Disusun Oleh:
Erma Nurmawati
(P17320317015)
Tingkat III A
Defisit volume cairan adalah penurunan cairan intravaskular, interstisial dan atau
intraseluler.
5. Klasifikasi
American Diabetes Association’s Expert Committee on the Diagnosis and
Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan empat kategori utama diabetes (Corwin,
2009), yaitu:
a. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung
insulin (DMTI)
5% - 10 % penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel beta dari pankreas yang
normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autoimun. Diperlukan
suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Awitannya mendadak biasanya
terjadi sebelum usia 30 tahun.
b. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus tak
tergantung insulin (DMTTI)
90% sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini diakibatkan oleh
penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat penurunan
jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olahraga,
jika kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat hipoglikemik
(suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral tidak dapat mengontrol
hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun
dan pada mereka yang obesitas.
c. DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi,
antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan
endokrin.
d. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
e. Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes.
6. Etiologi
a. Diabetes tipe I:
1) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
2) Faktor-faktor imunologi
Adanya respon otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
b. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor resiko :
1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
7. Manifestasi Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM
umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah
keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya
gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta
kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh
dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
a. Katarak j. Dermatopati
b. Neuropati perifer k. Penyakit koroner
c. Neuropati visceral l. Penyakit pembuluh darah otak
d. Amiotropi m. Hipertensi
e. Ulkus Neurotropik n. Glaukoma
f. Penyakit ginjal o. Retinopati
g. Penyakit pembuluh darah perifer p. Gatal seluruh badan
h. Pruritus Vulvae q. Infeksi bakteri kulit
i. Infeksi jamur di kulit
glukoneogenesis hiperglikemia
Defisit volume
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi cairan
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren
Resiko Injuri
9. Data yang Perlu Dikaji
a. Defisit Volume Cairan
DS:
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan sering haus
- Klien mengatakan sering kencing
DO:
- TTV:
TD : 130/80 mmHg R: 20x/m
N : 88x/m S: 36,5oC
- GDS 326 mg/dl
- BAK sudah 8x
b. Resiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuhasien mengatakan:
DS:
- Klien mengtakan tidak nafsu makan, sering mual dan muntah
- Klien mengatakan berat badan turun
- Klien mengatakan makan tidak habis, hanya dihabiskan setengah porsi
DO:
- Bising usus hiperaktif
- Porsi makan hanya dihabiskan setengah porsi
c. Resiko Injuri
DS:
- Klien mengatakan penglihatannya kurang jelas
- Klien mengatakan pernah jatuh saat di rumah karena penglihatannya kabur
DO:
- Penglihatan klien tampak terganggu
10. Diagnosa Keperawatan
- Defisit volume cairan berhubungan dengan osmotic diuresis
- Resiko gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah
- Resiko injuri berhubungan dengan gangguan penglihatan
11. Intervensi Keperawatan
(Terlampir)
12. Sumber Pustaka
Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC, 2011.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 2011.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2009.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2012.
Intervensi Keperawatan
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Defisit volume cairan Tupan: Setelah dilakukan - Pantau tanda-tanda vital, - Mengetahui
berhubungan dengan tindakan keperawatan catat adanya perubahan TD kondisi klien
- Volume cairan
osmotic diuresis selama 1 x 24 jam ortostatik
seimbang - Mengetahui
diharapkan: - Kaji nadi perifer, pengisian
DS: kebutuhan cairan
kapiler, turgor kulit dan
- Pasien menunjukkan pada pasien
- Klien mengatakan lemas Tupen: membran mukosa
hidrasi yang adekuat
- Osmotic diuresis - Pantau masukan dan
- Klien mengatakan sering - Mempertahankan
teratasi - Tanda vital stabil pengeluaran
haus keseimbangan
- Nadi perifer dapat - Pertahankan untuk volume cairan
- Klien mengatakan sering
diraba memberikan cairan paling pasien
kencing
sedikit 2500 ml/hari dalam
- Turgor kulit dan - Mengetahui
DO: batas yang dapat ditoleransi
pengisian kapiler baik pengobatan yang
- TTV: jantung
tepat untuk klien
- Haluaran urin tepat - Catat hal-hal seperti mual,
- TD : 130/80 mmHg
secara individu dan muntah dan distensi
R: 20x/m kadar elektrolit dalam lambung.
