Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN KETUBAN

PECAH DINI PADA IBU BERSALIN


DI RSUD MUNTILAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Desi Endah Pratiwi
1610104429

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017

1
2
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN KETUBAN
PECAH DINI PADA IBU BERSALIN
DI RSUD MUNTILAN

Desi Endah Pratiwi, Mei Muhartati


Desiendahpratiwi@yahoo.com

Latar Belakang: Kematian ibu di Indonesia didominasi oleh tiga penyebab utama
kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi. Ketuban pecah dini
masuk ke dalam infeksi yang menduduki urutan ke tiga penyebab kematian ibu di Indonesia.
Anemia salah satu faktor predisposisi penyebab ketuban pecah dini. Risiko infeksi pada ibu
dan bayi meningkat pada kejadian ketuban pecah dini sehingga dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Data di peroleh dari RSUD Muntilan pada tahun 2016
sebanyak 742 ibu bersalin. Tujuan: Diketahuinya hubungan anemia dengan kejadian ketuban
pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Muntilan Tahun 2016. Metode Penelitian: Desain
penelitian dengan Deskriptif Observasional, metode penelitian Analitik corelasi. Populasi
368 ibu bersalin usia kehamilan 37- 42 minggu. Sampel penelitian ini sebanyak 37 orang.
Teknik pengambilan sample secara purposive sampling. Penyusunan penelitian dengan
lembar observasi dan cheklist. Uji statistik menggunakan Chi-Square dan uji koefisiensi
korelasi. Hasil: Dengan taraf signifikasi 0,05 diperoleh hasil P Value= 0,004, p-value ≤
0,05. Nilai uji koefisien korelasi sebesar P = 0.428 dengan keeratan hubungan cukup.
Kesimpulan: Ada hubungan anemia dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD
Muntilan tahun 2016 dengan keeratan hubungan cukup.

