Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil).Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.

Payudara adalah organ yang sangat penting bagi wanita untuk


mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya karena ASI merupakan sumber
makanan bayi yang penting terutama pada bayi-bayi pada bulan-bulan pertamanya.

Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga, seharusnya ia harus


menanamkan suatu keyakinan bahwa ia harus menyusui, karena menyusui adalah
realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu.

Dewasa ini, di Indonesia sekitar 80-90 % ibu-ibu di perdesaan masih


menuusui bayi nya lebih dar 1 tahun, namun hal ini tidak sama dengan ibu-ibu di
kota-kota. Para ibu mempunyai berbagai alasan seperti ibu harus bekerja, pengaruh
kosmetologi, pemakaian pil KB. Angka kematian anak-anak di Indonesia semakin
lama semakin meningkat, terlebih anak-anak yang mengkonsumsi susu formula yang
biasanya dapat mengakibatkan bayi diare.

1.2 Tujuan pembelajaran mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah ini dapat :

1. Menjelaskan pengertian masa nifas dan menyusui


2. Menjelaskan tujuan asuhan masa nifas dan menyusui
3. Menjelaskan peran dan tanggungjawab bidan dalam masa nifas dan menyusui
4. Menjelaskan tahapan masa nifas
5. Mengetahui kebijakan program nasional
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. Batasan waktu nifas yang paling
singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang
relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung
selama 6 minggu 40 hari.

1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan
2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungankembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira
6 minggu.
3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yangnormal.
4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan
untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-
12 minggu.
Nifas dibagi dalam 3 periode :

1. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan. Dalam agama Islam +dianggap telah bersih dan boleh bekerjasetelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama
6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan
atau tahunan.

Menyusui adalah memberikan makanan kepada bayi yang secara langsung


dari payudara ibu sendiri. Menyusui adalah proses alamiah, dimana berjuta-juta ibu
melahirkan diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku
tentang pemberian ASI. Walupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat
ini melakukan hal yang sifatnya alamiah tidaklah selalu mudah untuk dilakukan oleh
para ibu-ibu menyusui. Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan
secra langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui kurang
memahami dan kurang mendapatkan informasi, bahkan sering kali ibu-ibu
mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI ekslusif itu sendiri,
tentang bagaimana cara menyusui ataupun langka-langkah menyusui yang benar
kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang diberikan tentang dampak apabila Asi
esklusif itu tidak diberikan dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam
menyusui secara ekslusif kepada bayinya.
2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.

Tujuan asuhan masa nifas normal terbagi 2 yaitu:

Tujuan umum

Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.

Tujuan khusus Menurut Saifuddin, A. 2009 tujuan asuhan masa nifas adalah:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bainya baik fisik maupun psikologik


2. Melakukan skiring, mendeteksi masalah, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan Diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB)

2.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan


kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik,
serta mempraktekkan kebersihan yangaman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegahkomplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional

2.4 Tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih
enam minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna
terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas.


2.5 Kebijakan program nasional

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu:

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.


2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan – kemungkinan
adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan
ibu nifas maupun bayinya.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:

Kunjungan Waktu Asuhan

Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.

Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta


melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.

Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara


mencegahperdarahan yang disebabkan atonia uteri.
6-8 jampost
I Pemberian ASI awal.
partum

Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu


dan bayi baru lahir.

Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.

Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan,


maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi
baru lahir dalam keadaan baik.

Memastikan involusi uterus barjalan


dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi
fundus uteri di bawah umbilikus, tidak
ada perdarahanabnormal.

Menilai adanya tanda-


tanda demam, infeksi dan perdarahan.
6 haripost
II Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
partum

Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan


cukup cairan.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta


tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.

Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.

2
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan
III minggupost
yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
partum

Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama


6
masa nifas.
IV minggupost
partum
Memberikan konseling KB secara dini.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil).Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu. Pada masa nifas ibu
nharus diberikan asuhan agar mencegas terjadinya masalah di masa nifas.

