


Kategori B: Studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko pada janin tetapi tidak ada studi terkontrol
pada wanita hamil, atau studi terhadap sistem reproduksi binatang
percobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain penurunan
fertilitas) yang tidak terjadi pada studi terkontrol terhadap wanita hamil
trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester
selanjutnya).

2. CANDERIN (Candesartan)

CANDERIN mengandung Candesartan yang merupakan obat untuk


membantu mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi). Menurunkan tekanan
darah tinggi membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal.
CANDERIN bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah sehingga darah dapat
mengalir lebih mudah. CANDERIN juga digunakan untuk membantu mengobati
gagal jantung. CANDERIN tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak-anak
berusia kurang dari 1 tahun karena peningkatan risiko efek samping.
Kegunaan : merupakan obat untuk mengobati tekanan darah tinggi dan gagal
jantung dengan merelaksasikan pembuluh darah.

Dosis pemakaian : Canderin harus sesuai petunjuk dokter, diminum sesudah


makan atau bersama dengan makanan.

Efek Samping : Pusing, kelelahan, dan vertigo

Mekanieme kerja : bekerja dengan cara memblokir reseptor angiotensin, yang


melemaskan pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir lebih
mudah.

3. PLAVIX TABLET (Clopidogrel)

Plavix Tablet adalah obat yang digunakan untuk mengurangi risiko penyakit
jantung dan stroke pada orang-orang yang berisiko tinggi. Obat Plavix Tablet
mengandung Clopidogrel, obat antiplatelet golongan thienopyridine.

Mekanisme : Clopidogrel adalah obat yang digunakan untuk mengurangi risiko


penyakit jantung dan stroke pada orang-orang yang berisiko tinggi, termasuk
pasien yang memiliki riwayat infark miokard dan gejala lain dari sindrom
koroner akut, stroke, dan orang-orang yang menderita penyakit arteri perifer.
Clopidogrel adalah obat antiplatelet golongan thienopyridine, obat yang
membantu menjaga darah mengalir lancar di dalam tubuh.

Mekanisme kerja Clopidogrel adalah menghambat secara selektif


terjadinya ikatan antara Adenosine Difosfat (ADP) dengan platelet reseptor
P2Y12, kemudian mengaktivasi glikoprotein GPIIb / IIIa kompleks sehingga
mengurangi agregasi trombosit.

Indikasi : Kegunaan Plavix Tablet (Clopidogrel) adalah untuk hal-hal berikut :


Plavix Tablet (Clopidogrel) diindikasikan untuk pencegahan kejadian
atherothrombotic pada pasien yang menderita infark miokard (dari beberapa
hari sampai kurang dari 35 hari), stroke iskemik (dari 7 hari sampai kurang
dari 6 bulan) atau penyakit arteri perifer lainnya.

Digunakan juga untuk pasien yang menderita sindrom koroner akut


misalnya Non-ST segment elevation acute coronary syndrome (unstable
angina atau non-Q-wave myocardinal infarction), dikombinasikan dengan
acetylsalicylic acid (ASA/aspirin).

Efek samping : Berikut adalah beberapa efek samping Plavix Tablet


(Clopidogrel) yang mungkin terjadi : Efek samping yang umum termasuk
sakit kepala, mual, mudah memar, gatal, dan mulas. Jika mengalami efek
samping ini dan terus berlanjut atau memburuk, segera beritahu dokter Anda.

Bisa menyebabkan efek samping yang lebih parah termasuk pendarahan


dan kelainan darah yang sangat serius (thrombotic thrombocytopenic
purpura-TTP). Mengingat bahayanya hal ini, segera dapatkan bantuan medis
jika mengalami gejala-gejala berikut ini : sakit perut yang parah, pendarahan
yang tidak terkontrol pada gusi atau hidung, kotoran berdarah / hitam,
kebingungan, demam, pucat kulit yang ekstrem, bercak kulit ungu, pingsan,
detak jantung cepat, sakit kepala mendadak yang parah , kelemahan yang
tidak biasa / kelelahan, muntah darah atau yang terlihat seperti bubuk kopi,
gangguan penglihatan, kejang, mata /kulit menguning , urin berdarah, atau
tanda-tanda masalah ginjal (seperti perubahan jumlah air seni).

