PEMBAHASAN
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil).Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.
1.2 Tujuan pembelajaran mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah ini dapat :
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. Batasan waktu nifas yang paling
singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang
relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung
selama 6 minggu 40 hari.
1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan
2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungankembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira
6 minggu.
3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yangnormal.
4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan
untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-
12 minggu.
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan. Dalam agama Islam +dianggap telah bersih dan boleh bekerjasetelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama
6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan
atau tahunan.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
Tujuan khusus Menurut Saifuddin, A. 2009 tujuan asuhan masa nifas adalah:
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih
enam minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna
terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
2
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan
III minggupost
yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
partum
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil).Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu. Pada masa nifas ibu
nharus diberikan asuhan agar mencegas terjadinya masalah di masa nifas.
3.2 Saran
Pada masa nifas, kesehatan ibu harus sangat di perhatikan supaya bayi juga
sehat dan pertumbuhannya lancar atau seimbang. Kepada para ibu dianjurkan untuk
memberikan bayi mereka ASI, karena selain mengandung zat-zat yang diperlukan
untuk pertumbuhan bayi, ASI juga merupakan makanan bayi yang paling aman,
hemat dan mengandung antibody.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan
penulis.Bila dalam pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada
sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of
Health, 1993).Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum
dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimisis Bagi banyak wanita,
pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi menjadi seorang ibu adalah proses
fisiologis yang normal.Namun beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa
masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah
masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1993; bick dan
MacArthur,1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama (macArthuretal.1991).
Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa
puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara
akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang
diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas
pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya
seperti obstetric, anestesi dan faktor social.
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tahapan-tahapan masa nifas prubahan serta adaptasi ibu masa
nifas
b. Tujuan Khusus
PEMBAHASAAN
2.1 PENGERTIAN
Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa Latin,yaitu dari kata
“puer”yang artinya bayi dan” parious” yang berakti melahirkan .
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali sebelum hamil.lama nifas yaitu 6-8 minggu
Periode masa nifas (puerperium) adalah perode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan.proses ini di mulai setelah selesainnya persalinan dan berakhir setelah alat-
alat reproduksi kembali keadaan sebelum hamil/ tidak hamil sebagai akibat dari
adannya perubahan fisiologis dan fsikologi karna proses persalinan
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa ini sering
terdapat banyak masalah seperti pendarahan
Masa dimana involsi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal,tidak ada
pendarahan,lokea tidak berbau busuk,tidak demam,ibu cukup mendapatkan makanan
dan cairan,serta ibu dapat menyusui dengan baik
1. Peurperium Dini
2. Peurperium intermedial
3. Remote peurperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi
Involusi adalah berhasilnya proses perubahan fisiologis pada sisitem reproduksi pada
masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif ke bentuk
normal atau sebelum hamil.
1. Uterus
2. Tempat plasenta
3. Ligmen
4. Serviks
5. Lochia
6. Vulva
7. Vagina
8. Perineum
Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/pelvis dari yang seharusnya atau
penurunan fundus uteri lambat
6. Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
Penyebab
Terapi
1. Pemberian antibiotika
2. Pemberian uterotonika
3. Pemberian tablet Fe
Invoulsi uteri atau penggerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali
ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera
setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot otot polos uterus. Proses involusi uteri
pada akhir kala III persalinan, uterus berada digaris tengah kira kira 2cm dibawah
umbilikus dengan fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini uterus
besarnya kira kira sama dengn besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu
dengan berat 1000 gram.
2. Perdarahan
Penyebab
2. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia masih kendor
Penyebab
2. Faktor umur
3. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang
elastisitasnya.
d. Subinvolusi Serviks adalah kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti
sebelum hamil
2. Perdarahan
Penyebab
1. Multi paritas
3. Perdarahan
4. Demam, menggigil
Penyebab
4. Tidak mobilisasi
6. Infeksi
f. Subinvolusi Vulva dan Vagina adalah tidak kembalinya bentuk dan konsistensi
vulva dan vagina seperti semula setelah beberapa hari postpartus.