3.2 Saran

Pada masa nifas, kesehatan ibu harus sangat di perhatikan supaya bayi juga
sehat dan pertumbuhannya lancar atau seimbang. Kepada para ibu dianjurkan untuk
memberikan bayi mereka ASI, karena selain mengandung zat-zat yang diperlukan
untuk pertumbuhan bayi, ASI juga merupakan makanan bayi yang paling aman,
hemat dan mengandung antibody.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan
penulis.Bila dalam pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan


Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata
Niaga Media Jakarta
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Makalah Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada
sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of
Health, 1993).Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum
dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimisis Bagi banyak wanita,
pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi menjadi seorang ibu adalah proses
fisiologis yang normal.Namun beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa
masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah
masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1993; bick dan
MacArthur,1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama (macArthuretal.1991).
Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa
puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara
akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang
diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas
pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya
seperti obstetric, anestesi dan faktor social.

1.2 TUJUAN

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui fisiologis pada masa nifas

Untuk mengetahui tahapan-tahapan masa nifas prubahan serta adaptasi ibu masa
nifas

b. Tujuan Khusus

Untuk memenuhi tugas ASKEB III ( Nifas )

Agar mahasiswa lebih terampil memberikan asuhan kebidanan tentang fisiologis


masa nifas

Menjadikan mahasiswa sebagai calon petugas kesehatan yang terampil dan


kompeten dalam bekerja
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 PENGERTIAN

Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa Latin,yaitu dari kata
“puer”yang artinya bayi dan” parious” yang berakti melahirkan .

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali sebelum hamil.lama nifas yaitu 6-8 minggu

Periode masa nifas (puerperium) adalah perode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan.proses ini di mulai setelah selesainnya persalinan dan berakhir setelah alat-
alat reproduksi kembali keadaan sebelum hamil/ tidak hamil sebagai akibat dari
adannya perubahan fisiologis dan fsikologi karna proses persalinan

Periode masa nifas di bagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

1. Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa ini sering
terdapat banyak masalah seperti pendarahan

2. Periode Early postpartum (24 jam-1 minggu)

Masa dimana involsi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal,tidak ada
pendarahan,lokea tidak berbau busuk,tidak demam,ibu cukup mendapatkan makanan
dan cairan,serta ibu dapat menyusui dengan baik

3. Periode Latei Postpartum (1-5 minggu)

Masa di mana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari-hari,serta konseling KB


Pembagian masa nifas di bagi dalam tiga periode

1. Peurperium Dini

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan

2. Peurperium intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6-8 minggu

3. Remote peurperium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi

2.2. INVOULSI DAN SUBINVOULSI

Involusi adalah berhasilnya proses perubahan fisiologis pada sisitem reproduksi pada
masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif ke bentuk
normal atau sebelum hamil.

Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pada sisitem reproduksi pada


masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif. Subinvoulsi
dapat terjadi pada

1. Uterus

2. Tempat plasenta

3. Ligmen

4. Serviks
5. Lochia

6. Vulva

7. Vagina

8. Perineum

a. Subinvolusi uterus adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal


involusi/ proses involusi rahim tidak berjalan sebagai semestinya sehingga proses
pengecilan uterus terhambat.

Subinvolusi merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukan kemunduran


yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif kadang lebih banyak mengarah
secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah keukurannya (varney’s
midwifery)

Tanda dan gejala

Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/pelvis dari yang seharusnya atau
penurunan fundus uteri lambat

1. Konsistensi utererus lembek

2. Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah

3. Terdapat bekuan darah

4. Lochea berbau menyengat

5. Uterus tidak berkontraksi

6. Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
Penyebab

1. Terjadi infeksi pada miometrium

2. Terdapat sisa plasenta dan selaput plasenta di dalam uterus

3. Lochea rubra lebih dari 2 minggu postpartum dan pengeluarannya lebihbanyak


dari yang diperkirakan.

Terapi

1. Pemberian antibiotika

2. Pemberian uterotonika

3. Pemberian tablet Fe

Selain itu uterus juga mengalaimi involusi uteri

Invoulsi uteri atau penggerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali
ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera
setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot otot polos uterus. Proses involusi uteri
pada akhir kala III persalinan, uterus berada digaris tengah kira kira 2cm dibawah
umbilikus dengan fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini uterus
besarnya kira kira sama dengn besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu
dengan berat 1000 gram.

