Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH CAHAYA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cahaya tergolong suatu gelombang namun cahaya tidak tergolong gelombang mekanik, seperti
halnya gelombang air atau gelombang tali. Melainkan gelombang elektromagnetik. Gelombang jenis ini
dapat merambat ke dalam ruang hampa. Contohnya cahaya matahari dapat sampai ke bumi. Karena
cahaya tergolong gelombang, maka cahaya juga memiliki difraksi, interferensi cahaya, pemantulan, dan
pembiasan.

Cahaya juga merupakan gelombang transversal. Teori gelombangnya menerangkan mengenai


interferensi cahaya dengan cara memproyeksikan sinar violet ke atas kertas perak klorida dan
menghasilkan pola interferensi. Cahaya sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan. Bulan
bukanlah sumber cahaya, ia hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari matahari. Jadi selain
dipancarkan cahaya dapat dipantulkan. Cahaya merambat lurus seperti yang dapat kita lihat pada cahaya
yang keluar dari sebuah lampu teater di ruangan yang gelap atau laser yang melintasi asap atau debu.
Oleh karenanya cahaya yang merambat digambarkan sebagai garis lurus berarah yang disebut sinar
cahaya, sedangkan berkas cahaya terdiri dari beberapa garis berarah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Cahaya.

Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan
mata dan gelombang ini tentunya membawa energi. Jadi sebenarnya cahaya itu sendiri merupakan salah
satu bentuk energi. Energi ini bergerak bersama gelombang itu sendiri. Cahaya juga merupakan dasar
ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik.
Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik. Cahaya juga memiliki sifat sebagai partikel yang
biasa disebut foton. Karena itulah cahaya bisa juga dipandang sebagai kumpulan banyak partikel yang
tidak bermassa yang bergerak dengan kecepatan 3×10^8 m/s.

Gelombang elektromagnetik dapat digambarkan sebagai dua buah gelombang yang merambat secara
transversal pada dua buah bidang tegak lurus yaitu medan magnetik dan medan listrik. Merambatnya
gelombang magnet akan mendorong gelombang listrik, dan sebaliknya, saat merambat, gelombang
listrik akan mendorong gelombang magnet. Diagram di atas menunjukkan gelombang cahaya yang
merambat dari kiri ke kanan dengan medan listrik pada bidang vertikal dan medan magnet pada bidang
horizontal.
Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matahari adalah sumber cahaya utama diBumi.
Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk membuat makanan. Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya bergerak
lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru
dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya terhalang, bayanganyang dihasilkan disebabkan cahaya yang
bergerak lurus tidak dapat berbelok, namun cahaya dapat dipantulkan. Keadaan ini disebut
sebagai pantulan cahaya. Cahaya dipesongkan apabila bergerak secara serong melalui medium yang
berbeza seperti melalui udara melalui kaca melalui air . Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya.
Cahaya bergerak lebih laju melalui udara daripada melalui air .

Cahaya juga bergerak lebih laju melalui udara daripada melalui kaca. Oleh itu cahaya yang bergerak
secara serong dipesong kanapa bila melalui dua medium yang berbeda. Cahaya yang bergerak lurus
melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan. Cahaya dibiaskan apabila bergerak miring melalui
medium yang berbeda seperti dari udara ke kaca lalu melewati air. Keadaan ini disebut sebagai
pembiasan cahaya. Hal ini karena cahaya bergerak lebih cepat di medium yang kurang padat. Namun
cahaya yang datang dengan sudut datang 90 derajat, (tegak lurus) melalui medium yang berbeda tidak
dibiaskan. Contoh hal pembiasan dalam hal sehari-hari adalah seperti pada kasus sedotan minuman
yang kelihatan bengkok dan lebih besar di dalam air , atau pada kasus dasar kolam kelihatan lebih cetek
dari kedalaman sebenarnya.

B. Teori Tentang Cahaya.

a. Teori abad ke-10.

Ilmuwan Abu Ali Hasan Ibn Al-Haitham (965–sekitar 1040), dikenal juga sebagai Alhazen,
mengembangkan teori yang menjelaskan penglihatan, menggunakan geometri dan anatomi. Teori itu
menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala
arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat.
Cahaya lain yang mengenai mata tidak secara tegak lurus tidak dapat dilihat. Dia menggunakan kamera
lubang jarum sebagai contoh, yang menampilkan sebuah citra terbalik. Alhazen menganggap bahwa
sinar cahaya adalah kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu. Dia juga
mengembangkan teori Ptolemy tentang refraksi cahaya namun usaha Alhazen tidak dikenal diEropa
sampai pada akhir abad 16.

b. Teori Partikel.