2. Terlihat oedem
3. Konsistensi lembek
Penyebab
2. Infeksi
4. Ekstrasi kuman
g. Subinvolusi Perineum adalah tidak ada perubahan perineum setelah
beberapa hari persalinan
2. Konsistensi lembek
3. Oedem
Penyebab
3. infeksi
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung
darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokia mempunyai
bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-
beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba.
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring
daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat
wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total
jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga 270 ml.
1. Serviks
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan tugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
3. Perenium
4. Payudara
b. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau
hari ke-3 setelah persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulanya proses laktasi.
5. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI),
yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap
ibu yang melahirkan akan tersedia makanan bagi dirinya, dan bagi si anak akan
merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman, tentram, hangat akan kasih sayang
ibunya. Hal ini merupakan faktor penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
6. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan.Hal ini disebabkan karena pada
waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir.Rasa sakit di daerah
perenium juga dapat menghalangi keinginan ke belakang.Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian
cairan yang cukup.
7. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine
sfingter dan edema leher buli - buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.Urin dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan,
kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok, keadaan ini menyebabkan cliviesis. Ureter yang berdilatasi akan kembali
normal dalam tempo 6 minggu.
8. Sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah
bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak
jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum
menjadi kendor.Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan.
9. Sistem Endokrin
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah
yang meningkat,yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan
kembali estrogen menyebabkan aturesis terjadi yang secara cepat mengurangi volume
plasma kembali pada porposi normal.Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah
kelahiran bayi.Selama masa nifas ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah
urine.Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat
dengan meningkatnya volume pada jaringan tersebut selama kehamilan. Pada
persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar (200-400 cc). Bila kelahiran melalui
seksio cesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.Perubahan terdiri dari
volume darah (blood volume) dan hemotokrit (hoemoconcentration). Bila persalinan
pervaginam, hemotrokit akan naik dan pada seksio cesaria, hemotokrit cenderung
stabil dan kembali normal setelah 4-6minggu.
a. Suhu Badan satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit (37,5oC – 38oC)
sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan dan
kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa.Biasanya pada hari
ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi
bengkok, berwarna merah karena kebanyakan ASI. Bila suhu tidak menurun
kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem
lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis melahirkan biasanya
denyut nadi akan lebih cepat.
c. Tekanan,Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
melahirkan karena perdarahan. Tekanan darah tinggi pada PP dapat menandakan
terjadinya preeklamsia post partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan dnyut nadi. Bila
suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran nafas.
Setelah melahirkan ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari fisiknya.Ia mengalami stimulasi
kegembiraan yang luar biasa, menjalani peruses esprorasi dan asmilasi terhadap
bayinya, berada di bawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang
diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya dan
merasa tanggung jawab yang luar biasa biasa sekarang untuk menjadi seorang ibu
Tidak mengherankan bila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan se4sekali
merasa kerepotan.Masa ini adalah masab rentan dan terbuka untuk bimbingan dan
pembelajaran.
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekawatiran akan tubuhnya
b. Ini menjadi perhatian pada kemampuan menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawabterhadap bayi
e. Pada masa ini, ibu biasanya sangat sensitive dan merasa tidak mahir dalam
melakukan hal-hal tersebut
f. Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan yang
terjadi.
g. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberiken bimbingan
cara perawatan bayi, namun harus selalu di perhatikan teknik bimbinganya jangan
sampai menyingung perasaan atau membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia
sangat sensitive. Hidari kata “jangan begitu” atau “kalau kayak gitu salah” pada ibu
karna hal itu akan sangat menyakiti perasaanya dan akibatnya ibu akan putus asa
untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.
3. Periode “Letting Go
a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah periode ini pun sangat
berpengaruh terhadap dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus beradaptasi
dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung padanya. Hal ini menyebabkan
berkurangnya hak ibu,kebebasan, dan hubungan social.
Factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua
pada saat post partum, antara lain:
1. Respon dan dukungan keluarga dan teman. Bagi ibu post partum, apalagi pada
ibu yang baru pertama kali melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-
orang terdekatnya karana ia belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil, baik fisik
maupun psikologinya. Ia masih sangat asing dengan perubahan peran barunya yang
begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu cepat, yaitu peran sebagai seorang
ibu. Dengan respon positif dari lingkungan, akan mempercepat proses adaptasi peran
ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk memberikan asuhan yang sehat
2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi. Hal yang
dialami oleh ibu ketika melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaan terhadap
perannya sebagai ibu. Ia menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk
melahirkan bayinya dan hal tersebut akan memperkaya pengalaman hidupnya untuk
lebih dewasa. Banyak kasus terjadi setelah seorang ibu melahirkan anakanya yang
pertama, ia akan bertekad untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan ibunya.
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu. Walapun kali ini
adalah bukan pengalaman yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan untuk
mendpatkan dukungan yang positif dari lingkunganya tidak berbeda dengan ibu yang
baru melahirkan anak pertama. Hanya yang membedakan teknik penyampaian
dukungan yang diberikan lebih kepada support dan aspirasi dan keberhasialn dalam
melewati saat-saat sulit pada persalinan yang lalu.
4. Pengaruh budaya adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga
akan sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu akan melewati saat transisi
ini. Apalagi ada yang tidak singkron antara arahan dari tenaga kesehatan dengan
budaya yang dianut.Dalam hal ini bidan harus bijaksana menyikapi, namun tidak
mengurangi kuliatas asuhan yang diberikan. Keterlibtan kelurga dari awal dalam
menentukan bentuk asuhan dan perawatan yang harus diberikan kepada ibu dan bayi
yang akan memudahkan bidan dalam memberi asuhan.
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan seksual umum melahirkan
bayia biasanya terjadi pada 70% wanita . penyebabnya adalah beberapa hal,antara
lain lingkungan tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormone
yang cepat,dan keraguan terhadap peran yang baru. Pada dasarnya, tidak satu pun dari
ketiga hal tersebut termasuk penyebab konsisten .factor penyebab biasanya
merupakan kombinasi dari berbagai factor, termasuk adanya ganguan tidur yang tidak
dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal menjadi seorang ibu.
Post partum blus biasannya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan berakhir
setelah 10-14 hari.
a. Menangis
c. Gelisah
d. Perubahan alam perasaan
e. Menarik diri
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah berikan perhatian
dan dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah orang
yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting berikan kesempatan untuk
beristirahat yang cukup.Selain itu, dukungan positif atas keberhasilan menjadi orang
tua dari bayi yang baru lahir dapat membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap
kemampuannya.
Ada kalanya ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi interaksi sosial,
kemandiriannnya berkurang. Hal ini akan mengakibatkan depresi paska persalinan (
depresi pos partum ). Berikut ini gejala – gejala depresi paska persalinan
8. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar- debar
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat- obatan dan konsultasi dengan psikater.
Jika depresi berkepanjangan ibu perlu mendapatkan perawatan dirumah sakit.
Seorang ibu nulipara mudah mengalami depresi masa nifas. Hal ini disebabkan oleh
kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang
tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah. Hal
ini menandakan ibu menderita depresi masa nifas. Dibutuhkan juga dukungan
keluarga dengan cara selalu mengunjungi dan menawarkan bantuan dan dorongan
kepada ibu.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Masa nifas ( masa post partum / puerperium ) adalah massa atau waktu sejak bayi
lahir dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai
dengan pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan dengan kandungan , yang
mengalami perubahan . pada masa ini sangatlah rentan dengan kondisi pendarahan
maka masa nifas merupakan masa yang sangat penting dan masa dimana ibu
memerlukan pemantauan yang baik.
3.2. SARAN
Saran saya kita sebagai bidan harus lebih ekstra dalam memantau masa nifas sebab
kita tahu pada masa ini dapat mengakibatkan kematian pada ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Henderson C, dan jone K. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan (Edisi Bahasa
Varney H, et al.2007, Buku a Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Jakarta: Salemba Medika (hlm: 53-57).
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan
ketiga )