Anda di halaman 1dari 18

MACAM-MACAM ALIRAN LUKIS

Naturalisme Yaitu suatu bentuk karya seni lukis (seni rupa) dimana seniman berusaha
melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyatan, artinya disesuaikan dengan
tangkapan mata kita. Supaya lukisan yang dibuat benar benar mirip atau persis dengan nyata,
maka susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti
mungkin, setepat setepanya. di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis
dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme
pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.
Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan
pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salahs atu bagian penting dari
gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah
ditimbulkan manusia terhadap alam.
Daftar Pelukis Naturalisme :
Soeboer Doellah
William Bliss Baker
Raden Saleh
Hokusai
Affandi
Fresco Mural

Basuki Abdullah
William Hogart
Frans Hail
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana
tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu.
Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran,
bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Pembahasan realisme dalam seni rupa
bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad
19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di
kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.

Realisme sebagai gerakan kebudayaan


Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi terhadap
paham Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya
berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi.
Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan Amerika
Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis meliputi nama
Honor de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang terkenal adalah Gustave Courbet
dan Jean Franois Millet.

Realisme dalam seni rupa


Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema,
dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa realis cenderung
mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas,
dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat itu.

Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha
mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis foto di
zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya
telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang
telah diusahakan sejak zaman Gothic.
Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya
RembrandtBarbizon School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yag kemudian
membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme. Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite
Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan
yang lebih intens terhadap realisme. yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik.
Kemudian pada abad 19, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama
Teknik Trompe l'oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrim memperlihatkan usaha perupa
untuk menghadirkan konsep realisme.

Daftar pelukis realisme terkenal


Karl Briullov
Ford Madox Brown
Jean Baptiste Simon Chardin
Camille Corot
Gustave Courbet
Honor Daumier
Edgar Degas
Thomas Eakins

Nikolai Ge
Aleksander Gierymski
William Harnett
Louis Le Nain
douard Manet
Jean-Franois Millet
Ilya Yefimovich Repin
Pengertian Ekspresionisme yaitu aliran seni lukis yang mengutamakan kebebasan dalam
bentuk dan warna untuk mencurahkan emosi atau perasaan.
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan
efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film,
arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan
depresi daripada emosi bahagia.
Pelukis Matthias Grnewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.
Daftar Pelukis Ekspresionisme dari abad 20 yang tergolong adalah:
Jerman: Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach,
Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max
Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wchtler, Ludwig Meidner, Paula
Modersohn-Becker, Gabriele Mnter, dan Max Pechstein.

Austria: Egon Schiele dan Oskar Kokoschka


Russia: Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky
Netherlands: Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers dan
Hendrik Werkman
Belgia: Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris
Jespers, dan Albert Droesbeke.
Perancis: Gen Paul dan Chaim Soutine
Norwegia: Edvard Munch
Swiss: Carl Eugen Keel
Indonesia: Affandi

kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh
Picasso dan Braque. Prinsip-prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu menggambarkan
bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi,
menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui
pendekatannya masing-masing
pada kubisme, bentuk bentuk karyanya menggunakan bentuk bentuk geometri (segitiga,
segiempat, kerucut, kubus, lingkaran dan sebagainya) seniman kubisme sering menggunakan
teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar gambar poster dan
lain- lain.

