Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Rasa ialah simbol dari bentuk rupa yang dilihat. Dengan mengandalkan indera mata
dapat menimbulkan kepekaan rasa yang dapat menghasilkan filosofis (teks) dan simbolis
(bentuk rupa). Ide yang akan dimunculkan ialah mengenai sebuah wujud yang dapat
membuat perasaan kagum tumbuh. wujud yang dapat menarik perhatian sehingga ingin
rasanya untuk menelusuri lebih jauh makna dibalik wujud yang dilihat. Sikap spontanitas
inilah yang diperlukan ketika ingin mengungkapkan perasaan saat melihat wujud tak terduga.
Perasaan yang muncul tersebut merupakan ilham, inspirasi dan perasaan yang tumbuh akibat
melihat sebuah wujud yang masuk ke dalam relung hati. Aspek dalam seperti imaginasi,
inspirasi, konsentrasi, dan pengahayatan membantu dalam proses ini. Dalam hal ini hati harus
siap menangkap getaran alam dan kalbu. Akibat dari getaran itulah muncul dengan tidak
sengaja perasaan yang kita cari. Bisa dikatakan saya berfikir ke arah tak rasional, yang mana
membuat imaginasi dan kepekaan muncul dengan bebas. Penggabungan antara melihat dan
perasaan telah berhasil menangkap hubungan antara alam dan seisinya. Yang saya lihat kali
ini bersifat tidak sengaja, dengan ketidaksengajaan ini membuat saya berpikir bahwa ini
cocok untuk dijadikan uraian dalam konteks perasaan. Saat melihat wujud tidak sengaja ini
terlintas dibenak saya bahwa setiap wujud sesuatu pasti ada pesan yang tersimpan
didalamnya. Sengaja disebut tingkat tertinggi karena bukan hanya pelaksanaannya bukan
hanya ide, melainkan integrasi keduannya.
Konsep yang akan diusung dalam teks ini ialah keterkatian antara apa yang dilihat,
bagaimana rasa ini ada setelah melihat dan makna dibalik wujud yang dilihat. Proses dalam
menuju simpulan perasaan berintegrasi dalam penghayatan yang mendalam. Juga akan saya
hubungkan dengan kehidupan ini berdasarkan Agama yang saya anut yaitu Agama Islam
serta mengungkapkan makna dan fakta dari wujud tersebut.

1
ISI

Sekitar dua Minggu lalu, saya pergi dengan teman SMA. Kita pergi jalan-jalan ke
Manahan sampai pukul 5 sore. Karena langit sudah mulai merah menandakan hari akan gelap
saya memutuskan untuk pulang kerumah. Dari Manahan menuju rumah menempuh waktu
sekitar 30 menit. Pada saat saya berhenti di lampu merah tepat di perempatan Panggung
Motor, Jebres, Solo sekitar pukul 6 sore, saya melihat burung berjejer diatas kabel yang
sangat banyak, bahkan di pohon, di reklame dan dilampu semua terdapat burung berjejer.
Mungkin sekitar ratusan burung terdapat disana dengan jenis burung yang sama bahkan
kemungkinan besar jumlah burung itu hampir ribuan. Burung-burung kecil itu berjejer rapi
memenuhi seluruh kabel yang ada di lokasi itu. Beberapa burung lainnya terus berterbangan
seakan tidak kebagian tempat untuk bertengger. Meskipun ini bukan kali pertama saya
melihat burung itu. Tetapi kali ini beda karena burung itu berjejer dengan latar belakang
langit senja. Anehnya burung itu ada hanya di area lampu merah dan sekitarnya saja. Jika kita
sudah berjalan sekitar 100-200 meter burung itu tidak ada. Yang saya rasakan setelah melihat
burung itu ialah kagum, betapa banyaknya burung itu dan bisa berkumpul secara bersamaan
ditempat ini. Hingga saya berpikir apakah lokasi ini hangat karena banyaknya lampu yang
bersinar. Tetapi banyak lampu merah di area solo yang memiliki lampu banyak dan berada
ditempat yang luas, mengapa burung-burung itu memilih daerah panggung ini. Hal itu yang
selalu terlintas dibenak saya ketika melihat burung-burung itu. First Impression saya ketika
melihat ribuan burung itu adalah kagum sampai-sampai badan saya dibuat merinding akibat
pemandangan burung itu.
Dikutip dari aman Solopos.com. Indonesia menjadi satu dari sejumlah negara tropis
yang menjadi tempat migrasi sementara burung-burung layang Asia atau Hirundo Rustica itu.
Burung yang sejatinya berbiak di belahan bumi utara itu menempuh ribuan kilometer untuk
menghindari cuaca dingin ekstrim. Koordinator kelompok studi Kepak Sayap Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS), Aditya
mengatakan bahwa cuaca negara tropis Indonesia yang lebih hangat memungkinkan Ban
Swallow mendapat pasokan makanan, serangga sementara di habitat asalnya tergerus salju.
Mahasiswa jurusan Biologi ini mengatakan spesies burung Hirundo rustica terbagi menjadi
enam spesies yakni, rustica, tytleri, gutturalis, erythrogaster,savignii, dan transitif. Dua sup
spesies yang migrasi ke Indonesia adalah Tytleri dan Gutturalis. Mereka terbang tiga
generasi, itulah mengapa burung itu selalu hinggap di lokasi yang sama. Turun-temurun
mengenalkan lokasi kepada anak-anaknya. Kenapa burung itu memilih lokasi di perempatan
Panggung, Jebres, Solo. Kemungkinan karena hangat sorotan lampu, ada tempat bertengger
dan lapang. Siklus terbang burung-burung layang Asia, terbagi menjadi beberapa gelombang.
Pada September, kelompok pertama bakal tiba disusul kelompok berikutnya hingga
Desember. Akhir tahun menjadi puncak ketibaan, yang berangsur kembali ke habitat asalnya
pada Februari dan Maret saat cuaca menghangat.
Fenomena tersebut sudah ada cukup lama. Penarik becak di area lokasi itu
mengatakan bahwa ia telah melihat pemandangan tersebut sejak belasan tahun lalu. Dalam
kurun waktu empat tahun terakhir burung ini muncul bertambah banyak. Meskipun kadang-
kadang burung itu menganggu pengendara dibawahnya karena jatuhnya kotoran burung itu.
Saya pun sudah pernah merasakan kejatuhan kotoran burung tersebut di tangan saya. Tapi
saya memakluminya karena mereka hanyalah hewan ciptaan Allah yang tak berakal.
Burung merupakan hewan tercerdas. Burung menggunakan logika untuk memecahkan
masalah. Dalam sebuah percobaan, burung gagak diberi tugas kompleks yang mereka belum