Proses involusi uterus


1. Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot
uterin. Enzim proteulitik akan mendekatkan jaringan otot yang telah sempat
mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebar dari semula
selama kehamilan. Sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri hingga
tertinggal jaringan fibro elastis dalam jumlah renik sebagai bukti kehamilan.

2. Atrofi jaringan merupakan jaringan yang berploriferasi dengan adanya estrogen


dalam jumlah besar kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian
produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta. Selain perubahan atrofi pada
otot otot uterus, lapisan desidua akan mengalami atrofi akan terlepas dan
meninggalkan lapisan basal yang akan beregenerasi menjadi endometrium yang baru

3. Efek oksitosin membuat itensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna


segera setelah lahir, diduga terjadi sebagai respon penurunan volume intra uerin yang
sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan
mengatur kontraksi uterus, menggopresi embuluh darah dan membantu proses
homostaksis. Kontraksi dan retraksi otot uteri akan mengurangi suplai darah ke
uterus.

b. Subinvolusi tempat plasenta adalah kegagalan bekas tempat implantasi untuk


berubah

Tanda dan Gejala

1. Tempat implantasi masih meninggalkan parut dan menonjol

2. Perdarahan

Penyebab

1. Tali pusat putus akibat dari traksi yang berlebihan

2. Inversio uteri sebagai akibat tarikan


3. Tidak ada regenerasi endometrium ditempat implantasi plasenta

4. Tidak ada pertumbuhan kelenjar endometrium

c. Subinvolusi ligament adalah kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia


kembali seperti sedia kala

Tanda dan gejala

1. Ligamentum rotundum masih kendor

2. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia masih kendor

Penyebab

1. Terlalu sering melahirkan

2. Faktor umur

3. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang
elastisitasnya.
d. Subinvolusi Serviks adalah kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti
sebelum hamil

Tanda dan gejala

1. Konsistensi serviks lembek

2. Perdarahan

Penyebab

1. Multi paritas

2. Terjadi ruptur saat persalinan

3. Lemahnya elastisitas serviks

e. Subinvolusi Lochea adalah tidak ada perubahan pada konsistensi


lochea.Seharusnya lochea berubah secara normal sesuai dengan fase dan lamanya
postpartum,

Tanda dan gejala

1. Perdarahan tidak sesuai dengan fase

2. Darah berbau menyengat

3. Perdarahan

4. Demam, menggigil

Penyebab

1. Bekuan darah pada serviks

2. Uterus tidak berkontraksi


3. Posisi ibu telentang sehingga menghambat darah nifas untuk keluar

4. Tidak mobilisasi

5. Robekan jalan lahir

6. Infeksi

f. Subinvolusi Vulva dan Vagina adalah tidak kembalinya bentuk dan konsistensi
vulva dan vagina seperti semula setelah beberapa hari postpartus.

Tanda dan gejala

1. Vulva dan vagina kemerahan

2. Terlihat oedem

3. Konsistensi lembek

Penyebab

1. Elastisitas vulva dan vagina lemah

2. Infeksi

3. Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus

4. Ekstrasi kuman
g. Subinvolusi Perineum adalah tidak ada perubahan perineum setelah
beberapa hari persalinan

Tanda dan gejala

1. Perineum terlihat kemerahan

2. Konsistensi lembek

3. Oedem

Penyebab

1. Tonus otot perineum sudah lemah

2. kurangnya elastisitas perineum

3. infeksi

4. pemotongan benang catgut terlalu pendek pada saat laseralisasi sehinggajahitan


perineum putus.

2.3. TAHAPAN LOKEA MASA NIFAS


Dengan adannya involsi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik (layu/ mati). Desidua yang mati akan keluar
bersama dengan sisa cairan.campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan
lokea, yang biasannya berwarna merah muda atau putih pucat.

Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung
darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokia mempunyai
bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-
beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba.

Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut:

Lokia Waktu Warna Ciri-ciri


Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
Rubra 1-3 hari caseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum dan sisa darah

Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampurmerah Sisa darah bercampur lender

Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih


kecoklatan banyak serum, juga terdiri dari
Serosa 7-14 hari
leukosit dan robekan laserasi
plasenta

Putih Mengandung leukosit, selaput


Alba >14 hari lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati.

Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring
daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat
wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total
jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga 270 ml.

2.4. PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS

1. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, astium eksterna


dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu serviks menutup.
2. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan tugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

3. Perenium

Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya teregang


oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perenium
sudah mendapatkan kembali sebagaian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
pada keadaan sebelum melahirkan.

4. Payudara

a. Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon piolaktin


setelah persalinan.

b. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau
hari ke-3 setelah persalinan.

c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulanya proses laktasi.

5. Laktasi

Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI),
yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap
ibu yang melahirkan akan tersedia makanan bagi dirinya, dan bagi si anak akan
merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman, tentram, hangat akan kasih sayang
ibunya. Hal ini merupakan faktor penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
6. Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan.Hal ini disebabkan karena pada
waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir.Rasa sakit di daerah
perenium juga dapat menghalangi keinginan ke belakang.Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian
cairan yang cukup.

7. Sistem Perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine
sfingter dan edema leher buli - buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.Urin dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan,
kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok, keadaan ini menyebabkan cliviesis. Ureter yang berdilatasi akan kembali
normal dalam tempo 6 minggu.

8. Sistem Musculoskeletal

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah
bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak
jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum
menjadi kendor.Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan.

9. Sistem Endokrin

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic


Gonodotiopin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam
hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mammae pada hari ke-3
PP

10. Sistem kordiovaskuler

Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah
yang meningkat,yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan
kembali estrogen menyebabkan aturesis terjadi yang secara cepat mengurangi volume
plasma kembali pada porposi normal.Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah
kelahiran bayi.Selama masa nifas ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah
urine.Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat
dengan meningkatnya volume pada jaringan tersebut selama kehamilan. Pada
persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar (200-400 cc). Bila kelahiran melalui
seksio cesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.Perubahan terdiri dari
volume darah (blood volume) dan hemotokrit (hoemoconcentration). Bila persalinan
pervaginam, hemotrokit akan naik dan pada seksio cesaria, hemotokrit cenderung
stabil dan kembali normal setelah 4-6minggu.

11. Sistem Hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan,kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-


faktor pembekuan darah meningkat.Pada hari pertama PP, kadar fibrinogen dan
plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan
viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.Leukositosis yang
meningkat dimana jumlah sel darah putih mencapai 15.000 selama persalinan akan
tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dan masa PP.Jumlah sel darah putih tersebut
masih bisa naik lagi sampai 25.000/30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita
tersebut mengalami persalinan lama.Jumlah hemoglobine,hemorokit,dan eritrosyt
akan sangat bervariasi pada awal-awal masa PP sebagai akibat volume darah, volume
plasenta dan tingkat volume darah yang berubah ubah.Semua tingkatan ini akan
dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran
dan masa PP terjadi kehilangan darah sekitar 200-250 ml. penurunan volume dan
peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit
dan hemoglobine pada hari ke 3-7 PP dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu PP

12. Perubahan Tanda-Tanda Vital

a. Suhu Badan satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit (37,5oC – 38oC)
sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan dan
kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa.Biasanya pada hari
ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi
bengkok, berwarna merah karena kebanyakan ASI. Bila suhu tidak menurun
kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem
lain.

b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis melahirkan biasanya
denyut nadi akan lebih cepat.

c. Tekanan,Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
melahirkan karena perdarahan. Tekanan darah tinggi pada PP dapat menandakan
terjadinya preeklamsia post partum.

d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan dnyut nadi. Bila
suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran nafas.

2.5. ADAPTASI FISIOLOGI MASA NIFAS

Setelah melahirkan ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari fisiknya.Ia mengalami stimulasi
kegembiraan yang luar biasa, menjalani peruses esprorasi dan asmilasi terhadap
bayinya, berada di bawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang
diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya dan
merasa tanggung jawab yang luar biasa biasa sekarang untuk menjadi seorang ibu

Tidak mengherankan bila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan se4sekali
merasa kerepotan.Masa ini adalah masab rentan dan terbuka untuk bimbingan dan
pembelajaran.

