Anda di halaman 1dari 17

MINUMAN SIRIH

(Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar)

Oleh:

Anggraini Octaria S 1714051020


Anggi Syafita 1754051007

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada
batang pohon lain. Sirih ini juga memiliki macam-macam jenis, seperti ada sirih
merah, dan sirih hijau. Masing-masing dari sirih ini memiliki banyak kegunaan. Di
samping itu,sirih adalah tanaman yang biasa digunakan untuk obat-obatan tradisional
dan juga sebagai acara adat dalam Minangkabau.Daun sirih merah mengandung
senyawa-senyawa antibakteri seperti tanin, flavonoid, polifenol, dan saponin . Pada
penelitian lain, diketahui ekstrak sirih merah memiliki kandungan kimia berupa
alkaloid, senyawa polifenolat, tanin, dan minyak atsiri. menunjukkan bahwa jenis
flavonoid yang terdapat pada daun sirih merah adalah senyawa flavonol, flavanon,
isoflavon, dan auron.

Sejauh ini, pembuatan minuman jamu tradisional umumnya lebih mengutamakan


kualitas sensori dan mengesampingkan sifat fungsional dan hygienitas. Penjual dalam
meracik minuman jamu sangat variatif baik formula bahan maupun proses, padahal
dua hal tersebut akan mempengaruhi kualitas produk. Sirih merupakan salah satu
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Manfaat sirih telah banyak
dibicarakan, namun penelitian mengenai sirih masih sangat sedikit. Daun sirih secara
empirik digunakan sebagai bahan obat, untuk mengobati berbagai penyakit seperti
batuk, asma, radang hidung, dan radang tenggorokan (Ahmad, 2009).
1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi


kapur sirih dalam pembuatan minuman sirih
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Sirih

Dengan berdasar pada klasifikasi daun sirih di atas, kita bisa sedikit mengurai
morfologinya. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan
merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung,
berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang
sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya
majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat
panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari
yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat
kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan.

Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang,
bulat dan berwarna coklat kekuningan.Bagian daun tanaman sirih memiliki bentuk
serupa jantung. Daunnya tunggal dan pada bagian ujung cenderung runcing. Daun ini
tersusun dengan cara selang seling. Pada tiap daunnya terdapat tangkai. Daun tersebut
memiliki aroma yang cukup khas apabila diremas. Daun ini memiliki kisaran panjang
antara 5 sampai 8 cm. Lebarnya mulai dari 2 cm sampai 5 cm (Amida, 2014).

2.2 Gambir

Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan
daun dan ranting tumbuhan bernama sama (Uncaria gambir Roxb.). Di Indonesia
gambir pada umumnya digunakan pada menyirih. Kegunaan yang lebih penting
adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna. Gambir juga mengandung katekin
(catechin), suatu bahan alami yang bersifat antioksidan. Kandungan yang utama dan
juga dikandung oleh banyak anggota Uncaria lainnya adalah flavonoid (terutama
gambiriin), katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%), serta sejumlah alkaloid
(seperti gambirtannin dan turunan dihidro- dan okso-nya. Selain itu gambir dijadikan
obat-obatan modern yang diproduksi negara jerman, dan juga sebagai pewarna cat,
pakaian (Muthoharoh, 2011).

2.3 Kapur Sirih

Kapur sirih adalah endapan yang dihasilkan dari proses merendam batu. Pada
hakekatnya, sama seperti jenis kapur lainnya, kapur sirih juga berasal dari bebatuan
jenis gamping yang diperoleh dari gunung kapur. Meski demikian, jenis batu kapur
sirih tidak sama dengan kapur bahan bangunan. air kapur sirih juga bermanfaat
dalam bidang pengobatan. Misalnya saja penyakit diare. Penyakit ini bisa
diatasi dengan meminum air rebusan potongan kunyit bersih yang ditambah
dengan 1 sendok air kapur sirih.Minum ramuan ini sebanyak 3 kali dalam
sehari hingga diare lenyap. Selain penyakit, air kapur sirih juga ampuh
mengobati luka bakar di kulit. Caranya cukup mudah, Campurkan sejumput air
kapur sirih dengan bubuk kunyit dan air kelapa. Takarannya semua seimbang
agar terbentuk pasta yang digunakan untuk membaluri luka bakar. selain itu
Manfaat air kapur sirih cukup beragam.

