Anda di halaman 1dari 5

KONFIRMASI PIUTANG USAHA

Adalah konsep yang telah berulang-ulang disinggung dalam pembahasan tentang perancangan
pengujian rinci sakdo untuk piutang usaha. Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi tujuan
keberadaan,ketelitian,dan pisah batas.
Konfirmasi adalah satu dari delapan jenis bukti audit yang telah diperkenalkan pada Bab 5.
Konfirmasi eksternal adalah bukti audit yang telah diperoleh sebagai suatu respons tertulis langsung
kepada auditor dari pihak ketiga (pihak yang dikonfirmasi), baik dalam bentuk kertas, atau secara
elektronik, atau media lainnya. Meskipun jawaban lisan merupakan bukti audit,namun tidak bisa
disebut sebagai konfirmasi.
Ketentuan Dalam Standar Audit
Standar audit (SA) 505 berhubungan dengan penggunaan prosedur konfirmasi eksternal oleh
auditor untuk memperoleh bukti audit berdasarkan ketentuan SA 330 (Respons Auditor terhadap
Risiko yang Telah Dinilai) dan SA 500 (Bukti Audit).
SA 500 mengndikasikan bahwa keandalan bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya,dan ini
tergantung pada kondisi individual yang dari situ bukti audit tersebut diperoleh. SA juga mencakup
generalisasi berikut yang relevan terhadap bukti audit :
 Bukti audit lebih andal ketika diperoleh dari sumber independen di luar entitas
 Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor lebih andal daripada bukti audit
yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui penarikan kesimpulan
 Bukti audit lebih andal dalam bentuk format dokumen,baik dalam bentuk
kertas,elektronik,atau media lainnya
Oleh karena itu,tergantung pada kondisi audit,bukti audit dalam bentuk konfirmasi eksternal yang
diperoleh auditor secara langsung dari pihak yang dikonfirmasi dapat lebih andal dibandingkan
dengan bukti audit dari pihak internal entitas. SA 505 bertujuan untuk membantu auditor dalam
mendesain dan melakukan prosedur konfirmasi eksternal untuk memperoleh bukti audit yang
relevan dan andal SA lainnya mengakui pentingnya konfirmasi eksternal sebagai bukti audit sebagai
contoh :
 SA 240 mengindikasikan bahwa auditor dapat mendesain permintaan konfirmasi untuk
memperoleh tambahan informasi pendukung sebagai respons atas risiko kesalahan penyajian
material yang telah ditentukan disebabkan oleh kecurangan pada tingkat asersi.
Jenis-Jenis Konfirmasi
Konfirmasi Positif
1. Konfirmasi Positif
adalah suatu permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga untuk merespons secara langsung
kepada auditor yang menunjukkan apakah pihak yang dikonfirmasi setuju atau tidak setuju
dengan informasi yang terdapat dalam permintaan konfirmasi,atau menyediakan informasi
yang diminta (SA505 6b)
2. Konfirmasi Bentuk Kosong (blank)
adalah sejenis konfirmasi positif tetapi konfirmasi tersebut tidak menyebutkan jumlah rupiah
melainkan meminta si penerima untuk menyebutkan jumlah saldo atau menyampaikan
informasi lainnya. Karena konfirmasi bentuk kosong meminta si penerima untuk
mnyebutkan informasi yang diminta,konfirmasi semacam ini dipndang lebih bisa dipercaya
daripada konfirmasi yang sudah menyebutkan jumlah rupiahnya. Konfirmasi bentuk kosong
jarang digunakan dalam praktik karena sering menghasilkan tingkat jawaban yang rendah.
3. Konfirmasi Faktur
adalah jenis lain dari konfirmasi positif yang hanya minta konfirmasi atas suatu faktur
tertentu,tidak mngenai saldo piutang secara keseluruhan. Banyak pelanggan mengggunakan
sistem voucher sehingga memungkinkan mereka untuk memberi jawaban tentang faktur
tertentu,bukan informasi tentang saldo. Akibatnya penggunaan konfirmasi faktur seringkali
mendorong tingkat jawaban atas konfirmasi tersebut. Selain itu konfirmasi faktur juga
mengurangi akibat faktor waktu (timing differences) dan unsur-unsur yang direkonsiliasi
daripada konfirmasi saldo namun demikian,konfirmasi faktur mempunyai kelemahan karena
tidak secara langsung mengonfirmasi saldo akhir.