Reva rubin membagi periode ini menjadi 3 bagian antara lain :

1. Periode “Taking in”

a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekawatiran akan tubuhnya

b. Ia mungkin mengulang-ulang menceritakan pengalaman waktu melahirkanya

c. Tidur tampa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan kesehatan


akibat kurang istirahat.

d. Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan penyembuhan


luka, serta persiapan proses laktasi aktiv

e. Dalam memmberi asuahan bidan, harus dapat memfasilitasi kebutuhan


fisikologis ibu, pada tahap ini bidan harus menjadi pendengar yang baik ketika ibu
menceritakan pengalamanya. Berikan juga dukungan mental dan aspirasi atas hasil
perjuangan ibu sehingga dapat berhasil melahirkan anaknya. Bidan harus dapat
menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga dapat leluasa dan terbuka
mengemukan permasalahan dapat dihadapi bidan. Dalam hal ini, sering terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan oleh pasien terhadap
dirinnya dan bayinya karna kurangnya jalinan komunikasi yang baik antara pasien
dan bidan

2. Periode “taking hold”

a. Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum

b. Ini menjadi perhatian pada kemampuan menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawabterhadap bayi

c. Ibu berkonsentrasi pada pengotrolan fungsi tubuhnya,BAA dan BAK,serta


kekuatan dan ketahanan tubuhnya

d. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi, misalnya


mengendong, memandikan dan memasang popok dan sebagainya.

e. Pada masa ini, ibu biasanya sangat sensitive dan merasa tidak mahir dalam
melakukan hal-hal tersebut

f. Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan yang
terjadi.

g. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberiken bimbingan
cara perawatan bayi, namun harus selalu di perhatikan teknik bimbinganya jangan
sampai menyingung perasaan atau membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia
sangat sensitive. Hidari kata “jangan begitu” atau “kalau kayak gitu salah” pada ibu
karna hal itu akan sangat menyakiti perasaanya dan akibatnya ibu akan putus asa
untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.

3. Periode “Letting Go

a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah periode ini pun sangat
berpengaruh terhadap dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus beradaptasi
dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung padanya. Hal ini menyebabkan
berkurangnya hak ibu,kebebasan, dan hubungan social.

c. Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.

Factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua
pada saat post partum, antara lain:

1. Respon dan dukungan keluarga dan teman. Bagi ibu post partum, apalagi pada
ibu yang baru pertama kali melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-
orang terdekatnya karana ia belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil, baik fisik
maupun psikologinya. Ia masih sangat asing dengan perubahan peran barunya yang
begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu cepat, yaitu peran sebagai seorang
ibu. Dengan respon positif dari lingkungan, akan mempercepat proses adaptasi peran
ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk memberikan asuhan yang sehat

2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi. Hal yang
dialami oleh ibu ketika melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaan terhadap
perannya sebagai ibu. Ia menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk
melahirkan bayinya dan hal tersebut akan memperkaya pengalaman hidupnya untuk
lebih dewasa. Banyak kasus terjadi setelah seorang ibu melahirkan anakanya yang
pertama, ia akan bertekad untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan ibunya.

3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu. Walapun kali ini
adalah bukan pengalaman yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan untuk
mendpatkan dukungan yang positif dari lingkunganya tidak berbeda dengan ibu yang
baru melahirkan anak pertama. Hanya yang membedakan teknik penyampaian
dukungan yang diberikan lebih kepada support dan aspirasi dan keberhasialn dalam
melewati saat-saat sulit pada persalinan yang lalu.

4. Pengaruh budaya adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga
akan sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu akan melewati saat transisi
ini. Apalagi ada yang tidak singkron antara arahan dari tenaga kesehatan dengan
budaya yang dianut.Dalam hal ini bidan harus bijaksana menyikapi, namun tidak
mengurangi kuliatas asuhan yang diberikan. Keterlibtan kelurga dari awal dalam
menentukan bentuk asuhan dan perawatan yang harus diberikan kepada ibu dan bayi
yang akan memudahkan bidan dalam memberi asuhan.