- N : 110x/m batas normal - Observasi adanya kelelahan
yang meningkat, edema,
S: 36,5oC
peningkatan BB, nadi tidak
- GDS 326 mg/dl teratur
- BAK sudah 8x
Kolaborasi:
3 Resiko injuri berhubungan Tupan: Setelah dilakukan - Hindarkan lantai yang licin. - Mencegah terjadinya
dengan gangguan tindakan keperawatan - Gunakan bed yang rendah injuri pada klien
- Klien tidak
penglihatan selama 1 x 24 jam - Orientasikan klien dengan - Memudahlan klien
mengalami injuri
diharapkan: ruangan dalam beraktivitas
DS:
Tupen: - Bantu klien dalam
- Klien mengatakan - Klien dapat memenuhi
melakukan aktivitas sehari-
penglihatannya kurang - Penglihatan kebutuhannya tanpa
membaik hari
jelas mengalami injury
- Bantu klien dalam ambulasi
- Klien mengatakan
atau perubahan posisi
pernah jatuh saat di
rumah karena
penglihatannya kabur
DO:
- Penglihatan klien tampak
terganggu
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. R DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II
DI RUANG TULIP RS SANTASA
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Pasien
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 45 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Katholik
e. Alamat : Jl. Raya Karang Tengah, Kec. Cibadak, Sukabumi
f. Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
g. Pendidikan : SD
h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
i. Diagnosa medis : Diabetes Mellitus tipe II
j. Tanggal Masuk RS : 1 Juni 2020
k. No.RM : 832149
Penanggungjawab
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 52 tahun
c. Agama : Katholik
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Alamat : Jl. Raya Karang Tengah, Kec. Cibadak, Sukabumi
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa lemas, sering haus dan sering BAK 8x sehari.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke RS Santasa pada tanggal 1 Juni 2020 pukul 10.00 WIB
melalui IGD dan kemudian dipindahkan ke ruang rawat inap Tulip pada pukul
12.00 WIB. Pengkajian dilakukan pada saat klien masuk ke ruang Tulip tanggal 1
Juni 2020.
Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh lemas, sering haus dan sering
BAK 8x sehari. Klien mengatakan tidak mengontrol makanannya. Klien juga
mengatakan sering mual dan muntah, tidak nafsu makan, penglihatannya sering
kabur, pernah jatuh saat ke kamar mandi. Klien mengatakan tidak mengetahui
mengapa pandangannya sering kabur.
e. Genogram
Keterangan:
= laki-laki
= Perempuan
= Pr meninggal
= laki-laki meninggal
K = Klien
= Tinggal serumah
3. Pola kebiasaan Sehari – hari
a) Pola Makan dan Minum
- Sebelum masuk RS:
Klien mengatakan, sebelum sakit makan 2 kali sehari satu piring penuh.
Tidak ada makanan pantangan dan pasien tidak alergi dengan suatu makanan.
Keluarga pasien mengatakan pasien sering makan yang manis-manis dan pola
makan yang tidak sehat.
Pasien mengatakan sering haus, minum air putih sehari 4 gelas (±800 ml)
dan sering minum teh manis hangat sekitar 5 gelas belimbing (±1000ml)
- Setelah masuk RS:
Klien mengatakan, selama sakit tidak nafsu makan karena mual dan jika
makan tidak dihabiskan (1/2 porsi). Klien mendapatkan diit khusus Diabetes
dari rumah sakit.