Dalam dunia kuliner, air ini sering digunakan sebagai bahan yang membuat
makanan lebih garing. Untuk keripik, Anda bisa membuatnya lebih istimewa
dengan cara merendamnya dengan air kapur sirih.Sementara itu, agar gorengan
lebih nikmat, Anda bisa menambahkan beberapa sendok makan air kapur sirih
pada adonan terigu gorengan tersebut. Dengan demikian, terigu akan lebih
garing dan gurih. Selain itu, air kapur sirih juga populer digunakan orang -
orang untuk merendam buah yang akan digunakan sebagai bahan es campur
atau sup buah pun manisan buah. Dengan merendam buah di air kapur sirih
akan membuat permukaan buah jauh lebih keras dan sedikit garing saat
dimakan. Selain itu, untuk membuat adonan makanan lebih keset dan kental,
misalnya kuliner seperti klepon(Ahmad, 2009).
III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, 10 September 2019 di Laboratorium


Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,Fakultas
Pertanian,Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu blender, timbangan, gelas, dan sendok.


Bahan yang digunakan yaitu daun sirih, kapur sirih, gambir, gula pasir dan air.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini dimuat dalam diagram alir dibawah ini
Daun sirih

Kapur sirih ditimbang sesuai perlakuan (0,2,3,4 dan 5 %)

5 lembar daun siri, 1 batang gambir dan kapur sirih di


campurkan

Di blender dengan air sebanyak 250 ml lalu disaring

Disajikan ke dalam gelas dan tambahkan gula hingga manis

Di uji organoleptiknya meliputi warna,aroma,rasa dan tingkat


kesukaan

HASIL

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Minuman Sirih

Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu menimbang kapur sirih
sesuai dengan perlakuan masing-masing kelompok. Tujuannya untuk mengetahui
pengaruh perbedaan konsentrasi kapur sirih terhadap minuman sirih yang dihasilkan.
Selanjutnya campurkan 5 lembar daun sirih, 1 batang gambir dan kapur sirih dengan
250 ml air agar memudahkan proses penghancuran lalu di blender dan disaring.
Filtrat yang dihasilkan dari penyaringan di tambahkan dengan gula pasir sampai
manis dan diuji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa dan tingkat kesukaan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil pengamatan minuman jahe dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1. Hasil Organoleptik Pembuatan Minuman Sirih


Nama Kelompok Tingkat
No. Warna Aroma Rasa Gambar
Panelis (Perlakuan) Kesukaan
Anisa 4 5 1 1
Arif 3 4 2 2
Aulia 3 5 4 3
Kherlandi 3 5 4 3
1. Kapur
Giska 3 4 2 2
Sirih
1 Bagas 3 4 3 2
0% (0 gram)
Made 4 4 2 4
Sisca 3 4 1 3
Nining 3 5 4 4
Virda 3 5 4 4
Anisa 4 5 1 1
Arif 3 4 2 2
Aulia 4 3 4 3
Kherlandi 4 3 4 3
Giska 2. Kapur 4 4 3 4
2 Bagas Sirih 3 4 3 4
Made 2% (5 gram) 4 4 2 4
Sisca 5 4 2 3
Nining 5 2 3 3
Virda 4 3 3 3
Anisa 5 2 2 1
Arif 3 4 1 1
Aulia 4 4 3 3
Kherlandi 3. Kapur 4 3 4 3
Giska Sirih 5 4 3 3
3 Bagas 3% (7,5 5 4 3 4
Made gram) 5 4 2 3
Sisca 5 4 2 4
Nining 5 2 3 3
Virda 5 3 3 3
Anisa 4 5 3 3
Arif 3 4 3 2
Aulia 4 4 3 4
Kherlandi 4. Kapur 4 4 3 3
Giska Sirih 4 3 4 3
4 Bagas 4% (10 4 3 3 3
Made gram) 4 1 3 3
Sisca 4 1 3 1
Nining 4 4 4 3
Virda 4 3 4 3
Anisa 5 3 2 2
Arif 3 2 2 2
Aulia 3 4 3 4
Kherlandi 5. Kapur 3 4 3 4
Giska Sirih 3 2 4 3
5 Bagas 5% (12,5 3 2 4 3
Made gram) 3 4 1 1
Sisca 3 4 1 1
Nining 5 2 4 3
Virda 5 2 4 2

