Anda di halaman 1dari 10

1.

ALIRAN DADAISME
Merupakan aliran yang menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic,mengerikan,
kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan. Gagasan berkarya timbul sebagai dampak
dari membebaskan diri dari hukum-hukum seni yang berlaku. Keleluasaan berpikir seniman
menjadi tujuan pencipataan karya.

Ciri - ciri :
- Seni yang tidak mau ilusi atau ketiadaan ilusi.
- Dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer, tajam dan kontras.

Tokoh - Tokoh :
- Roull Haussmann
- Duchamp
- Hans Arp

Untitled (Squares Arranged according to the Laws of Chance), Hans Arp, 1917, dan dianggap
sebagai karya seni penting dalam Dadaisme (Sumber gambar: arttattler.com)
Secara sederhana, karya seni Dada menghadirkan sebuah paradoks yang menarik tentang upaya
menghadirkan pendekatan yang cenderung populis dan tidak membingungkan, namun juga tetap
mengimbuhkan kesan samar yang mengizinkan pengamatnya untuk menginterprestasi karya
tersebut dalam berbagai cara.
Sebagaimana aliran Kubisme, dalam Dadaisme penggambaran orang atau skena secara
representasional merupakan upaya dalam menganalisis bentuk dan pergerakan. Seniman seperti
Hans Arp menggunakan komposisi abstrak sebagai cara untuk mengekspresikan pola alami yang
dianggap ekspresif, terlepas bagaimana latar kultural seseorang.
Seniman lain, seperti Kurt Schwitters, memanfaatkan abstraksi untuk mencurahkan esensi
metafisikal dari subjeknya. Pada intinya, metode yang digunakan para seniman ini adalah untuk
melakukan dekonstruksi pengalaman sehari-hari yang banal dalam cara-cara yang menantang
dan menentang arus.

Cut with a Kitchen Knife Dada through the Last Weimar Beer Belly Cultural Epoch of Germany,
Hannah Höch, 1919. (Sumber gambar: pictify.saatchigallery.com)
Mungkin lukisan Cut with a Kitchen Knife Dada through the Last Weimar Beer Belly Cultural
Epoch of Germany karya Hannah Höch ini bisa menjadi sarana untuk menggambarkan
Dadaisme. Höch dikenal berkat karya kolasenya yang disusun berdasarkan kliping koran dan
majalah, sketsa dan rangkaian teks yang diambil dari jurnalnya. Lukisan di atas merupakan kritik
atas kultur saat itu dengan melakukan pemotongan dan penyusunan kembali “sejarah” yang
berasal dari kliping tadi menjadi sebuah karya yang secara emosional dan nyata menggambarkan
kehidupan moderen. Lukisan memperlihatkan bagaimana manusia diadu dengan mesin dan
secara metaforis mengkritisi kurangnya rasa kemanusiaan.

The Gramineous Bicycle, Max Ernst, 1921 (Sumber gambar: famous-painters.org)


The Gramineous Bicycle karya Max Ernst, merupakan contoh dari kolase awal, dimana Ernst
melukis secara berlebihan sebuah bagan botani menjadi sebuah unsur yang abstrak. Tampil
layaknya mimpi, karya lukis ini berbicara tentang dekonstruksi tubuh manusia. Ernst
mengtransformasi ilustrasi tanaman menjadi bentuk-bentuk biomorfis yang terlihat manusia
sekaligus asing. Kolase seperti inilah yang menjadi awal untuk karya-karya surealisme Ernst
selanjutnya.
Kunci untuk memahami Dada terletak pada proses rekonsiliasi pada gaya yang sepertinya konyol
dan sembarangan dengan pesan anti-perang yang kuat. Salah seorang tokohnya, Tristan Tzara
dengan konsisten melawan asumsi yang menyebutkan Dada sebagai sebuah pernyataan, meski ia
dan rekan-rekannya merasa jengkel dengan situasi politik saat itu dan berupaya agar penikmat
Dada bisa merasakan sentimen yang sama.

