Anda di halaman 1dari 6

FAATIN ADILAH ARYANI

C0918019
Aliran Seni Rupa Dadaisme
ALIRAN DADAISME

Aliran Dadaisme merupakan aliran yang menggambarkan suatu objek yang cenderung dengan
kekerasan, anti seni, anti perasaan, bersifat kritikan, sindiran dan plesetan. Istilah dadaisme
tidak memiliki makna (asalnya tidak jelas). Sejarah Dada adalah sebuah pembuktian bahwa
visi sekumpulan anak muda yang progresif revolusioner akan didengar oleh dunia. Berawal
saat berkumpulnya Hugo Ball, Jean Arp, Richard Hulsenbeck, Tristan Tzara, Marcel Janco dan
Emmy Hennings di tahun 1916. Mereka adalah sekumpulan artis muda yang muak terhadap
pemikiran-pemikiran konservatif yang menyeret mereka ke perang dunia I kala itu. Mereka
hendak membuat sebuah pergerakan yang menegaskan oposisi mereka terhadap permasalahan-
permasalahan di Eropa kala itu, khususnya pemikiran para borjuis nasionalis dan kolonial
kapitalis. Dengan sikap humoristis dan konvensional mereka mendirikan gerakan Dada.
Mereka menetapkan Hugo Ball menjadi pemimpin gerakan Dada. Nama Dada sendiri diambil
saat mereka menusukkan pisau ke kamus Jerman-Perancis, mata pisau tersebut menunjuk ke
arah kata dada, yang mana artinya adalah mainan kuda-kudaan dalam bahasa Prancis dan
selamat tinggal dalam bahasa Jerman. Arti lain dari Dada ialah menunjukan sikap nihilistik
atau Golput (golongan putih) juga sebagai siak protes terhadap nilai-nilai sosial yang kian
runyam. Dasar perkumpulan orang Dada bukanlah suatu yang direncanakan melainkan karena
adanya persamaan nasib para seniman dalam melihat pranata sosial yang kian runyam. Jika
akan melacak orang yang pertama kali melambungkan istilah Dada sebagai suatu mazhab
kesenian akan sulit menemukannya. Tapi yang jelas suatu kata tanpa arti menjadi fenomena
penjelasan bagi suatu gerakan internasional (Rita Widagdo, 1982:270. Sikap yang humoristis
dan konvensional yang dimiliki oleh kaum dada menjadikan karya yang dibuatnya berupa
sindiran terhadap realita pada kala itu dan juga sebagai perwujudan dari sikap yang seakan-
akan menolak hukum seni dan isinya berupa protes terhadap realita yang terjadi. Pada tahun
yang sama mereka mendirikan sebuah pagelaran bertajuk Cabaret Voltaire. Pagelaran ini
mempertunjukkan seni abstrak dan politik. Gerakan dada ialah menciptakan karya seni rupa
yang mengkomunkasikan tentang absurditas. Dadaisme dapat dikatakan ke dalam konsep
fantasi yang mana berlawanan dengan realisme. Gerakan ini muncul di negara-negara yang
netral selama Perang Dunia I. Gerakan Dada lahir di Zunich, Swiss. Gerakan ini berpengaruh
pada swasta, teater, musik serta seni rupa. Seniman dada menolak rasio, menganggap bahwa
demikian rasional tidak efektif untuk menyelesaikan masalah dunia. Dada merupakan reaksi
terhadap kengerian Perang Dunia I, yang dilihat seniman sebagai akibat pemikiran rasional.
Karya Dada berusaha menggelitik masyarakat kelas menengah dengan menyajikan konsep-
konsep absurd. Pada akhir Perang Dunia I Dada menjalar ke Jerman. Dada berlangsung sampai
tahun 1934, ketika gerakan itu dinyatakan mati oleh gerakan surealis. Ciri khas dari karya seni
Dadaisme ialah bagaimana penggunaan teknik dan cara menyatakan ekspresi yang serba
nonkonvensional sehingga tampak aneh. Dada menolak setiap kode moral, sosial maupun
estetik. Para dadais tidak mengenal estetik dalam pembuatan karya seni. Para seniman yang
termasuk ke dalam aliran Dadais ialah Marchel Duchamp, Max Ernst, Hans (Jean) Arp dan
Man Ray. Marchel Duchamp merupakan seorang pelukis. Ia juga sebagai motor penggerak
perkembangan gerakan Dada. Ia meninggalkan seni lukis dan mengabdikan dirinya pada
gerakan Dada dan menghasilkan apa yang disebut “Ready Made”. Karya ini sebenarnya suatu
bentuk “nonart” atau “antiart”. Ia mengambil benda-benda pakai bekas dan menyajikannya
dalam konteks pameran seni rupa. Misalnya, ia menyajikan bekas urinal dan memberinya judul
