Anda di halaman 1dari 15

PEMBERIAN BUAH PEPAYA TERHADAP TEKANAN

DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS NGAMPILAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

ASMI FARWATI
080201117

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2012

 
PEMBERIAN BUAH PEPAYA TERHADAP TEKANAN
DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NGAMPILAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada
Program Pendidikan Ners - Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun Oleh :

ASMI FARWATI
080201117

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2012
ii

 
HALAMAN PERSETUJUAN

PEMBERIAN BUAH PEPAYA TERHADAP TEKANAN


DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NGAMPILAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

ASMI FARWATI
080201117

Telah Dipertahankan di Depan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat Untuk


Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Pendidikan Ners - Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Oleh:

Pembimbing : Ruhyana, S.Kep.Ns.,MAN


Tanggal : 23 Februari 2012
Tanda Tangan :

iii

 
 

PEMBERIAN BUAH PEPAYA TERHADAP TEKANAN


DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NGAMPILAN
YOGYAKARTA1

INTISARI

Asmi Farwati2, Ruhyana3

Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
dikategorikan sebagai the silent disease. Hipertensi bisa dikendalikan dengan pengobatan
herbal, salah satunya dengan buah pepaya karena pepaya memiliki kandungan kalium dan
antioksidan (vitamin C) yang dapat menurunkan tekanan darah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian buah pepaya dapat
berpengaruh terhadap tekanan darah penderita hipertensi.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode Quasi eksperiment dengan
rancangan pretest-postest tanpa kelompok kontrol. Populasinya adalah kelompok dewasa
yang berjumlah 34 orang dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan
Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 10
orang. Analisis data menggunakan rumus Paired t-test.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan nilai p untuk tekanan darah sistolik yaitu
0.019 dan nilai p untuk tekanan darah diastolik yaitu 0.496 dengan taraf signifikan 0.05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pepaya dapat menurunkan tekanan darah
sistolik, tetapi tidak dapat menurunkan tekanan darah diastolik.
Kesimpulan dan Saran: Mengacu pada hasil penelitian ini, maka masyarakat dapat
memanfaatkanya sebagai informasi dan menjadikan pepaya sebagai salah satu terapi
penurunan tekanan darah, bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperbanyak responden dan
menggunakan kelompok kontrol.

Kata kunci : Pepaya, hipertensi, sistolik, diastolik, tekanan darah


Kepustakaan : 18 buku (2001-2011), 5 internet, 2 jurnal, 5 skripsi
Jumlah halaman : i-xiii, 63 halaman, 8 tabel, 4 gambar, 14 lampiran

1
Judul Skripsi
2
PPN-PSIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PPN-PSIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
iv 

 
 

EFFECT OF PAPAYA TO BLOOD PRESSURE HYPERTENSIVE


PATIENTS AT THE WORKING AREA OF NGAMPILAN
HEALTH CENTER YOGYAKARTA1

Asmi Farwati2, Ruhyana3

ABSTRACT

Background: Hipertension is a cardiac and cardiovascular disorder catagorized as a silent


disease. Hipertension can be controlled though herbal medication, one of which is papaya.
The fruit contains potassium and antioxidant (vitamin C) that can lower blood pressure.
Objective: The objective of the study was to find out whether papaya supplementation cauld
affect blood pressure of hypertensive patients.
Method of The Research: The was Quasi experiment with Pretest-Posttest design without
control group. Population consisted of 34 hypertensive adult patients at working area of
Ngampilan Health Center Yogyakarta. Samples were taken purposively as many as 10
people. Data analysis used Paired T-test.
Results of The Research: Score of p for systolic blood pressure was 0.019 and for diastolic
blood pressure was 0,496 at significance 0.05.
Conclusion and Suggestion: Papaya suplementation could lower systolic blood pressure but
not diastolic blood pressure. The result of the study could be used as information and people
should use papaya as a therapy to lower blood pressure. Later researchers could extend the
number of respondents and used control group.

Key words : Papaya, hypertension, systolic, diastolic, blood pressure


References : 18 books (2001-2011), 5 internets, 2 journals, 5 thesis
Page number : i-xiii, 63 pages, 8 tables, 4 images, 14 attachments

1
Title of the Thesis
2
Student of School of Nursing, ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3
Lecturer of School of Nursing, ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta

 
PENDAHULUAN merupakan penyakit urutan pertama (163
pasien atau 56,99%) dengan total jumlah
Hipertensi adalah penyakit kelainan kunjungan pada bulan Oktober 2011
jantung dan pembuluh darah yang sebanyak 286. Menurut kader Puskesmas
ditandai dengan peningkatan tekanan Ngampilan, puskesmas juga telah
darah. Hipertensi tak ubahnya bom waktu memiliki program kesehatan untuk
karena tidak mengirimkan sinyal-sinyal menanggulangi hipertensi yaitu
bahaya terlebih dahulu (Marliani, 2007). penyuluhan kesehatan, tetapi kegiatan
Penyakit ini dikategorikan sebagai the tersebut belum terlaksana secara optimal.
silent disease karena penderita tidak Hipertensi yang tidak terkontrol
mengetahui dirinya mengidap hipertensi dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
sebelum memeriksakan tekanan darahnya Adapun komplikasi yang dapat terjadi
(Shadine, 2010). yaitu pada otak yang meliputi stroke dan
Hampir 1 miliar orang atau sekitar demensia, pada mata yaitu kebutaan,
seperempat dari seluruh populasi orang pada jantung dan pembuluh darah yaitu
dewasa di seluruh dunia menyandang arteriosklerosis, aterosklerosis,
tekanan darah tinggi. Jumlah ini aneurisma, penyakit pada arteri
cenderung meningkat, bahkan koronaria, hipertropi pada bilik kiri
diperkirakan jumlah penderita hipertensi jantung, gagal jantung dan gagal ginjal
ini akan meningkat menjadi 1,6 miliar (Marliani, 2007).
jiwa menjelang tahun 2025 (Junaidi, Selain pengobatan secara
2010). farmakologi, hipertensi juga bisa
Hipertensi merupakan penyebab dikontrol melalui pengobatan non
kematian nomor 3 setelah stroke dan farmakologi, salah satu pengobatan non
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari farmakologi adalah dengan menggunakan
populasi kematian pada semua umur di tanaman obat. Pengobatan hipertensi
Indonesia (Depkes RI, 2008). Adanya menggunakan tanaman obat dilakukan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) berdasarkan konsep yang mencakup
Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan empat sisi, yaitu penurunan tekanan
prevalensi hipertensi secara nasional darah, perbaikan kerusakan atau
mencapai 31,7% (DINKES, 2011). ketidakberesan organ yang menjadi
Data yang diperoleh dari Dinas penyebab, pengobatan atau pencegahan
Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa komplikasi dan penyertanya, serta
Yogyakarta (2011) menunjukkan bahwa pemeliharaan lingkungan tubuh dalam
pola penyakit pada semua golongan umur kondisi tekanan darah normal (Andrianto,
telah mulai didominasi oleh penyakit- 2011).
penyakit degeneratif, misalnya penyakit Salah satu alternatif pengobatan
kardiovaskuler. Salah satu penyakit yang non farmakologi pada pasien hipertensi
termasuk gangguan sistem adalah pemberian buah pepaya masak
kardiovaskuler adalah hipertensi atau sebanyak 200 gram. Dari segi kandungan
tekanan darah tinggi. Sedangkan menurut mineral, buah pepaya masak memiliki
hasil survei kesehatan daerah (Surkesda) kandungan kalium sebesar 257 mg/100 g
pada tahun 2007 menunjukan bahwa dan sangat sedikit natrium sebesar 3
provinsi DIY masuk dalam lima besar mg/100 g (Suryani, 2011). Kalium
provinsi dengan kasus hipertensi berfungsi mempertahankan
terbanyak. keseimbangan cairan intrasel. Menurut
Menurut data yang diperoleh dari Kowalski (2010) Rasio kalium terhadap
studi pendahuluan di Puskesmas natrium yang ideal adalah lima banding
Ngampilan Yogyakarta, hipertensi satu. Selain itu, pepaya juga megandung
1

 