2. ALIRAN POINTILISME

Macam aliran seni lukis selanjutnya ialah aliran pointilisme. Aliran pointilisme ialah jenis aliran
yang menggunakan titik titik untuk menggambar sebuah objek. Adapun ciri ciri aliran seni lukis
pointilisme yaitu:
 Menggunakan berbagai variasi titik seperti tebal tipis, berwarna hitam putih maupun
besar kecil.
 Lukisan objek terlihat baur jika dilihat dari dekat dan terlihat jelas jika dilihat dari jauh.
Aliran seni lukis pointilisme digunakan sebagai pedoman beberapa tokoh seniman. Tokoh tokoh
yang menggunakan macam aliran seni lukis ini ialah Keo Budi Harijanto, Vincent van Gogh,
Rijaman, dan Seurat’s La Parade.

Pointilisme ini adalah aliran seni yang adalah cabang dari aliran impressionisme. Sesuai dengan
namanya, lukisan beraliran pointilisme ini dibuat dengan dengan cara membuat titik-titik kecil
dengan menggunakan cat minyak atau akrilik di atas sebuah pola untuk membentuk sebuah
gambar. Bapak dari pointilisme ini adalah Georges Seurat dan Paul Signac, yang melahirkan
gaya melukis ini di tahun 1886. Tapi yang kemudian dianggap sebagai pelukis pointilisme paling
terkenal adalah Georges Seurat, meskipun sebenarnya masih banyak pelukis lainnya yang
menggunakan aliran ini, seperti Henri-Edmond Cross, Charles Angrand, John Roy, Maximilien
Luce, Camille Pissarro, Théo van Rysselberghe, Chuck Close, Georges Lemmen. Bahkan
Vincent van Gogh pun pernah beberapa melukis dengan gaya ini, dan pada perkembangannya,
Andy Warhol dalam karya-karya awalnya juga adalah seorang pelukis pop-art beraliran
pointilisme ini.

Lukisan karya Georges Seurat yang paling terkenal adalah “A Sunday Afternoon on the Island
of La Grande Jatte” yang diselesaikannya selama 2 tahun pada sebuah musim panas di tahun
1884. Lukisan ini menggambarkan beberapa kelas sosial dalam masyarakat yang sedang
melakukan berbagai kegiatan di sebuah taman. Saat ini, lukisan itu menjadi koleksi permanen
dari Art Institute of Chicago. Lukisan ini lalu menjadi inspirasi bagi seorang musisi, Stephen
Sondheim, untuk membuat pertunjukan musikan dengan judul “Sunday in the Park with
George”.
Seurat percaya bahwa seorang pelukis dapat menggunakan warna untuk menciptakan harmoni
dan emosi dalam seni, sama seperti seorang musisi menggunakan titik-titik nada untuk
membentuk harmonisasi dalam sebuah lagu. Perasaan senang itu mempunyai warna-warna yang
hangat dan dibuat dengan garis ke atas, perasaan yang tenang itu mempunyai perbandingan yang
sama antara warna panas dan warna dingin dengan garis horizontal, sementara kesedihan itu
diwakili oleh warna-warna yang gelap dan dingin dengan garis menurun.
Lalu, masih adakah pelukis masa kini yang melukis dengan gaya ini? Tentu saja ada. Salah
satunya adalah Federico Pietrella. Bedanya, Pietrella menggunakan cap tanggal yang biasa
digunakan oleh banyak perpustakaan. Dia selalu mengubah tanggal di cap itu sesuai dengan
tanggal dia melukis. Waktu dalam lukisannya adalah subjek utama, seperti yang dikatakan oleh
sang pelukisnya sendiri, “Bagiku, waktu adalah sesuatu yang misterius, sekaligus bagian yang
paling penting dalam segala hal – termasuk kehidupan.”
Hidup manusia memang terdiri dari puluhan juta titik yang tidak kasat mata, dan titik-titik itu
yang mewarnai kehidupan kita. Ada titik kesedihan, ada titik di mana kita harus bangkit dari
keterpurukan, ada titik terang, ada titik perubahan, lalu juga ada titik perhentian. Dan semua
titik-titik itu menciptakan lukisan yang berbeda-beda dalam setiap fragmen dalam kehidupan
kita. Menariknya, titik itu tidak selalu berarti akhir, tapi juga bisa jadi awal dari sesuatu yang
baru.

