Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
DAFTAR ISI
1
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari semua yang kita lihat adalah pantulan dari suatu cahaya.
Dari pantulan tersebut kita dapat menikmati segala keindahan ciptaanNYA. Bisa
dibayangkan bagaimana dunia ini tanpa cahaya, mungkin seperti malam hari tanpa sinar
lampu pijar. Mungkin itulah kenapa Allah SWT menciptakan matahari sebagai sumber
cahaya alami.
Pertanyaan yang muncul adalah apa yang dimaksud dengan cahaya? Bagaimana dan
kenapa cahaya dapat dipantulkan? Ternyata cahaya adalah suatu gelombang tranversal, dan
mungkin jawaban pertanyaan terakhir adalah menyangkut sifat dari cahaya itu sendiri, yaitu
mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), intervensi, pelenturan (difraksi), dan
polarisasi.
Muncul pertanyaan lagi, apa bukti dari semua sifat cahaya tersebut? Bukti dari sifat
polarisasi misalnya, jika kita keluar pada siang hari kita akan merasa silau oleh terik
matahari. Itu tidak akan terjadi jika kita memakai kacamata hitam karena gelombang dari
sinar matahari tersebut akan terserap oleh kacamata hitam. Disini penulis akan mengkaji
lebih jauh tentang salah satu sifat cahaya tersebut, yakni polarisasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
3
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
BAB II
PEMBAHASAN
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambatkan medan listrik dan medan
magnet berposisi tegak lurus satu sama lain dan bergetar tegak lurus terhadap arah rambatan.
Gelombang cahaya memiliki panjang gelombang dengan frekuensi tertentu yang nilainya
dapat di bedakan dalam spektrum elektromagnetiknya. Cahaya juga termasuk gelombang
transvesal yang berarti cahaya merambat tegaklurus terhadap arah rambatannya. 9Foster,
1997). Berikut ini beberapa teori tentang pengertian cahaya:
Teori Korpuskuler(Newton)
Cahaya adalah korpuskel-korpuskel yang dipancarkan oleh sumber dan merambat
lurus dengan kecepatan besar
Teori Undulasi (Huygen)
Cahaya adalah gelombang yang berasal dari sumber yang bergetar, merambat
dalammedium yang dinamakan eter.
Teori Gelombang Elektromagnetik (Maxwell)
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik berasal dari medan listrik dan medan
magnet bergerak dengan kecepatan dalam ruang vacum sebesar c.
1. Dapat merambat dalam ruang hampa (tidak perlu medium untuk merambat).
3. Merupakan gelombang transversal (arah getarnya tegak lurus dengan arah perambatannya).
4. Arah perambatannya tidak dapat dibelokkan pada medan listrik maupun medan magnet.
4
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
5
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
bidang elektromagnetik yang tegak lurus, dengan amplitudo sama dan beda fase
90°. Jika ujung vektor medan listrik pada gelombang yang menjalar berputar
searah jarum jam, maka disebut polarisasi melingkar arah kanan. Sebaliknya jika
berlawanan arah jarum jam, disebut polarisasi melingkar arah kiri. Polarisasi
melingkar ini ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2.
Polarisasicahayasecaramelingkar(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)
3. Polarisasi Ellips
Hasil superposisi yang memberikan vektor medan listrik yang ujungnya
berputar pada sebuah ellips. Cahaya yang dipolarisasikan ellips terdiri dari dua
gelombang yang tegak lurus, dengan amplitudo tidak sama dan beda fase 90°.
Gelombang dengan polarisasi melingkar dan ellips dapat diuraikan menjadi dua
gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi ellips ini ditunjukkan pada
gambar 3.