Konfirmasi Negatif
Adalah permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga untuk merespons secara langsung kepada
auditor hanya jika pihak yang dikonfirmasi tidak setuju dengan informasi yang terdapat dalam
permintaan konfirmasi. Dibandingkan dengan konfirmasi negatif,konfirmasi positif lebih bisa
dieprcaya karena auditor bisa melakukan prosedur tindak lanjut apabila jawaban dari debitur
tidak diterima. Dalam hal konfirmasi negatif,apabila tidak diterima jawaban dianggap bahwa
apa yang tercantum dalam konfirmasi sudah benar,meskipun mungkin saja sebenarnya debitur
tidak acuh atas konfirmasi tersebut.
Standar auditing menyatakan bahwa konfirmasi negatif bisa digunakan untuk mengurangi risiko
audit ke tingkat yang dapat diterima jika :
1. Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian taksiran adalah rendah
2. Sebagian besar akun bersaldo kecil
3. Auditor tidak yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi akan mempertimbangkan
permintaan tersebut.
Apabila konfirmasi negatif digunakan,auditor biasanya menekankan auditnya pada efektivitas
pengendalian internal,pengujian substantif transaksi,dan prosedur analitis sebagai bukti tentang
kewajaran piutang usaha dan berasumsi bahwa sebagia besar penerima konfirmasi akan
membaca dengan sungguh-sungguh an menanggapi permintaan konfirmasi.
Konfirmasi negatif sering digunakan dalam audit rumah sakit,perusahaan pengecer,bank,dan
bidang usaha lain yang piutangnya adalah kepada masyarakat umum. Auditor bisa
menggunakan kombinasi konfirmasi postif dan negatif dengan mengirim konfirmasi positif pada
piutang-piutang bersaldo besar dan konfirmasi negatif untuk piutang-piutang bersaldo kecil.
Faktor utama yang mempengaruhi keputusan auditor adalah materialitas piutang usaha,jumlah
dan ukuran saldo piutang individual,risiko pengendalian,risiko bawaan,efektivitas konfirmasi
sebagai bukti,dan ketersedian bukti audit lainnya. Konfirmasi tidak tepat digunakan dalam
keadaan sebagai berikut :
1. Auditor memandang konfirmasi tidak akan menjadi bukti yang efektif karena tingkat jawaban
diperkirakan tidak akan cukup atau tidak bisa dipercaya. Pada bidang usaha tertentu,seperti
misalnya rumah sakit,tingat jawaban terhadap konfirmasi sangat rendah.
2. Tingkat risiko bawaan ditambah dengan risiko pengendalian adalah rndah dan bukti
substantif lain bisa dikumpulkan untuk memperoleh bukti yang cukup. Apabila klien memiliki
pengendalian internal yang efektif dan risiko bawaan yang rendah untuk siklus penjualan dan
pengumpulan piutang,auditor sering merasa puas dengan bukti yang dperlukan melalui
pengujian,pengendalian,pengujian substantif transaksi,dan prosedur analitis.
Saat Pengiriman Konfirmasi
Bukti paling bisa dipercaya dari konfirmasi diperoleh apabila konfirmasi dikirimkan sedekat
mungkin dengan akhir tahun buku. Hal ini memungkinkan auditor untuk secara langsung
menguji saldo piutang usaha yang tercantum di neraca tanpa harus memutahirkan saldo dengan
transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dan tanggal neraca. Namun demikian,agar audit
bisa selesai tepat waktu,kadang-kadang diperlukan untuk mengiirm konfirmasi pada tanggal
interim (sebelum tanggal akhir tahun buku). Hal semacam ini dimungkinkan apabila
pengendalian internal memadai dan bisa memberi keyakinan memadai bahwa
penjualan,penerimaan kas,dan pengkreditan lainnya dicatat dengan benar antara tanggal
konfimasi dengan tanggal akhir periode. Auditor hendaknya juga mempertimbangkan faktor
lain dalam mengambil keputusan ini,termasuk di dalamnya materialitas piutang usaha dan
kemungkinan auditor mendapat tuntutan hukum yang diakibatkan oleh bangkrutnya klien serta
risiko lain. Apabila auditor memutuskan untuk mengirim konfirmasi sebelum akhir tahun
buku,auditor harus membuat rekonsiliasi untuk transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi
dengan tanggal neraca. Selain melaksanakan prosedur analitis atas aktivitas dalam kurun waktu
tersebut,perlu juga dilakukan pengujian atas transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi
dengan tanggal neraca. Auditor bisa mencapai tujuan ini dengan memeriksa dokumen-dokumen
internal seperti duplikat faktur penjualan,bukti pengiriman barang,dan bukti penerimaan kas.
