“SEJARAH G30SPKI”
DISUSUN OLEH :
NABILA FAUZI
1700020058
2017/2018
A. PENGERTIAN G-30 S/PKI
Gerakan 30 September atau yang sering kita dengar dengan G 30 S PKI, G-30S/PKI atau
Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam
tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi
militerangkatan darat negara Indonesia beserta beberapa orang penting lainnya dibunuh dalam
suatu usaha percobaan kudeta pemerintahan rezim Soeharto yang kemudian dituduhkan kepada
anggota Partai Komunis Indonesia atau yang sering kita dengar dengan singkatan PKI.
Permasalah politik pada masa pemerintahan tersebut juga menambah rumit permasalahan
ini mengenai peristiwa gerakan 30 september PKI. Para pemberontak
mengumumkan lewat radio bahwa peristiwa gerakan 30 September merupakan kelompok militer
yang bertindak ingin melindungi Soekarno dari serangan kudeta yang direncanakan oleh para
dewan (Jenderal Angkatan Darat) di Jakarta yang telah korup dan menjadi kaki tangan Badan
Intelegen Pusat Amerika Serikat (CIA).
PKI kemudian menculik dan membawa tujuh perwira ke lubang buaya. Namun, ada tiga
perwira yang telah ditembak mati sebelum dibawa ke lubang buaya, yaitu Jenderal Achmad
Yani, Mayor Jenderal M.T Haryono, dan Brigader Jendera D.I Pandjahitan.
Sebenarnya, Jenderal Abdul Haris Nasution (Menteri Kompartemen Hankam/Kepala Staf
ABRI) ikut dalam target penculikan, namun dapat meloloskan diri sehingga para penculik
membawa Letnan I P.A Tendean dn Putri Jenderal Nasution, ade Irma Nasution ikut menjadi
korban.
Bersamaan dengan waktu penculikan, Pasukan Bimasakti merebut dan menguasai gedung
RRI dan Pos Telekomunikasi di Jalan Merdeka. Pukul 07.20, LetkolUntung menyiarkan tentang
adanya gerakan pembersihan terhadap para anggota Dewan Jenderal yang berencana melakukan
kudeta terhadap pemerintahan Soekarno oleh para perwira muda. Pernyataan tersebut diulang
pada pukul 08.15.
Pukul 13.00, diumumkan mengenai pembentukan Dwan Revolusi dan Kabinet Dwikora
yang dinyatakan domisioner. Pemberitahuan tersebut disiarkan melalui RRI, bersamaan
diumumkannya bahwa Dewan Revolusi merupakan sumber kekuatan dalam RI.
PKI berhasil menduduki kekuasaan di Jawa Tengah dengan menguasai Markas Kodam
VII/Diponegoro dan Markas Korem 072. PKI juga mendirikan Dewan Revolusi di Yokyakarta
yang diketuai Mayor Mulyono. Komandan Korem 072, Kolonel Katamso dan kepala stafnya
yaitu Letnan Kolonel Sugiyono diculik dan dibunuh oleh pemberontakan di Desa Kentungan.
PKI juga mendirikan Dewan Revolusi di Yokyakarta yang diketuai oleh Mayor Mulyono dan
disiarkan melalui RRI Yokyakarta.
Pangkostrad Mayor Soeharto selaku pimpinan tertinggi menumpas TKI pada tanggal 1
Oktober 1965. Aparat yang melakukan penumpasan, yaitu Batalion 328 Kujang/Siliwangi,
Batalion 2 Kavaleri dan RPKAD (Batalion I Resimen Para Komado Angkatan Darat) dibawah
pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibisono. Akhirnya pemberontakan G30 S/PKI berhasil
digagalkan dalam waktu singkat.
C. KORBAN PENCULIKAN
Dalam aksi penculikan oleh gerakan 30 september PKI, PKI menculik para jendral
sebagai berikut :
1. Penculikan Terhadap Jendera TNI A.H Nasution
2. Penculikan Terhadap Letjend TNI A. Yani
3. Penculikan terhadap Mayjend TNI R. Soeprapto
4. Penculikan Terhadap Mayjend S. Parman
5. Penculikan Terhadap Mayjend M.T Haryono
6. Penculikan Terhadap Brigjend TNI Soetojo Siswoiharjo
7. Penculikan terhadap Brigjend TNI D.I Pandjahita
D. PASCA PERISTIWA
Pada tanggal 1 Oktober 1965 Sukarno dan sekretaris jendral PKI Aidit menanggapi
pembentukan Dewan Revolusioner oleh para "pemberontak" dengan berpindah ke Pangkalan
Angkatan Udara Halim di Jakarta untuk mencari perlindungan.
