Abstrak―Percobaan uji konduktivitas termal dengan metode yang menyebabkan perpindahan energi dari satu permukaan
hantaran non vakum ini bertujuan untuk menentukan nilai benda panas ke permukaan benda lain dengan temperatur yang
konduktivitas termal material dan mengetahui faktor-faktor lebih rendah dari benda sebelumnya. Koefisien konduktivitas
yang memengaruhi nilai konduktivitas termal material. Prinsip termal didefinisikan sebagai laju panas pada suatu benda
dari percobaan ini adalah peristiwa hantaran panas secara dengan suatu gradien temperatur . Maka dari itu, konduktivitas
konduksi dimana perpindahan panas dari satu material ke termal dapat dinyatakan sebagai kemampuan suatu bahan
material lain tanpa diikuti perpindahan massa benda tersebut. dalam menghantarkan kalor. Nilai konduktivitas termal
Pada percobaan ini bahan uji yang digunakan diletakkan menjadi hal yang penting untuk mengklasifikasikan jenis dari
diantara 2 silinder alumunium yang kemudian dipanaskan penghantar yaitu konduksi panas yang baik (good conductor)
menggunakan kompor listrik selama ± 10 menit. Setelah melalui untuk nilai koefisien konduktivitas termal yang tinggi dan
proses pemanasan kemudian diukur suhu untuk nilai T1 penghantar panas yang tidak baik (good insulator) untuk nilai
koefisien panas yang rendah.[1]
adalah perbatasan antara permukaan kompor dengan
Konduktivitas termal dipengaruhi oleh beberapa faktor,
bagian bawah permukaan silinder alumunium, T2 adalah yaitu suhu, kepadatan material penyusun, porositas, serta
bagian permukaan alumunium dengan bagian bawah kandungan uap air di dalam bahan. Pengaruh suhu terhadap
permukaan bahan uji, T3 adalah bagian atas permukaan konduktivitas termal merupakan salah satu faktor eksternal
bahan uji dengan silinder alumunium bagian bawah, dan dimana secara umum dapat dikatakan bahwa nilai
T4 adalah bagian atas permukaan dari bahan uji . Dari konduktivitas termal akan meningkat apabila suhu yang
diberikan juga meningkat. Keadaan pori-pori atau rongga pada
percobaan ini dapat diketahui bahwa nilai konduktivitas
bahan akan mempengaruhi konduktivitas termal. Semakin
untuk bahan uji yang digunakan berupa arang sebesar besar rongga di dalam bahan membuat proses penghantaran
10190.74 W/m℃ dan untuk kayu sebesar 1456.33 W/m℃. kalor semakin lama sehingga nilai konduktivitasnya menajdi
Faktor-faktor yang memengaruhi konduktivitas termal rendah. Kandungan uap air juga mempengaruhi konduktivitas
dari suatu bahan antara lain karateristik dan struktur termal karena faktor ini akan membuat panas yang diberikan
dari bahan tersebut berupa densitas dan porositas bahan terserap terlebih dahulu oleh uap air.
serta kandungan air dari setiap bahan uji yang digunakan, Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki
oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor
dimana kayu lebih banyak mengandung air daripada
suatu benda dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika
arang. suhunya tinggi maka kalor pada benda tersebut juga tinggi,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
Kata Kunci—Konduktivitas, Konduksi, Termal di dalam benda tersebut juga bernilai rendah. Salah satu
fenomena perpindahan kalor adalah konduksi .Konduksi
I. PENDAHULUAN adalah proses perpindahan panas yang tidak diikuti dengan
Setiap bahan suatu benda pasti memiliki karateristik yang perpindahan massa dari benda. Konduksi disebabkan oleh
dT
q kA
dl
dimana q adalah laju perpindahan kalor konduksi (Watt), A
adalah luas penampang (m2), k adalah konduktivitas bahan
(W/moC). Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul
dari satu tempat ke tempat lain.
Pirometer adalah sebuah termometer yang sangat akurat
yang mengukur suhu benda dengan jalan mengukur besarnya
radiasi total atau radiasi pada salah satu panjang gelombang.
Pirometer dapat mengukur suhu yang sangat tinggi (kira-kira
500oC – 3000oC). Secara teori, suatu benda yang panas akan
memancarkan radiasi dan cahaya disekelilingnya, semakin
tinggi suhu benda tersebut maka makin besar radiasi dan
intensitas cahaya yang dipancarkan. Besarnya radiasi dan
intensitas cahaya ini tergantung dari suhu benda dan dari
warna atau panjang gelombang sinar yang dipancarkan. Gambar 1. Skema Alat Uji
Dengan mengukur radiasi total atau radiasi pada salah satu Konduktivitas Termal
panjang gelombang maka temperature benda akan dapat B. Skema Alat
ditentukan tanpa menyentuh benda tersebut, bahkan jika Anda
Skema rangkaian pada pecobaan ini dapat dilihat pada
berdiri agak jauh dari benda tersebut.