antioksidan yang tinggi yaitu vitamin C. merokok dan Diabetes Mellitus dapat
Pepaya merupakan sumber vitamin C dikendalikan, sedangkan stres dan pola
yang baik, sehingga mampu mencegah konsumsi garam, olahraga, kadar
kerusakan sel yang disebabkan oleh kolesterol tinggi dan fungsi ginjal
radikal bebas dan sebagai donor elektron. menurun diabaikan.
Kerjasama vitamin E, vitamin C dan Peneliti melakukan intervensi
betakaroten akan mempermudah berupa pemberian pepaya kepada
pelumpuhan radikal bebas penderita hipertensi di Wilayah Kerja
(Kumalaningsih, 2006). Puskesmas Ngampilan Yogyakarta
Berdasarkan studi pendahuluan sebanyak 200 gram yang dikonsumsi
yang telah dilakukan oleh peneliti pada pada sore hari sebelum makan antara jam
tanggal 18 November 2011 di Puskesmas 16.00-18.00 selama 7 hari, dengan tujuan
Ngampilan Yogyakarta terdapat 163 untuk mengetahui apakah pepaya dapat
orang yang mengalami hipertensi pada mempengaruhi tekanan darah penderita
bulan Oktober 2011. Padahal, melihat hipertensi. Sedangkan, tekanan darah
karakteristik dan kondisi yang ada pada adalah angka yang ditunjukkan dari hasil
Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan, pemeriksaan tekanan darah dengan
pepaya sebagai salah satu alternatif menggunakan tensimeter raksa.
pengobatan non farmakologi yang sangat Pengukuran tekanan darah dilakukan
dimungkinkan untuk dimanfaatkan oleh untuk mengetahui tekanan darah antara
masyarakat setempat, mengingat sebelum dan setelah diberikan buah
harganya yang murah, terjangkau, dan pepaya. Perlakuan akan dilakukan selama
banyak tersedia di wilayah ini. 7 hari. Sedangkan, pengukuran pretest
Berdasarkan pertimbangan di atas, dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00-
maka peneliti tertarik untuk meneliti 18.00 hari ke 0 dan pengukuran posttest
lebih lanjut bagaimana pemberian buah dilakukan pada hari ke 8. Skala data
pepaya terhadap tekanan darah penderita menggunakan skala interval. Populasi
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas dalam penelitian ini adalah semua
Ngampilan Yogyakarta. penderita hipertensi yang berusia 45-59
tahun yang berjumlah 34 orang
METODE PENELITIAN berdasarkan data yang diperoleh dari
Jenis penelitian yang dilakukan Puskesmas Ngampilan Yogyakarta pada
adalah Quasi Eksperiment, yaitu bulan Oktober 2011. Teknik pengambilan
eksperimen semu karena syarat-syarat sampel yang digunakan adalah Teknik
sebagai eksperimen tidak cukup memadai Non Probability Sampling dengan
(Setiadi, 2007). Rancangan yang metoda sampling jenuh yaitu mengambil
digunakan adalah one group pretest - semua anggota populasi menjadi sampel
postest tanpa kelompok kontrol yaitu (Total Sampling). Dalam penelitian ini
rancangan penelitian dimana peneliti menggunakan 10 responden. Alat dan
melakukan observasi pertama (pretest) bahan yang digunakan adalah
yang memungkinkan peneliti dapat Spigmomanometer (tensimeter raksa),
menguji perubahan-perubahan yang neraca/timbangan, pepaya (200 gram),
dapat terjadi setelah adanya eksperimen lembar penelitian, timbangan berat
atau perlakuan (posttest) (Setiadi, 2007). badan, pengukuran tinggi badan,
Variabel bebas adalah buah pepaya dan kuisioner. Metode pengolahan data
variabel terikat adalah tekanan darah meliputi lima langkah, yaitu:
penderita hipertensi, serta variabel penyuntingan (editing), pengkodean
penggangu adalah usia, alkohol, obesitas, (coding), transfering, tabulasi
 

 

(tabulating) dan analisis. Pada penelitian


ini tidak dilakukan validitas dan Gambaran umum responden
reliabilitas karena alat ukur yang
digunakan yaitu tensimeter raksa dan Tabel 4.1
stetoskop sudah diakui validitas dan Karakteristik Responden Yang Diberikan
reliabilitasnya. Analisa data didapatkan Pepaya Di Wilayah Kerja Puskesmas
melalui uji statistika menggunakan Ngampilan Yogyakarta 2012
rumus kolomogorov smirnov, lalu
No Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)
dilanjutkan dengan uji statistik Paired T 1 Jenis kelamin
– test. Laki-laki 2 20%
Perempuan 8 80%
HASIL PENELITIAN 2 Usia
Gambaran umum lokasi penellitian 45-53 tahun 6 60%
54-60 tahun 4 40%
Penelitian ini dilakukan di Total 10 100%
Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan
Berdasarkan tabel 4.1 diatas
Yogyakarta tahun 2011-2012. Dimana
menunjukkan bahwa dari segi jenis
Puskesmas Ngampilan Yogyakarta
kelamin responden, prosentase responden
adalah puskesmas yang digunakan
yang diberikan pepaya lebih banyak
sebagai UPT dari Dinas Kesehatan Kota
berjenis kelamin perempuan yaitu
Yogyakarta di era desentralisasi.
sebanyak 8 (80%) orang daripada
Puskesmas Ngampilan dalam
responden laki-laki sebanyak 2 orang
kesehariannya menangani 2 kelurahan
(20%).
yang secara administratif luas wilayah
Berdasarkan tabel 4.1 diatas
seluruhnya yaitu 81,9950 Ha, yang terdiri
menunjukkan bahwa dari segi usia
dari kelurahan Ngampilan dan
responden, prosentase tertinggi yang
Notoprajan. Jumlah penduduknya
mendominasi pada responden yang
sebanyak 24.170 jiwa dengan jumlah
diberikan pepaya berkisar pada usia 45-
laki-laki sebanyak 12.010 jiwa
53 tahun yaitu sebanyak 6 orang (60%),
perempuan 12.160 jiwa (Profil
dan yang terendah berkisar pada usia 54-
Puskesmas Ngampilan, 2010).
60 tahun yaitu sebanyak 4 orang (40%).
Tenaga kesehatan di Puskesmas
Tekanan darah sebelum dan setelah
ini masih kurang, hal ini dikarenakan
diberikan papaya
puskesmas mempunyai PUSTU
(Puskesmas Pembantu) sehingga harus
ada giliran terjadwal untuk membantu di
Puskesmas Induk dan Puskesmas
Pembantu (Rojayanti, 2011). Menurut
kader puskesmas, Puskesmas Ngampilan
memiliki program penyuluhan tetapi
belum spesifik kepada penyakit
hipertensi. Untuk penyuluhan kesehatan
yang spesifik hipertensi belum berjalan
secara maksimal. Selain itu, puskesmas
terletak di pusat Kota Yogyakarta,
sehingga tingkat polusi atau pencemaran
udara yang disebabkan asap kendaraan
bermotor, telah melampaui ambang batas
(Nugraha, 2008).
 