LATAR BELAKANG Report, 2010). KPD di Indonesia


Penyebab kematian ibu terbesar berkisar 4,5% sampai 7,6% dari seluruh
adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan. Angka tersebut merupakan
kehamilan (HDK), infeksi, partus permasalahan yang masih belum
lama/macet dan abortus. Kematian ibu di terselsaikan, terutama di Negara
Indonesia tetap didominasi oleh tiga berkembang. Angka kejadian KPD
penyebab utama kematian yaitu berkisar antara 3-18% yang terjadi pada
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, kehamilan preterm, sedangkan pada
dan infeksi. Dari lima penyebab ini kehamilan aterm sekitar 8-10 %, wanita
ketuban pecah dini masuk ke dalam hamil datang dengan keadaan KPD,
infeksi yang menduduki urutan ke tiga dimana 30-40% merupakan kehamilan
penyebab kematian ibu di Indonesia preterm di RSUD yang merupakan
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, tempat rujukan di Indonesia.
2014). Risiko infeksi pada ibu dan bayi Masalah KPD memerlukan
meningkat pada kejadian ketuban pecah perhatian yang lebih besar, karena
dini (KPD) sehingga dapat meningkatkan prevalensinya yang cukup besar dan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi cenderung meningkat. Kejadian KPD
(Prawirohardjo, 2010). merupakan komplikasi pada sekitar 1/3
Pada tahun 2010, angka kejadian dari semua kelahiran prematur, yang
KPD di dunia mencapai 12,3% dari total telah meningkat sebanyak 38% sejak
persalinan, sebagian besar tersebar di tahun 1981. Dapat diprediksi bahwa ahli
Negara berkembang di Asia, seperti obstetri akan pernah menemukan dan
Indonesia, Malaysia, Thailand, Laos, melakukan penanganan kasus KPD
dan Myanmar (Human Development dalam karir kliniknya.
3
Faktor predisposisi pada KPD tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012
adalah infeksi, keadaan sosial ekonomi, sebesar 85%. Presentasi ini mengalami
overdistensi uterus, servik inkompeten, peningkatan dibandingkan pada tahun
kelainan letak janin, paritas, anemia, 2011 yang sebesar 83,3%, meskipun
riwayat Ketuban pecah dini sebelumnya, pemerintah sudah melakukan program
usia ibu dan riwayat hubungan seksual penanggulangan anemia ibu hamil,
(Nugroho, 2012). tetapi kejadian anemia masih tinggi .
Anemia merupakan salah satu Kebijakan pemerintah dalam
faktor predisposisi terjadinya KPD. menangani kasus kejadian Ketuban
Pada ibu dengan anemia, kadar Pecah dini terdapat pada Keputusan
hemoglobin sebagai pembawa zat besi Menteri Kesehatan Republik Indonesia
dalam darah berkurang, yang nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
mengakibatkan rapuhnya beberapa tentang izin dan penyelenggaraan
daerah dari selaput ketuban, sehingga praktik bidan, disebutkan pada pasal 1
terjadi kebocoran pada daerah tersebut. ayat 2 dan 3 yaitu bidan memberikan
Prevalensi terjadinya anemia pada asuhan antenatal yang bermutu tinggi
kehamilan di Indonesia, dari survey untuk mengoptimalkan kesehatan
yang dilakukan oleh WHO selama kehamilan yang meliputi :
menunjukkan proporsi 12 – 70% di deteksi sini, pengobatan atau rujukan
beberapa kota besar sejumlah populasi dari komplikasi tertentu. Sehingga
penelitian. Beberapa penelitian pelayanan asuhan yang sesuai standar
menunjukkan bahwa prevalensi akan mengurangi resiko komplikasi
terjadinya anemia pada kehamilan lebih dalam kehamilan dan dapat merujuk
dari 50%, dan prevalensi kejadian kefasilitas yang lebih memadahi (Mentri
anemia pada trimester III sekitar 50% - Kesehatan republik indonesia, 2010).
79%, sebagai akibat peningkatan Kebijakan dalam menangani
kebutuhan ibu selama kehamilan. KPD tidak akan berhasil apabila,
Menurut Huda (2013) Anemia rendahnya kesadaran masyarakat
merupakan faktor yang dominan yang tentang kesehatan ibu hamil. Kesadaran
menjadi penyebab ketuban pecah dini, masyarakat menjadi faktor penentu
sedangkan menurut Kadek (2013) angka kematian, sebagai wujud
mengatakan adanya hubungan antara perhatian terhadap peningkatan derajad
kadar hemoglobin dengan kejadian kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak,
ketuban pecah dini. Pemerintah Kabupaten Magelang
Bahaya yang dapat ditimbulkan melaksanakan berbagai upaya
akibat anemia gizi pada kehamilan yang percepatan penurunan angka Kematian
dapat meningkatkan angka kesakitan Ibu serta Angka Kematian Bayi. Salah
meliputi perdarahan, ketuban pecah satu upayanya adalah melalui kegiatan
dini, risiko terjadinya bayi berat lahir program perencanaan persalinan dan
rendah (BBLR), dan merupakan salah pencegahan komplikasi (P4K). P4K
satu penyebab utama kematian meternal difasilitasi oleh bidan desa dalam rangka
yang bersumber pada anemia. Oleh peningkatan peran aktif suami,keluarga
karena itu penanggulangan anemia gizi dan masyarakat dalam merencanakan
besi menjadi salah satu program penting persalinan yang aman dan persiapan
untuk meningkatkan kualitas sumber menghadapi komplikasi pada ibu hamil,
daya manusia. (Arisman, 2010). termasuk perencanaan pemakaian alat
Menurut hasil Riset Kesehatan kontrasepsi pasca persalinan (Profil
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, Magelang, 2013).
prevalensi anemia pada ibu hamil di
Indonesia sebesar 37,1%. Pemberian