Pirometer dibagi menjadi 2, yaitu: Pirometer Radiasi dan Gambar 1.
pirometer optik. Prinsip kerja pirometer radiasi yaitu dengan
mengukur radiasi total yang dipancarkan oleh benda yang C. Langkah Kerja
diukur. Pengukuran radiasinya dilakukan dengan Dalam melakukan percobaan ini per;u diakukan beberapa
menggunakan sensor panas seperti termokopel, radiasi yang langkah yaitu, yang pertama adalah alat dan bahan disiapkan
datang diubah menjadi panas dan akan menaikkan temperature dan dipastikan bekerja dengan baik. Kemudian kompor
sensor atau sebuah sel peka cahaya mengubah energy cahaya dinyalakan dan silinder alumunium beserta beserta bahan uji
menjadi besaran listrik. Sedangkan prinsip kerja disusun dengan bahan uji berada diantara dua silinder
pirometeroptik yaitu dengan mengukur radiasi pada salah satu alumunium tersebut. Kemudian ditunggu selama ±10 menit
warna (panjang gelombang). Pirometer optic bekerja untuk lama dari pemanasan bahan. Besar suhu pada setiap
berdasarkan pengukuran radiasi pada suatu panjang perbatasan antar permukaan bahan uji dengan silinder
gelombang tertentu. Radiasi ini dinyatakan oleh terang benda alumunium diukur menggunakan pirometer. Untuk nilai T1
tersebut pada warna yang sesuai dengan panjang gelombang. adalah perbatasan antara permukaan kompor dengan bagian
Pengukuran terang benda ini dilakukan dengan cara bawah permukaan silinder alumunium, T2 adalah bagian
membandingkan dengan suatu lampu standard yang terangnya permukaan alumunium dengan bagian bawah permukaan
dapat diatur. Dengan mengatur arus yang melalui lampu, bahan uji, T3 adalah bagian atas permukaan bahan uji dengan
filamen dari lampu dapat dibuat sama terang dengan benda silinder alumunium bagian bawah, dan T4 adalah bagian atas
yang akan diukur suhunya. Bila terang filament dan benda permukaan dari silinder alumunium. Setelah dipanaskan,
telah sama maka keduanya akan terlihat baur menjadi satu. Silinder alumunium didinginkan hingga mencapai suhu
Bila suhu salah satu lebih tinggi maka akan terlihat berbeda. ruangan dengan cara dicelupkan dalam air. Pengukuran
Besarnya arus yang melalui filamen lampu dapat langsung tersebut dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan dan
dikalibrasi menjadi temperature dari benda tersebut. Faktor dilanjutkan dengan sampel berbeda.
yang mempengaruhi ketelitian pengukuran adalah jarak dan
ukuran dari target area, penyerapan radiasi oleh media udara, D. Diagram Alir
lensa dan lain-lain, sensivitas dari mata dalam membedakan Untuk memudahkan dalam mengerti proses percobaan Uji
terang Konduktivitas Panas Material dengan Metode Hantaran Non
II. METODOLOGI PERCOBAAN
Vakum ini dapat dilihat pada Gambar 2.
A. Alat
Di dalam percobaan ini peralatan yang digunakan E. Persamaan
antara lain adalah satu set kompor listrik sebagai sumber Persamaan yang digunakan pada percobaan ini adalah
panas, penggaris untuk mengukur tinggi dan diameter bahan sebagai berikut.
uji, stopwatch untuk menghitung waktu pemanasan, penjepit 𝐴𝐴𝑙 𝐿𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑇1 − 𝑇2 )
𝑘𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 𝑘𝐴𝑙
untuk mengambil bahan uji ketika selesai dipanaskan, dan 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐿𝐴𝑙 (𝑇2 − 𝑇3 )
terakhir pirometer untuk mengukur suhu pada setiap
permukaan bahan. Bahan uji yang digunakan dalam percobaan
ini adalah kayu dan arang.
LAPORAN PERCOBAAN FISLAB MATERIAL (EDEN LAZUARDI/01111640000016) 3
B. Analisa Perhitungan
Dari data percobaan yang telah didapatkan maka
dilakukan perhitungan untuk mencari nilai konduktivitas
termal suatu material. Dengan menggunakan data hasil
percobaan pertama material karet perhitungan seperti berikut:
Diketahui :
KAl = 202 W/m°C
DAl = 0,025 m
LAl = 0,017 m
Lsampel = 0,020 m
Dsampel = 0,015 m
T1 = 176 °C
T2 = 55 °C
T3 = 50 °C
Ditanya : 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =……?
𝑘𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =……?
Jawab :
𝜋 ∙ 𝑑𝐴𝑙 2
A𝐴𝑙 =
4
𝜋 ∙ 0,0252
=
4
= 0,00049 𝑚2
2
𝜋 ∙ 𝑑𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
A𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
4
𝜋 ∙ 0,015 2
=
4
= 0,000177 𝑚2
A𝐴𝑙 ∙ 𝐿𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ∙ 𝑇1 − 𝑇2
𝑘𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 𝑘𝐴𝑙
A𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ∙ 𝐿𝐴𝑙 ∙ 𝑇2 − 𝑇3