Oleh:
Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada
batang pohon lain. Sirih ini juga memiliki macam-macam jenis, seperti ada sirih
merah, dan sirih hijau. Masing-masing dari sirih ini memiliki banyak kegunaan. Di
samping itu,sirih adalah tanaman yang biasa digunakan untuk obat-obatan tradisional
dan juga sebagai acara adat dalam Minangkabau.Daun sirih merah mengandung
senyawa-senyawa antibakteri seperti tanin, flavonoid, polifenol, dan saponin . Pada
penelitian lain, diketahui ekstrak sirih merah memiliki kandungan kimia berupa
alkaloid, senyawa polifenolat, tanin, dan minyak atsiri. menunjukkan bahwa jenis
flavonoid yang terdapat pada daun sirih merah adalah senyawa flavonol, flavanon,
isoflavon, dan auron.
Dengan berdasar pada klasifikasi daun sirih di atas, kita bisa sedikit mengurai
morfologinya. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan
merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung,
berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang
sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya
majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat
panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari
yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat
kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan.
Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang,
bulat dan berwarna coklat kekuningan.Bagian daun tanaman sirih memiliki bentuk
serupa jantung. Daunnya tunggal dan pada bagian ujung cenderung runcing. Daun ini
tersusun dengan cara selang seling. Pada tiap daunnya terdapat tangkai. Daun tersebut
memiliki aroma yang cukup khas apabila diremas. Daun ini memiliki kisaran panjang
antara 5 sampai 8 cm. Lebarnya mulai dari 2 cm sampai 5 cm (Amida, 2014).
2.2 Gambir
Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan
daun dan ranting tumbuhan bernama sama (Uncaria gambir Roxb.). Di Indonesia
gambir pada umumnya digunakan pada menyirih. Kegunaan yang lebih penting
adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna. Gambir juga mengandung katekin
(catechin), suatu bahan alami yang bersifat antioksidan. Kandungan yang utama dan
juga dikandung oleh banyak anggota Uncaria lainnya adalah flavonoid (terutama
gambiriin), katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%), serta sejumlah alkaloid
(seperti gambirtannin dan turunan dihidro- dan okso-nya. Selain itu gambir dijadikan
obat-obatan modern yang diproduksi negara jerman, dan juga sebagai pewarna cat,
pakaian (Muthoharoh, 2011).
Kapur sirih adalah endapan yang dihasilkan dari proses merendam batu. Pada
hakekatnya, sama seperti jenis kapur lainnya, kapur sirih juga berasal dari bebatuan
jenis gamping yang diperoleh dari gunung kapur. Meski demikian, jenis batu kapur
sirih tidak sama dengan kapur bahan bangunan. air kapur sirih juga bermanfaat
dalam bidang pengobatan. Misalnya saja penyakit diare. Penyakit ini bisa
diatasi dengan meminum air rebusan potongan kunyit bersih yang ditambah
dengan 1 sendok air kapur sirih.Minum ramuan ini sebanyak 3 kali dalam
sehari hingga diare lenyap. Selain penyakit, air kapur sirih juga ampuh
mengobati luka bakar di kulit. Caranya cukup mudah, Campurkan sejumput air
kapur sirih dengan bubuk kunyit dan air kelapa. Takarannya semua seimbang
agar terbentuk pasta yang digunakan untuk membaluri luka bakar. selain itu
Manfaat air kapur sirih cukup beragam.