4.2 Pembahasan.

Pemanfaatan daun sirih untuk kesehatan hanya dilakukan berdasarkan pengalaman


yang diperoleh secara turun-temurun. Masyarakat di Jawa memanfaatkan daun sirih
untuk menyembuhkan penyakit ambeien, keputihan dan obat kumur. Namun dalam
perkembangannya daun ini digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit
termasuk diabetes. Meminum air rebusan daun sirih setiap hari dapat menurunkan
kadar gula darah sampai pada tingkat yang normal. Daun sirih mengandung senyawa
kimia yang dapat menurunkan kadar gula darah yaitu flavonoid, alkaloid, dan tanin.
Pada penelitian lain telah diteliti mengenai mekanisme cara kerja flavonoid yang
berperan untuk aktivasi inhibitor aglukosidase sebagaisalah satu katalisator yang
berfungsi mengikat hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa (gula sederhana) diusus
(Dalimartha, 2005).

Daun sirih mengandung fenol, yang memiliki peran sebagai racun bagi mikroba
dengan menghambat aktivitas enzimnya. Katekol, pirogalol, quinon, eugenol, flavon
dan flavonoid merupakan termasuk golongan fenol dan mempunyai kemampuan
sebagian bahan antimikroba (Suliantari et al., 2008). Menurut Mursito (2002) saponin
dan tannin pada daun sirih bersifat sebagai antiseptik pada luka permukaan, bekerja
sebagai bakteriostatik yang biasanya digunakan untuk infeksi pada kulit, mukosa dan
melawan infeksi pada luka serta flavanoid selain berfungsi sebagai bakteriostatik juga
berfungsi sebagai anti inflamasi. Dalam penelitian Zalizar (2009) ekstrak daun sirih
maupun salep daun sirih terbukti dapat menurunkan jumlah bakteri Staphylococcus
aureus dan bakteri Escherichia coli yang merupakan bakteri yang umum ditemukan
pada susu mastitis.

Daun sirih hijau digunakan sebagai obat batuk, obat cacing, dan antiseptik luka. Daun
sirih hijau mengandung berbagai macam kandungan kimia, antara lain minyak atsiri,
terpenoid, tanin, polifenol serta steroid. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam
tumbuhan sirih hijau tidak seluruhnya merupakan senyawa polar, namun juga
terdapat senyawa non polar ataupun semi polar dan bersifat lipofl, sebagaimana yang
terkandung pada tanaman tingkat tinggi pada umumnya. Pelarut etanol, etilasetat dan
n-heksan merupakan pelarut organik yang banyak digunakan dalam proses ekstraksi,
yang dapat melarutkan senyawa flavonoid, saponin, aglikon flavonoid, steroid dan
lain lain.
Hasil penelitian oleh Suliantari (2008) menunjukkan hasil ekstrak etanol daun sirih
hijau dapat menghambat bakteri S.aureus dengan kategori sedang, penelitian lain oleh
Mursito (2002), bahwa ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut DMSO (Dimethyl
Sulfoxide) dapat menghambat aktivitas bakteri S.aureus dengan kategori kuat. Selain
itu juga memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap P. acnes dan S.aureus18
Jerawat adalah penyakit yang banyak diderita masyarakat terutama remaja. Penyakit
ini dapat disebabkan oleh bakteri yaitu P.acnes dan bakteri S.epidermidis. Bakteri ini
merupakan flora normal di kulit, namun dapat bersifat invasif. Penyebab lain adanya
zat nutrisi bagi bakteri yang diproduksi dari sekresi kelenjar sebasea yakni air, asam
amino, urea, garam dan asam lemak. Bakteri ini berperan pada proses kemotaktik
inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi sebum menjadi massa
padat, yang menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran kelenjar sebasea.

