Anda di halaman 1dari 9

KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA
KLINIK PRATAMA CAHAYA MURNI 2
NO:......./SK-DIRUT/CM2/V/2019

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR UTAMA KLINIK PRATAMA CAHAYA MURNI 2

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Klinik Pratama Cahaya Murni 2 dilaksanakan


sesuai kebutuhan pasien;

b. bahwa pelayanan klinis Klinik Pratama Cahaya Murni 2 perlu


diperhatikan mutu dan keselamatan pasien;

c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai kebutuhan


pasien, bermutu dan memperhatikan keselamatan pasien, maka perlu
ditetapkan kebijakan pelayanan klinis di Klinik Pratama Cahaya Murni 2;

Mengingat :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028
Tahun 2011 tentang klinik
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat,
Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43


Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

4. Keputusan Menteri Kesehatan No.514 Tahun 2015 tentang


Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama ;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLNIK PRATAMA CAHAYA MURNI 2


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI KLINIK PRATAMA
CAHAYA MURNI 2

KESATU : Menetapkan Kebijakan Pelayanan Klinis di Klinik Pratama Cahaya Murni 2,


seperti tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan keputusan ini.

KEDUA : Menetapkan Kebijakan Pelayanan Klinis di Klinik Pratama Cahaya Murni 2


terhadap 137 penyakit yang bisa ditangani oleh Klinik Pratama Cahaya Murni 2

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


KETIGA

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Mei 2019
KEPALA KLINIK PRATAMA CAHAYA
MURNI 2
,

Dra.Syamsiah Yunus

Lampiran : Keputusan Kepala Klinik Pratama


Cahaya murni 2
Nomor : Tahun 2019
Tanggal : 01 Mei 2019

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI KLINIK PRATAMA CAHAYA MURNI 2

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Semua tahap pelayanan terhadap pasien dapat dilakukan secara manual.
3. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria.
4. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
5. Identifikasi pasien harus dipastikan minimal dengan cara identifikasi sebagai berikut :
a. Nama Pasien
b. Tempat / Tanggal Lahir Pasien
c. Alamat / Tempat Tinggal
d. Nomor Rekam Medis
6. Informasi tentang
7. jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang dibutuhkan masyarakat
meliputi :
a. Tarif Pelayanan
b. Jenis Pelayanan
c. Informasi tentang kerja sama dengan fasilitas kesehatan lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran.
8. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran.
9. Hak pasien sesuai dengan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 52.
10. Kewajiban pasien sesuai dengan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 52.
11. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasikan dan
ditindaklanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN

1. Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian
lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu.
5. Informasi kajian medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah standar prosedur operasional.
7. Pasien dengan kondisi gawat darurat dan beresiko tinggi harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan professional yang
memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual, dan memperlihatkan tata nilai budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya.
19. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasikan.
20. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan / penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN

1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.


2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi ;pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan/ ruang bersalin, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
6. Tindakan medis/ pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien ( informed consent ) wajib
didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi dan ditindaklanjuti.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut.
10. Kasus –kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus – kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus beresiko tinggi.
12. Kasus – kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan ( kewaspadaan universal ).
13. Pemberian obat / cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat / cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperlhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien / keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
17. Penulisan Rekam Medis harus lengkap dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
18. Perawat/ para medis lain wajib mengingatkan dokter jika terjadi pengulangan yang
tidak perlu
19. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat / tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
20. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
21. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
22. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun rujukkan dipandu oleh prosedur
yang baku.
23. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan penolakan pengobatan atau rujukan
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.
25. Jenis anestesi yang dilakukan adalah anestesi lokal.
26. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten.
27. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent.
28. Status fisiologis pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
29. Pendidikan / penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.

D. RENCANA RUJUKAN

1. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan rujukan.


2. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani.
3. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, Klinik Pratama Cahaya Murni 2 wajib
memberikan alternatif pelayanan.
4. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
5. Resume klinis meliputi :nama pasien, kondisi klinis, prosedur / tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
6. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
7. Kriteria merujuk pasien sesuai dengan pedoman pelayanan.

