Anda di halaman 1dari 20

IVAN JUNIUS M (1920384255)

LYGA RISTYANA (1020384263)


NETRANING TYAS (1920384271)
RAMBU ITA (1920384279)
ROPITA (1920384287)
PENGERTIAN ETIKA
Menurut para ahli maka etika tidak lain
adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara
sesamanya dan menegaskan mana yang
benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal
dari kata Yunani ethos yang berarti norma-
norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia
yang baik,
ETIKA ETIKA
INDIVIDUAL
UMUM KHUSUS

ETIKA SOSIAL
SIKAP TERHADAP SESAMA
ETIKA KELUARGA
ETIKA PROFESI
ETIKA POLITIK
ETIKA LINGKUNGAN
ETIKA IDEOLOGI

MENILAI PERILAKU
DESKRIPTIF NORMATIF
ETIKA PELAYANAN KEFARMASIAN
Dalam melakukan penyerahan perbekalan farmasi (obat) kepada konsumen di apotek diatur oleh
2 macam kaidah yaitu kaidah etika dan kaidah hukum.
Kode Etik Pelayanan
Kefarmasian:

Kode Etik Asisten Kode Etik


Apoteker Apoteker
Kasus etika moral
 Tn. R adalah seorang apoteker di apotek K (apotek yang baru di buka) dan
juga seorang dosen. Di apotek K Ia bekerja dan menjabat sebagai seorang
APA dan merupakan satu satunya apoteker di apotek K. Namun ia juga
bekerja disuatu instansi pendidikan swasta sehingga waktunya banyak Ia
habiskan sebagai seorang dosen. Ia ke apotek hanya 1 kali dalam seminggu
untuk mengecek keadaan apotek itupun hanya sekitar 4-5 jam di apotek.
Untuk urusan penandatanganan berkas-berkas yang bisa diwakilkan, Ia
memberikan wewenang kepada 2 orang TTK di apotek tersebut. Untuk
penandatanganan SP, Ia menyuruh TTK nya meniru tanda tangannya ketika
keadaannya mendesak. Di sisi lain pemilik apotik mengetahui akan masalah
ini, namun karena kekurangan tenaga apoteker (dalam pencarian apoteker
tambahan) ia tidak berani menegur karyawannya ini.
KAJIAN NORMATIF

 Apoteker salah, karena apoteker tersebut hanya 1 kali dalam


seminggu untuk mengencek keadaan Apotek.
 Apoteker salah, sebab apoteker penanggung jawab
mewakilkan tanda tangan berkas apotek kepada TTK, dimana
TTK nya diizinkan meniru tanda tangannya.

Kesimpulan: Pemilik apotik harus memberikan


teguran,
dan memberikan pilihan untuk menjadi apoteker
di apotiknya atau memilih menjadi dosen.
KAJIAN DESKRIPTIF

 Pemilik apotik salah, tidak tegas terhadap apoteker atau karyawannya


tersebut karena sudah mengabaikan tanggung jawabnya sebagai apoteker.
 Apoteker salah, karena apoteker hanya bekerja sekitar 4-5 jam dalam
seminggu dan tidak sesuai dengan jam kerja sehari yaitu 56 jam seminggu (8
jam sehari).
 Kajian deskriptif lainnya menunjukkan bahwa akibat ketidaktanggung
jawaban tersebut menyebabkan pelayanan di apotek menjadi tidak
maksimal dan serta menimbulkan kecemburuan sosial.
Kesimpulan : memberikan teguran memilih menjadi dosen atau
apoteker.
KAJIAN KONSEPTUAL

 Jika
apoteker mau menerima teguran maka dia dapat
melanjutkan untuk bekerja.
 Jika
tidak menerima maka atasan harus mengeluarkan
apoteker tersebut dan mencari pengganti apoteker lain.
Kesimpulan akhir

 Perlu adanya pembaruan kontrak kerja antara pemilik


apotek dan karyawannya tentang jam kerja di apotek,
agar lebih bertanggung jawab sebagai apoteker.
 Pemilik apotek dapat mencari apoteker lainnya untuk
menutup kekurangan tenaga apoteker di apotek.
Kanjian menurut uu

Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian:

Pasal 21
1. “Dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan
kefarmasian”.
2. “Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter
dilaksanakan oleh Apoteker”
Kanjian menurut uu

Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian:

Pasal 51
1. “Pelayanan Kefarmasian di Apotek, puskesmas atau instalasi farmasi
rumah sakit hanya dapat dilakukan oleh Apoteker”
Kanjian menurut uu

Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/MENKES/PER/SK/X/2002 Tentang


Ketentuan dan Tata Cara Pemebrian Izin Apotek

Pasal 19
1. “Apabila Apoteker Pengelola Apotik berhalangan melakukan tugasnya
pada jam buka Apotik, Apoteker Pengelola Apotik harus menunjuk
Apoteker pendamping.”
2. “Apabila Apoteker Pengelola Apotik dan Apoteker Pendamping karena
hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, Apoteker Pengelola
Apotik menunjuk .Apoteker Pengganti”
Kanjian menurut uu

Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang


Standar Pelayanan di Apotek Bab III tentang pelayanan, standar
pelayanan kesehatan di apotek meliputi:

1. Pelayanan resep : apoteker melakukan skrining resep dan penyiapan


obat
2. Apoteker memberikan promosi dan edukasi.
3. Apoteker memberikan pelayanan kefarmasian (homecare)
Kanjian menurut uu

Kode etik apoteker

Pasal 3
“Setiap apoteker/Farmasis harus sennatiasa menjalankan profesinya sesuai
kompetensi Apoteker/Farmasis Indonesia serta selalu mengutamakan dan
berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya “
Pasal 5
“Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker/Farmasis harus
menjauhkan diri dariusaha mencari keuntungan diri semata yang
bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian”
Kanjian menurut uu

Lafal Sumpah dan janji apoteker

“Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai


dengan martabat dan tradisi luhur jabatan farmasi”.
Kanjian menurut uu

Lafal Sumpah dan janji apoteker


Kanjian menurut uu

Dari kasus di atas “Pasien atau konsumen ketika membeli obat


di apotek hanya dilakukan oleh asisten apoteker”. Hal ini
melanggar pasal-pasal di atas. Pelayanan kefarmasian
diapotek harus dilakukan oleh apoteker, jika apoteker
berhalangan hadir seharusnya digantikan oleh apoteker
pendamping dan jika apoteker pendamping berhalangan hadir
seharusnya digantikan oleh apoteker pengganti bukan
digantikan oleh asisten apoteker atau tenaga kefarmasian
sanksi

Ketika seorang apoteker dalam menjalankan tugasnya tidak


mematuhi kode etik apoteker, maka sesuai dengan kode etik
apoteker Indonesia pasal 115 yang berbunyi.
“Jika seorang apoteker baik dengan sengaja maupun tidak
disengaja melanggar atau tidak memenuhi kode etik apoteker
Indonesia, maka dia wajib mangakui dan menerima sanksi dari
pemerintah, ikatan/organisasi profesi yang menanganinya (IAI),
dan mempertanggung jawabkannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa”.
sanksi

SANKSI

TEGURAN PIDANA PERDATA

Anda mungkin juga menyukai