Ukuran Sampel Untuk Konfirmasi
Ukuran Sampel
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi sampel piutang akan dikirimi konfirmasi sebagai
berikut :
1. Kesalahan penyajian bisa ditoleransi
2. Risiko bawaan (Uk.realtif total piutang,jumlah akun,hasil tahun lalu,dan kesalahan penyajian
yang diperkirakan
3. Risiko pengendalian
4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lain (luas dan hasil pengujian substantif
transaksi,prosedur analitis dan pengujian detil lainnya)
5 Jenis konfirmasi (konfirmasi negatif biasanya memerlukan ukuran sampel yang lebih besar)
Pemilihan Unsur-unsur untuk Diuji
Pada pelaksanaan prosedur konfirmasi,seringkali diperlukan stratifikasi piutang, dalam
pendekatan yang biasa dilakukan untuk melakukan stratifikasi untuk memilih saldo yang akan
dikonfirmasi,auditor mempertimbangkan baik besarnya jumlah rupiah saldo,maupun jangka
waktu atau umur piutang. Pada kebanyakan audit,tekanan biasanya diberikan pada akun
berjumlah besar dan telah lama lewat waktu karena akun yang demikian berptensi termasuk
dalam kesalahan penyajian. Selain itu perlu juga dipertimbangkan untuk diikutsertakan dalam
sampel beberapa unsur dari setiap segmen material dari populasi. Dalam banyak hal,auditor
memilih semua akun yang bersaldo di atas suatu jumlah tertentu sedangkan sisanya dipilih
secara acak.
Manajemen kadang-kadang meminta auditor untuk tidak mengirim konfirmasi kepada debitur-
debitur tertentu. Auditor perlu menanyakan alasan penolakan klien tersebut yang seringkali
disebabkan karena adanya tuntutan hukum atau sedang terjadi negosiasi antara klien dengan
pelanggan. Auditor harus mendapat bukti untuk menilai kewajaran permintaan klien tersebut
dan mengevaluasi apakah permintaan tersebut merupakan indikasi adanya potensi risiko
kecurangan atau naiknya risiko kesalahan penyajian material.
Pemeriksaan Alamat Dan Pengawasan Atas Konfirmasi
Auditor harus melaksanakan prosedur untuk memeriksa alamat atau alamat e-mail yang
digunakan dalam konfirmasi. Sebagai contoh auditor harus mempertimbangkan untuk
melakukan prosedur tambahan apabila alamat hanya berupa kotak pos,atau apabila alamat e-
mail tidak sama dengan alamat Web site pelanggan.
Untuk konfirmasi yang dikirim melalui posmauditor harus melaksanakan pengawasan atas
konfirmasi sampai jawaban diterima dari debitur. Klien boleh membantu dalam penyiapan
konfirmasi,tetapi auditor bertanggungjawab untuk memastikan bahwa konfirmasi sudah dikirim
melalui pos di luar kantor klien. Alamat pengembalian surat jawaban (dalam hal ini alamat
kantor akuntan) sebaiknya sudah tertulis pada semua amplop jawaban agar surat yang tidak
sampai ke tujuan akhirnya dikirim kembali ke kantor akuntan dan untuk memastikan bahwa
semua jawaban dikirim langsung ke kantor akuntan.
Tindak Lanjut Atas Konfirmasi Tak Berjawab
Tidak tepat untuk memandang konfirmasi yang telah dikirim tetapi tidak dikembalikan debitur
sebagai bukti audit yang signifikan, sebagai contoh,konfirmasi positif tidak berjawab tidak
boleh diperlakukan sebagai bukti audit. Begitu pula untuk konfirmasi negatif,auditor jangan
berkesimpulan bahwa debitur telah menerima permintaan konfirmasi dan mencermati informasi
yang diminta, namun demikian,konfirmasi negatif masih bisa dipandang sebagai bukti untuk
asersi keadaan. Apabila digunakan konfirmasi positif,standar auditing mengharuskan
dilakukannya prosedur tindak lanjut atas konfirmasi yang tidak dikembalikan oleh konsumen.
Dalam situasi demikian auditor sering mengirim ulang konfirmasi kedua atau bahkan sampai
tiga kali. Jika setelah dipupayakan hal-hal tersebut debitur tetap tidak memberi jawaban,maka
auditor perlu melakukan tindak lanjut dengan melaksanakan prosedur alternatif yang bertujuan
untuk menentukan dengan cara tertemtu yang bukan berupa pengiriman konfirmasi,apakah akun
tidak berjawab benar-benar ada dan dinyatakan dengan benar pada tanggal neraca. Untuk
konfirmasi tidak terjawab,auditor bisa memeriksa dokumen-dokumen berikut untuk memeriksa
keberadaan dan ketelitian transaksi penjualan individual yang membentuk saldo akhir piutang
usaha.
