Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Lansia

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun ke atas. lanjut usia di bagi menjadi 2, yaitu:

1. Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau
jasa.
2. Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari
nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia adalah proses penyuluhan
sosial, bimbingan, konseling, bantuan, santunan dan perawatan yang
dilakukan secara terarah, terencana dan berkelanjutan yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia atas dasar pendekatan
pekerjaan sosial.

B. Tempat Pelayanan Kesehatan Bagi Lansia


Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia ditujukan pada lanjut
usia potensial dan lanjut usia tidak potensial.
1. Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia Potensial
meliputi :
a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual

Pelayanan keagamaan dan mental spiritual bagi lanjut usia


dimaksudkan untuk mempertebal rasa keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pelayanan keagamaan dan mental
spiritual bagi lanjut usia meliputi :

1) Bimbingan beragama;
2) Pembangunan sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas
bagi lanjut usia.

b. Pelayanan kesehatan;
Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia agar
kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi secara wajar.
dilaksanakan melalui peningkatan :
1) penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan lanjut usia;
2) upaya penyembuhan (kuratif), yang diperluas pada bidang
pelayanan geriatrik/ gerontologik;
3) pengembangan lembaga perawatan lanjut usia yang menderita
penyakit kronis dan/atau penyakit terminal.

Mendapatkan pelayanan kesehatan bagi lanjut usia yang tidak


mampu, diberikan keringanan biaya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pelayanan kesempatan bekerja


Pelayanan kesempatan kerja bagi lanjut usia potensial
dimaksudkan memberi peluang untuk mendayagunakan pengetahuan,
keahlian, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman yang
dimilikinya.
Dilaksanakan pada sektor formal dan non fonnal, melalui
perseorangan, kelompok/organisasi, atau lembaga baik Pemerintah
maupun masyarakat.
1) Pelayanan kesempatan kerja bagi lanjut usia potensial dalam
sektor formal

Pelayanan kesempatan kerja bagi lanjut usia potensial dalam


sektor formal dilaksanakan melalui kebijakan pemberian
kesempatan kerja bagi lanjut usia potensial untuk memperoleh
pekerjaan.

Dunia usaha memberikan kesempatan yang seluas-luasnya


kepada tenaga kerja lanjut usia potensial yang memenuhi
persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan untuk memperoleh
pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Penetapan persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan
dilaksanakan dengan memperhatikan faktor :

a) Kondisi fisik;
b) Keterampilan dan/atau keahlian;
c) Pendidikan;
d) Formasi yang tersedia;
e) Bidang usaha;
f) Faktor lain.

Persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Menteri yang
bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan setelah mendapat pertimbangan Menteri dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Setiap pekerja/buruh lanjut usia potensial mempunyai hak


dan kewajiban yang sama dengan pekerja/buruh lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Pelayanan kesempatan kerja bagi lanjut usia potensial dalam


sektor non formal
Pelayanan kesempatan kerja bagi lanjut usia potensial
dalam sektor non formal dilaksanakan melalui kebijakan
menumbuhkan iklim usaha bagi lanjut usia potensial yang
mempunyai keterampilan dan/atau keahlian untuk melakukan
usaha sendiri atau melalui kelompok usaha bersama.
Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif
dalam menumbuhkan iklim usaha bagi lanjut usia potensial.
Lanjut usia potensial yang mempunyai keterampilan dan/atau
keahlian untuk melakukan usaha sendiri atau melalui kelompok
usaha bersama dapat diberikan bantuan sosial.
Pemberian bantuan sosial dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan mengenai bantuan sosial bagi lanjut usia potensial
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah .
d. Pelayanan pendidikan dan pelatihan;
Pelayanan pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan, dan
pengalaman lanjut usia potensial sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
Pelayanan pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh lembaga
pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggarakan Pemerintah
maupun masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

e. Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan


fasilitas, sarana, dan prasarana umum;
Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan
sarana dan prasarana umum dimaksudkan sebagai perwujudan rasa
hormat dan penghargaan kepada lanjut usia. Pelayanan untuk
mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum
dilaksanakan melalui :
1) Pemberian kemudahan dalam pelayanan administrasi
pemerintahan dan masyarakat pada umumnya;
Pemerintah memberikan kemudahan dalam pelayanan
administrasi pemerintahan kepada lanjut usia untuk :
a) Memperoleh Kartu Tanda Penduduk (KTP) seumur hidup;
b) Melaksanakan kewajibannya membayar pajak negara;
c) Memperoleh pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan
milik Pemerintah;
d) Melaksanakan pernikahan;
e) Melaksanakan kegiatan lain yang berkenaan dengan
pelayanan umum.
2) Pemberian kemudahan dalam pelayanan dan keringanan biaya;