3. ALIRAN FAUVISME

Macam aliran seni lukis selanjutnya ialah aliran fauvisme. Aliran Fauvisme ialah jenis aliran
yang menggambarkan kebebasan dalam berekspresi. Lukisan yang dibuat menerapkan objek
yang kontras dengan aslinya. Adapun ciri ciri aliran seni lukis fauvisme yaitu:
 Menggunakan warna yang tidak sesuai dengan warna asli.
 Menggunakan konsep lukisan warna yang kontras dan liar.
 Garis yang digunakan lebih sederhana sehingga dapat terlihat kuat dan jelas.
Aliran seni lukis fauvisme digunakan sebagai pedoman beberapa tokoh seniman. Tokoh tokoh
yang menggunakan macam aliran seni lukis ini ialah Maurice de Vlamink, Kess Van Dongen,
Henry Matisse, Rauol Dufi, dan Andre Dirrain.
Henri Matisse, Self-Portrait in a Striped T-shirt, 55 cm x 46 cm , Oil on canvas, 1905, at Statens
Museum for Kunst

Henri Matisse, Woman Reading, 59.5 x 81.5 cm, Oil on canvas, 1901, at State Hermitage
Museum

Henri Matisse, Woman Reading, Oil on canvas, 1894, at Museum of Modern Art, Paris
4. ALIRAN LUKISAN KUBISME
Aliran Kubisme adalah aliran seni lukis yang memiliki bentuk-bentuk geometris seperti segitiga,
kubus, segi empat, silinder, lingkaran, bola, kerucut dan kotak-kotak.

Ciri - ciri aliran seni lukis Kubisme :


 Memiliki bentuk geometris
 Memiliki perpaduan warna yang sangat perspektif.

Tokoh - tokoh aliran seni lukis Kubisme :


 Pablo Picasso
 Fernand Leger
 Robert Delaunay
 Metzinger
 Braque

JEAN METZINGER, 1913, LA FEMME À L’ÉVENTAIL WOMAN WITH A FAN, OIL


ON CANVAS, 92.8 X 65.2 CM, ART INSTITUTE OF CHICAGO

Pelukis : Jean Metzinger


Teknik : Teknik Campuran
Teknik ini merupakan teknik melukis perpaduan antara teknik basah dan teknik kering. teknik ini
biasanya diawali dengan penggunaan teknik kering dahulu kemudian teknik basah dengan cara
memblok warna sembari menambahkan intensitas minyak cat secara perlahan hingga lukisan
jadi.
Makna : Menggambarkan Sesosok Prajurit Dan Pekerja Dalam Waktu Bersamaan.
PELABUHAN DI NORMANDIA
1909 PRIVATE COLLECTION

Pelukis : Georges Braque


Teknik : Teknik Campuran
Teknik ini merupakan teknik melukis perpaduan antara teknik basah dan teknik kering. teknik ini
biasanya diawali dengan penggunaan teknik kering dahulu kemudian teknik basah dengan cara
memblok warna sembari menambahkan intensitas minyak cat secara perlahan hingga lukisan jadi
Makna : sebuah pelabuhan di normandia dengan beragam kapal yang datang entah dari
mana asalnya

PENJAMUAN TERAKHIR JESUS


1911ART INSTITUTE OF CHICAGO, CHICAGO, IL, USA

Pelukis : Andre Derain


Teknik : Teknik Campuran
Teknik ini merupakan teknik melukis perpaduan antara teknik basah dan teknik kering. teknik ini
biasanya diawali dengan penggunaan teknik kering dahulu kemudian teknik basah dengan cara
memblok warna sembari menambahkan intensitas minyak cat secara perlahan hingga lukisan jadi
Makna : menggambarkan perjamuan sosok jesus atau yang mereka sembah sebagai
pertemuan terakhir

5. LUKISAN ABSTRAK
Pengertian Lukisan Abstrak
Lukisan Abstrak ialah sebuah lukisan yang menggambarkan sebuah wujud yang tidak natural
dan realistis. Lukisan ini tidak memperlihatkan bentuk rupa yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Lukisan abstrak ini juga merupakan sebuah bentuk yang penuh dengan
imanjinasi yang tinggi sehingga banyak pesan tersirat di dalamnya. Para seniman yang membuat
lukisan ini mencari sebuah esensi dalam dari objek yang akan dia buat, sehingga lukisan yang
telah dibuat lebih unik dan tampak tak berwujud nyata.
1. Lukisan Abstrak “False Start” – US$ 84,6 Juta

Deretan lukisan abstrak termahal di dunia dimulai dari karya Jasper Johns yang berjudul False
Start. Terjual senilai 1,1 triliun rupiah di tahun 2006, lukisan yang dibuat pada 1959 tersebut
sempat menjadi lukisan abstrak termahal di dunia. Jasper Johns adalah seorang pelukis kelahiran
1930 asal Amerika Serikat. Nama “False Start” terinspirasi ketika Jasper Johns sedang duduk di
Cedar Tavern, sebuah bar favorit para seniman kala itu. Ia kemudian melihat sebuah spanduk
balapan yang berjudul False Start. Ia lalu memutuskan untuk memberi nama lukisan abstrak yang
baru dibuatnya dengan nama “False Start” atau awal yang salah.
2. Lukisan Abstrak “Orange, Red, Yellow” – US$ 87 Juta
Lukisan ini merupakan hasil karya dari Mark Rothko, seorang seniman Amerika keturunan
Yahudi Rusia. Banyak pecinta seni yang menganggapnya sebagai ekspresionis abstrak, meskipun
ia sendiri menolak label tersebut. Pria kelahiran tahun 1903 dan meninggal tahun 1970 dianggap
sebagai salah satu seniman Amerika paling terkenal pasca perang dunia, bersama dengan
Jackson Pollock dan Willem de Kooning.
Berbagai karya lukisan telah berhasil diciptakan, salah satunya lukisan abstrak berjudul Orange,
Red, Yellow yang terjual senilai 1,13 triliun rupiah tahun 2012 lalu. Lukisan abstrak Orange,
Red, Yellow yang dibuat tahun 1961 ini mungkin bagi sebagian orang terlihat sederhana, namun
bagi para penikmat seni, lukisan yang bermediakan kanvas dengan cat acrylic ini memiliki nilai
estetika tinggi.

3. Lukisan Abstrak “Dora Maar au Chat” – US$ 95,2 Juta

Lukisan abstrak ini merupakan hasil karya maestro lukis asal Spanyol, Pablo Picasso di tahun
1941. Dora Maar au Chat berarti Dora Maar bersama kucing. Lukisan ini menggambarkan
abstraksisme Dora Maar yang merupakan pasangan kekasih Pablo Picasso saat ia berusia 55
tahun dan Dora 29 tahun. Lukisan tersebut berhasil dilelang pada tahun 2006 oleh seorang Rusia
senilai 1,24 triliun rupiah. Pablo Picasso semasa hidupnya telah menghasilkan 20.000 karya seni.
Yang menarik, Picasso sering berganti gaya lukisan. Ini bisa terjadi karena Picasso memiliki
banyak teman. Seperti dari gaya lukisan biru dan merah jambu (karena lukisan didominasi warna
biru dan merah jambu) berubah drastis ke gaya kubisme, akibat pengaruh pertemanannya dengan
Georges Braque.

Anda mungkin juga menyukai