Kubisme sebagai pencetus gaya nonimitative muncul setelah Picasso dan Braque menggali
sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa Liberia, ukiran
timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng-topeng suku Afrika. Juga pengaruh lukisan Paul
Cezanne, terutama karya still life dan pemandangan, yang mengenalkan bentuk geometri baru
dengan mematahkan perspektif zaman Renaisans. Ini membekas pada keduanya sehingga
meneteskan aliran baru.
Istilah "Kubis" itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis Vauxelles
(kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di Salon des Independants, berkomenmtar
bahwa karya Braque sebagai reduces everything to little cubes (menempatkan segala sesuatunya
pada bentuk kubus-kubus kecil. Gil Blas menyebutkan lukisan Braque sebagai bizzarries
cubiques (kubus ajaib). Sementara itu, Henri Matisse menyebutnya sebagai susunan petits cubes
(kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai istilah Kubisme untuk memberi ciri dari aliran
seperti karya-karya tersebut.
Perkembangan awal
Dalam tahap perkembangan awal, Kubisme mengalami fase Analitis yang dilanjutkan pada fase
Sintetis. Pada 1908-1909 Kubisme segera mengarah lebih kompleks dalam corak yang kemudian
lebih sistematis berkisar antara tahun 1910-1912. Fase awal ini sering diberi istilah Kubisme
Analitis karena objek lukisan harus dianalisis. Semua elemen lukisan harus dipecah-pecah terdiri
atas faset-fasetnya atau dalam bentuk kubus.
Objek lukisan kadang-kadang setengah tampak digambar dari depan persis, sedangkan
setengahnya lagi dilihat dari belakang atau samping. Wajah manusia atau kepala binatang yang
diekspos sedemikian rupa, sepintas terlihat dari samping dengan mata yang seharusnya tampak
dari depan.
Pada fase Kubisme Analitis ini, para perupa sebenarnya telah membuat pernyataan dimensi
keempat dalam lukisan, yaitu ruang dan waktu karena pola perspektif lama telah ditinggalkan.
Bila pada pereiode analitis Braque maupun Picasso masih terbelenggu dalam kreativitas yang
terbatas, berbeda pada fase Kubisme Sintetis. Kaum Kubis tidak lagi terpaku pada tiga warna
pokok dalam goresan-goresannya. Tema karya-karya mereka pun lebih variatif. Dengan
keberanian meninggalkan sudut pandang yang menjadi ciri khasnya untuk beranjak ke tingkat
inovatif berikutnya.
Perkembangan karya kaum Kubis selanjutnya adalah dengan perhatian mereka terhadap realitas.
Dengan memasukkan guntingan-guntingan kata atau kalimat yang diambil dari suratpaper colle.
kabar kemudian direkatkan pada kanvas sehingga membentuk satu komposisi geometris.
Eksperimen tempelan seperti ini lazim disebut teknik kolase atau
Daftar Pelukis Kubisme :

Paul Cezane

Pablo Picasso

George Braque

Metzinger

Albert Glazez

But Mochtar

Moctar Apin

Fajar Sidik

Andre Derain

Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang
dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran "fauve" (binatang
liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d'Automne dalam artikelnya untuk
suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2.
Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga Bordeaux. Kematangan konsepnya
dicapai pada tahun 1906.
Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak
dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna
yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi
seniman dengan alam tersebut.
Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul GauguinPaul
Srusier: kepada
"How do you see these trees? They are yellow. So, put in yellow; this shadow, rather
blue, paint it with pure ultramarine; these red leaves? Put in vermilion."

"Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan


kuning. Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine. Daun
yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion."
Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang
terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif.
Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang
dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi
pelukis.
Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi
keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus
mempertimbangkan banyak detail.
Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah lama
terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran impresionisme,
meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar
dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904
hingga 1907.

Pengaruh
Pengaruh awal dari aliran ini mungkin sekali didapat dari rintisan yang dimulai oleh karya-karya
Paul Cezanne, Gustave Moreau, Paul Gauguin, maupun Vincent van Gogh. Meskipun pelukis
tersebut tidak melibatkan diri kepada gerakan fauvisme dan berbeda era dengan dimulainya
aliran ini, namun karyanya menjadi acuan bagi pelukis muda yang nantinya akan menjadi pelukis
fauvis.
Meskipun hanya berumur pendek, aliran fauvisme menjadi tonggak konsep seni rupa modern
berikutnya.

Daftar Pelukis Fauvisme :


Henri Matisse
Andr Derain
Georges Braque
Albert Marquet
Henri Manguin

Charles Camoin
Henri Evenepoel
Jean Puy
Maurice de Vlaminck
Raoul Dufy
Othon Friesz
Georges Roua

SEJARAH SENI LUKIS


Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di
Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran
romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Awalnya pelukis Indonesia lebih sebagai penonton atau asisten, sebab pendidikan
kesenian merupakan hal mewah yang sulit dicapai penduduk pribumi. Selain karena
harga alat lukis modern yang sulit dicapai penduduk biasa.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung
bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda.
Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil
menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di
beberapa negera Eropa.
Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman
renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang
sama.
Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema
romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan
dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati
bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh
ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Para pelukis kemudian beralih

kepada potret nyata kehidupan masyarakat kelas bawah dan perjuangan


menghadapi penjajah.
Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat
lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga
melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi
komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan
karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme
dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat
propaganda, namun lebih sebagai sarana ekspresi pembuatnya. Keyakinan tersebut
masih dipegang hingga saat ini.
Perjalanan seni lukis kita sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa
masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah
diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif,
dengan munculnya seni konsep (conceptual art): Installation Art, dan
Performance Art, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni
sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam kolaborasi
sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan
berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi
terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Aliran seni lukis


Surrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering
ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara
keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk
menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti
bentuk aslinya.
Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh
terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan
dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di
setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar
belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan
ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial.
Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
Aliran lain
*
*
*
*
*
*
*

Ekspresionisme
Impresionisme
Fauvisme
Neo-Impresionisme
Realisme
Naturalisme
De Stijl

Beberapa Pelukis Indonesia


* Affandi
* Agus Djaya
* Basuki Abdullah
* Djoko Pekik
* Dullah
* Hendra Gunawan
* Herry Dim
* Jeihan
* Kartika Affandi
* Lee Man Fong
* Otto Djaya
* Popo Iskandar
* Raden Saleh
* S. Sudjojono
* Srihadi
* Sri Warso Wahono
* Trubus

SERBA SERBI SENI LUKIS


Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.

Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi
untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas,
papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang
digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada
media yang digunakan.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Sejarah umum seni lukis


o

1.1 Seni lukis zaman klasik

1.2 Seni lukis zaman pertengahan

1.3 Seni lukis zaman Renaissance

1.4 Art nouveau

2 Sejarah seni lukis di Indonesia

3 Aliran seni lukis


o

3.1 Surrealisme

3.2 Kubisme

3.3 Romantisme

3.4 Plural painting

3.5 Seni lukis daun

3.6 Aliran lain

4 Abstraksi

5 Pelukis terkenal Indonesia

6 Lihat pula

Sejarah umum seni lukis


=== Zaman prasejarah ===
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan
bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua

untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan
menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar
prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya
dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dindingdinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya
lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas.

Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua
dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objekobjek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar
tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman
si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk
yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor
banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari
pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih
banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai
mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila
diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka
mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu
sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka
bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan
seni.
[sunting] Seni lukis zaman klasik

Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)

Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di
alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa
seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
[sunting] Seni lukis zaman pertengahan

Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami
penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa

menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa
sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali
untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang
melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan
unsur bentuk yang "benar" dari benda).
[sunting] Seni lukis zaman Renaissance

Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan
(termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang.
Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan
modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap
kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni
zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut
kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze
menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:

Tomassi

Donatello

Leonardo da Vinci

Michaelangelo

Raphael

[sunting] Art nouveau

Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang
dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian
tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan
mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh
produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan,
karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan
terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.
Sejarah seni lukis di Indonesia

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia.
Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak
pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa
mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian
melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia
yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia
tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga
perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat
banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah
"kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema
yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh
ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas
yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih
sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme
membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari
kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap
sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan
R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan
konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporakporandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer,
dengan munculnya seni konsep (conceptual art): Installation Art, dan Performance Art, yang
pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul
berbagai alternatif semacam kolaborasi sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis
konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk
apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Aliran seni lukis


[sunting] Surrealisme

Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam
mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah
setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan
manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

[sunting] Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentukbentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini
adalah Pablo Picasso.
[sunting] Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini
berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan
alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada
pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari
aliran ini adalah Raden Saleh.
[sunting] Plural painting

Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan intuisi
untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke dalam bahasa
visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL PAINTING. Artinya,
untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah
tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau
multi-style.
[sunting] Seni lukis daun

Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan daun tumbuhtumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini memanfaatkan sampah daun
tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki warna khas dan tidak busuk jika ditangani dengan
benar. senidaun.wordpress.com
[sunting] Aliran lain

Ekspresionisme

Impresionisme

Fauvisme

Neo-Impresionisme

Realisme

Naturalisme

De Stijl

[sunting] Abstraksi

Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang
berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan menghindari
peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan
objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya. Abstraksi disebut
juga sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni lukis.
[sunting] Pelukis terkenal Indonesia

Affandi

Agus Djaya

Barli Sasmitawinata

Basuki Abdullah

Djoko Pekik

Dullah

Ferry Gabriel

Hendra Gunawan

Herry Dim

Jeihan

Kartika Affandi

Lee Man Fong

Mario Blanco

Otto Djaya

Popo Iskandar

Raden Saleh

S. Sudjojono

Srihadi

Sri Warso Wahono

Trubus

Atim Pekok

E. Darpo.S

Anda mungkin juga menyukai