Pemerintah dan masyarakat memberikan kemudahan dalam


pelayanan dan keringanan biaya kepada lanjut usia untuk:

a) Pembelian tiket perjalanan dengan menggunakan sarana


angkutan umum;
b) Komodasi;
c) Pembayaran pajak;
d) Pembelian tiket masuk tempat rekreasi.
3) Pemberian kemudahan dalam melakukan perjalanan;

Pemerintah dan masyarakat memberikan kemudahan dalam


melakukan perjalanan kepada lanjut usia untuk :

a) Penyediaan tempat duduk khusus;


b) Penyediaan loket khusus;
c) Penyediaan kartu wisata khusus;
d) Penyediaan informasi sebagai himbauan untuk
mendahulukan lanjut usia.
4) Penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus.

Pemerintah dan masyarakat menyediakan fasilitas rekreasi


dan olah raga khusus kepada lanjut usia dalam bentuk :

a) Penyediaan tempat duduk khusus di tempat rekreasi;


b) Penyediaan alat bantu lanjut usia di tempat rekreasi;
c) Pemanfaatan taman-taman untuk olah raga;
d) Penyelenggaraan wisata lanjut usia;
e) Penyediaan tempat kebugaran.

Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam


penggunaan sarana dan prasarana umum dimaksudkan untuk
memberikan aksesibilitas terutama di tempat-tempat umum yang
dapat menghambat mobilitas lanjut usia.

Setiap pengadaan sarana dan prasarana umum oleh


Pemerintah dan/atau masyarakat dilaksanakan dengan
menyediakan aksesibilitas bagi lanjut usia. Penyediaan
aksesibilitas bagi lanjut usia pada sarana dan prasarana umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dimaksudkan untuk
menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang
lanjut usia dalam melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan
aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia pada sarana
dan prasarana umum dapat berbentuk:

a) Fisik;

Penyediaan aksesibilitas yang berbentuk fisik,


dilaksanakan pada sarana dan prasarana umum yang
meliputi :

i. Aksesibilitas pada bangunan umum;


ii. Aksesibilitas pada jalan umum;
iii. Aksesibilitas pada pertamanan dan tempat rekreasi;
iv. Aksesibilitas pada angkutan umum.

b) Non-Fisik
Penyediaan aksesibilitas yang berbentuk non-fisik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf B meliputi :

i. Pelayanan informasi;
ii. Pelayanan khusus.

Aksesibilitas pada bangunan umum, dilaksanakan


dengan menyediakan :

i. Akses ke, dari, dan di dalam bangunan;

ii. Tangga dan lift khusus untuk bangunan bertingkat;

iii. Tempat parkir dan tempat naik turun penumpang;

iv. Tempat duduk khusus;

v. Pegangan tangan pada tangga, dinding, kamar mandi


dan toilet;

vi. Tempat telepon;

vii. Tempat minum;

viii. Tanda-tanda peringatan darurat atau sinyal.

Aksesibilitas pada jalan umum sebagaimana,


dilaksanakan dengan menyediakan :

i. Akses ke dan dari jalan umum;

ii. Akses ke tempat pemberhentian bis/kendaraan;

iii. Jembatan penyeberangan;

iv. Jalur penyeberangan bagi pejalan kaki;

v. Tempat parkir dan naik turun penumpang;

vi. Tempat pemberhentian kendaraan umum;

vii. Tanda-tanda/rambu-rambu dan/atau marka jalan;

viii. Trotoar bagi pejalan kaki/pemakai kursi roda;


ix. Terowongan penyeberangan.

f. Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;

Pemberian kemudahan layanan dan bantuan hukum


dimaksudkan untuk melindungi dan memberikan rasa aman kepada
lanjut usia. Pemberian kemudahan layanan dan bantuan hukum
dilaksanakan melalui :

1) Penyuluhan dan konsultasi hukum;


2) Layanan dan bantuan hukum di luar dan/atau di dalam
pengadilan.
g. Layanan Perlindungan Sosial

Pemberian perlindungan sosial dimaksudkan untuk memberikan


pelayanan bagi lanjut usia tidak potensial agar dapat mewujudkan
taraf hidup yang wajar.

