Anda di halaman 1dari 3

1.

TAHAP IDE
Konteks kali ini adalah mendengarkan. Ide yang terlintas dibenak saya ialah suatu hal
yang enak didengar, yang membuat saya takjub dan sangat mudah untuk saya rasakan
hingga saya hanyut dalam sebuah suara itu. Saya akan mengungkapkan semua hal yang
saya rasakan saat mendengarkan suara tersebut. Rasa yang dirasakan setelah
mendengarkan suara akan saya visualisasikan ke dalam bentuk goresan-goresan.

2. TAHAP BERPIKIR
Pada suatu malam saya selesai mengerjakan tugas nirmana. Saya rehat sejenak, keluar
dari kamar saya, menuju teras depan rumah dimana teras itu berada dilantai dua, saya
menghirup udara luar pada saat itu. Saya merasakan rileksasi yang terjadi pada tubuh
saya sembari mengingat tugas yang belum saya kerjakan. Tak lama terdengarlah suara
azan sholat isya’. Hati saya langsung hanyut dalam alunan azan tersebut. Meskipun ini
bukan pertama kalinya saya merasakan nikmatnya suara azan itu. Namun kali ini saya
ingin merakan, menghayati dan meresapi sebuah alunan azan itu.

3. TAHAP KONSEP
Konsep yang akan saya buat ialah setelah saya selesai mendengarkan Azan selanjutnya
saya mencoba memahaminya dengan menghubungkannya dengan kehidupan sehari
hari. Berdasarkan yang saya dengar akan saya kaitkan dengan kegiatan yang dilakukan
selam hidup ke dalam bentuk deskripsi dimana deskripsi itu berisi tentang hal-hal yang
saya rasakan ketika mendengarkan azan dan hubungan azan dengan kehidupan ini.
Kemudian akan divisualisasikan ke dalam goresan-goresan tak bermakan namun
menjadi gambaran dengan apa yang saya ungkapkan.

4. TAHAP PELAKSANAAN (DESKRIPSI)


Pada malam itu saya keluar rumah untuk menghirup udara segar, lalu saya
keluar menuju teras rumah saya dimana teras itu ada pada lantai dua rumah saya. Tak
lama saya mendengarkan suara azan. Suara yang saya dengarkan adalah Adzan di
waktu isya’. “Allahu Akbar, Allahu Akbar // Allahu Akbar, Allahu Akbar // Asyhadu
ala ilaha illallah - Asyhadu ala ilaha illallah // Asyhadu Anna muhammadar Rasulullah
- Asyhadu Anna muhammadar Rasulullah // Hayya alash sholah - Hayya alash sholah
// Hayya halal falah - Hayya halal alah // Allahu Akbar, Allahu Akbar // Lailaha ilallah”
Saya putuskan untuk sejenak mendengarkannya. Saya nikmati saya hayati dan saya
rasakan suara azan itu. Di lantai dua begitu jelas suara adzan yang dikumandangkan
oleh seorang muazin itu. Dan pada saat itu area rumah saya sangat sunyi tidak ada suara
dari objek lain jadi saya bisa fokus untuk mendengarkannya. Terdapat empat sampai
lima masjid di area rumah saya. Dan azan itu tidak mungkin bersamaan pada saat
dikumandangkannya, pasti ada perbedaan sekitar dua sampai lima detik. Pada saat itu
suasananya agak mendung dan angin pun menghembus sampai para daun bergerak
membuat saya tambah merasakan dahsyatnya suara azan tersebut. Sambil memejamkan
mata saya mencoba memahami suara azan dengan hawa mendung dan angin yang
menghembus ke arah saya. Yang saya rasakan ialah dunia itu tidak mati, selalu berputar
meskipun akan ada masanya dimana seluruh dunia ini mati. Sebelum dunia ini mati
banyak hal yang dilakukan oleh manusia dalam keseharianya. Seperti halnya saya, saya
mahasiswa dengan jurusan seni, dimana tiap hari ada tugas dan tiap hari mengerjakan