Efek samping yang berpotensi fatal : Perdarahan intrakranial, perdarahan


retroperitoneal dan saluran pencernaan, diskrasia darah, dan thrombotic
thrombocytopenic purpura.

4. ASCAVIN (Ascavin)

Ascavin mengandung bahan aktif bernama Astaxanthin yang merupakan


salah satu jenis golongan karotenoid. Karotenoid sendiri adalah sebuah pigmen
alami yang dimiliki oleh tanaman dan hewan yang mampu membuat hewan atau
tanaman tersebut memiliki warna merah atau merah muda. Karotenoid akan
mudah ditemukan dengan jumlah banyak dalam ikan salmon dan beberapa jenis
alga atau ganggang laut yang mengandung astaxanthin tinggi. Sumber alami
lainnya yang memiliki astaxanthin juga bisa ditemukan di berbagai jenis makanan
laut seperti lobster dan udang.

Astaxanthin merupakan pigmen yang sangat mudah larut dalam air dan
memiliki banyak menfaat seperti menjaga kesehatan dan ketahanan tubuh serta
menangkal radikal bebas yang menyerang tubuh. Astaxanthin dipercaya mampu
melawan radikal bebas 6000 kali lebih kuat dari vitamin C, 500 kali lebih kuat
dari Vitamin E serta 3000 kali lebih kuat dari resveratrol atau quercetin.

Fungsi Ascavin: Terdapat beberapa jenis fungsi yang dimiliki dengan baik oleh
Ascavin dan mampu menjaga kesehatan penggunanya dengan baik, seperti
diantaranya: Mampu membantu mengencangkan kulit khususnya pada area
wajah, dapat membantu mengatasi tanda penuaan dini seperti contohnya
kantung mata kendur, kulit kusam, keriput serta flek, dapat digunakan untuk
langkah pencegahan terhadap jerawat dan juga mengobati jerawat yang susah
hilang, mampu mengurangi dan membuang radikal bebas di dalam darah,
dapat difungsikan sebagai pereda rasa nyeri pada penderita radang sendi,
mampu menurunkan kolesterol tinggi dalam darah, digunakan untuk
melindungi sel dalam tubuh dari kerusakan yang penyebabnya adalah kadar
gula darah yang sangat tinggi, sehingga mampu menimbulkan
komplikasi penyakit ginjal, penyakit mata yang disebabkan oleh diabetes dan
penyakit pada saraf

Efek Samping : Hingga saat ini belum ditemukan adanya efek samping
penggunaan Ascavin yang mampu merugikan atau menimbulkan penyakit
lainnya yang membahayakan penggunanya selama dosis penggunaan Ascavin
sesuai dan tidak dikonsumsi secara berlebihan.

5. INTERAKSI DENGAN OBAT

lansoprazole + clopidogrel

lansoprazole menurunkan efek clopidogrel dengan mempengaruhi


metabolisme enzim CYP2C19 hati. Gunakan Perhatian / Monitor. Mean AUC
dari metabolit aktif clopidogrel berkurang sebesar ~ 14% ketika lansoprazole
diberikan bersamaan dibandingkan dengan pemberian clopidogrel sendiri pada
subjek sehat yang merupakan metabolisis ekstensif CYP2C19. Keampuhan
Clopidogrel dapat dikurangi dengan obat yang menghambat CYP2C19.
Penghambatan agregasi trombosit oleh clopidogrel sepenuhnya karena metabolit
clopidogrel aktif. Clopidogrel dimetabolisme sebagian oleh CYP2C19.
Komunikasi dengan pasien

Anda mungkin juga menyukai