Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian rekrutmen peserta didik?
2. Bagaimana pembentukan panitia penerimaan peserta didik?
3. Bagaimana pemetaan dan pemasangan pengumuman peserta didik
baru?
4. Bagaimana konsep TPA, bakat minat berdasarkan nilai?
5. Bagaimana pengelompokan peserta didik?

C. Tujuan
1. Untuk memaparkan pengertian rekrutmen peserta didik.
2. Untuk memaparkan pembentukan panitia penerimaan peserta
didik.
3. Untuk memaparkan pemetaan dan pemasangan pengumuman
peserta didik baru.
4. Untuk memaparkan konsep TPA, bakat minat berdasarkan nilai.
5. Untuk memaparkan pengelompokan peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekrutmen Peserta Didik


Rekrutmen peserta didik di lembaga pendidikan Islam (Madrasah) pada
hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik
pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
Islam (Madrasah) yang bersangkutan.1 Rekrutmen peserta didik dalam
tinjauan menajemen penyelenggaraan pendidikan formal merupakan kegiatan
rutin yang dilakukan oleh sekolah untuk menghimpun, menyeleksi dan
menempatkan calon peserta didik menjadi peserta didik pada jenjang dan
jalur pendidikan tertentu.
Hasibuan mendefinisikan rekrutmen peserta didik adalah suatu proses
untuk mendorong para calon peserta didik atau para calon peserta didik yang
potensial untuk masuk atau mendaftar pada program, kursus, kelas, atau
madrasah tertentu.2 Menurut Asmendri yang dikutip oleh Muhammad
Kristiawan dalam buku Manajemen Pendidikan3 rekrutmen peserta didik
merupakan proses pencarian dan menentukan peserta didik yang nantinya
akan menjadi peserta didik disekolah yang bersangkutan. Penerimaan Peserta
Didik Baru merupakan proses seleksi akademis calon siswa untuk menuju
jenjang Pendidikan yang lebih tinggi.
Dari beberapa definisi diatas , maka dapat diambil kesimpulan bahwa
rekrutmen peserta didik merupakan sebuah proses mencari, mendapatkan,
dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan kriteria yeng telah di
tetapkan sesuai dengan jenjang pendidikan tertentu.

B. Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik


Pembentukan panitia sebagai langkah awal proses penerimaan peserta
didik baru. Kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam
penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia.4 Panitia yang
bertugas mengatur semua kegiatan dalam proses penerimaan peserta didik
baru. Pembentukan panitia ini disusun secara musyawarah dan terdiri dari
semua unsure guru, tenaga tat usaha dan dewan sekolah atau komite sekolah. 5

1 Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2011), hlm.
208.

2 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber daya manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.40.

3 Muhammad Kristiawan, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 71

4 Ali Imron, Manajemen peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 49

5 Tim Dosen AP UNY, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press. 2011), hlm. 208
Dengan dibentuk panitia, proses penerimaan peserta didik akan berjalan
dengan baik, bisa berjalan lancar dan lebih teroganisir.
Panitia yang sudah terbentuk akan disahkan menggunakan surat
keputusan (SK) kepala sekolah. Susunan kepanitian penerimaan peserta didik
baru adalah sebagi berikut.6
1. Ketua umum : Kepala Sekolah
2. Ketua pelaksana : Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
3. Sekretaris : Kepala Tata Usaha atau Guru
4. Bendahara : Bendaharawan Sekolah
5. Seksi-seksi
a. Seksi Kesekretariatan : Pegawai Tata Usaha
b. Seksi Pengumuman/Publikasi: Guru
c. Seksi Pendaftaran : Guru
d. Seksi Seleksi : Guru
e. Seksi Pengawasan : Guru
Panitia bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, yaitu:7
1. Syarat-syarat pendaftaran peserta didik baru
Syarat pendaftaran harus dipenuhi oleh calon peserta didik untuk bisa
melakukan pendaftaran.
2. Formulir pendaftaran
Formulir pendaftaran diisi oleh calon peserta didik yang melakukan
pendaftaran. Formulir pendaftaran dimaksud untuk mengetahui identitas
calon peserta didik dan untuk kepentingan pengisian buku induk sekolah.
Identitas siswa akan dicatat dalam buku induk sebagai arsip lembaga yang
bisa digunakan untuk kepentingan lembaga suatu waktu.
3. Pengumuman
Pengumuman ini berisi informasi yang dibutuhkan masyarakat terkait
penerimaan peserta didik baru.
4. Buku pendaftaran
Buku pendaftaran berisi nam-nama calon didik yang mendaftar.
5. Waktu pendaftaran
Waktu pendaftaran bertujuan untuk menentukan kapan mulia dibuka
pendaftaran dan batas akhir pendaftaran
6. Jumlah calon yang diterima
Langkah ini bertujuan untuk menetapkan peserta didik yang dibutuhkan
oleh lembaga pendidikan. jumlah peserta didik tidak boleh melebihi