6
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
Gambar 3. Polarisasicahayasecaraelips(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)
Pada kondisi kristal tertentu, sinar biasa dan sinar luar biasa melalui jalan
yangsama, tapi dengan kecepatan yang berbeda. Setelah keluar dari kristal, kedua
sinar akan berselisih fase, yang akan menghasilkan sinar terpolarisasi, yang
bentuknya tergantung dari beda fase. Untuk beda fasenya: π/2 , 3π/2, atau
kelipatan ganjil dari π/2, getarn yang dihasilkan akan berupa lingkaran. Untuk
selisih beda fasenya : 0 , π , 2π, 3π , atau setiap kelipatan bulat dari π, getaran
yang dihasilkan akan linier.Untuk semua selisih fase lainnya, getaran yang
dihasilkan akan berupa ellips.
C. Sebab-sebab Polarisasi Cahaya
1. PolarisasikarenaPemantulan
Sinar A dipantulkan oleh cermin P1 dan sinar yang terpantul dipantulkan lagi oleh
cermin P2. Ternyata apabila cermin P2 diputar terhadap poros cermin P1 dan P2
kelipatan 90° ternyata cahaya terpantul B berintensitas nol.
7
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
Gambar 4. Pemantulancahaya(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)
Sudutpantulinidisebutsudutpolarisasi.
- Hukum Brewster
MenuruthukumSnellius
n1 sin Φ1 = n2 sin Φ2
Gambar 5. PemantulanCahaya(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)
8
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
Hukummalus
- HukumMalus
analisatorsebagaimanatergambar.
Gambar 6. PolarisasiCahaya(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)
9
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
Gambar 7. CahayaTerpolarisasi(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)
Hukum Malus
.....................................(1)
Presentase polarisasi:
..................................(2)
2. Polarisasikarenapenyerapan (Dikroisma)
Sifat kristal pembias kembar, dimana salah satu komponen terpolarisasi diserap lebih
kuat dari pada komponen yang lainnya. Contohnya kristal turmalin gambar C. Sinar biasa
terdiri atas komponen tegak lurus bidang gambar(warna merah) dan komponen sejajar
bidang gambar. Amplitudo komponen sejajar setelah masuk
bahan formalin menjadi lebih kecil(diserap) sedang, komponen
sejajar tetap besarnya.
10
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
Gambar 8. GambarPolarisasiPenyerapan(id.m.wikipedia.org/wiki/Polarisasi)
Sebagaian kristal non kubik(misal: kuarsa, turmalin, kalsit) bersifat non isotrop
artinya : kecepatan cahaya tidak sama ke semua arah. Dalam bahan yang demikian laju
cahaya tergantung pada arah rambatan. Cahaya yang masuk dalam bahan tersebut terbagi
menjadi dua berkas yaitu berkas cahaya biasa(ordiner) dan berkas cahaya luar biasa(extra
ordiner).
11
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
4. PolarisasikarenaAbsorbi
Selektif Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar
gelombang cahaya dan hanya melewatkan salah satu bidang getar. Seberkas sinar
yang telah melewati polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga
sinar yang telah melewati polaroid adalah sinar yang terpolarisasi.Peristiwa polarisasi
ini disebut polarisasi karena absorbsi selektif. Polaroid banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada kacamata dari sinar matahari
(kacamata sun glasses) dan polaroid untuk kamera.
PenerapanPolarisasidalamKehidupan
12
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
13
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
BAB III
KESIMPULAN
1) Cahayaadalahenergiberbentukgelombangelektromagnetik yang
kasatmatadenganpanjanggelombangsekitar 380–750 nm.
2) Polarisasiadalahperistiwapenyerapanarahbidanggetardarigelombang.
3) Polarisasicahayaataupolarisasioptikadalahsalahsatusifatcahaya yang
bergeraksecaraoscillasidanmenujuarahtertentu.
4) Suatucahayadikatakanterpolarisasiapabilacahayaitubergerakmerambatkearahtertentu
5) Beberapamacam / jenispolarisasiantara lain adalahpolarisasi linear,
polarisasimelingkar, danpolarisasiellips.
6) Cahayadapatmengalamipolarisasikarenaberbagaicara, antara lain
karenaperistiwapemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsiselektif, danhamburan.