2
pernah didapati sebelumnya dan naluri mereka tidak diprogram untuk melakukannya secara
alami. Namun mereka selalu berhasil mencari kreativitas dan solusi logis untuk
menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Kita harus banyak belajar dari sifat burung yang seperti
ini. karena manusia biasanya memecahkan masalah dengan emosi yang mengakibatkan hal
buruk terjadi. Seperti tawuran, peselisihan antar warga dan perkelahian lainnya. Semua hal
ini terjadi atas dasar emosi dan provokator dari berbagai pihak yang terlibat.
Quran membuka pintu besar untuk pembelajaran dengan menunjukan gagak sebagai
mentor untuk manusia. Gagak tampaknya menjadi guru yang baik dalam berpikir logis dan
pemecah masalah secara kreatif. Hal ini mengajarkan kita untuk belajar dari makhluk-
makhluk cerdas ciptaan Allah SWT.
Kebersamaan yang dijalin burung-burung itu sehingga mereka bisa berjejer dengan
rapi mengajarkan kepada kita semua bahwa pentingnya menjalin kebersamaan, terutama
antar umat manusia. Adanya kebersamaan yang dijalin menjadikan kita dapat menjalani
hidup yang nyaman dan tenteram. Rasa kebersamaan yang muncul dalam pribadi masing-
masing membuat rasa perselisihan itu sirna. Kutipan dari laman solopos yang mengatakan
“Burung yang sejatinya berbiak di belahan bumi utara itu menempuh ribuan kilometer untuk
menghindari cuaca dingin ekstrim”. mereka rela menghabiskan waktunya beribu-ribu
kilometer untuk mencari makan. Kita sebagai manusia wajib bekerja keras untuk
mendapatkan hal apa yang kita inginkan. Jika kita hanya santai-santai tidak mau berusaha,
malas tidak akan membuahkan hasil. Kesuksesan itu muncul karena adanya kemauan bahkan
paksaan untuk bekerja keras.
Burung menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah terkait penciptaan sayap pada
burung, yang dapat mengatup dan mengembang. “tidakkah mereka memperhatikan burung-
burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain
daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar tanda-tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang beriman” (QS. An-Nahl:79). Kemampuan burung yang
terbang ini diabadikan dalam ayat al-quran. Pada dasarnya burung memiliki kemampuan
istimewa. Tingkat kesempurnaan yang dicapai pada beberapa spesial burung menurut data
ilmiah modern. Menunjukkan perilaku terbang dengan berimigrasi secara terorganisir. Proses
migrasi ini merupakan perjalanan panjang yang dilakukan oleh jenis burung0burung muda.
Di dalam perjalanannya menuju tempat yang nyaman, burung-burung itu pasti
mendapati berbagai rintangan mulai dari cuaca hingga serangan manusia. Apabila kita
mengalami guncangan masalah dalam hidup bersandarlah sepenuhnya kepada Allah SWT
sang Pencipta-Mu, karena hanya Ia yang sanggup melepaskanmu. Andalkan Dia senantiasa
dalam segala hal. Selalu bersyukur, itu akan membuka pintu sukacita janah mengalir. Banyak
sekali ayat-ayat yang menguatkan tentang proses kehidupan. Selidikilah rattillah ayat-
ayatnya, dekatilah Allahmu (Alquran) selagi Ia berkenan untuk dicari. Namun ingatlah,
dibalik proses yang berat, dibalik pengorbanan ada berkat dan upah yang sungguh luar biasa
besarnya bagi yang menjalankannya di jalan Allah SWT.
Melihat burung yang berada diatas kabel membuat saya kagum. Mereka adalah hewan
yang tidak memiliki akal. Tetapi mereka bisa berjejer rapi tanpa menimbulkan bahaya bagi
pengendara yang berada dibawahnya. Perasaan yang muncul saat melihat ribuan burung ini
ialah kagum, terharu dan takjub. Dan saya bahagia bisa melihat pemandangan ini karena
membuat saya sealu mengingat pencipta seluruh alam jaga ini yaitu Allah SWT.
Adanya perasaan yang muncul akibat melihat burung-burung itu saya dapat
menghasilkan karya abstrak. Karya abstrak ini terdiri dari tiga warna yaitu merah, kuning dan
biru. Saya memilih warna merah biru karena ketiga warna tersebut adalah warna primer atau