Kegunaan gambir secara tradisional adalah sebagai pelengkap makan sirih dan obat-
obatan, seperti di Malaysia gambir digunakan untuk obat luka bakar, di samping
rebusan daun muda dan tunasnya digunakan sebagai obat diare dan disentri serta obat
kumur-kumur pada sakit kerongkongan. Secara moderen gambir banyak digunakan
sebagai bahan baku industri farmasi dan makanan, di antaranya bahan baku obat
penyakit hati dengan paten “catergen”, bahan baku permen yang melegakan
kerongkongan bagi perokok di Jepang karena gambir mampu menetralisir nikotin.
Sedangkan di Singapura gambir digunakan sebagai bahan baku obat sakit perut dan
sakit gigi (Suliantari, 2008). Selain itu juga tengah diteliti kemampuan ekstrak gambir
sebagai anti mikroba, sebagai bahan tosisitas terhadap organ ginjal,hati dan jantung,
bahan anti feedan terhadap hama Spodoptera litura Fab, anti bakteri , tablet hisap
gambir murni, gambir sebagai bahan baku sampho dan gambir sebagai bahan perekat
kayu lapis dan papan partikel (Kasim, 2004).

Kapur sirih mempunyai rumus kimia CaCO3, sehingga kandungan utama dari kapur
sirih adalah kalsium. Secara umum, kalsium merupakan mineral yang amat penting
bagi manusia terutama sebagai pembentuk masa tulang. Kapur sirih bisa digunakan
sebagai obat bersamaan dengan bagan lain, seperti untuk mengatasi batu selesman,
gusi bengkak, bisul, masalah haid, digigit serangga serta penyakit kulit misalnya
panu, kurap, kutil. Kapur sirih telah digunakan sejak duu sebagai salah satu
komponen untuk menyirih (Zalizar, 2009).

Hasil praktikum didapatkan bahwa warna yang dihasilkan tiap kelompok secara
berturut adalah merah, merah, sangat merah, merah, kuning kemerahan hal ini terjadi
karna semakin tinggi kandungan kapur sirih warna yang dihasilkan akan memudar
(tidak merah). Rasa yang didapatkan yaitu secara berturut adalah cukup pedas, sedikit
pedas, cukup pedas, cukup pedas dan sedikit pedas hal ini sesuai dengan literatur
karna semakin banyak penggunaan kapur sirih, rasa sepat yang dihasilkan akan
berkurang (Kasim, 2004). Aroma yang dihasilkan secara berturut yaitu khas, khas,
cukup khas, kurang khas dan cukup khas ini terjadi karena pengaruh penambahan
gambir dan kapur sirih yang akan mengurangi aroma yang dihasilkan. Tingkat
kesukaan yang didapatkan yaitu kelompok 1 sampai 4 cukup suka dan kelompok 5
suka.
V. KESIMPULAN

Kesimpula dari praktikum pembuatan minuman sirih adalah konsentrasi kapur sirih
terbaik pada minuman kapur sirih adalah pada kelompok 5 yaitu warna kuning
kemerahan, rasa pedas, aroma cukup khas dan tingkat kesukaan suka.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I. 2009. Pengujian Aktivitas Daun Sirih. Ui Press. Jakarta.

Aminda. 2014. Identifikasi Daun Sirih. Penebar Swadaya. Jakarta.

Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid ke-3. Trubus Agriwidya.
Jakarta.

Kasim, A. 2004. Peluang dan tantangan pemanfaatan gambir sebagai bahan baku
perekat pada industri kayu lapis dan papan pantikel. Gramedia. Jakarta.

Muthoharoh, Layin. 2011. Analisis Berbagai Jenis Sirih Berdasarkan Umur.


Universitas Negri Malang. Malang

Mursito, B., 2002. Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Malaria. PT. Penebar
Swadaya, Jakarta.)

Suliantari, B.S.L., Jenie, M. T., Suhartono dan Apriyantono, A., 2008. Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap Bakteri Patogen
Pangan, Tesis, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Zalizar, L., 2009. Formulasi Salep Herbal (Piper betle L. dan Phyllanthus Niruri)
Untuk Pencegahan Mastitis Pada Sapi Perah, Skripsi, Fakultas Pertanian dan
Peternakan, Universitas Andalas. Sumatra Barat.
LAMPIRAN
Gambar proses pengolahan minuman sirih

Dicampurkan daun sirih, kapur


sirih dan gambir dan di blender/

Bahan diblender hingga halus lalu


disaring

Hasil minuman sirih yang telah


diberi gula

Anda mungkin juga menyukai