14
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zaelani, Cucun Cunayah, Etsa Indra Irawan.2006. 1700 Bank Soal Bimbingan
Pemantapan Fisika. Bandung : Yrama Widya.
Kuliahpolarisasi 09.pdf
http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=55:contoh-soal-
polarisasi-dengan-penyerapan-selektif&catid=6:gelombang-cahaya&Itemid=104
15
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
1. Suatu zat terletak di dalam air dengan indeks bias n1 = 4/3. seberkas sinar yang
mengenai zat ini akan mengalami polarisasi jika sinar datang dengan sudut polarisasi
Ɵ1= 600. Hitung Berapa besar indeks bias zat n2 ?
Penyelesaian :
• Diketahui :
n 1 = 4/3
Ɵ1 = 600
• Ditanya :
n2 = ?
• Jawaban :
Gunakan persamaan sudut brewster untuk menentukan indeks bias zat n2 !
Tan Ɵ1 = n2
n1
n2 = n1 tan Ɵ1
n2 = 4/3 tan 600
n2 = 4/3 x √3
n2 = 4/3√3 , jadi besar indeks bias zat n2 adalah 4/3√3.
2. Dua buah polaroid menghasilkan intensitas cahaya yang diamati mata I2 =¼ I1. Jika
I1 adalah intensitas cahaya yang dilewatkan polarisator P1 , tentukan besar sudut yang
dibentuk sumbu mudah polarisator P1 dengan sumbu mudah analisatr P2 !
Penyelesaian :
• Diketahui :
I2 =¼ I1
• Ditanya :
Ɵ= ?
• Jawaban :
I2= I1 cos2 Ɵ
¼ I1 = I1 cos2 Ɵ
¼ = cos2 Ɵ
16
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
½ = cos Ɵ
Ɵ = 600 , Jadi besar sudut yang dibentuk sumbu mudah polarisator
P1 dengansumbu mudah analisatr P2 adalah 600.
3. Seberkas sinar datang pada permukaan zat cair yang memiliki indeks bias 4/3. Jika
indeks bias udara=1, tentukan besarnya sudut brewster ?
Penyelesaian
• Dik :
n1 = 4/3
n2 = 1
• Ditanya :
Ɵ= ?
n1.Tan Ɵ =n2
¾.Tan Ɵ = 1
Tan Ɵ = 4/3
Ɵ = 530
4. Duapelatpolarisatormemilikiarahpolarisasi yang
samasehinggaintensitasImdaricahayaygditeruskanadalahmaksimum.
Kesudutberapapelatharusdiputarsupayaintensitasturunmenjadiseparohnya.
Penyelesaian :
I = ½ Im
½ Im = Io cos2
5. Seberkas cahaya alamiah dilewatkan pada dua keping kaca polaroid yang arah
polarisasi satu sama lain membentuk sudut 60°. Jika intensitas cahaya alamiahnya 100
Wcm-2, tentukanlah intensitas cahaya yang telah melewati cahaya polaroid itu.
17
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
Penyelesaian:
6. Suatuberkascahayatakterpolarisasimerambatpadaarahsumbu x
menujukesebuahpolarisator yang
mampumemisahkanberkasdatangmenjadiduaberkasyaituberkas A
terpolarisasihanyasearahsumbu z danberkas B yang terpolarisasipadaarahsumbu y.
Berkascahayakemudiandilewatkanlagikepolarisatorkeduadenganorientasi yang
samadenganpolarisatorpertama. Berapapersenperubahanintensitasberkas B
setelahlewatpolarisatorkedua ?
Penyelesaian :
Cahayaterpolarisasidirambatkankepolarisatorkeduadenganorientasi yang
samadenganpolarisatorpertama (q = 0)
I1 = ½ I2
I2 = I1 cos2 θ
I2 = ½ .I0 .cos2 θ
= ½ I0 ,Jadiprosentaseperubahanintensitasnya 50%.
18