Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FIQIH

SEJARAH QURBAN
Makalah sejarah qurban ini di susun sebagai melengkapi
Tugas yang belum selesai .

Di susun oleh :
Nama : Trey Trisa Turwindi
Kelas : X IPS 2
MADRASAH ALIYAH YAYASAN ISLAM RAJAMANDALA
Kec.cipatat
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena telah dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Pendidikan Jasmani.Penulis tak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Karena makalah
ini masih jauh dari sempurna maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pembaca demi perbaikan
makalah ini di kemudian hari.Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan kita semua dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
1. Qurban Di masa Nabi Adam As.
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam
(Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika
keduanya mempersembahkan qurban, Maka diterima
dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak
diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku
pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya
Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang
bertakwa". (Al Maidah: 27).

2. Qurban di masa Nabi Idris As.


Disunnahkan kepada kaum Nabi Idris As yang taat
kepadanya antara lain; beragama Allâh, bertauhid,
ibadah kepada khaliq, membersihkan jiwa dari siksa
akhirat dengan cara beramal shalih di dunia, bersifat
Zuhud, adil, puasa pada hari yang ditentukan pada tiap
bulan, berjihad, berzakat dan sebagainya. Dan bagi kaum
Idris ditetapkan hari-hari raya pada waktu-waktu yang
tertentu, serta berqurban; di antaranya saat terbenam
matahari ke ufuk dan saat melihat hilal. Mereka
diperintah berqurban antara lain dengan al-Bakhûr (dupa
atau wangi-wangian), al-Dzabâih (sembelihan), al-
Rayyâhîn (tumbuhan-tumbuhan yang harum baunya), di
antaranya al-Wardu (bunga ros), dan al-hubûb biji-bijian,
seperti al-Hinthah (biji gandum), dan juga berqurban
dengan al-Fawâkih (buah-buahan), seperti al-‘Inab (buah
anggur).
3. Qurban di masa Nabi Nuh As.
sesudah terjadi taufan (banjir) Nûh, Nabi Nûh As
membuat tempat yang sengaja dan tertentu untuk
meletakkan qurban, yang nantinya qurban tersebut
sesudah diletakkan di tempat tadi dibakar.
4. Qurban di masa Nabi Ibrohim As.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa usia Ismail sekitar 6
atau 7 tahun. Sejak dilahirkan sampai sebesar itu Nabi Ismail
senantiasa menjadi anak kesayangan. Tiba-tiba Allah memberi
ujian kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash-
Shaffaat: 102 :
“Maka ketika sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha,
Ibrahim berkata: Hai anakku aku melihat (bermimpi) dalam
tidur bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah bagaimana
pendapatmu” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah engkau akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
5. Qurban di masa Nabi Musa As.
Penyembelihan qurban berlaku hingga zaman Nabi Musa As.
Nabi Musa membagi binatang yang disediakan untuk qurban
kepada dua bagian, sebagian dilepaskan saja dan dibiarkan
berkeliaran sesudah di beri tanda yang diperlukan. Dan sebagian
lagi disembelih.
6. Qurban Bani Isroil.
Ummat dulu sebelum kita, jika seorang dari mereka berqurban,
orang-orang keluar menyaksikan apakah qurban mereka itu
diterima atau tidak. Jika diterima datang api putih (Baidhâ`u)
dari langit membakar apa yang diqurbankan. Jika qurbannya
tidak diterima, api itu tidak muncul. Dan rupa api itu Lâ dukhâna
lahâ wa lahâ dawiyun (api yang tidak berasap dan berbunyi).
Dan bila seorang laki-laki dari mereka (Bani Isrâ’îl) bershadaqah,
jika diterima turun api dari langit, lalu membakar apa ya
7. Qurban di masa Nabi zakaria As dan Nabi Yahya As.
Nabi Zakaria As dan Nabi Yahya As adalah di antara nabi dan
rosul dari Bani Isroil, pada keduanya ada qurban. Dan qurbannya
adalah binatang dan Amti'atun (barang-barang) lalu di bakar
api.
8 .Qurban Pada Bangsa Yahudi dan Nashrani
Bangsa Yahudi merupakan sebagian dari bani Isrâ’îl. Sementara
Bani Isrâ’îl adalah keturunan Nabi Ya’qub As. Nabi Ya’kub
bergelar, Isrâ’îl. Pada bangsa Yahudi terdapat qurban yang biasa
mereka lakukan demikian juga pada bangsa Nashrani. Qurban
pada bangsa Yahudi dan bangsa Nashrani, yaitu melakukan
pengurbanan dengan membakar sebagai sesaji yang bertujuan
mengingat-ingat kesalahan, yaitu dengan menyembelih sapi dan
kambing jantan yang mulus, tidak cacat. Dengan
menghidangkan: tepung, minyak dan susu. Qurban karena
adanya ketentraman, sebagai rasa syukur kepada al-Rabb.
9 .Qurban Pada Bangsa Yahudi dan Nashrani
Bangsa Yahudi merupakan sebagian dari bani Isrâ’îl. Sementara
Bani Isrâ’îl adalah keturunan Nabi Ya’qub As. Nabi Ya’kub
bergelar, Isrâ’îl. Pada bangsa Yahudi terdapat qurban yang biasa
mereka lakukan demikian juga pada bangsa Nashrani. Qurban pada
bangsa Yahudi dan bangsa Nashrani, yaitu melakukan pengurbanan
dengan membakar sebagai sesaji yang bertujuan mengingat-ingat
kesalahan, yaitu dengan menyembelih sapi dan kambing jantan
yang mulus, tidak cacat. Dengan menghidangkan: tepung, minyak
dan susu. Qurban karena adanya ketentraman, sebagai rasa syukur
kepada al-Rabb . Qurban pada bangsa Nashrani, antara lain:
Persembahan missa seorang Kahin berupa roti dan arak. Yang
menurut keyakinan pada mereka hakekatnya, roti dan arak yang
mereka qurbankan ditukar dengan daging dan darah al-Masih.
10.Qurban Pada Bangsa Arab Jahilliyah.
Bangsa Arab Jahiliyah juga suka berqurban. Qurban mereka
dipersembahkan untuk berhala-berhala yang mereka sembah.
Qurbannya ada binatang yang disembelih untuk berhala, dan
ada binatang yang dilepas bebas berkeliaran, juga untuk berhala.
Cara qurban Arab Jahiliyah, yaitu mereka jika menyembelih
binatang qurban, seperti unta, mereka percikan daging dan
darahnya pada al-baet (ka’bah).
Arab Jahili jika mereka menyembelih binatang, memercikan
darahnya pada permukaan ka’bah, dan memotong-motong
dagingnya lalu mereka simpan di atas batu .