Klien minum air putih 6 gelas sehari (±1200 ml). Klien mengatakan sering
haus.
b) Pola Eliminasi
- Sebelum sakit
Klien mengatakan BAB sekali dalam sehari berwarna kecoklatan dengan
konsistensi lembek. Klien tidak menggunakan obat pencahar. Klien BAK
lancar 4 kali sehari berwarna kuning.
- Selama sakit
Klien mengatakan belum BAB semenjak dirawat di Rumah sakit. Klien
mengatakan BAK sebanyak 8 kali sampai pukul 12.00 berwarna kuning.
c) Pola Aktifitas
- Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit kien dapat beraktivitas secara mandiri
dari mulai makan, minum, BAB dan BAK. Bahkan klien mampu mengerjakan
pekerjaan rumah.
- Selama sakit
Klien mengatakan makan dan minum sendiri, tetapi selama sakit ke kamar
mandi dibantu oleh keluarga karena lemas dan pernah jatuh seminggu yang
lalu ketika akan BAK karena penglihatannya kabur.
d) Pola istirahat dan tidur
- Sebelum sakit
Klien biasa tidur 7-8 jam sehari mulai jam 21.00 – 04.00 WIB. Tidak ada
kebiasaan khusus sebelum tidur, Klien tidak mengkonsumsi obat tidur.
- Selama sakit
Klien mengatakan lebih sering tidur 12 jam sehari dari jam 19.00-05.00
WIB dan tidur siang 2 jam.
e) Pola Kebersihan Diri
Klien mengatakan belum mandi karena baru masuk ke ranap hanya di lap
dengan tisu basah. Kulit berwarna coklat dan kering, rambut sedikit beruban,
panjang rambut sebahu. Gigi bersih, tak berbau.
4. Hubungan Sosial
Klien tampak dapat bersosialisasi dengan baik, mengobrol dengan teman
sekamar, bercerita dengan baik kepada perawat saat pengkajian.
5. Psikologis
Klien mengatakan ingin cepat sembuh karena ingin kembali berkumpul bersama
anak dan cucunya, klien juga ingin segera beraktifitas seperti biasa.
6. Spiritual
Klien mengatakan tidak dapat mengikuti ibadah di gereja, hanya bisa berdoa demi
kesembuhannya.
7. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum:
1. Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital:
a. Suhu : 36,5oC
b. Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
3. Gula darah sewaktu : 326
4. Kepala
a. Bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi.
b. Mata
Klien mempunyai gangguan penglihatan. Mata tampak merah dan
terdapat kotoran mata. Konjungtiva tidak pucat.
c. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan keluar dari telinga, pendengaran
baik.
d. Hidung
Hidung tidak ada luka, tidak ada cairan yang keluar dari hidung. Tidak
ada pernapasan melalui cuping hidung.
e. Leher
Tidak ada pembesaran tiroid, bentuk leher simetris, tidak ada keluhan
gerak leher, tidak ada pembesaran massa.
