Anda di halaman 1dari 5

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan
rahmatnya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun kekurangan saya dalam makalah ini maka kritikan dan saran sangat saya
harapkan dari semua pihak agar dalam Makalah selanjutnya dapat menjadi lebih sempurna.
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang terjadi di kalangan masyarakat yang
belum ditemukan vaksin atau obat yang efektif untuk pencegahan HIV/AIDS hingga saat ini.
Secara global terdapat 36 juta orang dengan HIV di seluruh dunia, di Asia Selatan dan
Tenggara terdapat kurang lebih 5 juta orang dengan HIV. Indonesia merupakan salah satu
negara dengan penambahan kasus HIV/AIDS tercepat di Asia Tenggara, dengan estimasi
peningkatan angka kejadian infeksi HIV lebih dari 36%. Epidemi HIV/AIDS di Indonesia
bertumbuh paling cepat di antara negara-negara di Asia (UNAIDS, 2014). Provinsi Jawa
Tengah merupakan provinsi di Indonesia dengan data kasus HIV/AIDS cukup banyak. Secara
kumulatif HIV/AIDS sampai tahun 2015 provinsi Jawa Tengah menempati urutan teratas
dalam penyebaran HIV yaitu diurutan ke-6 dari 33 provinsi di Indonesia, sebesar 6.945 kasus
HIV dan 5.869 kasus AIDS. Dan kasus baru pada tahun 2015 terdapat 1074 kasus HIV dan
935 kasus AIDS. Kota Semarang merupakan salah satu kota penyumbang kasus HIV/AIDS
terbanyak di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data kumulatif sampai tahun 2015 kota
Semarang menduduki peringkat teratas dari kabupaten/kota lainnya dengan data sebesar 109
kasus HIV dan 496 kasus AIDS (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015). Faktor
resiko penularan HIV/AIDS sampai tahun 2015 terjadi pada heteroseksual (84,7%), IDU
(5,7%), homoseksual (4,7%), perinatal (4,6%) dan transfusi (0,1%).Berdasarkan kelompok
umur, persentase kasus HIV/AIDS didapatkan tertinggi pada usia 20-29 tahun (32,0%), 30-39
tahun (29,4%), 40-49 tahun (11,8%), 50-59 tahun (3,9%) kemudian 15-19 tahun (3%). Saat
ini HIV/AIDS menginfeksi secara besar berjenis kelamin perempuan, secara kumulatif
sampai tahun 2015 terdapat 61,5% dan laki-laki 38,50% (Kemenkes RI, 2011). ODHA adalah
singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS, penderita yang mengarah pada pengertian bahwa
orang tersebut sudah secara positif didiagnosis terinfeksi HIV. Berdasarkan perda Jatim
(2004) Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah orang yang dalam tubuhnya sudah
terinfeksi oleh virus HIV/AIDS, orang yang sudah terinfeksi HIV baik pada tahap bergejala
maupun sudah bergejala. Jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia sebanyak
193.030 orang, 11% diantaranya merupakan pasangan tetap pengguna NAPZA suntik dan
pengguna jasa pekerja seks komersial, sehingga sekitar 21 ribu pasangan tetap telah hidup
dengan HIV/AIDS (Departemen Kesehatan RI, 2010). ODHA mempunyai peran penting
dalam rantai penularan karena merupakan host pembawa agent.
BAB II

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel diketahui bahwa sebagian besar sikap tentang HIV/AIDS pada
responden baik memiliki upaya pencegahan juga tergolong rendah sebesar 23 responden
(62.2%). Hasil Fisher’s Exact Test didapat p-value sebesar 0,539 atau Ho diterima yang
artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap yang dimiliki ibu rumah tangga
yang memiliki suami pekerja sopir antar kota dengan upaya pencegahan HIV/AIDS di
Kabupaten Tanah Bumbu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juliastika
dkk (2012) tentang hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan sikap dan tindakan
penggunaan kondom pria pada wanita pekerja seks di Kota Manado bahwa responden
memiliki sikap yang baik tetapi tindakan yang dilakukan oleh responden rendah (Juliastika et
al, 2012). Kecenderungan sikap positif yang dimiliki responden untuk melakukan upaya
pencegahan yang kurang baik bisa disebabkan karena pemahaman akan HIV dan AIDS tidak
secara menyeluruh. Selain itu adanya faktor-faktor lain yang dapat membentuk sikap
seseorang, antara lain faktorfaktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang
adalah Pengaruh Kebudayaan dan lembaga pendikan serta lembaga agama. Pengaruh budaya
dalam membentuk pribadi seseorang merupakan penguat sebagai gambaran sejarah yang
dialami. Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat.
Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap individu

penanganan keperawatan (evidence based practice) untuk hiv aids?

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu (Endah
Istiqomah : 2009) :

Pengendalian Infeksi Opurtunistik

Bertujuan menghilangkan,mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial,


atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri
dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan
kritis.

Terapi AZT (Azidotimidin)

Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS,
obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan
menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel
T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus
(HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3
BAB III

PENUTUP

Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang HI/AIDS rendah yaitu 20


responden (50%) dan tingkat pengetahuan tentang HI/AIDS tinggi yaitu 20 responden (50%).
Dimana Sebagian besar responden memiliki sikap kategori baik yaitu 37 responden (92.5%)
dan upaya pencegahan HIV/AIDS rendah yaitu 26 responden (65%). Dalam penelitian
diketahui ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan umum tentang HIV/AIDS pada
ibu rumah tangga yang memiliki suami pekerja sopir antar kota dengan upaya pencegahan
HIV/AIDS di Kabupaten Tanah Bumbu (p-value 0,000) dengan nilai odds ratio sebesar 35.2.
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap yang dimiliki ibu rumah tangga yang
memiliki suami pekerja sopir antar kota dengan upaya pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten
Tanah Bumbu p-value 0,539.

Anda mungkin juga menyukai