1. Penerimaan Kas Kemudian
Setelah lewat tanggal konfirmasi,meliputi pemeriksaan atas surat pengantar
pembayaran,ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas,dan barangkali juga pengkreditan
kemudian atas piutang dalam master file piutang usaha. Di satu sisi penerimaan kas
kemudian merupakan prosedur alternatif yang sangat berguna karena sangat masuk akal
untuk berasumsi bahwa seorang pelanggan tidak akan mau melakukan pembayaran apabila
ia tidak merasa meiliki kewajiban untuk membayar kepada klien. Di lain pihak,pembayaran
tidak menetapkan apakah kewajiban sudah ada pada tanggal konfirmasi. Oleh karena
itu,auditor harus benar-benar cermat dalam mencocokkan setiap transaksi penjualan yang
belum diterima pembayarannya dengan bukti pembayaran yang terjadi kemudian untuk
menguji ketidakjelasan atau ketidakcocokan atas faktur-faktur yang diterbitkan.
2. Duplikat Faktur Penjualan
Berguna untuk pemeriksaan faktur penjualan yang sesungguhnya diterbitkan dengan tanggal
sesungguhnya yang dilakukan untuk penagihan
3. Dokumen Pengiriman Barang
Berguna dalam menetapkan apakah pengiriman sungguh-sungguh telah dilakukan dan untuk
pengujian pisah batas
4. Kosepondensi dengan Klien
Untuk mengungkapkan ketidakjelasan dan piutang yang dipertanyakan yang tidak terungkap
oleh cara lain
Analisis Selisih
Apabila konfirmasi dikembalikan oleh debitur,auditor harus menentukan apa yang menyebabkan
terjadi selisih (jika ada). Dalam banyak hal,perbedaan sering disebabkan karena perbedaan waktu
pencatatan klien dengan debiturnya. Hendaknya dibedakan antara prbedaan waktu dengan
penyimpangan yang merupakan kesalahan penyajian saldo piutang usaha, jenis-jenis penyebab
perbedaan dalam konfirmasi yang sering dijumpai adalah :
1. Pembayaran telah Dilakukan Debitur
Timbul apabila debitur telah melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi,tetapi
klien belum menerima pembayaran tersebut sampai tanggal konfirmasi. Keadaan seperti itu
harus diselidiki dengan cermat untuk memastikan kemungkinan adanya kesalahan penyajian
pisah batas penerimaan kas,lapping,atau pencurian kas
2. Barang Belum Diterima Debitur
Disebabkan karena klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman barang,sedangkan
pembeli mencatat pembelian barang ketika barang tersebut diterima. Waktu ketika barang
masih dalam perjalanan sering menjadi penyebab terjadinya selisih
3. Barang Telah Dikembalikan (Retur)
Apabila klien lupa mncatat suatu kredit memo (yang dibuat sebagai dasar pengembalan
barang/retur penjualan) bisa menjadi salah satu penyebab perbedaa. Seperti halnya penyebab
yang lain,hal semacam ini harus diselidiki
4. Kesalahan Pencatatan atau Kerancuan Jumlah
Yakni kesalahan klien dalam mencatat harga barang,barang rusak,barang yang diterima
pembeli tidak sesuai dengan jumlah tertulis dalam dokumen dan sebagainya. Biasanya
auditor akan minta klien untuk merekonsiliasi selisih yang dijumpai dan apabila perlu
berkomunikasi dengan pembeli untuk memecahkan ketidakcocokan.
MENARIK KESIMPULAN
Auditor harus selalu mengevaluasi kesalahan penyajian dalam sampel yang bersifat
kualitatif,berapapun besarnya jumlah rupiah taksiran kesalahan penyajian dalam populasi. Bahkan
apabila taksiran kesalahan penyajian lebih kecil daripada kesalahan penyajian bisa ditoleransi untuk
piutang usaha,kesalahan penyajian yang dijumpai dalam sampel bisa menjadi bibit untuk masalah
yang lebih serius. Keputusan akhir tentang piutang usaha dan penjualan adalah bukti kompeten
yang cukup telah diperoleh melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi,prosedur analitis,prosdur pisah batas,konfirmasi,dan pengujian substantif lain untuk
mendukung penarikan kesimpulan tentang kebenaran saldo.

Anda mungkin juga menyukai