Fountain (1917). Nude Descending a Staircase diciptakan Duchamp sebelum terlibat dalam
gerakan Dada. Di sini Duchamp menggunakan susunan bentuk geometrik dan warna terbatas
seperti pada Kubisme Analitik, yang digabungkan dengan konsep dinamisme Futuris. Lukisan
ini menunjukan penggunaan teknik multiple image (gambraan ganda) pada figur wanita yang
sedang menuruni tangga. Duchamp membuat karya seni ini dalam dua versi. Versi keduanya
mendapatkan kritikan tajam pada Armory Show di New York pada tahun1913. Bicycle Wheel
(1913) dalam karya ini Duchamp memasang rida sepeda bekas diatas bangku(dingklik),
membuatnya jadi tidak berguna lagi. Karena roda tersebut dapat diputar. Karya ini dapat
dianggap sebagai awal dari seni rupa kinetik (kinetic art). L.H.O.O.Q (1919) Dalam karya ini
Duchamp memproduksi lukisan Leonardo da Vinci Monalisa dan emnambahkan kumis dan
janggut pada wajahnya. Dibawah gambar itu ia mmenuliskan huruf L.H.O.O.Q. Huruf-huruf
ini jika diucapkan menurut bahasa Perancis suaranya sama dengan kata-kata tak sopan. Dengan
adanya karya tersebut, Duchamp bermaksud melawan standar yang mapan dalam seni rupa.
Tokoh kedua gerakan Dada ialah Man Ray. Seniman Amerika Man Ray mendapat pengaruh
dari karya Duchamp. Ia menciptakan lukisan, foto dan juga merangkai objek-objek seperti
seniman Dada. Ia meniti sebagian kariernya di Perancis. The Gift (1921) merupakan karya
Ray dari berbagai rangkaian yang terdiri atas sebuah setrika bekas dengan paku-paku bekas
yang ditempelakn padanya, membuat tidak ada gunanya lagi sebagai benda pakai. Karya seni
ini sesuai dengan konsep ready made Marchel Duchamp da absurditas pada Dada. Tokoh ketiga
ialah Hans (Jean) Arp (1966). Hans (Jean) Arp adalah salah seorang seniman Dada di Zurich.
Gagasannya yang sangat menarik adalah membuat kolase kertas yang disobek-sobek dan
membiarkannya jatuh diatas selembar kertas. Setelah memodifikasi tata letak sobekan-sobekan
kertas itu. Kemudian ia menempelkannya pada lembaran kertas itu dengan lem. Ia
menyebutkan komposisinya itu “ sesuai dengan hukum kebetulan “. Tokoh yang keempat ialah
Max Ernst (1891-1976). Seniman Jerman Max Ernst adalah tokoh utama gerakan Dada di
Cologne. Karyanya mendapat pengaruh dari karya Seni Lukis Metafisik Giorgio de Chirico
dan juga karya Duchamp. Ernst ialah seniman yang sangat inovatif. Salah satu temuannya
adalah teknik frottage, yaitu memasukkan unsur teknik gosokan (rubbing) yang dibuat dari
berbagai benda lukisan. Contoh karya Giorgio de Chirico yang menggambarkan kengerian dari
dunia lain ialah The Mystery and Melancoly of a Street (1914). Dalam karya ini
menggambarkan siluet gelap dari seorang gadis yang memainkan gelindingan tampak dari
bagian bawah bidang lukisan, sedangkan atasnya bayangan figur yang menakutkan muncul
dari belakang gedung. Fantasi yang menjadi isi karya De Chirico ini memberi pengaruh yang
kuat terhadap para seniman pada masa itu. Karya-karya seniman Dada memang cukup sinis.
Mereka memaparkan karya seninya mengacu pada konsep yang diyaininya bahwa dunia ini
tidak ada citrarasa estetika. Karena dasarnya estetika itu dihasilkan oleh pikiran. Sedangkan
pada kenyataanya dunia sudah mengarah kepada fenomena kekacauan akibat perang dan
pertikaian antar umat manusia. Hal buruk itulah yang menyebabkan para dadais tidak percaya
akan adanya estetika atau keindahan.
KARYA SENI ALIRAN DADAISME

1. KARYA SENI YANG DIBUAT


OLEH MARCHEL DUCHAMP

Fountain (1917)

L.H.O.O.Q (1919)

Nude Descending of Staircase no. Prelude to a Broken Arm (1915)


2

The Bride Stripped Bare by He


Bicycle Wheel(1913) Bachelors, Even (1915)
2. KARYA SENI YANG DIBUAT MAX ERNST

Ubu Imperator (1923)

The Gramineous Bicycle Garnished with Bells the Dappied Fire Damps and the
Echinoderms Bending the Spine to Look for Caresess. (1920)
3. KARYA SENI YANG DIBUAT
OLEH MANRAY

The Gift (1921)

Glass Tears (1932)

Shirt Front and Pork (1923)

Anda mungkin juga menyukai