4
Salah satu usaha yang dapat Berdasarkan tabel di atas dapat
dilakukan dalam penanganan Ketuban dikatakan bahwa anemia pada ibu
Pecah Dini yaitu dengan memberikan bersalin di RSUD Muntilan meliputi,
asuhan kebidanan pada ibu bersalin ibu yang tidak mengalami anemia
secara tepat, cepat dan komprehensif, sebanyak 19 orang (51.4 %) dan ibu
karena jika ibu bersalin dengan KPD yang mengalami anemia sebanyak 18
tidak mendapat asuhan yang sesuai orang (48.6 %).
maka, resikonya akan berakibat pada
ibu maupun janin. Dengan harapan Distribusi frekuensi kejadian KPD Ibu
setelah dilakukannya asuhan kebidanan Bersalin di RSUD Muntilan
yang cepat dan tepat maka kasus ibu No. Kejadian Frekuensi(n) Presentase(%)
bersalin dengan KPD dapat di tangani KPD
dengan baik, sehingga angka kematian 1. Tidak KPD 15 40.5 %
ibu di Indonesia dapat di kurang.
Berdasarkan hasil studi 2. KPD 22 59.5 %
pendahuluan di RSUD Muntilan Total 37 100 %
didapatkan kasus persalinan sebanyak Sumber : Data Primer, 2016
742 dimana kasus patologi tertinggi ke Berdasarkan tabel diatas
1-4 adalah peratama partus lama (191), didapatkan bahwa kejadian Ketuban
kedua pre-eklamsia(170), ketiga post Pecah Dini pada ibu bersalin di RSUD
date (191), dan keempat persalinan Muntilan meliputi, ibu yang tidak
patologi dengan ketuban pecah dini mengalami KPD sebanyak 15 orang
mencapai 149 kasus pada tahun 2016 (40.5 %) dan ibu yang mengalami KPD
sedangkan anemia complication sebanyak 26 orang (59.5 %).
mencapai kurang lebih 15 kasus dengan
meninggal 1 orang pada tahun 2016. Analisa Bivariat
METODE PENELITIAN Hubungan Anemia Dengan Ketuban
Penelitian ini menggunakan Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di RSUD
desain penelitian Deskriptif Muntilan
Observasional, metode penelitian
Analitik corelasi dengan pendekatan
Retrospektif. Teknik pengambilan
sample secara purposive sampling. Uji
statistik menggunakan Chi-Square dan
uji koefisiensi korelasi. Jumlah
responden sebanyak 37 responden dan
alat yang digunakan yaitu lembar
observasi dan cheklist

HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber : Data Primer, 2016


Analisa Univariat Hasil penelitian menunjukkan
Distribusi frekuensi kejadian anemia Ibu bahwa anemia pada ibu bersalin RSUD
Bersalin di RSUD Muntilan Muntilan meliputi anemia sebanyak 18
No Status Frekuensi (n) Presentase (%) orang (48.6 %)dan ibu yang tidak
anemia mengalami anemia sebanyak 19 orang
1. Tidak 19 51.4 % (51.4 %), jumlah yang demikian tinggi
Anemia seharusnya menjadi bahan evaluasi
2. Anemia 18 48.6 % tenaga kesehatan, karena sesuai dengan
Total 37 100 % teori yang dikemukakan oleh Arisman
Sumber : Data Primer, 2016 (2010), bahwa bahaya yang dapat
ditimbulkan akibat anemia gizi pada
5
anemia. Oleh karena itu menyebabkan bahaya pada ibu dan
penanggulangan anemia gizi besi janin.
menjadi salah satu program penting Ketuban Pecah Dini adalah
untuk meningkatkan kualitas sumber keadaan pecahnya ketuban sebelum
daya manusia. memasuki masa persalinan yang dapat
Hal ini sesuai dengan jurnal terjadi pada akhir kehamilan maupun
Ahmed A, (2015), dengan judul “The jauh sebelum waktunya melahirkan
Effect of Anemia on Pregnancy and (Rukiyah, 2010). Sedangkan menurut
Fetal Outcome GMC Hospital, Ajman, Nugroho (2012) Ketuban Pecah Dini
UAE” bahwa lebih banyak wanita (KPD) adalah pecahnya ketuban
dengan anemia yang mengalami caesar, sebelum waktunya melahirkan atau
BBLR dan persalinan prematur. sebelum inpartu, pada pembukaan < 4
Dianjurkan agar kasus anemia harus cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi
didiagnosis lebih awal dan lebih dini. pada akhir kehamilan manapun jauh
Menjalani penanganan segera untuk sebelum waktunya melahirkan.
mencegah komplikasi lebih lanjut. Hasil penelitian Shweta dan Vikram
Anemia dalam kehamilan (2014) dengan judul “Maternal and
sebagian besar disebabkan oleh Foetal Outcome in Premature Rupture
kekurangan besi (anemia defisisensi of Membranes” dalam penelitian ini
besi) yang dikarenakan kurangnya terbukti bahwa bahwa dampak dari
masukan unsur besi dalam makanan, pasien yang mengalami KPD dapat
gangguan reabsorbsi, gangguan menyebabkan pyrexia puerpera 11%,
penggunaan, atau karena terlampau chorioamnionitis 3%, Insiden sindrom
banyaknya besi keluar dari badan, distres pernapasan yang lebih tinggi
misalnya pada perdarahan diamati 26% dan septikemia di 14%,
(Wiknjosastro, 2010). prematur 64% dengan bblr dan
Anemia dapat di cegah atau di kematian neonatal mencapai 7%.
tanggulangi dengan cara meminum Suatu penelitian dapat
tablet besi atau sering disebut tablet memberikan hasil yang sesuai dengan
tambah darah yang berisi zat besi. teori ataupun dapat tidak sesuai, hal
Tablet besi mempunyai fungsi esensial tersebut dapat disebabkan karena
di dalam tubuh yaitu sebagai alat angkut adanya variabel penganggu seperti
elektron di dalam sel dan sebagai bagian usia, sosial ekonomi, parietas, riwayat
terpadu berbagai reaksi enzim di dalam KPD, serviks inkompetensi dan
jaringan tubuh. Tablet besi juga tekanan intrauterin yang telah
mengurangi resiko anemia pada masa dikendalikan oleh peneliti dengan cara
kehamilan jika diminum secara teratur melakukan screening calon responden
(Sulistyawati, 2012). sebelum menetapkannya sebagai
Hasil penelitian menunjukkan responden.
bahwa kejadian ketuban Pecah Dini di Pada penelitian ini
RSUD Muntilan meliputi, ibu yang memperlihatkan bahwa ibu bersalin
mengalami KPD sebanyak 22 orang yang mengalami KPD sebanyak 22
(59.5 %) dan ibu yang tidak mengalami orang dengan karakteristik anemia
KPD sebanyak 15 orang (40.5 %). sebanyak 18 orang (48.6 %) dan tidak
Pada penelitian ini memberikan anemia sebanyak 19 orang
gambaran bahwa ibu yang bersalin di (51.4 %), sedangkan ibu bersalin yang
RSUD Muntilan, mayoritas mengalami tidak mengalami KPD sebanyak 15
Ketuban pecah dini. Hal ini jika tidak di orang dengan karakteristik anemia 3
tangani dengan baik, dapat orang (20.0%) dan tidak anemia
sebanyak 12 orang (80.0%).