2.6. POST PARTUM BLUES

Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan seksual umum melahirkan
bayia biasanya terjadi pada 70% wanita . penyebabnya adalah beberapa hal,antara
lain lingkungan tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormone
yang cepat,dan keraguan terhadap peran yang baru. Pada dasarnya, tidak satu pun dari
ketiga hal tersebut termasuk penyebab konsisten .factor penyebab biasanya
merupakan kombinasi dari berbagai factor, termasuk adanya ganguan tidur yang tidak
dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal menjadi seorang ibu.

Post partum blus biasannya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan berakhir
setelah 10-14 hari.

Karatistik post partum blus meliputi:

a. Menangis

b. Merasa letih karena melahirkan

c. Gelisah
d. Perubahan alam perasaan

e. Menarik diri

f. Serta reaksi negatif terhadap bayi dan keluarga

Karena pengalaman melahirkan digambarkan sebagai puncak ibu baru mungkin


merasa perawatan dirinya tidak kuat atau ia tidak mendapatkan perawatan yang tepat,
jika pengalaman melahirkan tidak sesuai dengan apa yang ia alami. Ia mungkin juga
merasa diabaikan jika perhatian keluaranya tiba-tiba berfokus pada bayi
dilahirkannya

Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah berikan perhatian
dan dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah orang
yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting berikan kesempatan untuk
beristirahat yang cukup.Selain itu, dukungan positif atas keberhasilan menjadi orang
tua dari bayi yang baru lahir dapat membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap
kemampuannya.

2.7. Depresi pos partum

Ada kalanya ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi interaksi sosial,
kemandiriannnya berkurang. Hal ini akan mengakibatkan depresi paska persalinan (
depresi pos partum ). Berikut ini gejala – gejala depresi paska persalinan

1. Sulit tidur, bahkan ketika bayi sudah tidur.

2. Nafsu makan hilang,

3. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol

4. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali sama bayi

5. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi


6. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi

7. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi

8. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar- debar

Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat- obatan dan konsultasi dengan psikater.
Jika depresi berkepanjangan ibu perlu mendapatkan perawatan dirumah sakit.
Seorang ibu nulipara mudah mengalami depresi masa nifas. Hal ini disebabkan oleh
kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang
tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah. Hal
ini menandakan ibu menderita depresi masa nifas. Dibutuhkan juga dukungan
keluarga dengan cara selalu mengunjungi dan menawarkan bantuan dan dorongan
kepada ibu.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Masa nifas ( masa post partum / puerperium ) adalah massa atau waktu sejak bayi
lahir dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai
dengan pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan dengan kandungan , yang
mengalami perubahan . pada masa ini sangatlah rentan dengan kondisi pendarahan
maka masa nifas merupakan masa yang sangat penting dan masa dimana ibu
memerlukan pemantauan yang baik.

3.2. SARAN

Saran saya kita sebagai bidan harus lebih ekstra dalam memantau masa nifas sebab
kita tahu pada masa ini dapat mengakibatkan kematian pada ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Flint carolone, 1994. Sensitif Midwifery.Oxford: Butterworth Heinemann

Henderson C, dan jone K. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan (Edisi Bahasa

Indonesia). Ed. Yulianti. Jakarta: EGC

Pusdiknekes, 2001. Panduan Pengajar Asuhan Kebidanan Fisiologi Bagi dosen

Dipolma III Kebidanan. Jakarta: pusdiknes. WHOJHPIEGO.

Varney H, et al.2007, Buku a Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Jakarta: Salemba Medika (hlm: 53-57).

Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan

Mamba’ul ‘Ulum Surakarta

Wulanda,ayu febri.2012.Biologi Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika ( cetakan

ketiga )

Prawirohardjo, sarwono. 2009. Ilmu kebidanan. Edisi Keempat. cetakan kedua.

Jakarta: pt bina pustaka sarwono Prawirohardjo

Winkjosastro, H .dkk. 2005. Ilmu kebidanan. Edisi 3. Cetakan 7. Jakarta: yayasan

bina pustaka sarwono priwirohardjo

Anda mungkin juga menyukai