Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KELOMPOK QODARIYAH DAN POKOK-POKOK


PEMIKIRAN ALIRAN QODARIYAH
DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH: STUDI ILMU KALAM
DOSEN PENGAMPU: Abdul Aziz, M.Hum

DI SUSUN OLEH:

1. Ani khofifah

2. Sokhifatun nufus

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BHAKTI NEGARA TEGAL (IBN)
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT.. Yang telah memberikan berbagai macam
kenikmatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Studi Ilmu Kalam
dengan judul “KELOMPOK QODARIYAH DAN POKOK-POKOK PEMIKIRAN
ALIRAN QODARIYAH”

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
di bantu oleh banyak pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami amat sangat berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami.

Terlepas dari semua itu kami mengakui masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, oleh sebab itu kami memohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan kami,serta kami membuka segala kritik dan saran sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Ahir kata dari kami semoga makalah ini dapat bermaanfaat bagi seluruh pihak
yang membutuhkan.

Wassalamalaikum wr. Wb

Slawi, 16 maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….....

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………

BAB I:PENDAHULUAN……………………………………………………………………

1. Latar belakang masalah…………………………………………………………

2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………

BAB II: PEMBAHSAAN……………………………………………………………………

A. Pengertian Dan Latarbelakang Munculnya Qodariyah…………………………..

B. Pemikiran Aliran Qodariyah………………………………………………………

C. Tokoh-Tokoh Aliran Qodariyah………………………………………………….

BAB III: PENUTUP ………………………………………………………………………..

KESIMPULAN……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Aliran-aliran (Firqoh) muncul setelah Rasulullah SAW wafat, pada zaman Nabi
Muhammad SAW umat Islam dapat kompak dalam lapangan agama, termasuk di bidang
aqidah. Kalau ada hal-hal yang tidak jelas atau hal-hal yang diperselisihkan di antara para
sahabat, mereka mengembalikan persoalannya kepada nabi. Maka penjelasan beliau
itulah yang kemudian menjadi pegangan dan ditaatinya. Namun setelah Rasulullah wafat
mulailah bermunculah aliran-aliran (firqoh) ilmu kalam, terutama pada masa
pemerintahan Kholifah Usman bin affan. Syi’ah merupakan firqoh pertama yang
kemudian disusul oleh firqoh-firqoh lainnya, salah satunya adalah firqoh Qadariyah.

2. Rumusan masalah

A. Pengertia Dan Latar Belakang Kemunculan Aliran Qodariyah

B. Pemikiran Aliran Qodariyah

C. Tokoh Aliran Qodariyah


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG MUNCULNYA ALIRAN QODARIYAH

a. Pengertian Aliran Qodariyah

Qadariyah (bahasa Arab: ‫ )قدرية‬adalah sebuah ideologi dan sekte bid'ah di dalam
akidah Islam yang muncul pada pertengahan abad pertama Hijriah di Basrah, Irak.
Adapun secara termenologi istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala
tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah. Harun Nasution menegaskan bahwa
aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa
tunduk pada qadar Tuhan. Atau dalam istilah inggrisnya adalah free will dan free act.

Kelompok ini memiliki keyakinan mengingkari takdir, yaitu bahwasanya


perbuatan makhluk berada di luar kehendak Allah dan juga bukan ciptaan Allah. Para
hamba berkehendak bebas menentukan perbuatannya sendiri dan makhluk sendirilah
yang menciptakan amal dan perbuatannya sendiri tanpa adanya andil dari Allah.

b. Latar belakang munculnya aliran qodariyah

Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan masih
merupakan sebuah perdebatan. Akan tetapi menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar
teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al-
Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M

Ibnu Nabatah menjelaskan dalam kitabnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh


Ahmad Amin, aliran Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh orang Irak yang pada
mulanya beragama Kristen, kemudian masuk Islam dan kembali lagi ke agama Kristen.
Namanya adalah Susan, demikian juga pendapat Muhammad Ibnu Syu’ib. Sementara W.
Montgomery Watt menemukan dokumen lain yang menyatakan bahwa paham Qadariyah
terdapat dalam kitab ar-Risalah dan ditulis untuk Khalifah Abdul Malik oleh Hasan al-
Basri sekitar tahun 700 M.
Namun disisi lain ada seorang yang bernama Ma’bad Al-Juhani dan seorang
temanya berna,aghailan,ma’bad adalah seorang tabi’I yang baik. Sedangkan Ghailan al-
Dimasyqi adalah penduduk kota Damaskus. Ayahnya seorang yang pernah bekerja pada
khalifah Utsman bin Affan. Ia datang ke Damaskus pada masa pemerintahan khalifah
Hisyam bin Abdul Malik.

c. Ciri-Ciri Penganut Aliran Qodariyah

Di antara cirri-ciri paham Qadariyah adalah sebagai berikut.

1. Manusia berkuasa penuh untuk menentukan nasib dan perbuatannya, maka perbuatan
dan nasib manusia itu dilakukan dan terjadi atas kehendak dirinya sendiri, tanpa ada
campur tangan Allah SWT.

2. Iman adalah pengetahuan dan pemahaman, sedang amal perbuatan tidak mempengaruhi
iman. Artinya, orang berbuat dosa besar tidak mempengaruhi keimanannya.

3. Orang yang sudah beriman tidak perlu tergesa-gesa menjalankan ibadah dan amal-amal
kebajikan.

B. PEMIKIRAN ALIRAN QODARIYAH

Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghalian tentang ajaran Qadariyah bahwa


manusia berkuasa atas perbuatan-perbutannya. Manusia sendirilah yang melakukan
perbuatan baik atas kehendak dan kekuasaan sendiri dan manusia sendiri pula yang
melakukan atau menjauhi perbuatan-perbutan jahat atas kemauan dan dayanya sendiri.

Dengan demikian bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas


kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala
perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat. Oleh karena
itu, ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan juga berhak pula
memperoleh hukuman atas kejahatan yang diperbuatnya. Ganjaran kebaikan di sini
disamakan dengan balasan surga kelak di akherat dan ganjaran siksa dengan balasan
neraka kelak di akherat, itu didasarkan atas pilihan pribadinya sendiri, bukan oleh takdir
Tuhan.

Secara terperinci asas-asas ajaran Qadariyah adalah sebagai berikut :

a. Mengingkari takdir Allah Taala dengan maksud ilmuNya.

b. Melampau di dalam menetapkan kemampuan manusia dengan menganggap


mereka bebas berkehendak (iradah). Di dalam perbuatan manusia, Allah tidak
mempunyai pengetahuan (ilmu) mengenainya dan ia terlepas dari takdir
(qadar). Mereka menganggap bahawa Allah tidak mempunyai pengetahuan
mengenai sesuatu kecuali selepas ia terjadi.

c. Mereka berpendapat bahawa Allah tidak bersifat dengan suatu sifat yang ada
pada makhluknya. Kerana ini akan membawa kepada penyerupaan (tasybih).
Oleh itu mereka menafikan sifat-sifat Ma'ani dari Allah Taala.

d. Mereka berpendapat bahawa al-Quran itu adalah makhluk. Ini disebabkan


pengingkaran mereka terhadap sifat Allah.

e. Mengenal Allah wajib menurut akal, dan iman itu ialah mengenal Allah.

f. Mereka mengingkari melihat Allah (rukyah), kerana ini akan membawa


kepada penyerupaan (tasybih).