6
Berdasarkan penelitian yang paling dominan yang menjadi penyebab
dilakukan peneliti, hasil uji chi square ketuban pecah dini.
menunjukkan nilai p-value sebesar Hasil penelitian yang peneliti
0.004, nilai hasil uji ini, untuk lakukan, sebagian besar ibu bersalin
menentukan, ada tidaknya hubungan. mengalami ketuban pecah dini dan ibu
Maka taraf signifikansi α lebih kecil dari yang mengalami ketuban pecah dini
0,05 maka dinyatakann ada hubungan mayoritas mengalami anemia.
antara kedua variabel. Hasil penelitian Keeratan hubungan antara
menunjukkan nilai α lebih besar dari anemia dengan ketuban pecah dini dapat
0,05 (0,04 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan dengan hasil nilai
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 kontingensi koefisiensinya 0.428 yaitu
ditolak berarti ada hubungan antara berarti keeratan hubungan dengan
anemia dengan ketuban pecah dini pada tingkat cukup
ibu bersalin di RSUD muntilan tahun
2016. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian Berdasarkan analisis data dan
yang telah dipaparkan menunjukkan inteprestasinya, maka dapat ditarik
bahwa anemia merupakan salah satu kesimpulan penelitian sebagai berikut :
faktor dari penyebab terjadinya kejadian 1. Jumlah kejadian anemia pada ibu
ketuban pecah dini pada ibu bersalin bersalin di RSUD Muntilan tahun
Hal ini sesuai dengan teori yang 2016 dengan karakteristik anemia
dikemukakan oleh Morgan (2009), sebanyak 18 orang (48.6 %) dan ibu
bahwa faktor – faktor yang yang tidak mengalami anemia
mempengaruhi Ketuban Pecah Dini sebanyak 19 orang (51.4%).
(KPD) seperti usia, sosial ekonomi, 2. Jumlah kejadian ketuban pecah dini
parietas, anemia, riwayat KPD, serviks pada ibu bersalin di RSUD
inkompetensi dan tekanan intrauterin. Muntilan Tahun 2016 sebanyak 22
Menurut penelitian Huda (2013) orang (59.5 %) dan ibu yang tidak
Anemia merupakan faktor yang mengalami KPD sebanyak 15 orang
dominan yang menjadi penyebab (40.5 %).
ketuban pecah dini, sedangkan menurut 3. Ada hubungan yang signifilan
Kadek (2013) mengatakan adanya antara anemia dengan ketuban
hubungan antara kadar hemoglobin pecah dini pada ibu bersalin di
dengan kejadian ketuban pecah dini. RSUD Muntilan Tahun 2016,
Hasil penelitian tersebut sama dengan hasil uji yang didapatkan p-
halnya dengan penelitian yang peneliti value sebesar 0.004 < 0.05
lakukan yaitu terbukti adanya hubungan 4. Tingkat keeratan hubungan antara
antara anemia dengan ketuban pecah anemia dengan ketuban pecah dini
dini pada ibu bersalin. Hal ini dapat disimpulkan dengan hasil
memperkuat peneliti dalam nilai kontingensi koefisiensinya
membuktikan hasil penelitian ini, 0.428 yaitu berarti keeratan
bahwasannya ada penelitian yang sama hubungan dengan tingkat cukup.
dan sudah dilakukan dengan hasil yang
sama.
Peneliti juga menemukan
penelitian Leiwakabessy A (2013) yang
berjudul “Pengaruh Anemia Terhadap
Kejadian Ketuban Pecah Dini di RSUD
Cibinong” Dalam penelitian ini terbukti
bahwa anemia merupakan faktor yang