Isaac Newton menyatakan dalam Hypothesis of Light pada1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel
halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah dari sumbernya. Teori ini dapat digunakan untuk
menerangkan pantulan cahaya, tetapi hanya dapat menerangkan pembiasan dengan menganggap
cahaya menjadi lebih cepat ketika memasuki medium yang padat tumpat karena daya tarik gravitasi lebih
kuat.

c. Teori Gelombang ( atau Ray ).

Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17 yang cahaya dipancarkan ke semua arah sebagai
ciri-ciri gelombang. Pandangan ini menggantikan teori partikel halus. Ini disebabkan oleh karena
gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi lebih lambat ketika memasuki medium
yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakan bahwa gelombang cahaya akan berinterferensi
dengan gelombang cahaya yang lain seperti gelombang bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young
pada kurun ke-18), dan cahaya dapat dipolarisasikan. Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya
seperti gelombang bunyi, memerlukan medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yang disebut
luminiferous aether telah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui.

d. Teori Elektromagnetik.

Pada 1845 Faraday menemukan bahwa sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya ketika sinar
tersebut masuk melewati material pemolarisasi dapat diubah dengan medan magnet.Ini adalah bukti
pertama kalau cahaya berhubungan dengan Elektromagnetisme. Faraday mengusulkan pada tahun 1847
bahwa cahaya adalah getaran elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang dapat bertahan walaupun tidak
ada medium. Teori ini diusulkan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad ke-19, menyebut bahwa
gelombang cahaya adalah gelombang elektromagnet sehingga tidak memerlukan medium untuk
merambat. Pada permukaannya dianggap gelombang cahaya disebarkan melalui kerangka acuan yang
tertentu, seperti aether, tetapi teori relativitas khusus menggantikan anggapan ini. Teori elektromagnet
menunjukkan yang sinar kasat mata adalah sebagian daripada spektrum elektromagnet. Teknologi
penghantaran radio diciptakan berdasarkan teori ini dan masih digunakan. Kecepatan cahaya yang
konstan berdasarkan persamaan Maxwell berlawanan dengan hukum-hukum mekanis gerakan yang
telah bertahan sejak zaman Galileo, yang menyatakan bahwa segala macam laju adalah relatif terhadap
laju sang pengamat. Pemecahan terhadap kontradiksi ini kelak akan ditemukan oleh Albert Einstein.

e. Teori Kuantum.

Teori ini di mulai pada abad ke-19 oleh Max Planck , yang menyatakan pada tahun 1900 bahwa sinar
cahaya adalah terdiri dari paket (kuantum) tenaga yang dikenal sebagai photon. Penghargaan Nobel
menghadiahkan Planck anugerah fisika pada 1918 untuk kerja-kerjanya dalam penemuan teori kuantum,
walaupun dia bukannya orang yang pertama memperkenalkan prinsip asas partikel cahaya.

f. Teori Dualitas Partikel-Gelombang.

Teori ini menggabungkan tiga teori yang sebelumnya, dan menyatakan bahwa cahaya adalah partikel
dan gelombang. Ini adalah teori modern yang menjelaskan sifat-sifat cahaya, dan bahkan sifat-sifat
partikel secara umum. Teori ini pertama kali dijelaskan oleh Albert Einstein pada awal abad 20,
berdasarkan dari karya tulisnya tentang efek fotolistrik , dan hasil penelitian Planck. Einstein
menunjukkan bahwa energi sebuah foton sebanding dengan frekuensinya. Lebih umum lagi, teori
tersebut menjelaskan bahwa semua benda mempunyai sifat partikel dan gelombang, dan berbagai
macam eksperimen dapat di lakukan untuk membuktikannya. Sifat partikel dapat lebih mudah dilihat
apabila sebuah objek mempunyai massa yang besar. Pada pada tahun 1924 eksperimen oleh Louis
de Broglie menunjukan elektron juga mempunyai sifat dua litas partikel-gelombang. Einstein
mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1921 atas karyanya tentang dualitas partikel-gelombang
pada foton, dan de Broglie mengikuti jejaknya pada tahun 1929 untuk partikel-partikel yang lain.

C. Alat-alat Yang Berfungsi Berdasarkan Prinsip Pembahasan Cahaya.

Alat-alat yang berfungsi berdasarkan prinsip pembiasan cahaya adalah kaca pembesar, mikroskop,
teleskop, lup, dan teropong.

D. Pantulan Cahaya Bergantung Kepada Jenis Permukaan.

Citra dapat dilihat di dalam cermin karena ada pantulan cahaya. Pantulan cahaya itu lebih baik dan
teratur pada permukaan yang rata. Pantulan cahaya agak kabur pada permukaan yang tidak rata. Cermin
dan permukaan air yang jernih serta tenang adalah pemantul cahaya yang baik. Ini membuat kita dapat
melihat wajah dan badan kita didalam cermin.