Dalam dunia kuliner, air ini sering digunakan sebagai bahan yang membuat
makanan lebih garing. Untuk keripik, Anda bisa membuatnya lebih istimewa
dengan cara merendamnya dengan air kapur sirih.Sementara itu, agar gorengan
lebih nikmat, Anda bisa menambahkan beberapa sendok makan air kapur sirih
pada adonan terigu gorengan tersebut. Dengan demikian, terigu akan lebih
garing dan gurih. Selain itu, air kapur sirih juga populer digunakan orang -
orang untuk merendam buah yang akan digunakan sebagai bahan es campur
atau sup buah pun manisan buah. Dengan merendam buah di air kapur sirih
akan membuat permukaan buah jauh lebih keras dan sedikit garing saat
dimakan. Selain itu, untuk membuat adonan makanan lebih keset dan kental,
misalnya kuliner seperti klepon(Ahmad, 2009).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
Prosedur kerja pada praktikum ini dimuat dalam diagram alir dibawah ini
Daun sirih
HASIL
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu menimbang kapur sirih
sesuai dengan perlakuan masing-masing kelompok. Tujuannya untuk mengetahui
pengaruh perbedaan konsentrasi kapur sirih terhadap minuman sirih yang dihasilkan.
Selanjutnya campurkan 5 lembar daun sirih, 1 batang gambir dan kapur sirih dengan
250 ml air agar memudahkan proses penghancuran lalu di blender dan disaring.
Filtrat yang dihasilkan dari penyaringan di tambahkan dengan gula pasir sampai
manis dan diuji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa dan tingkat kesukaan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan.
Daun sirih mengandung fenol, yang memiliki peran sebagai racun bagi mikroba
dengan menghambat aktivitas enzimnya. Katekol, pirogalol, quinon, eugenol, flavon
dan flavonoid merupakan termasuk golongan fenol dan mempunyai kemampuan
sebagian bahan antimikroba (Suliantari et al., 2008). Menurut Mursito (2002) saponin
dan tannin pada daun sirih bersifat sebagai antiseptik pada luka permukaan, bekerja
sebagai bakteriostatik yang biasanya digunakan untuk infeksi pada kulit, mukosa dan
melawan infeksi pada luka serta flavanoid selain berfungsi sebagai bakteriostatik juga
berfungsi sebagai anti inflamasi. Dalam penelitian Zalizar (2009) ekstrak daun sirih
maupun salep daun sirih terbukti dapat menurunkan jumlah bakteri Staphylococcus
aureus dan bakteri Escherichia coli yang merupakan bakteri yang umum ditemukan
pada susu mastitis.
Daun sirih hijau digunakan sebagai obat batuk, obat cacing, dan antiseptik luka. Daun
sirih hijau mengandung berbagai macam kandungan kimia, antara lain minyak atsiri,
terpenoid, tanin, polifenol serta steroid. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam
tumbuhan sirih hijau tidak seluruhnya merupakan senyawa polar, namun juga
terdapat senyawa non polar ataupun semi polar dan bersifat lipofl, sebagaimana yang
terkandung pada tanaman tingkat tinggi pada umumnya. Pelarut etanol, etilasetat dan
n-heksan merupakan pelarut organik yang banyak digunakan dalam proses ekstraksi,
yang dapat melarutkan senyawa flavonoid, saponin, aglikon flavonoid, steroid dan
lain lain.
Hasil penelitian oleh Suliantari (2008) menunjukkan hasil ekstrak etanol daun sirih
hijau dapat menghambat bakteri S.aureus dengan kategori sedang, penelitian lain oleh
Mursito (2002), bahwa ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut DMSO (Dimethyl
Sulfoxide) dapat menghambat aktivitas bakteri S.aureus dengan kategori kuat. Selain
itu juga memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap P. acnes dan S.aureus18
Jerawat adalah penyakit yang banyak diderita masyarakat terutama remaja. Penyakit
ini dapat disebabkan oleh bakteri yaitu P.acnes dan bakteri S.epidermidis. Bakteri ini
merupakan flora normal di kulit, namun dapat bersifat invasif. Penyebab lain adanya
zat nutrisi bagi bakteri yang diproduksi dari sekresi kelenjar sebasea yakni air, asam
amino, urea, garam dan asam lemak. Bakteri ini berperan pada proses kemotaktik
inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi sebum menjadi massa
padat, yang menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran kelenjar sebasea.