7
SARAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian ini Ahmed A, Nasir H, Shafiq Q, Naeem B,
dapat disampaikan beberapa saran Ghelani Y, Shaikh B. (2015).
sebagai berikut : The Effect of Anemia on
1. Institusi Pregnancy and Fetal Outcome:
a. Bagi instutusi pendidikan GMC Hospital, Ajman, UAE.
Universitas ‘Aisyiyah Jurnal. GMJ, ASM
Yogyakarta 2015;4(S1):S76-S82
Dapat memberikan tindak lanjut Arisman. (2010). Gizi Dalam Daur
pada penelitian-penelitian yang Kehidupan. Jakarta: Penerbit
sudah dilakukan seperti Buku Kedokteran. EGC.
pembedahan hasil penelitian, Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2014).
sehingga penelitian yang sudah Profile Kesehatan Provinsi Jawa
dilakukan dapat berguna, baik Tengah Tahun 2014. Jawa
untuk kajian penelitian Tengah : Dinas Kesehatan Jawa
selanjutnya atau pun kajian Tengah
dalam memperdalam kasus. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.
b. Bagi institusi kesehatan RSUD (2013). Resume Profile
Muntilan Yogyakarta Kesehatan Kabupaten
Bagi petugas kesehatan terutama Magelang. Magelang: Dinas
bidan dapat memberikan Kesehatan Kabupaten Magelang.
pelayanan ANC dengan baik, Huda, N. (2013). Faktor-Faktor Yang
seperti memberikan KIE dan Mempengaruhi Ketuban Pecah
konseling pada ibu tentang Dini Di RS PKUMuhammadiyah
pentingnya meminum tablet Surakarta. SKRIPSI :
tambah darah, agar kejadian Universitas Muhammadiyah
anemia tidak terjadi lagi Surakarta
sehingga dapat mencegah Kadek I. (2013). Status Anemia dengan
terjadinya ketuban pecah dini di Kejadian Ketuban Pecah Dini.
RSUD Muntilan untuk SKRIPSI : Universitas
meningkatkan mutu pelayanan Muhammadiyah Surakarta.
kebidanan. Leiwakabessy A. (2013). Pengaruh
2. Konsumen anemia terhadap kejadian
a. Bagi Masyarakat ketuban pecah dini di RSUD
Masyarakat seharusnya dapat Cibinong. SKRIPSI: Poltekes
mematuhi anjuran bidan untuk Jakarta
mengkonsumsi tablet Fe secara Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
rutin, sehingga dapat mencegah (2010). Peraturan Menteri
konplikasi yang di timbulkan Kesehatan Nomor :
oleh anemia. 1464/MENKES/PER/X/2010
b. Bagi Mahasiswa tentang izin dan
Mahasiswa seharusnya dapat penyelenggaraan praktik
mengali informasi lebih kebidanan Jakarta: Departemen
mendalam dari peneliti Kesehatan
sebelumnya, dan mem.anfaatkan Mitrakesmas. (2016). Angka kematian
hasil penelitian ini, supaya hasil ibu. ww.mitrakesmas.com:
penelitian ini dapat http://www.mitrakesmas.com/20
dikembangkan dan berguna 16/03/17-goals-sdgs-tujuan-
untuk masyarakat luas sdgs-pengganti-dgs.html diakses
pada 25 Januari 2017

8
Morgan, G. dan Hamilton, C. (2009). Salemba Medika
Obstetri & Ginekologi : Shweta, Vikram. (2014). Maternal and
Panduan Praktik. Jakarta : EGC. Foetal Outcome in Premature
Nugroho, T. (2012). Obstetri dan Rupture of Membranes. IOSR
Ginekologi untuk Kebidanan dan Journal of Dental and Medical
Keperawatan.Yogyakarta : Nuha Sciences (IOSR-JDMS) e-ISSN:
Medika. 2279-0853, p-ISSN: 2279-
Prawirohardjo, S. (2010). Pelayanan 0861.Volume 13, Issue 12 Ver.
Kesehatan Maternal dan VII (Dec. 2014), PP 56-83
Neonatal. Jakarta : YBP – SP. www.iosrjournals.org
Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). UNDP. (2010). Human Development
(2013). Badan Penelitian dan Report 2010, The Real Wealth of
Pengembangan Kesehatan Nations :
Kementerian RI tahun 2013. Pathways to Human
Diakses: 19 maret 2017, dari Development. USA : United
http://www.depkes.go.id/resourc Nations Development
es/download/general/Hasil%20R Programme (UNDP)
iskesdas%202013.pdf. WHO. (2014). Maternal Mortality:
Rukiyah, A Y dan Lia Y. (2010). World Health Organization.
Asuhan Kebidanan IV (Patologi Wiknjosastro, H . (2010). Ilmu
Kebidanan). Jakarta: Trans Info Kandungan. Jakarta: Yayasan
Media Bina Pustaka Sarwono
Sulistyawati, A. (2012). Asuhan Prawirahardjo
Kebidanan Pada Masa
kehamilan. Jakarta :

Anda mungkin juga menyukai