Pada tanggal 6 Oktober Sukarno mengimbau rakyat untuk menciptakan "persatuan
nasional", yaitu persatuan antara angkatan bersenjata dan para korbannya, dan penghentian
kekerasan. Biro Politik dari Komite Sentral PKI segera menganjurkan semua anggota dan
organisasi-organisasi massa untuk mendukung "pemimpin revolusi Indonesia" dan tidak
melawan angkatan bersenjata. Pernyataan ini dicetak ulang di koran CPA bernama "Tribune".
Pada tanggal 12 Oktober 1965, pemimpin-pemimpin Uni-Sovyet Brezhnev, Mikoyan dan
Kosygin mengirim pesan khusus untuk Sukarno:
"Kita dan rekan-rekan kita bergembira untuk mendengar bahwa kesehatan anda telah
membaik...Kita mendengar dengan penuh minat tentang pidato anda di radio kepada seluruh
rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan menghindari kekacauan...Imbauan ini akan dimengerti
secara mendalam."
Pada tanggal 16 Oktober 1965, Sukarno melantik Mayjen Soeharto menjadi
Menteri/Panglima Angkatan Darat di Istana Negara. Berikut kutipan amanat presiden Soekarno
kepada Soeharto pada saat Soeharto disumpah:
“ Saya perintahkan kepada Jenderal Mayor Soeharto, sekarang Angkatan Darat pimpinannya,
saya berikan kepadamu, buatlah Angkatan Darat ini satu Angkatan dari pada Republik
Indonesia, Angkatan Bersenjata daripada Republik Indonesia yang sama sekali menjalankan
Panca Azimat Revolusi, yang sama sekali berdiri di atas Trisakti, yang sama sekali berdiri di
atas Nasakom, yang sama sekali berdiri di atas prinsip Berdikari, yang sama sekali berdiri atas
prinsip Manipol-USDEK.
Manipol-USDEK telah ditentukan oleh lembaga kita yang tertinggi sebagai haluan
Negara Republik Indonesia.Dan oleh karena Manipol-USDEK ini adalah haluan dari pada
Negara Republik Indonesia, maka dia harusdijunjung tinggi, dijalankan, dipupuk oleh semua
kita.Oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Kepolisian Negara.
Hanya jikalau kita berdiri benar-benar di atasPanca Azimatini, kita semuanya, maka barulah
revousi kita bisa jaya.
Soeharto, sebagai panglima Angkatan Darat, dan sebagai Menteri dalam kabinetku, saya
perintahkan engkau, kerjakan apa yang kuperintahkan kepadamu dengan sebaik-baiknya. Saya
doakanTuhan selalu beserta kita dan beserta engkau!”.
Dalam sebuah Konferensi Tiga Benua di Havana di bulan Februari 1966, perwakilan
Uni-Sovyet berusaha dengan segala kemampuan mereka untuk menghindari pengutukan atas
penangkapan dan pembunuhan orang-orang yang dituduh sebagai PKI, yang sedang terjadi
terhadap rakyat Indonesia. Pendirian mereka mendapatkan pujian dari rejim Suharto. Parlemen
Indonesia mengesahkan resolusi pada tanggal 11 Februari, menyatakan "penghargaan penuh"
atas usaha-usaha perwakilan-perwakilan dari Nepal, Mongolia, Uni-Sovyet dan negara-negara
lain di Konperensi Solidaritas Negara-Negara Afrika, Asia dan Amerika Latin, yang berhasil
menetralisir usaha-usaha para kontra-revolusioner apa yang dinamakan pergerakan 30
September, dan para pemimpin dan pelindung mereka, untuk bercampur-tangan di dalam urusan
dalam negeri Indonesia."
E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Faktor yang paling utama mempengaruhi gerakan 30 september PKI adalah sebagai berikut :
1. Faktor Amerika Serikat
2. Faktor Malaysia
3. Faktor Ekonomi
4. Isu Soekarno Sakit
5. Dan, sebagainya
G. DAMPAK
1. Dampak Negatif
a. banyak pahlawan kita banyak yang gugur
b. hubungan diplomatik dengan negara komunias menjadi renggang
c. terjadi penodaan terhadap ideologi dan kedaulatan negara kita
2. Dampak Positif
a. kita dapat lebih waspadai terhadap serangan yang mnyerang NKRI baik dari dalam
maupun luar
b. kita dapat bersatu dan dapat bertahan /menyadari bawah pancasila adalah jati diri
bangsa kita
c. dengan adanya g30s pki kedudukan pancasila dalam negara menjadi lebih kuatt
3. Dampak sosial politik dari g 30 s/pki.
a. Secara politik telah lahir peta kekuatan politik baru yaitu tentara Angkatan Darat.
b. Sampai bulan desember 1965 pki telah hancur sebagai kekuatan politik di indonesia.
c. Kekuasaan dan pamor politik presiden soekarno memudar.
d. Secara sosial telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI
atau dianggap PKI, yang tidak semuanya melalui proses pengadilan dengan jumlah yang relatif
banyak.