Kegunaan gambir secara tradisional adalah sebagai pelengkap makan sirih dan obat-
obatan, seperti di Malaysia gambir digunakan untuk obat luka bakar, di samping
rebusan daun muda dan tunasnya digunakan sebagai obat diare dan disentri serta obat
kumur-kumur pada sakit kerongkongan. Secara moderen gambir banyak digunakan
sebagai bahan baku industri farmasi dan makanan, di antaranya bahan baku obat
penyakit hati dengan paten “catergen”, bahan baku permen yang melegakan
kerongkongan bagi perokok di Jepang karena gambir mampu menetralisir nikotin.
Sedangkan di Singapura gambir digunakan sebagai bahan baku obat sakit perut dan
sakit gigi (Suliantari, 2008). Selain itu juga tengah diteliti kemampuan ekstrak gambir
sebagai anti mikroba, sebagai bahan tosisitas terhadap organ ginjal,hati dan jantung,
bahan anti feedan terhadap hama Spodoptera litura Fab, anti bakteri , tablet hisap
gambir murni, gambir sebagai bahan baku sampho dan gambir sebagai bahan perekat
kayu lapis dan papan partikel (Kasim, 2004).
Kapur sirih mempunyai rumus kimia CaCO3, sehingga kandungan utama dari kapur
sirih adalah kalsium. Secara umum, kalsium merupakan mineral yang amat penting
bagi manusia terutama sebagai pembentuk masa tulang. Kapur sirih bisa digunakan
sebagai obat bersamaan dengan bagan lain, seperti untuk mengatasi batu selesman,
gusi bengkak, bisul, masalah haid, digigit serangga serta penyakit kulit misalnya
panu, kurap, kutil. Kapur sirih telah digunakan sejak duu sebagai salah satu
komponen untuk menyirih (Zalizar, 2009).
Hasil praktikum didapatkan bahwa warna yang dihasilkan tiap kelompok secara
berturut adalah merah, merah, sangat merah, merah, kuning kemerahan hal ini terjadi
karna semakin tinggi kandungan kapur sirih warna yang dihasilkan akan memudar
(tidak merah). Rasa yang didapatkan yaitu secara berturut adalah cukup pedas, sedikit
pedas, cukup pedas, cukup pedas dan sedikit pedas hal ini sesuai dengan literatur
karna semakin banyak penggunaan kapur sirih, rasa sepat yang dihasilkan akan
berkurang (Kasim, 2004). Aroma yang dihasilkan secara berturut yaitu khas, khas,
cukup khas, kurang khas dan cukup khas ini terjadi karena pengaruh penambahan
gambir dan kapur sirih yang akan mengurangi aroma yang dihasilkan. Tingkat
kesukaan yang didapatkan yaitu kelompok 1 sampai 4 cukup suka dan kelompok 5
suka.
V. KESIMPULAN
Kesimpula dari praktikum pembuatan minuman sirih adalah konsentrasi kapur sirih
terbaik pada minuman kapur sirih adalah pada kelompok 5 yaitu warna kuning
kemerahan, rasa pedas, aroma cukup khas dan tingkat kesukaan suka.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid ke-3. Trubus Agriwidya.
Jakarta.
Kasim, A. 2004. Peluang dan tantangan pemanfaatan gambir sebagai bahan baku
perekat pada industri kayu lapis dan papan pantikel. Gramedia. Jakarta.
Mursito, B., 2002. Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Malaria. PT. Penebar
Swadaya, Jakarta.)
Suliantari, B.S.L., Jenie, M. T., Suhartono dan Apriyantono, A., 2008. Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap Bakteri Patogen
Pangan, Tesis, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Zalizar, L., 2009. Formulasi Salep Herbal (Piper betle L. dan Phyllanthus Niruri)
Untuk Pencegahan Mastitis Pada Sapi Perah, Skripsi, Fakultas Pertanian dan
Peternakan, Universitas Andalas. Sumatra Barat.
LAMPIRAN
Gambar proses pengolahan minuman sirih