E. Warna-warna Dalam Cahaya Matahari.

Cahaya putih matahari terdiri daripada tujuh warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila
(indigo), dan ungu. Apabila ketujuh warna ini bercampur, cahaya putihakan dihasilkan. Warna-warna
dalam cahaya putih matahari dapat dipecahkan dengan menggunakan prisma menjadi jalur warna. Jalur
warna ini dikenal sebagai spektrum sedangkan pemecahan cahaya putih kepada spektrum ini dikenal
sebagai penyerakan cahaya. Pelangi adalah contoh spektrum yang terbentuk secara alamiah. Pelangi
terbentuk selepas hujan, ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan. Tetesan air itu hujan
bertindak sebagai prisma yang menyerakkan cahaya matahari menjadi tujuh warna.

a. Penyerakan Cahaya Putih Matahari.

Spektrum warna terbentuk karena cahaya yang berlainan warna terbias pada sudut yang berlainan.
Cahaya ungu terbias dengan sudut paling besar. Cahaya merah terbias dengan sudut paling kecil. Warna-
warna spectrum dapat digabungkan semula bagi menghasilkan cahaya putih dengan menggunakan dua
prisma.

b. Panjang Gelombang Tampak.

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang
400 nanometer ( nm) dan 800 nm (dalam udara).

c. Warna dan Panjang Gelombang.

Panjang gelombang yang berbeda-beda diinterpretasikan oleh otak manusia sebagai warna, dengan
merah adalah panjang gelombang terpanjang (frekuensi paling rendah) hingga keungu dengan panjang
gelombang terpendek (frekuensi paling tinggi). Cahaya dengan frekuensi di bawah 400 nm dan di atas
700 nm tidak dapat dilihat manusia. Cahaya disebut sebagai sinar ultraviolet pada batas frekuensi tinggi
dan inframerah (IR atau infrared) pada batas frekuensi rendah. Walaupun manusia tidak dapat melihat
sinar inframerah kulit manusia dapat merasakannya dalam bentuk panas. Ada juga camera yang dapat
menangkap sinar Inframerah dan mengubahnya menjadi sinar tampak. Kamera seperti ini disebut night
vision camera. Radiasi ultaviolet tidak dirasakan sama sekali oleh manusia kecuali dalam jangka paparan
yang lama, hal ini dapat menyebabkan kulit terbakar dan kanker kulit. Beberapa hewan seperti lebah
dapat melihat sinar ultraviolet, sedangkan hewan-hewan lainnya seperti Ular Viper dapat merasakan IR
dengan organ khusus.

d. Gelombang Cahaya.

Gelombang cahaya boleh dipecahkan kepada dua komponen; medan elektrik dan magnetik. Medan
elektrik dan medan magnetik cahaya adalah berkaitan antara satu sama lain.

e. Pengukuran Cahaya.

Berikut kuantitas yang digunakan untuk mengukur cahaya :

- T ( atau suhu )

- Iluminasi ( SI unit:lux)

- Flux luminasi ( SI unit:lumen )

- Intensitas luminasi ( SI unit:candela)

f. Sumber Cahaya.

Berikut merupakan sumber-sumber cahaya, yaitu :

- Radiasi panas (radiasi benda hitam) meliputi bola lampu, matahari, dan partikel padat bercahaya dalam
suhu tinggi.

- Emisi spektral atomik meliputi laser dan maser ,light emitting diode, lampu gas (lampu neon, lampu air
raksa lamps dsb), dan api dari gas.

- Percepatan dari partikal bebas bermuatan (biasanya sebuah elektron) meliputi radiasi siklotron, radiasi
Bremsstrahlung, dan radiasi Cherenkov.

- Kemoluminesens
- Floresens

- Fosforescence meliputi tabung sinar katoda

- Bioluminesens

- Sonoluminesens

- Triboluminesens

- Peluruhan radio aktif

- Anihilasi partikel-anti partikel

F. Kecepatan Cahaya.

Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s) atau
1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau 670.616.629,38 mil
per jam (mil/h). Kecepatan cahaya ditandai dengan huruf c , yang berasal dari bahasa Latin celeritas
yang berarti “kecepatan“, dan juga dikenal sebagai konstanta Einstein. Kecepatan tepatnya adalah
sebuah definisi, bukan sebuah ukuran, karena meter sendiri didefinisikan dari segi kecepatan cahaya dan
detik. Kecepatan cahaya melalui sebuah medium (yang berarti bukan dalam vakum) adalah kurang dari c
(mendefinisikan indeks pemantulan medium tersebut).

