adalah pemenuhan kebutuhan akan PHBS yang kurang adekuat sehingga menimbulkan
permasalahan penyakit menular terkait dengan pemeliharaan kebersihan diri para santri.
Penyakit menular berbasis lingkungan dan perilaku seperti tuberkulosis paru, infeksi
saluran pernapasan atas, diare dan penyakit kulit masih merupakan masalah kesehatan
yang juga dapat ditemukan di Pondok Pesantren (Depkes, 2000). Prevalensi penyakit
sebesar 66,70% (Depkes, 2000). Prevalensi penyakit skabies tersebut jauh lebih tinggi
(Kuspriyanto,2002).
Pada sebuah komunitas, kelompok atau keluarga yang terkena skabies akan
menjalani kehidupannya. Penderita selalu mengeluh gatal, terutama pada malam hari,
gatal yang terjadi terutama di bagian sela-sela jari tangan, di bawah ketiak, pinggang,
alat kelamin, sekeliling siku, areola (area sekeliling puting susu) dan permukaan depan
pergelangan. Sehingga akan timbul perasaan malu karena pada usia remaja timbulnya
Pondok Pesantren yang kurang terjaga kebersihan Asrama atau Pondok Pesantren
termasuk tempat yang beresiko terjadi skabies karena merupakan salah satu tempat yang
berpenghuni padat. "Tidak ada santri yang tidak mungkin terkena penyakit gatal
(skabies), kalau belum terkena skabies belum syah menjadi santri dan jika sudah pernah
tekena penyakit tersebut maka tidak akan terkena lagi " merupakan salah satu fenomena
Kebanyakan santri yang terkena penyakit skabies adalah santri baru yang
belum dapat beradaptasi dengan lingkungan, sebagai santri baru yang belum tahu
kehidupan di pesantren membuat mereka luput dari kesehatan, mandi secara bersama-
sama, saling tukar pakaian, handuk, dan sebagainya yang dapat menyebabkan tertularnya
Masalah-masalah yang sering timbul dapat berupa masalah yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan, masalah yang berkaitan dengan masalah tingkah laku, masalah
yang berkaitan dengan gizi serta masalah-masalah yang timbul karena adanya
permasalahan terkait sarana dan prasarana yang disediakan dari pengelola (Badri, 2008).
jarang dipel, air limbah tidak mengalir kedalam got sehingga menjadi sarang nyamuk,
bak mandi jarang di kuras, saluran air mandi tersumbat oleh sampah dan kasur tidak
dijemur. Masalah ini yang dapat menimbulkan masalah kesehatan skabies, masalah
Masalah yang berkaitan dengan masalah tingkah laku diantaranya piring tidak
segera dicuci sebelum dan sesudah makan, sisa makanan yg berserakan di asrama,
pakaian yang sudah digunakan bergantungan di dalam asrama, ember sabun, sepatu dan
sesudah BAB tidak cuci tangan dengan sabun dan WC tidak disiram sampai bersih,
pakaian basah dijemur di dalam asrama. Masalah ini menjadikan penampilan tampak
prasarana yang disediakan dari pengelola diantaranya adalah ruang asrama tidak sesuai
santri terkait menu makanan, kurangnya obat-obat ringan dan P3K, kurangnya tempat
menjemur pakaian, klinik pondok pesantren (poskestren) yang kurang maksimal dalam
berperan terhadap prevalensi penyakit scabies diantaranya adalah sanitasi Ponpes yang
kurang memadai; Higiene perorangan yang buruk; Pengetahuan, sikap, dan perilaku para
santri yang kurang mendukung pola hidup sehat; serta Pihak manajemen kurang
oleh beberapa faktor diantaranya adalah sikap seseorang dalam merespon suatu penyakit.
Sikap yang dimiliki oleh santri diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku mereka
Pengetahuan yang cukup baik mengenai kebersihan perorangan tidaklah berarti bila tidak
menghasilkan respon bathin dalam bentuk sikap, sikap merupakan hal yang paling
penting. Sikap dapat digunakan untuk memprediksikan tingkah laku apa yang mungkin
terjadi, dengan demikian sikap dapat diartikan sebagai suatu predisposisi tingkah laku
yang akan tampak aktual apabila kesempatan untuk mengatakan terbuka luas. Hidayat
Kebersihan Diri Dan Kesehatan Lingkungan Di Pesantren Nurul Huda Desa Cibatu
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Tahun 2011’’ menyakatan bahwa responden
kepada santri yang tinggal di lingkungan pondok pesantren menyatakan bahwa berbagai
permasalahan yang timbul di asrama mulai dari kebersihan lingkungan yang membawa
dampak terhadap gangguan kesehatan sampai dengan masalah yang berkaitan dengan
tingkah laku disebabkan karena kurangnya kesadaran santri terhadap sikap menjaga
kebersihan lingkungan. Faktor lain yaitu kurangnya pengawasan yang ketat dari pihak
menejemen dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, penulis
merasa tertarik untuk membahas tentang pengaruh sikap santri terhadap perilaku
Berdasarkan hal tersebut di atas dituntut suatu peran aktif dari masyarakat dalam
hal ini adalah pesantren bekerjasama dengan pihak kesehatan melakukan pembinaan
kesehatan bagi santri-santri yang ada sehingga terwujud pola perilaku hidup bersih dan
sehat bagi para santri dan masyarakat Pondok Pesantren serta masyarakat lingkungannya.
Bentuk peran aktif ini dapat berupa pembentukan kaderisasi kesehatan pondok pesantren.
Permasalahan di pondok pesantren :