6 Ali Imron, Manajemen peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 208

7 Suryosubroto, ManajemenPendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 74-76


kapasitas ruangan yang dimiliki lembaga pendidikan. Oleh karena itu
harus dilakukan analisis kebutuhan yang matang.

C. Pemuatan Pemasangan Pengumuman Peserta Didik Baru


Pemuatan dan pemasangan pengumuman bertujuan untuk memberikan
informasi terkait penerimaan peserta didik kepada masyarakat. Tujuan
pengumuman ini adalah agar kesempatan dan syarat pendaftaran peserta didik
baru di sekolah tersebut bisa diketahui oleh masyarakat luas khususnya para
orang tua yang berkepentingan.8 Pengumuman diusahakan dapat memberikan
informasi secara lengkap dan jelas sesuai yang dibutuhkan masyarakat.
Setelah rapat menegenai penerimaan peserta didik baru berhasil
mengambil keputusan-keputusan penting, seksi pengumuman membuat
pengumuman yang berisi hal-hal sebgai berikut;
1) Gambaran singkat mengenai sekolah. Gambaran singkat ini, bias
meliputi sejarah, kelengkapan Gedung yang dimiliki, fasilitas sekolah
yang dimiliki serta tenaga-tenaga kependidikan: guru, pustakawan,
laboran, dan sebagainya. Dengan gambaran demikian, bias juga
dikemukakan proaktif sekolah tersebut.
2) Persyaratan pendaftaran peserta didik baru
3) Cara pendaftaran meliputi, pendaftaran secara kolektif melalui
kepala sekolah tempat dimana peserta didik tersebut sebelumnya sekolah.
Kedua, pendaftran secara individual oleh masing-masing calon peserta
didik. Hendaknya dijelaskan, apakah pendaftaran selain secara kolektif
oleh kepala sekolah tersebut, dapat diwakilkan oleh orang lain atau tidak.
4) Waktu pendaftaran, yang memuat keterangan kapan waktu
pendaftaran dimulai dan kapan pendaftaran di akhiri, waktu pendaftaran
ini meliputi: hari, tanggal, dan jam pelayanan.
5) Tempat pendaftaran yang menyatan di mana saja calon peserta
didik tersebut dapat mendaftarkan diri, tempat pendaftaran ini disarankan
agar berada di tempat yang mudah di jangkau oleh peserta didik
6) Berapa uang pendaftarannya, dan kepada siapa uang tersebut harus
diserahkan (melaui petugas pendaftaran atau bank yang ditunjuk), serta
bagaimana cara membayarnya (tunai atau mengangsur)
7) Waktu dan tempat seksi dilakukan (hari, tanggal, jam, dan tempat)