1. Rumus Kecepatan Cahaya.

v = λ .f ,

Dimana λ adalah panjang gelombang, f adalah frekuensi, v adalah kecepatan cahaya. Kalau cahaya
bergerak di dalam vakum, jadi v = c, jadi c = λ f , Di mana c adalah laju cahaya. Kita boleh menerangkan v
sebagai Di mana n adalah konstan (indeks biasan) yang mana adalah sifat material yang dilalui oleh
cahaya.

G. Perubahan Dalam Kelajuan Cahaya.

Semua cahaya bergerak pada laju yang terhingga. Walaupun seseorang pemerhati bergerak dia akan
senantiasa mendapati laju cahaya adalah c, laju cahaya dalam vakum, adalah c=299,792,458 meter
perdetik (186,282.397 mil per detik); namun, apabila cahaya melalui objek yang dapat ditembusi cahaya
seperti udara, air dan kaca, kelajuannya berkurang, dan cahaya tersebut mengalami pembiasan. Yaitu
n=1dalam vakum dan n>1 di dalam benda lain.

a. Sejarah Pengukuran Kelajuan Cahaya.

Kelajuan cahaya telah sering diukur oleh ahli fisika. Pengukuran awal yang paling baik dilakukan oleh
Olaus Roemer (ahli fisika Denmark), dalam 1676. Beliau menciptakan kaedah mengukur kelajuan cahaya.
Beliau mendapati dan telah mencatatkan pergerakan planet Saturnus dan satu dari bulannya dengan
menggunakan teleskop. Roomer mendapati bahwa bulan tersebut mengorbit Saturnus sekali setiap 42-
1/2 jam. Masalahnya adalah apabila Bumi dan Saturnus berjauhan, putaran orbit bulan tersebut
kelihatan bertambah. Ini menunjukkan cahaya memerlukan waktu lebih lama untuk sampai ke Bumi.
Dengan ini kelajuan cahaya dapat diperhitungkan dengan menganalisa jarak antara planet pada masa-
masa tertentu. Roemer mendapatkan angka kelajuan cahaya sebesar 227,000 kilo meter perdetik. Mikel
Giovanno Tupan memperbaiki hasil kerja Roemer pada tahun 2008. Dia menggunakan cermin berputar
untuk mengukur waktu yang diambil cahaya untuk bolak-balik dari Gunung Wilson ke Gunung San
Antonio di California. Ukuran jitu menghasilkan kelajuan 299,796 kilometer/detik. Dalam penggunaan
sehari-hari, jumlah ini dibulatkan menjadi dan 300,000 kilometer/detik.

H. Indeks Bias.

Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai perbandingan antara cepat rambat cahaya di udara
dengan cepat rambat cahaya di medium tersebut. Secara matematis, indeks bias dapat ditulis: n = c/ cm

- n = indeks bias

- c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3×10^8 m/s)

- cm = cepat rambat cahaya di suatu medium

atau:

n = ʎ1/ʎ2 = sin ɑ/sin ʙ


- nʎ1 = panjang gelombang 1

- ʎ2 = panjang gelombang 2

- ɑ= sudut dating

- ʙ= sudut bias

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

1. Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata.

2. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum
pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik.

3. Sifat-sifat cahaya ialah cahaya bergerak lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah
lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap.

4. Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai perbandingan antara cepat rambat cahayadi udara
dengan cepat rambat cahaya di medium tersebut.

5. Berikut kuantitas yang digunakan untuk mengukur cahaya :

- T ( atau suhu )

- Iluminasi ( SI unit:lux)

- Flux luminasi ( SI unit:lumen )


- Intensitas luminasi ( SI unit:candela)
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya

http://info.gexcess.com/id/info/Pengertian_dan_Arti_dari_Cahaya.info

http://riyn.multiply.com/journal/item/47/Gelombang

http://nilasari.blog.uns.ac.id/2009/09/26/gelombang/

http://www.infolinks.com/search.html?q=ultrasonic&pid=17149&wsid

http://www.scribd.com/doc/34671196/Aplikasi-Gelombang-Bunyi

http://www.google.co.id/imglanding?
q=gelombang+elektromagnetika&hl=id&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=_CKrTvinlYY7TM:&imgrefurl=http://in
formasi-
fisika.blogspot.com/2010_04_01_archive.html&imgurl=http://aktifisika.files.wordpress.com/2008/11/el
ectromagneticwavefigure1.jpg&zoom=1&w=352&h=200&iact=hc&ei=erOpTPKpJYWfcZGRlNYN&oei=crO
pTImPO4LIvQOvr9yYDA&esq=2&page=2&tbnh=91&tbnw=160&start=23&ndsp=24&ved=1t:429,r:15,s:2
3&biw=1366&bih=549

Anda mungkin juga menyukai