 

Tabel 4.2 katagori normal atau tidak normal. Selain


Hasil Pengukuran Tekanan Darah itu, untuk memperlihatkan bahwa uji
Sebelum dan Setelah Diberikan Pepaya statistika Kolmogorov smirnov
di Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan menunujukkan bahwa semua variabel
Yogyakarta Pada Bulan memiliki nilai signifikan lebih besar dari
Januari Tahun 2012 0,05 sehingga dikatakan telah
terdistribusi normal. Adapun hasil uji
Responden Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3
Diastolik berikut ini:
Pretest Posttest Pretest Posttest
(H0) (H8) (H0) (H8) Tabel 4.3
1 140 130 90 80 Hasil Uji Normalitas Tekanan Darah
2 130 130 80 80 Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
3 140 120 90 80 Puskesmas Ngampilan Yogyakarta 2012
4 140 120 90 80 Variabel Kolmogorov Keterangan
5 140 130 90 80 smirnov
6 140 130 90 90 Tekanan Darah 0.329 Normal
7 130 120 80 80 Sistolik pretest
8 130 130 80 80 Tekanan Darah 0.452 Normal
9 160 140 100 80 Diastolik pretest
10 150 160 80 110
Jumlah 1400 1310 870 840 Berdasarkan tabel 4.3
Total 140 131 87 84
Mean menunjukkan bahwa nilai probabilitas
variabel tekanan darah pretest sistolik
Berdasarkan tabel 4.2 diatas sebelum perlakuan sebesar 0.329,
menunjukkan bahwa tekanan darah sedangkan nilai probabilitas variabel
sistolik responden sebelum diberikan tekanan darah diastolik sebelum
pepaya didapatkan rata-rata 140, perlakuan sebesar 0.452. Variabel
sedangkan setelah diberikan pepaya tersebut mempunyai nilai probabilitas
didapatkan rata-rata 131. Selain itu, dari lebih besar dari 0,05 sehingga Ho ditolak.
10 responden terdapat 7 orang yang Hal ini menunjukkan bahwa data dari
mengalami penurunan, 2 orang tidak ada variabel tersebut terdistribusi normal
perubahan dan 1 orang mengalami sehingga uji beda yang digunakan yaitu
peningkatan tekanan darah. teknik uji Paired T-test.
Tekanan darah diastolik responden Hasil uji statistik Paired T-test sistolik
sebelum diberikan pepaya didapatkan
rata-rata 87, sedangkan setelah diberikan Tabel 4.4
pepaya didapatkan rata-rata 84. Dari 10 Distribusi Rata-Rata Hasil Analisis
orang responden, terdapat 5 orang yang Tekanan Darah Sistolik Responden
mengallami penurunan, 4 orang tidak Sebelum dan Setelah Diberikan Buah
megalami perubahan dan 1 orang yang Pepaya Terhadap TekananDarah
mengalami peningkatan. Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ngampilan Yogyakarta
Hasil uji normalitas data Tahun 2012
Uji normalitas digunakan untuk
Variabel Mean SD Df P
mengetahui apakah sebaran data tekanan
Pretest 140 9.42809 9 .019
darah sistolik dan diastolik penderita Posttest 131 11.97219
hipertensi pada saat pretest masuk dalam
 