g. Mereka mengemukakan pendapat tentang syurga dan neraka akan musnah


(fana'), selepas ahli syurga mengecap nikmat dan ali neraka menerima azab
siksa

Pokok-Pokok Ajaran Aliran Qodariyah

Pokok-pokok ajaran Qodariah, menurut Prof. Dr. Ahmad dalam bukunya “Fajrul
Islam” di kelompokkan terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

a. Tentang perbuatan manusia

Menurut Qodariah, bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat dan


bertindak. Oleh karena itu manusia bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan
sendiri. Manusia itu bebas berbuat atau tidak berbuat. Itulah sebabnya manusia
berhak menerima pujian dan pahala atas perbuatannya yang baik, dan menerima
celaan atau hukuman atas perbuatannya yang salah.

b. Tentang dosa besar

Perbuatan dosa besar yang dilakukan oleh seorang mukmin kemudian mati
sebelum taubat maka orang tersebut kafir.

c. Tentang keesaan tuhan

Menurut faham Qodoriah bahwa Allah itu esa dalam arti lain Allah itu tidak
mempunyai sifat wajib dan jaiz. Menurut mereka Allah itu mengetahui, berkuasa,
hidup, mendengar dan melihat dengan dzat nya sendiri. Pendapat yang
menyatakan bahwa Allah memiliki sifat qadim, mennurut Qodoriah sama dengan
mengatakan bahwa Allah itu lebih dari satu dan tidak bersekutu dengan segala
hal.
d. Tentang akal manusia

Menurut Qodoriah bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik
dan mana yang buruk, walaupun allah tidak menurunkan agama. Sebab, kata
mereka sesuatu ada memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk misalnya
“benar” itu memiliki sifat yang menyebabkan baik, dan sebaliknya, “bohong” itu
juga memiliki sifat sendiri yang menyebabkan buruk

C. TOKOH ALIRAN QODARIYAH

1. Ma’ba Al-Juhani tokoh yang pertama kali mengemukakan alirah qodariyah ini
beserta temanya ia mendapat pemikiran ini dari seorang asal iraq yang bernama
Abu yunus sansawaih yang awalnya beragama kristen lalu memutuskan masuk
Islam tetapi kemudian kembali melu kristen. Ma’ba adalah seorang tabi’I yang
baik namun ia memasuki lapangan politik yang menyebabkn dia terbunuh pada
tahun 80 H.

2. Ghailan al- damasyqiIa adalah seorang ahli pidato sehingga banyak orang tertarik
dengan kata-kata dan pendapatnya. Ia awalnya di lhirkan di Damaskus. Hukuman
bunuh atas ghailan dilakukan karena ia terus menyebarluaskan faham qadariyah
yang dinilai membahayakan pemerintah. Ghailan gigih menyiarkan faham
qadariyah di Damaskus sehingga mendapat tekanan dari khalifah Umar bin Abdul
Aziz (717-720 M). Meskipun terus mendapat tekanan, Ghailan tetap melakukan
aktivitasnya hingga Umar wafat dan diganti oleh Yazid II (720-724 M). Baru pada
masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M) kegiatan ghailan
berhenti dengan eksekusi hukuman mati yang dijatuhkan kepadanya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Ideologi Qadariyah murni adalah mengingkari takdir. Yakni tidak ada takdir, semua
perkara yang ada merupakan sesuatu yang baru (terjadi seketika), di luar takdir dan ilmu Allah.
Allah baru mengetahuinya setelah perkara itu terjadi.

Namun paham Qadariyah yang murni dapat dikatakan telah punah, akan tetapi masih bisa
dijumpai derivasinya pada masa sekarang, yaitu mereka tetap meyakini bahwa perbuatan
makhluk adalah kemampuan dan ciptaan makhluk itu sendiri, meskipun kini menetapkan bahwa
Allah sudah mengetahui segala perbuatan hamba tersebut sebelum terjadinya.

Adapun tokoh utamanya yaitu Ma’bad Al-Juhuni Dan Ghaila Al-Damasyqi.


DAFTAR PUSTAKA

Nasution harun. Teologi Islam.jakarta: Penerbit Universits Indonesia. 2013

https://id.wikipedia.org/wiki/Qadariyah

http://qadariyah.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai