Anda di halaman 1dari 18

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ........ 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ........ 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... ........ 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... ........ 4

BAB III KESIMPULAN............................................................................................ ........ 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ ........ 13

SOAL – SOAL DAN PENYELESAIAN ................................................................. ........ 14

1
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari semua yang kita lihat adalah pantulan dari suatu cahaya.
Dari pantulan tersebut kita dapat menikmati segala keindahan ciptaanNYA. Bisa
dibayangkan bagaimana dunia ini tanpa cahaya, mungkin seperti malam hari tanpa sinar
lampu pijar. Mungkin itulah kenapa Allah SWT menciptakan matahari sebagai sumber
cahaya alami.

Pertanyaan yang muncul adalah apa yang dimaksud dengan cahaya? Bagaimana dan
kenapa cahaya dapat dipantulkan? Ternyata cahaya adalah suatu gelombang tranversal, dan
mungkin jawaban pertanyaan terakhir adalah menyangkut sifat dari cahaya itu sendiri, yaitu
mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), intervensi, pelenturan (difraksi), dan
polarisasi.

Muncul pertanyaan lagi, apa bukti dari semua sifat cahaya tersebut? Bukti dari sifat
polarisasi misalnya, jika kita keluar pada siang hari kita akan merasa silau oleh terik
matahari. Itu tidak akan terjadi jika kita memakai kacamata hitam karena gelombang dari
sinar matahari tersebut akan terserap oleh kacamata hitam. Disini penulis akan mengkaji
lebih jauh tentang salah satu sifat cahaya tersebut, yakni polarisasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian polarisasi cahaya?

2. Bagaimana cahaya terpolarisasi?

3. Kenapa cahaya dapat terpolarisasi?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian polarisasi cahaya.

2. Untuk mengetahui bagaimana polarisasi cahaya.

2
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

3. Untuk mengetahui sebab polarisasi cahaya.

3
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Polarisasi Cahaya

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambatkan medan listrik dan medan
magnet berposisi tegak lurus satu sama lain dan bergetar tegak lurus terhadap arah rambatan.
Gelombang cahaya memiliki panjang gelombang dengan frekuensi tertentu yang nilainya
dapat di bedakan dalam spektrum elektromagnetiknya. Cahaya juga termasuk gelombang
transvesal yang berarti cahaya merambat tegaklurus terhadap arah rambatannya. 9Foster,
1997). Berikut ini beberapa teori tentang pengertian cahaya:

 Teori Korpuskuler(Newton)
Cahaya adalah korpuskel-korpuskel yang dipancarkan oleh sumber dan merambat
lurus dengan kecepatan besar
 Teori Undulasi (Huygen)
Cahaya adalah gelombang yang berasal dari sumber yang bergetar, merambat
dalammedium yang dinamakan eter.
 Teori Gelombang Elektromagnetik (Maxwell)
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik berasal dari medan listrik dan medan
magnet bergerak dengan kecepatan dalam ruang vacum sebesar c.

Adapun sifat-sifat cahaya itu sendiri antara lain:

1. Dapat merambat dalam ruang hampa (tidak perlu medium untuk merambat).

2. Tidak bermuatan listrik.

3. Merupakan gelombang transversal (arah getarnya tegak lurus dengan arah perambatannya).

4. Arah perambatannya tidak dapat dibelokkan pada medan listrik maupun medan magnet.

5. Memiliki sifat umum seperti mengalami polarisasi, pemantulan (refleksi), pembiasan


(refraksi), intervensi, dan pelenturan (difraksi).

4
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

Polarisasi cahaya atau pengkutuban adalah peristiwa perubahan arah getara


gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getaran. Poarisasi hanya terjadi pada
gelombang transvesal, yang berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah
osilasinya. Syaratnya adalah bahwa gelombang tersebut mempunyai arah osilasi tegak
lurus terhadap bidang rambatnya.(Soetrisno, 1979)

B. Jenis Polarisasi Cahaya


1. Polarisasi Linier
Cahaya terpolarisasi linier(terpolarisasi bidang) jika medan listriknya bergetar
pada suatu garis lurus rambatan gelombang medan listrik bersamaan dengan
gelombang medan magnet. Bila gelombang hanya mempunyai pergeseran Y,
maka gelombang tersebut terpolarisasi linier dan bergetar merambat dalam arah
Y. Polarisasi linier di tunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Polarisasi cahaya secara linier(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)

Warna merah menunjukkan medan magnet B, warna biru menunjukkan


perputaran medan listrik, warna hijau menunjukkan medan listrik E, dan warna
ungu menunjukkan jenis polarisasi linier.
2. Polarisasi Melingkar
Jika vektor medan listriknya berputar pada lingkaran, maka cahaya dikatakan
terpolarisasi melingkar. Polarisasi cahaya melingkar terdiri dari dua gelombang

5
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

bidang elektromagnetik yang tegak lurus, dengan amplitudo sama dan beda fase
90°. Jika ujung vektor medan listrik pada gelombang yang menjalar berputar
searah jarum jam, maka disebut polarisasi melingkar arah kanan. Sebaliknya jika
berlawanan arah jarum jam, disebut polarisasi melingkar arah kiri. Polarisasi
melingkar ini ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2.
Polarisasicahayasecaramelingkar(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)
3. Polarisasi Ellips
Hasil superposisi yang memberikan vektor medan listrik yang ujungnya
berputar pada sebuah ellips. Cahaya yang dipolarisasikan ellips terdiri dari dua
gelombang yang tegak lurus, dengan amplitudo tidak sama dan beda fase 90°.
Gelombang dengan polarisasi melingkar dan ellips dapat diuraikan menjadi dua
gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi ellips ini ditunjukkan pada
gambar 3.

6
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

Gambar 3. Polarisasicahayasecaraelips(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)
Pada kondisi kristal tertentu, sinar biasa dan sinar luar biasa melalui jalan
yangsama, tapi dengan kecepatan yang berbeda. Setelah keluar dari kristal, kedua
sinar akan berselisih fase, yang akan menghasilkan sinar terpolarisasi, yang
bentuknya tergantung dari beda fase. Untuk beda fasenya: π/2 , 3π/2, atau
kelipatan ganjil dari π/2, getarn yang dihasilkan akan berupa lingkaran. Untuk
selisih beda fasenya : 0 , π , 2π, 3π , atau setiap kelipatan bulat dari π, getaran
yang dihasilkan akan linier.Untuk semua selisih fase lainnya, getaran yang
dihasilkan akan berupa ellips.
C. Sebab-sebab Polarisasi Cahaya
1. PolarisasikarenaPemantulan

Cara sederhana untuk mendapatkan cahaya yang terpolarisasai adalah dengan


pemantulan cahaya berikut:

Sinar A dipantulkan oleh cermin P1 dan sinar yang terpantul dipantulkan lagi oleh
cermin P2. Ternyata apabila cermin P2 diputar terhadap poros cermin P1 dan P2
kelipatan 90° ternyata cahaya terpantul B berintensitas nol.

7
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

Gambar 4. Pemantulancahaya(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)

Sudutpantulinidisebutsudutpolarisasi.

- Hukum Brewster

MenuruthukumSnellius

n1 sin Φ1 = n2 sin Φ2

Jika n1 = 1 (untuk udara), Φ1 = Φn2 = n, Φ2 = Φ* dimana. Φ* = 900maka


hubungan antara sudut polarisasi Φdan sudut bias. Φ* menjadisin Φ = n sin
Φ* ataun = sin Φ / sin Φ* = tgΦ ………………………(1)

Gambar 5. PemantulanCahaya(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)

8
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

Hukummalus

- HukumMalus

Bahan yang dapatmempolarisaricahayabiasamenjaditerpolarisasi


.disebutpolarisatorsedangkanbahan yang dipergunakanuntuk
mencekterpolarisasinyasuatucahayadisebutanalisator .MenurutMalus ,
intensitascahaya yang
ditransmisikanolehanalisatortergantungpadasudutantarabidangpolarisatordanbidang

analisatorsebagaimanatergambar.

Gambar 6. PolarisasiCahaya(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)

9
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

Gambar 7. CahayaTerpolarisasi(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)

Hukum Malus

.....................................(1)

Presentase polarisasi:

..................................(2)

2. Polarisasikarenapenyerapan (Dikroisma)

Sifat kristal pembias kembar, dimana salah satu komponen terpolarisasi diserap lebih
kuat dari pada komponen yang lainnya. Contohnya kristal turmalin gambar C. Sinar biasa
terdiri atas komponen tegak lurus bidang gambar(warna merah) dan komponen sejajar
bidang gambar. Amplitudo komponen sejajar setelah masuk
bahan formalin menjadi lebih kecil(diserap) sedang, komponen
sejajar tetap besarnya.

10
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

Gambar 8. GambarPolarisasiPenyerapan(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)

3. Polarisasi karena pembiasan ganda (Bias kembar)

Sebagaian kristal non kubik(misal: kuarsa, turmalin, kalsit) bersifat non isotrop
artinya : kecepatan cahaya tidak sama ke semua arah. Dalam bahan yang demikian laju
cahaya tergantung pada arah rambatan. Cahaya yang masuk dalam bahan tersebut terbagi
menjadi dua berkas yaitu berkas cahaya biasa(ordiner) dan berkas cahaya luar biasa(extra
ordiner).

- Sinar biasa (sinar ordiner)


Sinar yang kecepatan rambatnya pada suatu medium sama ke semua arah.
- Sinar Luar Biasa
Sinar yang kecepatan rambatnya pada suatu medium tidak sama kesemua arah.
- Sumbu Optik
Suatu arah pada kristal, dimana sinar biasa dan sinar luar biasa merambat dengan
kecepatan yang sama.

11
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

4. PolarisasikarenaAbsorbi

Selektif Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar
gelombang cahaya dan hanya melewatkan salah satu bidang getar. Seberkas sinar
yang telah melewati polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga
sinar yang telah melewati polaroid adalah sinar yang terpolarisasi.Peristiwa polarisasi
ini disebut polarisasi karena absorbsi selektif. Polaroid banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada kacamata dari sinar matahari
(kacamata sun glasses) dan polaroid untuk kamera.

Gambar 4. Polarisasi karena absorbsi selektif(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)

5. Polarisasi karena Hamburan Cahaya


Hamburan cahaya : fenomena penyerapan cahaya dan pemancarannya kembali
oleh suatu medium atau benda. Cahaya datang pada medium penghambur(cahaya
datang tak terpolarisasi) dalam arah sumbu Z: cahaya yang dihamburkan pada arah
sumbu X. Dipolarisasi pada arah sumbu Y, sedangkan cahaya yang dihamburkan pada
arah sumbu Y dipolarisasi pada arah X. Gambar D.

PenerapanPolarisasidalamKehidupan

Salah satupenerapanpentingdari proses polarisasiadalah Liquid Crystal


Dsiplay (LCD). LCD digunakandalamberbagaitampilan, darimulai jam digital,
layarkalkulator, hinggalayar televise. LCD dapatdiartikanalatperagakristalcair,
berisidua filter polarisasi yang salingmenyilangdandidukungoelhsebuahcermin.
Biasanyapolarisator yang salingmenyilangmenghalangisemuacahaya yang

12
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

melewatinya. Namun, diantarkedua filter ituterdapatlapisankristalcair.


Selainenergilistrikalatinidipadamkan, kristalnyamemutarsinar-sinar yang
kuatdenganmembentuksudut 900. Sinar-sinar yang
berputaritukemudiandapatmenembus filter (penyaring) bagianbelakang.
Kemudiansinar-sinaritudipantulkanolehcerminsehinggaperaga (layar) tampakputih.
Angkaatauhurufpadaperagadenganmenyatakandaerah-daerahkristalcair.
Inimengubahposisikristalcairtersebutsehinggakristal-kristaltidaklagimemutarcahaya.

13
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

BAB III

KESIMPULAN

1) Cahayaadalahenergiberbentukgelombangelektromagnetik yang
kasatmatadenganpanjanggelombangsekitar 380–750 nm.
2) Polarisasiadalahperistiwapenyerapanarahbidanggetardarigelombang.
3) Polarisasicahayaataupolarisasioptikadalahsalahsatusifatcahaya yang
bergeraksecaraoscillasidanmenujuarahtertentu.
4) Suatucahayadikatakanterpolarisasiapabilacahayaitubergerakmerambatkearahtertentu
5) Beberapamacam / jenispolarisasiantara lain adalahpolarisasi linear,
polarisasimelingkar, danpolarisasiellips.
6) Cahayadapatmengalamipolarisasikarenaberbagaicara, antara lain
karenaperistiwapemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsiselektif, danhamburan.

14
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

DAFTAR PUSTAKA

Drs. LilikHendrajaya,Dkk. 1983. FisikaUniversitasSoal – PenyelesaianOptika.


Surabya :SinarWijaya

Ahmad Zaelani, Cucun Cunayah, Etsa Indra Irawan.2006. 1700 Bank Soal Bimbingan
Pemantapan Fisika. Bandung : Yrama Widya.

Kuliahpolarisasi 09.pdf

Kuliah-17PolarisasiGelombang EMInsitutTeknologi Bandung.ppt

Diaksestanggal 10 Mei 2015.

http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=55:contoh-soal-
polarisasi-dengan-penyerapan-selektif&catid=6:gelombang-cahaya&Itemid=104

15
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

SOAL – SOAL DAN PENYELESAIAN

1. Suatu zat terletak di dalam air dengan indeks bias n1 = 4/3. seberkas sinar yang
mengenai zat ini akan mengalami polarisasi jika sinar datang dengan sudut polarisasi
Ɵ1= 600. Hitung Berapa besar indeks bias zat n2 ?
Penyelesaian :
• Diketahui :
n 1 = 4/3
Ɵ1 = 600
• Ditanya :
n2 = ?
• Jawaban :
Gunakan persamaan sudut brewster untuk menentukan indeks bias zat n2 !
Tan Ɵ1 = n2
n1
n2 = n1 tan Ɵ1
n2 = 4/3 tan 600
n2 = 4/3 x √3
n2 = 4/3√3 , jadi besar indeks bias zat n2 adalah 4/3√3.

2. Dua buah polaroid menghasilkan intensitas cahaya yang diamati mata I2 =¼ I1. Jika
I1 adalah intensitas cahaya yang dilewatkan polarisator P1 , tentukan besar sudut yang
dibentuk sumbu mudah polarisator P1 dengan sumbu mudah analisatr P2 !
Penyelesaian :
• Diketahui :
I2 =¼ I1
• Ditanya :
Ɵ= ?
• Jawaban :
I2= I1 cos2 Ɵ
¼ I1 = I1 cos2 Ɵ
¼ = cos2 Ɵ

16
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

½ = cos Ɵ
Ɵ = 600 , Jadi besar sudut yang dibentuk sumbu mudah polarisator
P1 dengansumbu mudah analisatr P2 adalah 600.

3. Seberkas sinar datang pada permukaan zat cair yang memiliki indeks bias 4/3. Jika
indeks bias udara=1, tentukan besarnya sudut brewster ?
Penyelesaian
• Dik :
n1 = 4/3
n2 = 1
• Ditanya :
Ɵ= ?
n1.Tan Ɵ =n2
¾.Tan Ɵ = 1
Tan Ɵ = 4/3
Ɵ = 530

4. Duapelatpolarisatormemilikiarahpolarisasi yang
samasehinggaintensitasImdaricahayaygditeruskanadalahmaksimum.
Kesudutberapapelatharusdiputarsupayaintensitasturunmenjadiseparohnya.

Penyelesaian :

I = ½ Im

½ Im = Io cos2

 = cos-1 (1/2) =  45o,  135o

5. Seberkas cahaya alamiah dilewatkan pada dua keping kaca polaroid yang arah
polarisasi satu sama lain membentuk sudut 60°. Jika intensitas cahaya alamiahnya 100
Wcm-2, tentukanlah intensitas cahaya yang telah melewati cahaya polaroid itu.

17
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

Penyelesaian:

Jadi, intensitascahaya yang dilewatkan 12,5 Wcm-2.

6. Suatuberkascahayatakterpolarisasimerambatpadaarahsumbu x
menujukesebuahpolarisator yang
mampumemisahkanberkasdatangmenjadiduaberkasyaituberkas A
terpolarisasihanyasearahsumbu z danberkas B yang terpolarisasipadaarahsumbu y.
Berkascahayakemudiandilewatkanlagikepolarisatorkeduadenganorientasi yang
samadenganpolarisatorpertama. Berapapersenperubahanintensitasberkas B
setelahlewatpolarisatorkedua ?
Penyelesaian :
Cahayaterpolarisasidirambatkankepolarisatorkeduadenganorientasi yang
samadenganpolarisatorpertama (q = 0)
I1 = ½ I2
I2 = I1 cos2 θ
I2 = ½ .I0 .cos2 θ
= ½ I0 ,Jadiprosentaseperubahanintensitasnya 50%.

18

Anda mungkin juga menyukai