 

lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol


Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan ditolak. Hasil uji Paired T-test
bahwa hasil uji Paired T-test di atas menunjukkan p value lebih besar dari
menunjukkan bahwa tekanan darah 0,05 (0.496 > 0,05). Sehingga dapat
sistolik sebelum (pretest) dan setelah disimpulkan bahwa pemberian pepaya
(posttest) diberikan pepaya didapatkan p tidak berpengaruh terhadap penurunan
value 0.019 dengan taraf signifikansi tekanan diastolik penderita hipertensi di
0,05. Jika nilai p lebih besar dari 0,05 Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan
maka hipotesis nol diterima dan jika p Yogyakarta.
lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol
ditolak. Hasil uji Paired T-test PEMBAHASAN
menunjukkan p value lebih kecil dari
Karakteriktik responden
0,05 (0.019 < 0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian pepaya
Karakteristik responden dalam
berpengaruh terhadap penurunan tekanan
penelitian ini, meliputi: usia dan jenis
sistolik penderita hipertensi di Wilayah
kelamin. Gambaran karakteristik
Kerja Puskesmas Ngampilan Yogyakarta.
responden dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Hasil uji statistik Paired T-test diastolik
Karakteristik responden berdasarkan
Tabel 4.5
usia
Distribusi Rata-Rata Hasil Analisis
Setelah umur 45 tahun, dinding arteri
Tekanan Darah Diastolik Responden
akan mengalami penebalan oleh karena
Sebelum dan Setelah Diberikan Buah
adanya penumpukan zat kolagen pada
Pepaya Terhadap Tekanan Darah
lapisan otot, sehingga pembuluh darah
Penderita Hipertensi Di
akan berangsur-angsur menyempit dan
Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan
menjadi kaku. Tekanan darah sistolik
YogyakartaTahun 2012
meningkat karena kelenturan pembuluh
darah besar yang berkurang pada
Variabel Mean SD Df P
Pretest 87 6.74949 9 .496
penambahan umur sampai dekade
Posttest 84 9.66092 ketujuh sedangkan tekanan darah
diastolik meningkat sampai dekade
kelima dan keenam kemudian menetap
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan atau cenderung menurun (Anggraini,
bahwa hasil uji Paired T-test di atas 2009).
menunjukkan bahwa tekanan darah
diastolik sebelum (pretest) dan setelah Karakteristik responden berdasarkan
(posttest) diberikan pepaya didapatkan p jenis kelamin
value 0.496 dengan taraf signifikansi
0,05. Jika nilai p lebih besar dari 0,05 Penelitian ini menunjukkan bahwa
maka hipotesis nol diterima dan jika p responden yang paling banyak menderita
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan hipertensi pada kelompok yang diberikan
bahwa hasil uji Paired T-test di atas pepaya yaitu perempuan sebanyak 8
menunjukkan bahwa tekanan darah orang (80%). Alasan terjadinya
diastolik sebelum (pretest) dan setelah perbedaan tekanan darah berdasarkan
(posttest) diberikan pepaya didapatkan p jenis kelamin belum diketahui, namun
value 0.496 dengan taraf signifikansi diduga karena adanya penurunan hormon
0,05. Jika nilai p lebih besar dari 0,05 estrogen pada wanita setelah mengalami
maka hipotesis nol diterima dan jika p menopouse. Menurut Kowalski (2010)
 

 

Perempuan lebih banyak mengalami terjadinya peningkatan aldosteron.