11. Qurban Abdul Muthalib (Kakek Nabi SAW).


100 Ekor pengganti qurban Ayah Nabi.Pada waktu Ayah
Nabi, Abdullah bin Abdul Muthalib, belum dilahirkan. Abdul
Muthalib pernah bernazar kepada berhalanya, bahwa jika
anaknya laki-laki sudah ada sepuluh orang , maka salah
seorang dari mereka akan dijadikan qurban di muka berhala
yang ada di sisi Ka'bah yang biasa di puja oleh bangsawan
Quraisy. Oleh sebab itu, setelah istri Abdul Muthalib
melahirkan anak laki-laki maka mereka itu genaplah
sepuluh orang.
Abdul Muthalib bermimpi pada suatu malam ada suara
yang memanggil, yang ia tidak mengerti maknanya,
yaitu, Ihfir Thayyibah!, lalu pada malam kedua bermimpi
lagi, Ihfir Barrah!, berikutnya bermimpi, Ihfir
Madhmûnah! dan malam keempat suara dalam mimpinya
yaitu, Ihfir Zamzam!. Setelah itu baru ia mengerti dan
bermaksud untuk melaksanakan mimpinya itu.
12 Qurban Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW melakukan qurban pada waktu Haji
Wada di Mina setelah solat Iedul Adha. Beliau menyembelih 100
ekor unta, 70 ekor di sembelih dengan tangannya sendiri dan 30
ekor di sembelih oleh Sayyidina Ali Ra.
"Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian
dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak
padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu
menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat).
kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah
sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa
yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang
meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu
kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur." (Al Hajj:36).
Ayat ini menjelaskan binatang yang dijadikan qurban, tujuan
qurban, cara menyembelih hewan qurban, kapan memakan
daging qurban, siapa yang dapat memakan daging qurban.
Binatang qurban, yaitu al-Budnu, dalam bahasa ialah nama yang
khusus bagi unta. Sedangkan sapi dipandang sama menempati
tempat unta dalam hukumnya karena Nabi Saw berkata, "Unta
dijadikan dalam tujuh (bentuk) dan sapi merupakan bagian dari
ketujuh bentuk itu."

WaAllhu A'lam bi showab.

Anda mungkin juga menyukai