PENDAHULUAN
jaminan bagi dunia pendidikan untuk berhasil dan mencapai hasil yang maksimal.
elektronik mereka pada saat mata kuliah sedang berlangsung. Selain hal tersebut,
ada juga beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya pemahaman dalam belajar
terhadap mata kuliah, adanya masalah pribadi atau masalah keluarga, dan cara
merupakan suatu kefokusan diri pribadi mahasiswa terhadap mata kuliah ataupun
merupakan dua hal yang saling berkaitan. Banyak mahasiswa menempuh jalur
kuliah hanya untuk mendapatkan titel kesarjanaan saja dan pada akhirnya, titel
kesarjanaan tersebut hanya digunakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi akuntansi, hal ini dikarenakan banyak
perguruan tinggi tidak mampu membuat anak didiknya menguasai dengan baik
cenderung mudah lupa dengan apa yang pernah dipelajari atau kesulitan untuk
memahami apa yang diajarkan selanjutnya. Akuntansi bukanlah bidang studi yang
kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual ini diukur dari nilai rapor dan
indeks prestasi. Nilai rapor yang baik, indeks prestasi yang tinggi, atau sering
salah tetapi tidak seratus persen bisa dibenarkan. Terdapat faktor lain yang
kecerdasan spiritual.
Hasil penelitian Goleman (1995 dan 1998) dalam Yoseph (2005 : 23) dan
persen”.
mereka yang saat kuliah dulu mempunyai kecerdasan intelektual tinggi, namun
egois dan kuper, ternyata hidupnya tidak terlalu sukses (berdasar gaji,
mengidentifikasi
emotional quotient (EQ), dan spritual quotient (SQ) dan sebagai variabel yang
sama tetapi, tempat penelitiannya yang berbeda yaitu Universitas Jember dan
penulis di Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul
quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spritual quotient (SQ) berpengaruh
pengaruh intellegent quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spritual quotient
1. Bagi Peneliti
quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spritual quotient (SQ) terhadap
2. Bagi Mahasiswa
3. Bagi Universitas
pemahaman akuntansi
4. Bagi Umum
terhadap mahasiswa.