hipertensi karena sifat dasar kaum wanita Aldosteron merupakan suatu
yang selalu mengedepankan kepentingan mineralokortikoid yang berfungsi
orang lain, keluarga, dan teman mereka menjaga keseimbangan kalium dan
diatas kepentingan sendiri menghalangi natrium, serta berperan dalam sistem
mereka mendapatkan perawatan medis Renin Angiotensin Aldosteron (RAA).
pada saat muncul gejala awal penyakit Beban natrium di dalam tubuh terjadi
kardiovaskular. Angka morbiditas dan peningkatan, yang menyebabkan volume
kematian akibat serangan jantung, stroke, cairan ekstraseluler meningkat, sehingga
angioplasty, operasi bypass pada wanita kondisi ini menyebabkan peningkatan
lebih tinggi daripada pria. Penyebabnya, tekanan darah arteri. Jika tekanan darah
perkembangan penyakit pada wanita jauh arteri meningkat, renin yang diproduksi
lebih cepat daripada pria. Hipertensi menurun dan angiotensin I juga
membuat kaum wanita harus membayar mengalami penurunan disertai dengan
lebih mahal daripada pria. Resiko angiotensin II yang pada akhirnya akan
kambuhnya serangan jantung, stroke, dan menyebabkan penurunan aldosteron.
kejadian kardiovaskular lain pada wanita Adanya penurunan aldosteron ini
meningkat sejalan dengan meningkatnya menyebabkan penurunan sekresi kalium
tekanan darah. oleh ginjal di tubulus distal. Oleh karena
Pemberian buah pepaya terhadap itu, kalium yang diekskresikan dalam
tekanan darah sistolik penderita urine menurun. Sebaliknya terjadi
Hipertensi penurunan reabsorbsi natrium oleh ginjal
Dalam dalam penelitian ini terdapat yang pada akhirnya akan meningkatkan
penurunan tekanan darah sistolik setelah ekskresi natrium dalam urine. Oleh
pemberian pepaya dibandingkan dengan karena itu, cairan intravaskuler menurun
sebelum pemberian. Hal ini disebabkan karena natrium keluar. Penurunan cairan
karena pepaya memiliki kandungan intravaskuler dapat menyebabkan
kalium yang tinggi dibandingkan penurunan Kardiak volume dan
natrium. Idealnya rasio kalium terhadap penurunan tekanan darah (Sherwood,
natrium dalam makanan adalah 5:1, 2001).
sedangkan pada pepaya rasionya 92:1. Pepaya juga mengandung
Tingginya rasio kalium terhadap natrium antioksidan yaitu vitamin C dan
sangat bermanfaat untuk mencegah betakaroten. Salah satu penyebab
terjadinya hipertensi. Terlalu banyak hipertensi adalah gaya hidup yang
natrium dalam tubuh merupakan signal kuranga sehat, misalnya banyak
untuk meningkatkan tekanan darah. mengkonsumsi makanan yang
Sehingga, dengan adanya kalium yang mengandung tinggi lemak (makanan siap
tinggi dalam pepaya dapat mengimbangi saji). Jenis lemak yang berbahaya untuk
jumlah natrium tersebut (Kowalski, tubuh adalah lemak tak jenuh, terutama
2010). lemak polyunsantured dan lemak
Kalium merupakan suatu mineral hydrogenasi (Kumalaningsih, 2007).
yang banyak terdapat dalam intrasel. Lemak yang biasa dikonsumsi dalam
Pemberian kalium dalam penelitian ini kehidupan sehari-hari dapat
tidak melebihi batas normal karena dimetabolisme oleh tubuh melalui proses
konsumsi yang dianjurkan yaitu 2-4 gram biokimia. Tubuh memiliki sistem
per hari. Oleh karena itu, kalium plasma pertahanan untuk menangkap radikal
tidak terjadi peningkatan yang signifikan, bebas tersebut dengan menghasilkan
sehingga hal ini menyebabkan tidak superoksida dismutase, glutathione
 

 

peroksidase, dan katalase tidak mengetahui riwayat kesehatan


(Kumalaningsih, 2007). Seseorang yang keluarga responden. Menurut Junaidi
mengalami kondisi kelebihan lemak, (2010), faktor genetik mempunyai
produksi radikal bebas melebihi sistem hubungan erat dengan terjadinya
pertahanan tubuh. Jumlah radikal bebas hipertensi pada orang-orang yang
melebihi jumlah antioksidan yang mempunyai riwayat keluarga penderita
diproduksi sehingga akan menyebabkan hipertensi. Apabila orang tua mengidap
kerusakan jaringan, kondisi tersebut hipertensi, kemungkinan besar
disebut sebagai stres oksidatif. (Winarsi, keturunannya akan mengidap hipertensi.
2007). Kedua, stres responden juga tidak
Radikal bebas merupakan oksidan dikendaliikan. Berdasarkan wawancara
yang berbahaya karena memiliki sifat yang dilakukan peneliti, salah satu
yang sangat reaktif (cenderung menarik responden mengatakan sedang
elektron) dan dapat mengubah suatu mengalami stres. Stres dapat berpengaruh
molekul menjadi suatu radikal. Konsumsi terhadap tekanan darah, jika terjadi stres,
papaya akan meningkatkan asupan hipotalamus merangsang pelepasan
antioksidan eksogen ke dalam tubuh, hormon efinefrin atau adrenalin.
sehingga akan menyumbangkan elektron Aktivitas hormon ini meningkatkan
kepada radikal bebas yang ada, maka tekanan darah secara berkala. Stres
dampak negatif dari radikal bebas dapat berkepanjangan akan menyebabkan
diredam (Kumalaningsih, 2007). peningkatan tekanan darah menjadi
Pemberian buah pepaya terhadap permanen (Marliani, 2007). Ketiga, pola
tekanan darah diastolik penderita makan dalam penelitian ini tidak
Hipertensi dikendalikan. Peneliti tidak dapat
Penelitian ini menunjukkan bahwa mengetahui jumlah asupan makanan,
tidak terdapat penurunan tekanan darah khususnya asupan garam yang
diastolik setelah pemberian pepaya dikonsumsi responden. Konsumsi garam
sebanyak 200 gram setiap hari selama 7 yang berlebihan akan memperbesar
hari dibandingkan dengan sebelum volume darah karena garam bersifat
pemberian. Hasil penelitian menunjukkan membawa air di dalamnya, sehingga
bahwa terdapat 5 (50%) responden yang tekanan darahpun meningkat (Soeryoko,
mengalami penurunan, 4 (40%) 2010).
responden didapatkan tekanan darahnya Tidak adanya penurunan tekanan
tetap dan 1 (10%) responden yang darah diastolik dalam penelitian ini
mengalami peningkatan tekanan darah. bukan menjadi suatu prediktor karena
Menurut Kowalski (2010) bahwa tekanan menurut Kowalski (2010) Peningkatan
darah sistolik jauh lebih sulit untuk tekanan darah sistolik (angka yang di
diturunkan ketimbang tekanan darah atas) jauh lebih akurat sebagai prediktor
diastolik. Akan tetapi, dalam penelitian penyakit jantung yang mengarah pada
ini yang mengalami penurunan yaitu serangan jantung atau stroke. Menurut
tekanan darah sistolik bukan diastolik. pedoman managemen hipertensi terbaru,
Tidak adanya penurunan tekanan penurunan 5 point tekanan darah sistolik
darah diastolik ini dimungkinkan karena berangsur-angsur dapat menurunkan
beberapa hal yang disebabkan oleh resiko kematian dan resiko stroke sebesar
beberapa variabel pengganggu yang tidak 14% dan menurunkan resiko penyakit
dikendalikan. Pertama, faktor genetik jantung sebesar 9%.
dalam penelitian ini tidak dikendalikan.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti
 

 

JALANNYA PENELITIAN responden sebelum dan setelah


(KEKURANGAN DAN KELEBIHAN) diberikan buah pepaya didapatkan:
Sesuai dengan jenis penelitian maka sebelum pemberian 87 dan setelah
dalam penelitian ini dirasa masih banyak pemberian 84.
kekurangan, yaitu: kontrol variabel tidak
terlalu ketat, tidak adanya kelompok SARAN
kontrol untuk membandingkan hasil
Berdasarkan penelitian yang telah
penelitian yang diperoleh, waktu
dilakukan di Puskesmas Ngampilan
pemberian tidak terlalu lama, dan jumlah
Yogyakarta tahun 2012, maka peneliti
responden yang kurang maksimal. Akan
memberikan beberapa saran antara lain:
tetapi, dalam penelitian ini terdapat pula
kelebihan yaitu sebagian besar responden 1. Bagi penderita hipertensi
menyatakan bahwa setelah Diharapkan dengan penelitian
mengkonsumsi pepaya selama 7 hari ini, penderita hipertensi dapat
pusingnya berkurang. Selain itu, obesitas, menjadikan pepaya sebagai salah
merokok, dan Diabetes Mellitus dalam satu alternatif dalam mengatasi
penelitian ini dikendalikan. penyakit hipertensinya, disamping
penggunaan obat antihipertensi.
2. Bagi pembaca
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan adanya penelitian ini,
KESIMPULAN
pembaca dapat memperoleh
Berdasarkan hasil penelitian yang
pengetahuan dan wawasan baru
dilakukan di Puskesmas Ngampilan
tentang manfaat pepaya sebagai
Yogyakarta tahun 2012 ini, dapat
salah satu pengobatan herbal untuk
disimpulkan sebagai berikut:
penderita hipertensi.
1. Berdasarkan uji statistik nilai pretes
3. Bagi masyarakat
dan posttest pada tekanan darah
Dengan adanya penelitian ini,
sistolik, didapatkan p value yaitu
masyarakat dapat memperoleh
0.019, p value < dari 0,05 maka
referensi dan pengetahuan baru
dapat disimpulkan bahwa pemberian
dalam mengontrol atau mengatasi
buah pepaya berpengaruh terhadap
tekanan darah.
penurunan tekanan darah sistolik.
4. Bagi institusi pendidikan
2. Berdasarkan uji statistik nilai pretes
Hasil penelitian ini diharapkan
dan posttest pada tekanan darah
menjadi informasi dan pengetahuan
diastolik, didapatkan p value yaitu
yang dapat diterapkan dalam
0.496, p value > dari 0,05 maka
pengelolaan pasien hipertensi
dapat disimpulkan bahwa pemberian
dengan metode back to nature,
buah pepaya tidak berpengaruh
sehingga mengurangi efek samping
terhadap penurunan tekanan darah
yang ditimbulkan oleh obat
diastolik.
hipertensi tersebut.
3. Hasil rata-rata (mean) pengukuran
5. Bagi Puskesmas Ngampilan
tekanan darah sistolik pada 10
Yogyakarta
responden sebelum dan setelah
Bagi kader kesehatan dan
diberikan buah pepaya didapatkan:
perawat puskesmas untuk selalu
sebelum pemberian 140 dan setelah
memberikan informasi kepada
pemberian 131.
penderita hipertensi untuk
4. Hasil rata-rata (mean) pengukuran
menggunakan obat – obatan herbal
tekanan darah diastolik pada 10
dalam mengobati penyakitnya, salah
 