8 Ibid.,hlm. 77
8) Kapan pengumuman hasil seleksi diumumkan, dan dimana calon
peserta didik tersebut dapat memperolehnya
Pengumuman yang telah di buat hendaknya di tempelkan tempat yang
startegis agar dapat di baca oleh para calon peserta didik 9, selain itu juga bisa
upload pengumuman pada website sekolah tersebut. Dengan cara ini, calon
peserta didik atau orang tua wali murid akan mengetahui tentang
pengumuman mengenai pendaftaran peserta didik baru, seleksi peserta didik
baru,
1. Pendaftaran peserta didik baru
Yang harus disediakan pada saat pendaftaran peserta didik baru
adalah loket pendaftaran, loket informasi, dan formulir pendaftaran.
Sedangkan yang harus diketahui oleh calon peserta adalah kapan formulir
boleh di ambil, bagaimana cara pengisian formulir tersebut, dan kapan
formulir yang sudah terisi akan dikembalikan. Loket pendaftaran haruslah
dibuka secukupnya sehingga para calon tidak terlalu lama antriannya.
Selanjutnya, jangan sampai dibuka terlalu banyak, karena akan
memboroskan tenaga.
Loket informasi disediakan untuk peserta didik yang menginginkan
informasi mengenai hal-hal yang belum jelas dalam pengumuman. Loket
ini juga memeberikan keterangan dan informasi kepada calon peserta didik
yang mengalami kesulitan, baik kesulitan dalam hal pengisian formulir
maupun kesulitan teknis lainnya.10
Formulir hendaknya disediakan secukupnya berdasrkan antisipasi
awal . semakin banyak formulir yang terdistribusi berarti semakin besar
peluang tersebut untuk mendapatkan siswa sesuai dengan yang diinginkan.
Sangat ideal, jika semua calon peserta didik yang kan masuk kesedkolah
tersebut, mendapatkan formulir semua. Dengan cara demikian, mereka
mendapatkan peluang yang sama untuk mengikuti tes.11
2. Seleksi peserta didik baru
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata seleksi berarti
penyaringan, pemilihan : (untuk mendapatkan yang terbaik). Metode dan
prosedur yang dipakai oleh bagian personalia (kepegawaian) waktu
9 Ali Imron, Manajemen peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 56

10 Ibid.,hlm 58

11 Ibid.,hlm 58
memlilih orang untuk mengisi lowongan pekerjaan. Sedangkan menurut
kamus Pendidikan seleksi peserta didik adalah penyaringan calon peserta
didik berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
Seleksi peserta didik baru sebagaimana dikemukakan di atas
merupakan pemilihan dan penyaringan peserta didik yang memeliki
kualifikasi sesuai dengan ketentuan Lembaga tersebut. Jadi, selain dengan
menggunakan nilai raport dan menilai UAN (danem), juga menggunakan
seleksi tes masuk. Jika yang digunakan alat seleksi tes, maka beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah mengatur pengawas tes, dan peserta tes.12
Pengawas tes perlu diatur, agar mereka dapat mengerjakan
tugasnya sesuai dengan yang ditentukan. Para pengawas ini, sehari
sebelum melaksanakan tugasnya, perlu diberi pengareahan terlebih dahulu
mengenai apa yang boleh mereka lakukan dan apa yang tidak pada saat
pelayanan tes, mereka juga di beri tahu, kapan atau jam berapa harus
datang pada hari pelaksanaan tes. Untuk itu, perlu diterapkan tata tertib
pengawas dalam pelaksanaan tes.
Disamping itu, peserta tes juga perlu diatur, agar selain mereka
dapat mengikuti seleksi dengan baik, tenang dan tertib, juga sekolah bisa
mendapatkan calon peserta didik yang unggul sesuai dengan yang
ditentukan. Untuk itu, ketika mengikuti tes, yang bersangkutan harus
mengetahui tata tertibnya. Tata tertib mengikuti tes demikian, hendaknya
diberikan kepada peserta pada saat peserta mengembalikan formulir yang
telah terisi.
3. Pengumuman peserta didik yang diterima
Ada dua macam pengumuman, yaitu pengumuman tertutup dan
terbuka. Yhang dimaksud dengan pengumuman tertutup adalah suatu
pengumuman tentang diterima tidaknya seorang menjadi peserta didik
secara tertutup melalui surat. Oleh karena sifatnya tertutup, maka yang
tahu diterima tidaknya calon peserta didik tersebut adalah yang
bersangkutanj sendiri. Dalam pengumuman sistem tertutup ini, umumnya
surat pemeberitahuan atau pengumuman berguna untuk pendaftaran ulang
menjadi peserta didik sekolah tersebut.