E. DAFTAR JENIS PENYAKIT YANG BISA DITANGANI OLEH KLINIK PRATAMA


CAHAYA MURNI 2

NO JENIS PENYAKIT

1 MATA KERING
2 TENSION TYPE HEADACHE
3 PITIRIASIS VERSIKOLOR
4 OTITIS EKSTERNA
5 TUBERKULOSIS
6 DISLIPIDEMIA
7 DIABETES MELITUS TIPE II
8 PNEUMONIA ASPIRASI
9 HIPERTENSI ESSENSIAL
10 HIPOGLIKEMIA
11 OBESITAS
12 ULKUS PADA TUNGKAI
13 ABORTUS SPONTAN KOMPLIT
14 ALERGI MAKANAN
15 ANEMIA DEFISIENSI BESI
16 ASKARIASIS
17 BUTA SENJA
18 INFEKSI CACING TAMBANG
19 CRACKED NIPPLE
20 DISENTRI BASILER
21 ERISIPELAS
22 ERITRASMA
HERPES SIMPLEKS TANPA
23
KOMPLIKASI
24 INFEKSI SALURAN KEMIH
25 INVERTED NIPPLE
26 PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
KRONIK
ABSES, FOLIKEL RAMBUT DAN
KELENJTA SEBASEA, FOLIKEL
27
SUPERFISIALIS, FURUNKEL,
KARBUNKEL
28 GONORE
29 HEMOROID GRADE I - II
30 HEPTITIS A
31 KERACUNAN MAKANAN
32 MALNUTRISI ENERGI PROTEIN
33 MASTITIS
34 PIELONEFRITIS TANPA KOMPLIKASI
35 RUPTUR PERINEUM TINGKAT I - II
36 FLOUR ALBUS
37 SKISTOSOMIASIS
38 STRONGILOIDIASIS
39 TAENIASIS
40 HIDRADENITIS SUPURATIF
41 VAGINITIS
42 VAGINOSIS BAKTERIAL
43 VARISELLA TANPA KOMPLIKASI
44 VULVITIS
45 MORBILI
46 MALARIA
47 INFEKSI PADA UMBILIKUS
48 KANDIDIASIS MULUT
49 REAKSI ANAFILAKTIK
50 DEMAM DENGUE DAN DBD
51 HIV/AIDS TANPA KOMPLIKASI
52 LIMFADENITIS
53 ULKUS MULUT
54 REFLUKS GASTROESOFAGEAL
55 GASTRITIS
56 INTOLERANSI MAKANAN
57 DEMAM TIFOID
58 GASTROENTERITIS
59 PAROTITIS
60 HORDEOLUM
61 KONJUNTIVITIS
62 BLEFARITIS
63 PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
64 BENDA ASING DI KONJUNGTIVA
65 TRIKIASIS
66 EPISKLERITIS
67 OTITIS MEDIA AKUT
68 SERUMEN PROP
69 VULNUS
70 LEPTOSPIROSIS
71 MIGREN
72 VERTIGO
73 BELL'S PALSY
74 KEJANG DEMAM
75 GANGGUAN SOMATOFORM
76 INSOMNIA
77 TONSILITIS AKUT
78 BRONKHITIS AKUT
79 ASMA BRONKHIAL / ASMA STABIL
PNEUMONIA DAN
80
BRONKOPNEUMONIA
81 BENDA ASING DI HIDUNG
82 INFLUENZA
83 PEDIKULOSIS KAPITIS
84 PEDIKULOSIS PUBIS
85 PIODERMA
86 URTIKARIA AKUT
HERPES ZOOSTER TANPA
87
KOMPLIKASI
88 LUKA BAKAR
89 SIFILIS
99 EPISTAKSIS
100 LARINGITIS AKUT
101 PITIRIASIS ROSEA
102 REAKSI GIGITAN SERANGGA
103 FURUNKEL PADA HIDUNG
104 EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION
105 DERMATITIS NUMULARIS
106 DERMATITIS KONTAK IRITAN
107 DERMATITIS ATOPI
108 BENDA ASING DI TELINGA
109 CUTANEUS LARVA MIGRAN
110 CANDIDIASIS MUKOKUTAN
111 DERMATITIS PERIORAL
112 MILIARIA
113 KEHAMILAN NORMAL
114 SALPINGITIS
115 FARINGITIS AKUT
116 LEPRA
117 VERUKA VULGARIS
118 MOLUSKUM KONTAGIOSUM
119 LARINGITIS AKUT
120 NAPKIN ECZEMA
121 RINITIS AKUT
122 RINITIS ALERGI
123 RINITIS VASOMOTOR
124 SKABIES
125 SKROFULODERMA
126 ANGINA PEKTORIS STABIL
127 DERMATOFITOSIS
128 HIPERURISEMIA
129 FILARIASIS
130 DERMATITIS SEBOROIK
131 AKNE VULGARIS RINGAN
132 ABSES PERIAPIKAL
133 ATRISI DAN ABRASI
134 GANGREN PULPA
135 GANGREN RADIKS
136 GINGIVITIS
137 HIPEREMI PULPA
138 KARIES PROFUNDA
140 PERIODONTITIS
141 PULPITIS

KEPALA KLINIK PRATAMA CAHAYA


MURNI 2
,

Dra. Syamsiah Yunus

Anda mungkin juga menyukai