f. Dada
B. ANALISA DATA
DO:
Osmotic Diuresis
- TTV:
R: 20x/m
- N : 110x/m
S: 36,5oC
- GDS 326 mg/dl
- BAK sudah 8x
DS: Defisiensi insulin Gangguan nutrisi: Kurang
dari kebutuhan tubuh
- Klien mengatakan tidak
Glukagon naik
nafsu makan, sering mual
dan muntah
Glukoneogenesis
- Klien mengatakan berat
badan turun (4kg) Mual dan Muntah
Resiko Injury
DS: Osmotic Diuresis Kurang Pengetahuan
- Klien mengatakan tidak
mengetahui kenapa Dehidrasi
pandangannya kabur
- Klien mengatakan tidak Aterosklerosis
mengontrol pola makan
sehari – hari Mikrovaskuler
- Klien mengatakan pernah
masuk RS dengan kasus Retinopati diuretik
yang sama yaitu gula
darahnya tinggi Gangguan Penglihatan
DO:
- Klien menanyakan Kurang Informasi
penyebab pandangannya
sering kabur Kurang Pengetahuan
- Klien datang dengan kasus
gula darahnya tinggi
karena tidak mengontrol
pola makan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan osmotic diuresis
2. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
3. Resiko injury berhubungan dengan gangguan penglihatan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
(Terlampir)
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
(Terlampir)
F. CATATAN PERKEMBANGAN
(Terlampir)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan
No Tgl Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 1/06 Defisit volume cairan Tupan: Setelah dilakukan - Pantau tanda-tanda vital, - Mengetahui kondisi
/ berhubungan dengan osmotic tindakan keperawatan catat adanya perubahan TD klien
- Volume
2020 diuresis selama 1 x 24 jam ortostatik
cairan - Mengetahui
diharapkan: - Kaji nadi perifer, pengisian
DS: seimbang kebutuhan cairan
kapiler, turgor kulit dan
- Pasien pada pasien
- Klien mengatakan lemas membran mukosa
menunjukkan
Tupen: - Pantau masukan dan - Mempertahankan
- Klien mengatakan sering hidrasi yang
- Osmotic pengeluaran
haus adekuat keseimbangan
diuresis - Pertahankan untuk volume cairan pasien
- Klien mengatakan sering teratasi - Tanda vital stabil memberikan cairan paling
kencing - Mengetahui
- Nadi perifer dapat - Catat hal-hal seperti mual,
pengobatan yang
DO: diraba muntah dan distensi
tepat untuk klien
- TTV: lambung.
- Turgor kulit dan
- Observasi adanya kelelahan
- TD : 130/80 mmHg pengisian kapiler
yang meningkat, edema,
R: 20x/m baik
peningkatan BB, nadi tidak
- N : 88x/m - Haluaran urin tepat teratur
secara individu dan
S: 36,5oC
kadar elektrolit
- GDS 326 mg/dl dalam batas normal
- BAK sudah 8x
2 1/06 Resiko gangguan nutrisi: Tupan: Setelah dilakukan - Pantau keadaan umum dan - Mengidentifikasi
/ Kurang dari kebutuhan tubuh tindakan keperawatan TTV. adanya hipoglikemi.
- Tidak terjadi
2020 berhubungan dengan mual selama 1 x 24 jam - Diskusikan dengan pasien - Makanan yang disuka
gangguan
muntah diharapkan: makanan yang disukai tanpa mampu meningkatkan
nutrisi:
melanggar diit pasien. nafsu makan pasien.
DS: Kurang dari - Klien makan 3 kali
- Anjurkan pasien untuk - Agar nafsu makan
kebutuhan sehari dengan porsi
- Klien mengatakan tidak makan sedikit tapi sering. pasien tidak hilang.
tubuh yang dihabiskan
nafsu makan, sering mual - Penkes diit yang sesuai - Menambah
- Nafsu makan klien
dan muntah Tupen: dengan kondisi pasien pengetahuan pasien
meningkat
- Klien mengatakan berat - Mual dan - Bising usus dalam - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang makanan yang
badan turun (4Kg) muntah makan makanan yang sesuai boleh dan tidak boleh
batas normal (5-12
teratasi untuk pasien untuk di konsumsi.
- Klien mengatakan makan x/menit)
- Diit yang sesaui
tidak habis, hanya - TTV dalam batas
mencegah terjadinya
dihabiskan setengah porsi normal.
komplikasi dan
DO: mempercepat
- Bising usus hiperaktif penyembuhan
makanan yang sesuai untuk klien - Porsi makan hanya dihabiskan setengah
porsi
O:
- TTV:
TD : 120/80 mmHg
R: 20x/m
N : 80x/m
S: 36,3oC
TD : 120/80 mmHg
R: 20x/m
N : 80x/m
S: 36,3oC
O:
- Bising usus normal