12 Vebriant, dkk, Kamus Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasaran Indonesia, 1994), hlm 59
Adapun yang dimaksud dengan sistem terbuka adalah
pengumuman secara terbuka mengenai peserta didik yang diterima dan
tidak diterima. Umumnya, pengumuman demikian ditempelkan di depan
papan pengumuman sekolah. Mereka yang tidak diterima secara umum
tidak tercantum nomor ujian atau tes yang diterima. Pada umumnya yang
menggunakan sistem terbuka pendaftaran ulang lazimnya dengan
membawa kartu peserta ujian atau tes.
4. Daftar Ulang
Calon peserta didik yang dinyatakan diterima diharuskan
mendaftar ulang dengan memenuhi persyaratan dan kelengkapan yang
diterima oleh sekolah. Sekolah harus menetapkan batas waktu pendaftaran
ulang dimulai dan ditutup. Jika pendaftaran ulang sudah dinyatakan tutup,
maka calon peserta didik yang tidak terdaftar ualang dinyatakan gugur,
kecuali yang bersangkutan memberi keterangan yang sah mengenai alas an
keterlambatan mendaftar ulang. Kehilangan haknya sebgai peserta didik di
sekolah tersebut.13
D. Konsep TPA, Bakat Minat Berdasarkan Nilai
E. Pengelompokan Peserta Didik
Untuk mencapai proses belajar yang kondusf dan efektif, maka sekolah
perlu melakukan pembagian dan pemetaan sesuai dengan kapasitas dan daya
tampung kelas, langkah pengelompokan ini harus didasarkan pada fungsi
integritas yang didasari kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh peserta didik.
Secara umum pengelompokan sering dikenal dengan grouping.
Pengelompokan peserta didik ini tidak dimaksudkan untuk membedakan
peserta didik berdasarkan keahlian dan tingkat kepandaiannya, melainkan
maksud pengelompokan ini untuk membantu proses belajar mengajar demi
keberhasilan peserta didik.
Pengelompokan atau grouping adalah pengelompokan peserta didik
berdasarkan karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu digolongkan, agar
mereka berada dalam kondisi yang sama. Adanya kondisi yang sama ini bisa
memudahkan pemberian layanan yang sama. Oleh karena itu pengelompokan
ini juga dikenal dengan pengklasifikasian.14

13 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 54

14 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm. 97
Menurut Hendyat Soetopo sebagimana dikutip oleh Tim Dosen
Administrasi Pendidikan, bahwa dasar-dasar pengelompokan peserta didik ada
5 yaitu:15
1. Friedship Grouping
Pengelompokan peserta didik berdasarkan pada kesukaan di dalam
memilih teman antara peserta sisik itu sendiri. Jadi dalam hal ini, peserta
didik mempunyai kebebasan di dalam memilih teman untuk dijadikan
sebagai anggota kelompoknya.
2. Achievement Grouping
Pengelompokan peserta didik didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh
siswa. Dalam pengelompokan ini biasanya diadakan percampuran antara
peserta didik yang berprestasi tinggi dengan peserta didik yang berprestasi
rendah.
3. Apititude Grouping
Pengelompokan peserta didik didasarkan atas kemampuan dan bakat
sesuai dengan apa yang dimiliki oleh peserta didik itu sendiri.
4. Attention or Interest Grouping
Pengelompokan peserta didik didasarkan atas perhatian atau minat yang
didasari kesenangan peserta didik itu sendiri.
5. Intellegences Grouping
Pengelompokan peserta didik didasarkan pada hasil tes intelegensi yang
diberikan kepada peserta didik itu sendiri.
Dari uraian tersebut dapat dipahami, hendaknya pengelompokan siswa
dilakukan dengan dasar-dasar objektifitas, disamping itu juga harus dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal yang terdapat pada individu peserta didik satu
dengan yang lainnya. Keberhasilan kemajuan untuk prestasi belajar para
peserta didik menjadi dasar dalam melakukan pengelompokan peserta didik
pada kelas-kelas berikutnya.

15 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Unversitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan


(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 211

Anda mungkin juga menyukai