 

satunya adalah pepaya selain Junaidi, I. 2010. Hipertensi: Pengenalan,


dengan tanpa mengabaikan obat Pencegahan, dan Pengobatan.
farmakologi dari dokter, agar Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.
meminimalkan efek dari
penggunaan obat – obatan kimia. Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan
6. Bagi peneliti selanjutnya Alami. Surabaya: Trubus Agrisarana.
Dapat dilakukan penelitian
lanjutan tentang pemanfaatan Kowalski, R.E. 2010. Terapi Hipertensi
pepaya untuk hipertensi dengan Program 8 Minggu, alihbahasa
menggunakan pendekatan dan Ekawati, R.S, dari judul aslinya The
metode penelitian lainnya, kontrol Blood Pressure Cure: 8 Weeks to
variabel yang lebih ketat, responden Lower Blood Pressure without
dalam jumlah yang besar dan Prescription Drugs. Bandung:
menggunakan kelompok kontrol Qanita.
sebagai pembanding. Selain pepaya,
media atau bahan yang lain yang Marliani, L dan S, H.Tantan. 2007. 100
dapat digunakan untuk menurunkan Questions & Answers Hipertensi.
tekanan darah seperti mentimun, Jakarta: PT Alex Media
semangka, belimbing, bawang putih Komputindo.
dan terapi bunga rosella, kiranya
dapat diteliti lebih lanjut. Nugraha, S. 2008. Polusi Udara di
Yogyakarta Lampaui Ambang Batas
DAFTAR PUSTAKA dalam www.okezone.com, diakses
Andrianto, T.T. 2011. Ampuhnya Terapi pada tanggal 7 Maret 2012 jam 10.00
Herbal Berantas Berbagai Penyakit am.
Berat. Yogyakarta: Najah.
Puskesmas Ngampilan. 2010. Profil
Anggraini. 2009. Faktor-Faktor Yang Puskesmas Nampilan Yogyakarta.
Berhubungan Dengan Kejadian Yogyakarta.
Hipertensi Pada Pasien Yang
Berobat di Poliklinik Dewasa Rojayanti, I. 2011. Laporan Masa
Puskesmas Bangkenang Periode Orientasi Pengabdian Kerja dalam
Januari Sampai Juni 2008. Skripsi rumahsehatkita.wordpress.com,
tidak dipublikasi Fakultas diakses pada tanggal 7 Maret 2012
Kedokteran Universitas Riau. jam 10.00 am.

Departemen Kesehatan RI. Hipertensi Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset
Penyebab Kematian Nomor Tiga Keperawatan. Surabaya: Graha Ilmu.
dalam www.depkes.go.id, diakses
pada tanggal 2 November 2011 jam Shadine, M. 2010. Mengenal Penyakit
11.30 am. Hipertensi, Diabetes, Stroke dan
Serangan Jantung. KEENBOOK.
Dinas Kesehatan DIY. 2011. Profil
Kesehatan Provinsi D.I.Yogyakarta Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia
Tahun 2010. Yogyakarta. dari Sel ke sistem, alihbahasa Pendit,
Brahm U, dari judul aslinya The
Blood Pressure Cure: 8 Weeks to
Lower Blood Pressure without
 

 
10 

Prescription Drugs. Bandung:


Qanita.

Soeryoko, H. 2010. 20 Tanaman Obat


Terpopuler Penurun Hipertensi.
Yogyakarta: ANDI.

Suryani, I. 2009. Buah Pepaya,


Kandungan Gizinya Mencengangkan
dalam http:
//health.indexarticles.com.html,
diakses pada tanggal 2 November
2011 jam 11.00 am.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas. Yogyakarta:
Kanisius.  

Anda mungkin juga menyukai