2
deadline yang tak kunjung akhir padahal ini baru awal semester awal dari perjuanganku.
Dari pagi sampai sore terdapat mata kuliah. Sampai dirumah lanjut dengan tugas
bahkan sampai larut malam. Bagi kaum hawa seperti saya pasti juga mengerjakan
pekerjaan rumah sampai membantu ibu. Dan masalah, ujian dan rintangan itu pasti
datang kapan saja. Kita wajib menghadapinya, karena masalah itu jalan untuk
mendewasakan diri. Dan pada dasarnya azan itu dalam sehari berbunyi sebanyak lima
kali. Itu adalah panggilan bagi kaum muslim untuk mengerjakan kewajibannya yaitu
sholat. Hal ini membuat saya berfikir bahwa sebuah kewajiban itu harus dikerjakan.
Jika kita melalaikan sebuah kewajiban maka kita akan rugi sendiri. Jika dilihat dari
sudut pandang seorang mahasiswa. Mahasiswa kewajibannya ialah menuntut ilmu,
mentaati peraturan yang ada dan lain sebagainya. Jika salah satu kewajiban tersebut
kita lalai pasti ada konsekuensi yang menimpa diri kita. Misalnya kita tak
mengumpulkan tugas mata kuliah wajib maka kita akan mendapatkan nilai minimum.
Seperti halnya sholat jika kita sebagai orang muslim lalai dalam mengerjakan sholat
maka kita akan mendapat dosa.
Jika azan berbunyi ada sunahnya kita untuk menjawab azan tersebut. Dalam
kehidupan kita juga harus menjawab semua masalah yang kita hadapi. Masalah itu
datang supaya kita tahu hal baik yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Masalah
itu akan ada hikmahnya, manfaat dari hikmah tersebut menjadikan pembelajaran hidup
yang bermakna untuk kehidupan kita selanjutnya. Azan di kumandankan juga sebagai
pengingat bahwa sudah masuk dalam waktu sholat. Hal ini mengingatkan saya akan
keberadaan Allah SWT memilik jaga raya ini. Kita hanyalah makhluk kecil yang
banyak dosa. Namun pada kenyataannya kita di dunia hanya semen-mena. Nauzubila
mindzalik. Padahal dunia hanya bersifat sementara dan yang kekal itu adalah akhirat
dimana satu hari di akhirat sama halnya dengan seribu tahun di dunia. Tapi masih saja
kita lalai dalam beramal Soleh. Masih banyak amal yang harus kita peroleh untuk bekal
kita di akhirat.
Saya merasa azan sangat erat kaitannya dengan Allah SWT. Dengan itu saya
berfikir bahwa semua hal yang saya lakukan didunia ini tiada lain tanpa seizin Allah.
Sampai detik ini saya masih bisa mendengarkan azan karena Allah masih memberi saya
hidup. Selain untuk melembutkan jiwa yang kasar, membersihkan hati yang kotor, dan
meluruskan pikiran yang bengkok, suara azan juga diharapkan dapat menurunkan
gelombang otak kita dari alfa ke beta atau mungkin gelombang yang paling rendah,
yaitu theta. Penurunan tersebut bisa membantu otak supaya lebih tenang dan bisa
khusyuk dalam mengerjakan sholatnya. Ada fakta yang mengatakan bahwa azan tidak
pernah berhenti. Kita mungkin merasakan jeda dari azan sholat subuh sampai azan
sholat zuhur dan seterusnya. Padahal sejatinya azan sendiri tak pernah break alias terus
dikumandangkan. Mekanismenya ialah rotasi bumi terhadap matahari akan
mempengaruhi perubahan waktu. Ketika satu tempat selesai azan maka waktu akan
bergeser secara otomatis kemudian azan dikumandangkan di tempat lain yang berbeda
zona waktu. Jadi bisa dibilang jika rotasi bumi kita diiringi oleh suara azan setiap saat.
Ulama mengatakan jika azan sudah mengalami jeda yang lama dan tidak lagi
bersahutan maka itulah tanda jika malaikat Israfil akan segera meniup sangkakalanya.
Hal ini membuat saya bercermin tentang masalah yang muncul dalam kehidupan. Lagi
lagi mengenai masalah, karena tidak mungkin kita hidup tanpa adanya masalah yang
muncul. Dalam berkehidupan pasti muncul masalah, rintangan cobaan meskipun dalam

3
skala kecil bahkan sampai skala yang besar. Dimana masalah besar itu kadang-kadang
membuat kita stres, kecawa, marah, capek bahkan hampir membuat putus asa sampai-
sampai ingin mati karena tak sanggup menghadapi masalah yang ada. Masalah pasti
akan datang tak henti-henti sebagaimana kita manusia harus siap dalam menghadapinya
dalam situasi dan kondisi apapun. Jika kita sudah tidak mendapatkan masalah lagi
berarti kita sudah tidak ada di dunia ini. Satu hal yang pasti adalah segala sesuatu pasti
ada akhirnya, yang penting kita harus maju terus.
Saya memvisualkan ungkapan ini dengan garis lengkung yang sama amin
tingkatannya berbeda. Seperti halnya kita manusia adalah sama dimata Allah melainkan
amalnya yang berbeda. Dalam lengingan itu saya memainkan pensil dengan tebal
tipisnya yaitu melambangkan hidup itu kadang kita merasa bahagia dan berkecukupan
tetapi kadang kita Mesa lemah dan hancur. Dalam gambar ini terdapat ujung dan
pangkalnya. Sama seperti judulnya ujung pangkal menurut saya ialah segala sesuatu itu
pasti ada ujungnya dan pasti ada pangkalnya. Misalnya kita hidup didunia akan berakhir
dengan kematian, kita melaksanakan pendidikan jenjang SD, SMP, SMA, Perguruan
tinggi bahkan pekerjaan pasti ada awal dan ada akhir, dimana ada pertemuan pasti ada
perpisahan.

Anda mungkin juga menyukai