Perlindungan sosial dilaksanakan melalui pemeliharaan taraf


kesejahteraan sosial yang diselenggarakan baik di dalam maupun di
luar panti. Lanjut usia tidak potensial terlantar yang meninggal dunia
dimakamkan sesuai dengan agamanya dan menjadi tanggung jawab
Pemerintah dan/atau masyarakat.

h. Bantuan sosial.

Bantuan sosial diberikan kepada lanjut usia potensial yang tidak


mampu agar lanjut usia dapat meningkatkan taraf kesejahteraannya.
Bantuan sosial bersifat tidak tetap, berbentuk material, finansial,
fasilitas pelayanan dan informasi guna mendorong tumbuhnya
kemandirian. Pemberian bantuan sosial bertujuan untuk :

1) Memenuhi kebutuhan hidup lanjut usia potensial yang tidak


mampu;
2) Mengembangkan usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
dan kemandirian;
3) Mendapatkan kemudahan dalam memperoleh kesempatan
berusaha.
C. Tempat Pelayanan Kesehatan Bagi Lanjut Usia
1. Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan
kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
yang dibantu oleh petugas kesehatan. Posyandu merupakan kegiatan
swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan atau UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang dibentuk berdasarkan inisiatif
dan kebutuhan masyarakat.
a. Sasaran posyandu lansia
1) Sasaran langsung
a) Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
b) Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
c) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke
atas)
2) Sasaran tidak langsung
a) Keluarga dimana usia lanjut berada
b) Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia
lanjut
c) Masyarakat luas
b. Tujuan posyandu lansia (matra, 1996).

1) Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai


masa tua yang bahagia berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat.

2) Tujuan khusus

a) Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri


kesehatannya.

b) Meningkatkan kemampuan & peran serta masyarakat


dalam mengatasi masalah kesehatan lansia secara optimal.

c) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesegatan lansia

d) Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia

c. Jenis pelayanan kesehatan di posyandu lansia (Depkes RI, 2005).


1) Pemeriksaan kemandirian dalam melakukan aktifitas sehari-
hari,
2) Pemeriksaan status mental
3) Pemeriksaan status gizi
4) Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi
5) Pemeriksaan Hb
6) Pemeriksaan gula darah
7) Pemeriksaan protein urine
8) Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas, apabila ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir A-G
9) Penyuluhan kesehatan baik di dalammaupun di luar kelompok
melalui kunjungan rumah lansia dengan resiko tinggi terhadap
penyakit dan konseling lansia
10) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas kesehatan dalam
rangka kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas) untuk lansia dengan resiko tinggi terhadap
penyakit.
11) Pemberian PMT (pemberian makanan tambahan)
12) Kegiatan olah raga untuk lansia

2. Puskesmas Santun Usia Lanjut


Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelengarakan kegiatan secara menyeluruh,
terpadu dan kesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat
tinggal dalam suatu wilayah tertentu .
a. Ciri-Ciri Puskesmas Santun Lansia :

1) Memberikan pelayanan yang baik, berkualitas & sopan :

a) Lansia kemampuan fisiknya sangat terbatas dan gerakan


lamban

b) Kesabaran dalam menghadapi lansia

c) Kemauan & kemampuan untuk memberikan penjelasan scr


tuntas

d) Melayani lansia sesuai prosedur yang berlaku


e) Menghargai lansia dengan memberikan pelayanan yg
sopan santun

2) Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada lansia

a) Menghindari antrian yang berdesakan perlu didahulukan


karena kondisi fisik lansia
b) Kemudahan : Loket pendaftaran tersendiri,Ruang
konseling tersendiri (terpisah), Mendahulukan pelayanan
disesuaikan kondisi setempat
3) Memberikan keringanan/bebas biaya pelayanan kesehatan bagi
Lansia Gakin
a) Lansia yang sudah pensiun / tidak bekerja
b) Keterbatasan dana untuk mencukupi biaya hidup /
kebutuhan kesehatannya
c) Berikan keringanan / bebas biaya pelayanan di Puskesmas
4) Memberikan dukungan/bimbingan pada lansia dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat
dan mandiri
a) Lakukan penyuluhan kesehatan, gizi dan tetap berperilaku
hidup sehat
b) Anjurkan tetap beraktifitas sesuai kemampuan serta
menjaga kebugarannya dengan olahraga /senam
c) Anjurkan tetap melakukan dan mengembangkan hobi /
kemampuannya terutama usaha ekonomi produktif
d) Anjurkan melaksanakan aktifitas secara bersama dengan
kelompoknya : pengajian, kesenian, rekreasi dll dengan
harapan merasakan kebersamaan dan saling berbagi
5) Melakukan pelayanan kesehatan secara proaktif untuk dapat
menjangkau sebanyak mungkin sasaran lansia di wilayahnya
a) Melakukan fasilitasi dan pembinaan kelompok lansia
dengan deteksi dini, pemeriksaan kesehatan dan tinjauan
pada saat kegiatan
b) Bagi lansia yang dirawat di rumah dilakukan kunjungan
rumah utk perkesmas
c) Pelayanan kesehatan di Pusling/kunjungan luar gedung
6) Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dengan azas kemitraan dalam rangka untuk pembinaan dan
meningkatkan kualitas hidup lansia

a) Kesehatan mental dan sosial (Depsos, Kemenag)

b) Peningkatan peran keluarga dan masyarakat (PKK,


Depsos)

c) Koordinasi dan menggalang kerjasama dengan dinas


terkait (Tim Pokjatap)

3. Pelayanan Kesehatan di Panti Werda


Semakin tua umur seseorang maka persentase untuk mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari juga meningkat.
Kondisi ini akan meningkatkan ketergantungan lansia untuk memenuhi
kebutuhannya. Lansia yang memiliki keluarga dan tinggal bersama,
semua permasalahan yang terjadi akan dapat dibantu oleh keluarga.
Namun karena suatu hal lansia tidak memiliki keluarga atau memiliki
keluarga tetapi tidak mampu merawat dan memenuhi kebutuhannya,
maka lansia akan tinggal di Panti Werdha.
a. Tujuan
1) Tujuan Umum

Tercapainya kualitas hidup & kesejahteraan para lansia


yang layak dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara berdasarkan nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga
mereka dapat menikmati hari tuanya dengan tenteram lahir
batin.

2) Tujuan Khusus
a) Memenuhi kebutuhan dasar pada lansia
b) Memenuhi kebutuhan rohani pada lansia
c) Memenuhi kebutuhan keperawatan dan kesehatan lansia
d) Memenuhi kebutuhan ketrampilan pada lansia
e) Meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat dalam
upaya pemeliharaan kesehatan lansia dipanti werdha

b. Sasaran pembinaan di Panti Werdha


1) Lanjut usia : Berusia 60 tahun ke atas, tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk kelangsungan hidupnya, tidak mempunyai
keluarga dan atau memiliki keluarga tetapi tidak mampu
memelihara lansia tersebut.
2) Keluarga
3) Masyarakat
4) Instansi terkait seperti Departemen Agama (Depag), Dinas
Kesehatan (Dinkes), Pemerintah Daerah (Pemda), dan lain-
lain.

c. Jenis pelayanan di panti werdha


1) Upaya promotif

Upaya untuk menggairahkan semangat hidup dan


meningkatkan derajat kesehatan lansia agar tetap berguna, baik
bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat.

2) Upaya preventif

Upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya


penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan dan
komplikasinya.

3) Upaya kuratif

Upaya pengobatan bagi lansia oleh petugas kesehatan atau


petugas panti terlatih sesuai kebutuhan.

4) Upaya rehabilitatif
Upaya pemulihan untuk mempertahankan fungsi organ
seoptimal mungkin. Kegiatan ini dapat berupa rehabilitasi
fisik, mental dan vokasional (keterampilan). Kegiatan ini
dilakukan oleh petugas kesehatan dan petugas panti yang telah
dilatih.

Anda mungkin juga menyukai