3
bisa dikatakan warna utama. Warna utama ini sangat cocok dalam penggambaran ini,
dikarenakan burung-burung itu menjadi objek utama yang menarik perhatian dibandingkan
langit senja yang ada, meskipun saat itu langit senja sangatlah indah. Saya menggoreskan
garis-garis menggunakan spidol. Saya membentuk garis dan berjejer-jejer sangat rapat
mengartikan bahwa burung-burung itu berjejer dengan rapi dan terlihat harmonis, meskipun
burung-burung itu mungkin mempunyai ras berbeda. Saya tidak menggambar garis itu full di
kertas a4 menggambarkan langit yang luas yang didalamnya terdapat makhluk ciptaan Allah
SWT dan garis-garis itu menggambarkan jejeran burung yang ada. Saya mengganti-ganti
spidol warna saya menggambarkan perbedaan yang ada diantara burung-burung itu, tetapi
mereka tetap dalam satu tujuan. Hal ini mengingatkan saya kepada Bhinneka Tunggal Ika
dimana artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Adanya perbedaan diantara kita
menjadikan kita berselisih tetapi harus dijadikan pembelajaran dimana ada persamaan dan
ada perbedaan. Kita sebagai manusia senantiasa menyatukan antara persamaan dan perbedaan
ini supaya menjadi kesatuan yang utuh.

4
KESIMPULAN
Bedasarkan yang saya lihat perasaan yang muncul akibat melihat ribuan burung-
burung itu adalah kagum. Karena banyaknya burung di area itu hingga membuat badan
merinding. Dengan mudahnya Allah menciptakan makhluk sebanyak itu. Dari semua uraian
diatas yang dapat kita pelajar dari adanya burung-burung yang hidup ialah sifat kebersamaan
yang tinggi, menghadapi masalah dengan logika bukan dengan emosi dan berani bekerja
keras untuk masa depan yang cerah. Dalam era ini kebersamaanlah yang terpenting karena
akhir-akhir ini banyak tawuran dan perselisihan melanda Indonesia. Kita sebagai generasi
muda harus benar-benar paham mana hal baik dan mana hal buruk, jangan gegabah dalam
mengambil keputusan yang mana dapat mengakibatkan perselisihan. Jadikan perbedaan
menjadi pelengkap dalam kehidupan dan persamaan dijadikan persatuan kehidupan.
Dapat disimpulkan bahwa sebuah proses kreasi ini dipengaruhi oleh alam. Adanya
kreativitas timbullah produktivitas untuk menulis dan membuat karya yang dapat
menghasilkan rekonstruksi untuk dirinya sendiri berupa apresiasi. Perasaan yang muncul
membuat saya menangkap isi dari makna dibalik wujud burung itu. Uraian diatas merupakan
hasil dari proses melihat-ide-berfikir-konsep-pelaksanaan.

DAFTAR PUSTAKA
News.solopos.com
m.detik.com
Ramdhani,dkk. 2016. Alquran vs Sains Modern menurut Dr. Zakir Naik. Yogyakarta.
Penerbit LBD
Tabrani,Primadi. 2000. Proses kreasi, apresiasi, belajar. Bandung. Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai