Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

Disusun Oleh:
Erma Nurmawati
(P17320317015)

Tingkat III A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus (DM)

2. Definisi Diangnosa Medis


Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2010).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2009).

3. Diagnosa Keperawatan : Defisit Volume Cairan

4. Definisi Diagnosa Keperawatan

Defisit volume cairan adalah penurunan cairan intravaskular, interstisial dan atau
intraseluler.

5. Klasifikasi
American Diabetes Association’s Expert Committee on the Diagnosis and
Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan empat kategori utama diabetes (Corwin,
2009), yaitu:
a. Tipe I:  Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung
insulin (DMTI)
5% - 10 % penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel beta dari pankreas yang
normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autoimun. Diperlukan
suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Awitannya mendadak biasanya
terjadi sebelum usia 30 tahun.
b. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus tak
tergantung insulin (DMTTI)
90% sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini diakibatkan oleh
penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat penurunan
jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olahraga,
jika kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat hipoglikemik
(suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral tidak dapat mengontrol
hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun
dan pada mereka yang obesitas.
c. DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi,
antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan
endokrin.
d. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
e. Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes.

6. Etiologi
a. Diabetes tipe I:
1) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
2) Faktor-faktor imunologi
Adanya respon otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
b. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor resiko :
1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
7. Manifestasi Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM
umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah
keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya
gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta
kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh
dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
a. Katarak j. Dermatopati
b. Neuropati perifer k. Penyakit koroner
c. Neuropati visceral l. Penyakit pembuluh darah otak
d. Amiotropi m. Hipertensi
e. Ulkus Neurotropik n. Glaukoma
f. Penyakit ginjal o. Retinopati
g. Penyakit pembuluh darah perifer p. Gatal seluruh badan
h. Pruritus Vulvae q. Infeksi bakteri kulit
i. Infeksi jamur di kulit

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal


yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau
bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang
dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena
itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
8. Pathway
Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

Defisit volume
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi cairan

Mual muntah ↓ pH Hemokonsentrasi

Resti Ggn Nutrisi Asidosis Trombosis


Kurang dari
kebutuhan
 Koma
 Kematian Aterosklerosis

Makrovaskuler Mikrovaskuler

Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren

Kerusakan Integritas Ggn. Penglihatan Gagal


Kulit Ginjal

Resiko Injuri
9. Data yang Perlu Dikaji
a. Defisit Volume Cairan
DS:
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan sering haus
- Klien mengatakan sering kencing
DO:
- TTV:
TD : 130/80 mmHg R: 20x/m
N : 88x/m S: 36,5oC
- GDS 326 mg/dl
- BAK sudah 8x
b. Resiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuhasien mengatakan:
DS:
- Klien mengtakan tidak nafsu makan, sering mual dan muntah
- Klien mengatakan berat badan turun
- Klien mengatakan makan tidak habis, hanya dihabiskan setengah porsi
DO:
- Bising usus hiperaktif
- Porsi makan hanya dihabiskan setengah porsi
c. Resiko Injuri
DS:
- Klien mengatakan penglihatannya kurang jelas
- Klien mengatakan pernah jatuh saat di rumah karena penglihatannya kabur
DO:
- Penglihatan klien tampak terganggu
10. Diagnosa Keperawatan
- Defisit volume cairan berhubungan dengan osmotic diuresis
- Resiko gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah
- Resiko injuri berhubungan dengan gangguan penglihatan
11. Intervensi Keperawatan
(Terlampir)
12. Sumber Pustaka
Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC, 2011.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 2011.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2009.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2012.
Intervensi Keperawatan
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Defisit volume cairan Tupan: Setelah dilakukan - Pantau tanda-tanda vital, - Mengetahui
berhubungan dengan tindakan keperawatan catat adanya perubahan TD kondisi klien
- Volume cairan
osmotic diuresis selama 1 x 24 jam ortostatik
seimbang - Mengetahui
diharapkan: - Kaji nadi perifer, pengisian
DS: kebutuhan cairan
kapiler, turgor kulit dan
- Pasien menunjukkan pada pasien
- Klien mengatakan lemas Tupen: membran mukosa
hidrasi yang adekuat
- Osmotic diuresis - Pantau masukan dan
- Klien mengatakan sering - Mempertahankan
teratasi - Tanda vital stabil pengeluaran
haus keseimbangan
- Nadi perifer dapat - Pertahankan untuk volume cairan
- Klien mengatakan sering
diraba memberikan cairan paling pasien
kencing
sedikit 2500 ml/hari dalam
- Turgor kulit dan - Mengetahui
DO: batas yang dapat ditoleransi
pengisian kapiler baik pengobatan yang
- TTV: jantung
tepat untuk klien
- Haluaran urin tepat - Catat hal-hal seperti mual,
- TD : 130/80 mmHg
secara individu dan muntah dan distensi
R: 20x/m kadar elektrolit dalam lambung.
- N : 110x/m batas normal - Observasi adanya kelelahan
yang meningkat, edema,
S: 36,5oC
peningkatan BB, nadi tidak
- GDS 326 mg/dl teratur

- BAK sudah 8x
Kolaborasi:

- Berikan terapi cairan


normal salin dengan atau
tanpa dextrosa, pantau
pemeriksaan laboratorium
(Ht, BUN, Na, K)
2 Resiko gangguan nutrisi: Tupan: Setelah dilakukan - Pantau keadaan umum dan - Mengidentifikasi
Kurang dari kebutuhan tindakan keperawatan TTV. adanya hipoglikemi.
- Tidak terjadi
tubuh berhubungan dengan selama 1 x 24 jam - Diskusikan dengan pasien - Makanan yang disuka
gangguan nutrisi:
mual muntah diharapkan: makanan yang disukai mampu meningkatkan
Kurang dari
tanpa melanggar diit pasien. nafsu makan pasien.
DS: kebutuhan tubuh - Klien makan 3 kali
- Anjurkan pasien untuk - Agar nafsu makan
sehari dengan porsi yang
- Klien mengtakan tidak Tupen: makan sedikit tapi sering. pasien tidak hilang.
dihabiskan
nafsu makan, sering - Penkes diit yang sesuai - Menambah
- Mual dan muntah - Nafsu makan klien
mual dan muntah dengan kondisi pasien pengetahuan pasien
teratasi meningkat
- Klien mengatakan berat - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang makanan yang
- Bising usus dalam batas
badan turun makan makanan yang boleh dan tidak boleh
normal (5-12 x/menit)
sesuai untuk pasien untuk di konsumsi.
- Klien mengatakan makan - TTV dalam batas
- Diit yang sesaui
tidak habis, hanya normal.
mencegah terjadinya
dihabiskan setengah komplikasi dan
porsi mempercepat
penyembuhan
DO:
- Bising usus hiperaktif

- Porsi makan hanya


dihabiskan setengah
porsi

3 Resiko injuri berhubungan Tupan: Setelah dilakukan - Hindarkan lantai yang licin. - Mencegah terjadinya
dengan gangguan tindakan keperawatan - Gunakan bed yang rendah injuri pada klien
- Klien tidak
penglihatan selama 1 x 24 jam - Orientasikan klien dengan - Memudahlan klien
mengalami injuri
diharapkan: ruangan dalam beraktivitas
DS:
Tupen: - Bantu klien dalam
- Klien mengatakan - Klien dapat memenuhi
melakukan aktivitas sehari-
penglihatannya kurang - Penglihatan kebutuhannya tanpa
membaik hari
jelas mengalami injury
- Bantu klien dalam ambulasi
- Klien mengatakan
atau perubahan posisi
pernah jatuh saat di
rumah karena
penglihatannya kabur
DO:
- Penglihatan klien tampak
terganggu
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. R DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II
DI RUANG TULIP RS SANTASA

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
 Pasien
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 45 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Katholik
e. Alamat : Jl. Raya Karang Tengah, Kec. Cibadak, Sukabumi
f. Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
g. Pendidikan : SD
h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
i. Diagnosa medis : Diabetes Mellitus tipe II
j. Tanggal Masuk RS : 1 Juni 2020
k. No.RM : 832149

 Penanggungjawab
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 52 tahun
c. Agama : Katholik
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Alamat : Jl. Raya Karang Tengah, Kec. Cibadak, Sukabumi

f. Hub dengan pasien : Suami

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa lemas, sering haus dan sering BAK 8x sehari.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke RS Santasa pada tanggal 1 Juni 2020 pukul 10.00 WIB
melalui IGD dan kemudian dipindahkan ke ruang rawat inap Tulip pada pukul
12.00 WIB. Pengkajian dilakukan pada saat klien masuk ke ruang Tulip tanggal 1
Juni 2020.
Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh lemas, sering haus dan sering
BAK 8x sehari. Klien mengatakan tidak mengontrol makanannya. Klien juga
mengatakan sering mual dan muntah, tidak nafsu makan, penglihatannya sering
kabur, pernah jatuh saat ke kamar mandi. Klien mengatakan tidak mengetahui
mengapa pandangannya sering kabur.

c. Riwayat kesehatan yang lalu


Klien mengatakan terakhir masuk RS setahun yang lalu karena gula
darahnya tak terkontrol.

d. Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan mempunyai penyakit DM keturunan dari ibunya.

e. Genogram

Keterangan:
= laki-laki
= Perempuan
= Pr meninggal
= laki-laki meninggal
K = Klien
= Tinggal serumah
3. Pola kebiasaan Sehari – hari
a) Pola Makan dan Minum
- Sebelum masuk RS:
Klien mengatakan, sebelum sakit makan 2 kali sehari satu piring penuh.
Tidak ada makanan pantangan dan pasien tidak alergi dengan suatu makanan.
Keluarga pasien mengatakan pasien sering makan yang manis-manis dan pola
makan yang tidak sehat.
Pasien mengatakan sering haus, minum air putih sehari 4 gelas (±800 ml)
dan sering minum teh manis hangat sekitar 5 gelas belimbing (±1000ml)
- Setelah masuk RS:
Klien mengatakan, selama sakit tidak nafsu makan karena mual dan jika
makan tidak dihabiskan (1/2 porsi). Klien mendapatkan diit khusus Diabetes
dari rumah sakit.
Klien minum air putih 6 gelas sehari (±1200 ml). Klien mengatakan sering
haus.
b) Pola Eliminasi
- Sebelum sakit
Klien mengatakan BAB sekali dalam sehari berwarna kecoklatan dengan
konsistensi lembek. Klien tidak menggunakan obat pencahar. Klien BAK
lancar 4 kali sehari berwarna kuning.
- Selama sakit
Klien mengatakan belum BAB semenjak dirawat di Rumah sakit. Klien
mengatakan BAK sebanyak 8 kali sampai pukul 12.00 berwarna kuning.
c) Pola Aktifitas
- Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit kien dapat beraktivitas secara mandiri
dari mulai makan, minum, BAB dan BAK. Bahkan klien mampu mengerjakan
pekerjaan rumah.
- Selama sakit
Klien mengatakan makan dan minum sendiri, tetapi selama sakit ke kamar
mandi dibantu oleh keluarga karena lemas dan pernah jatuh seminggu yang
lalu ketika akan BAK karena penglihatannya kabur.
d) Pola istirahat dan tidur
- Sebelum sakit
Klien biasa tidur 7-8 jam sehari mulai jam 21.00 – 04.00 WIB. Tidak ada
kebiasaan khusus sebelum tidur, Klien tidak mengkonsumsi obat tidur.
- Selama sakit
Klien mengatakan lebih sering tidur 12 jam sehari dari jam 19.00-05.00
WIB dan tidur siang 2 jam.
e) Pola Kebersihan Diri
Klien mengatakan belum mandi karena baru masuk ke ranap hanya di lap
dengan tisu basah. Kulit berwarna coklat dan kering, rambut sedikit beruban,
panjang rambut sebahu. Gigi bersih, tak berbau.
4. Hubungan Sosial
Klien tampak dapat bersosialisasi dengan baik, mengobrol dengan teman
sekamar, bercerita dengan baik kepada perawat saat pengkajian.
5. Psikologis
Klien mengatakan ingin cepat sembuh karena ingin kembali berkumpul bersama
anak dan cucunya, klien juga ingin segera beraktifitas seperti biasa.
6. Spiritual
Klien mengatakan tidak dapat mengikuti ibadah di gereja, hanya bisa berdoa demi
kesembuhannya.
7. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum:
1. Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital:
a. Suhu : 36,5oC
b. Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
3. Gula darah sewaktu : 326
4. Kepala
a. Bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi.
b. Mata
Klien mempunyai gangguan penglihatan. Mata tampak merah dan
terdapat kotoran mata. Konjungtiva tidak pucat.
c. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan keluar dari telinga, pendengaran
baik.
d. Hidung
Hidung tidak ada luka, tidak ada cairan yang keluar dari hidung. Tidak
ada pernapasan melalui cuping hidung.
e. Leher
Tidak ada pembesaran tiroid, bentuk leher simetris, tidak ada keluhan
gerak leher, tidak ada pembesaran massa.
f. Dada

Inspeksi : Bentuk dada normal.


Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, tidak ada
retraksi dinding dada.
Perkusi : Suara paru sonor.
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler.
g. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, warna coklat merata, tidak ada lesi.
Auskultasi : bising usus 7x/menit
Perkusi : suara abdomen timpani
Palpasi : abdomen teraba keras
h. Genetalia
Tidak ada luka pada genetalia. Pasien terpasang kateter urine.
i. Ekstrimitas atas
Ekstrimitas atas lengkap, tidak ada lesi dan capillary reffil kembali
kurang dari 2 detik. Terpasang infus NaCl 0,9% 20tpm di tangan kanan.
j. Ekstrimitas bawah
Ekstrimitas bawah lengkap, tidak ada luka maupun lesi.
8. Pemeriksaan Laboratorium
(Belum ada hasil, masih dalam pemeriksaan)
9. TERAPI
Ranitidin 2x25 mg
Ceftriaxone 2x1 g
Metoclopromide 3x10 mg
NaCl 0,9% 30 tpm
Novomix 10-10-10 unit

B. ANALISA DATA

Data Penunjang Etiologi Masalah


DS: Defisiensi insulin Defisit Volume Cairan

- Klien mengatakan lemas


Penuruan glukosa oleh sel
- Klien mengatakan sering
haus Hiperglikemi

- Klien mengatakan sering


kencing Glicosuria

DO:
Osmotic Diuresis
- TTV:

- TD : 130/80 mmHg Defisit Volume Cairan

R: 20x/m

- N : 110x/m

S: 36,5oC
- GDS 326 mg/dl

- BAK sudah 8x
DS: Defisiensi insulin Gangguan nutrisi: Kurang
dari kebutuhan tubuh
- Klien mengatakan tidak
Glukagon naik
nafsu makan, sering mual
dan muntah
Glukoneogenesis
- Klien mengatakan berat
badan turun (4kg) Mual dan Muntah

- Klien mengatakan makan


tidak habis, hanya Gangguan nutrisi: Kurang

dihabiskan setengah porsi dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan mual
DO:
muntah
- Bising usus hiperaktif

- Porsi makan hanya


dihabiskan setengah porsi
DS: Osmotic Diuresis Resiko injury berhubungan
- Klien mengatakan dengan gangguan penglihatan
penglihatannya kurang Dehidrasi
jelas
- Klien mengatakan pernah Aterosklerosis
jatuh saat di rumah karena
penglihatannya kabur Mikrovaskuler
DO:
- Penglihatan klien tampak Retinopati diuretik
terganggu
Gangguan Penglihatan

Resiko Injury
DS: Osmotic Diuresis Kurang Pengetahuan
- Klien mengatakan tidak
mengetahui kenapa Dehidrasi
pandangannya kabur
- Klien mengatakan tidak Aterosklerosis
mengontrol pola makan
sehari – hari Mikrovaskuler
- Klien mengatakan pernah
masuk RS dengan kasus Retinopati diuretik
yang sama yaitu gula
darahnya tinggi Gangguan Penglihatan
DO:
- Klien menanyakan Kurang Informasi
penyebab pandangannya
sering kabur Kurang Pengetahuan
- Klien datang dengan kasus
gula darahnya tinggi
karena tidak mengontrol
pola makan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan osmotic diuresis
2. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
3. Resiko injury berhubungan dengan gangguan penglihatan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
(Terlampir)
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
(Terlampir)
F. CATATAN PERKEMBANGAN
(Terlampir)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan
No Tgl Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 1/06 Defisit volume cairan Tupan: Setelah dilakukan - Pantau tanda-tanda vital, - Mengetahui kondisi
/ berhubungan dengan osmotic tindakan keperawatan catat adanya perubahan TD klien
- Volume
2020 diuresis selama 1 x 24 jam ortostatik
cairan - Mengetahui
diharapkan: - Kaji nadi perifer, pengisian
DS: seimbang kebutuhan cairan
kapiler, turgor kulit dan
- Pasien pada pasien
- Klien mengatakan lemas membran mukosa
menunjukkan
Tupen: - Pantau masukan dan - Mempertahankan
- Klien mengatakan sering hidrasi yang
- Osmotic pengeluaran
haus adekuat keseimbangan
diuresis - Pertahankan untuk volume cairan pasien
- Klien mengatakan sering teratasi - Tanda vital stabil memberikan cairan paling
kencing - Mengetahui
- Nadi perifer dapat - Catat hal-hal seperti mual,
pengobatan yang
DO: diraba muntah dan distensi
tepat untuk klien
- TTV: lambung.
- Turgor kulit dan
- Observasi adanya kelelahan
- TD : 130/80 mmHg pengisian kapiler
yang meningkat, edema,
R: 20x/m baik
peningkatan BB, nadi tidak
- N : 88x/m - Haluaran urin tepat teratur
secara individu dan
S: 36,5oC
kadar elektrolit
- GDS 326 mg/dl dalam batas normal

- BAK sudah 8x

2 1/06 Resiko gangguan nutrisi: Tupan: Setelah dilakukan - Pantau keadaan umum dan - Mengidentifikasi
/ Kurang dari kebutuhan tubuh tindakan keperawatan TTV. adanya hipoglikemi.
- Tidak terjadi
2020 berhubungan dengan mual selama 1 x 24 jam - Diskusikan dengan pasien - Makanan yang disuka
gangguan
muntah diharapkan: makanan yang disukai tanpa mampu meningkatkan
nutrisi:
melanggar diit pasien. nafsu makan pasien.
DS: Kurang dari - Klien makan 3 kali
- Anjurkan pasien untuk - Agar nafsu makan
kebutuhan sehari dengan porsi
- Klien mengatakan tidak makan sedikit tapi sering. pasien tidak hilang.
tubuh yang dihabiskan
nafsu makan, sering mual - Penkes diit yang sesuai - Menambah
- Nafsu makan klien
dan muntah Tupen: dengan kondisi pasien pengetahuan pasien
meningkat
- Klien mengatakan berat - Mual dan - Bising usus dalam - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang makanan yang

badan turun (4Kg) muntah makan makanan yang sesuai boleh dan tidak boleh
batas normal (5-12
teratasi untuk pasien untuk di konsumsi.
- Klien mengatakan makan x/menit)
- Diit yang sesaui
tidak habis, hanya - TTV dalam batas
mencegah terjadinya
dihabiskan setengah porsi normal.
komplikasi dan
DO: mempercepat
- Bising usus hiperaktif penyembuhan

- Porsi makan hanya


dihabiskan setengah porsi
3 1/06 Resiko injuri berhubungan Tupan: Setelah dilakukan - Hindarkan lantai yang licin. - Mencegah terjadinya
/ dengan gangguan penglihatan tindakan keperawatan - Gunakan bed yang rendah injuri pada klien
- Klien tidak
2020 selama 1 x 24 jam - Orientasikan klien dengan - Memudahlan klien
DS: mengalami
diharapkan: ruangan dalam beraktivitas
- Klien mengatakan injuri
- Bantu klien dalam
penglihatannya kurang jelas - Klien dapat
Tupen: melakukan aktivitas sehari-
- Klien mengatakan pernah memenuhi
hari
jatuh saat di rumah karena - Penglihatan kebutuhannya tanpa
membaik - Bantu klien dalam ambulasi
penglihatannya kabur mengalami injury
atau perubahan posisi
DO:
- Penglihatan klien tampak
terganggu
4 1/06 Kurang pengetahuan Tupan: Setelah dilakukan - Kaji pengetahuan keluarga - Mempermudah dalam
/ berhubungan dengan tindakan keperawatan klien tentang penyakit memberikan
- Kurang
2020 kurangnya informasi selama 1 x 24 jam - Diskusikan tentang penyakit penjelasan pada klien.
pengetahuan
DS: diharapkan: klien dan kondisi saat ini - Pengetahuan proses
teratasi
- Klien mengatakan tidak serta pengobatan dan cara penyakit dan harapan
- Klien mengetahui
mengetahui kenapa Tupen: perawatan. dapat memudahkan
alasan
pandangannya kabur - Klien - Jelaskan pentingnya ketaatan pada
penglihatannya
- Klien mengatakan tidak mendapatkan pengobatan program pengobatan.
kabur
mengontrol pola makan informasi - Diskusikan perubahan gaya - Displin pengobatan
sehari – hari - Klien mengetahui hidup yang mungkin dapat mempercepat
dengan baik
- Klien mengatakan pernah cara mengontrol digunakan untuk  mencegah proses penyembuhan.
masuk RS dengan kasus gula darah komplikasi - Mencegah keparahan
yang sama yaitu gula - Dorong klien dan keluarga penyakit
darahnya tinggi untuk mengungkapkan - Mengetahui tingkat
kembali penjelasan yang pemahaman keluarga
diberikan oleh praktikan klien
DO: - Berikan penjelasan alasan
- Klien menanyakan penglihatan klien sering
penyebab pandangannya kabur
sering kabur
- Klien datang dengan kasus
gula darahnya tinggi karena
tidak mengontrol pola
makan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No.
Tgl Jam Implemetasi Evaluasi TTD
Dx
2/06/202 08.00 – 1 - Memantau tanda-tanda vital, catat S: Erma
0 08.30 adanya perubahan TD ortostatik - Klien mengatakan lemas Nurmawati
WIB - Mengkaji nadi perifer, pengisian
- Klien mengatakan sering haus
kapiler, turgor kulit dan membran
mukosa - Klien mengatakan menggunakan kateter

- Memantau masukan dan O:


pengeluaran - TTV:
- Mempertahankan untuk memberikan
TD : 130/80 mmHg
cairan paling
- Mencatat hal-hal seperti mual, R: 20x/m
muntah dan distensi lambung.
N : 80x/m
- Mengobservasi adanya kelelahan
S: 36oC
yang meningkat, edema,
peningkatan BB, nadi tidak teratur. - GDS 300 mg/dl

- Terpasang cateter, urine 700cc

A: Masalah belum teratasi


P:
- Pantau tanda-tanda vital, catat adanya
perubahan TD ortostatik
- Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor
kulit dan membran mukosa
- Pantau masukan dan pengeluaran
- Pertahankan untuk memberikan cairan
paling
- Perawatan cateter
2/06/202 08.30 – 2 - Memantau keadaan umum dan TTV S: Erma
0 09.00 - Mendiskusikan dengan klie makanan - Klien mengatakan tidak nafsu makan, Nurmawati
WIB yang disukai tanpa melanggar diit sering mual, tetapi sudah tidak muntah
- Menganjurkan klien untuk makan
- Klien mengatakan makan tidak habis,
sedikit tapi sering.
hanya dihabiskan setengah porsi
- Penkes diit yang sesuai dengan
kondisi klien O:

- Kolaborasi dengan ahli gizi makan - Bising usus hiperaktif

makanan yang sesuai untuk klien - Porsi makan hanya dihabiskan setengah
porsi

A: Masalah teratasi sebagian


P:
- Pantau keadaan umum dan TTV
- Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi
sering
- Penkes diit yang sesuai dengan kondisi
klien
- Kolaborasi dengan ahli gizi makan
makanan yang sesuai untuk klien

2/06/202 09.30 – 3 - Menghindari lantai yang licin. S:


0 10.00 - Menggunakan bed yang rendah - Klien mengatakan tidak pergi ke toilet
WIB - Mengorientasikan klien dengan karena sudah menggunakan cateter
ruangan - Klien mengatakan keluarga tidak pernah
- Membantu klien dalam melakukan meninggalkan klien sendirian dan selalu
aktivitas sehari-hari membantu klien makan atau mengambil
Erma
- Membantu klien dalam ambulasi minum
Nurmawati
atau perubahan posisi O:
- Klien tampak menggunakan cateter
- Keluarga klien tampak ada nememani dan
membantu klien
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2/06/202 12.00 – 4 - Mengkaji pengetahuan keluarga S: Erma
0 12.30 klien tentang penyakit - Klien mengatakan sudah mengetahui Nurmawati
WIB - Mendiskusikan tentang penyakit kenapa pandangannya kabur
klien dan kondisi saat ini serta - Klien mengatakan sudah tahu cara
pengobatan dan cara perawatan. mengontrol pola makan sehari – hari
- Menjelaskan pentingnya pengobatan O:
- Mendiskusikan perubahan gaya - Klien tampak dapat menjelaskan kembali
hidup yang mungkin digunakan alasan pandangannya sering kabur
untuk  mencegah komplikasi - Klien tampak dapat menyebutkan kembali
- Mendorong klien dan keluarga untuk cara mengontrol kadar gula darahnya
mengungkapkan kembali penjelasan A: Masalah teratasi
yang diberikan oleh praktikan P: Intervensi dihentikan
- Memberikan penjelasan alasan
penglihatan klien sering kabur
CATATAN PERKEMBANGAN
No
. Tanggal Perkembangan TTD
Dx
1 3 Juni 2020 S: Erma Nurmawati
(09.00 – 09.30 WIB) - Klien mengatakan sudah tidak merasakan lemas

- Klien mengatakan sering haus

- Klien mengatakan menggunakan kateter

O:
- TTV:

TD : 120/80 mmHg

R: 20x/m

N : 80x/m

S: 36,3oC

- GDS 250 mg/dl

- Terpasang cateter, urine 500cc

A: Masalah teratasi sebagian


P: Intervensi dilanjutkan
I:
- Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
- Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
- Pantau masukan dan pengeluaran
- Pertahankan untuk memberikan cairan
- Perawatan cateter
E:
DS:
- Klien mengatakan sudah tidak merasakan lemas

- Klien mengatakan sering haus

- Klien mengatakan menggunakan kateter


DO:
- TTV:

TD : 120/80 mmHg

R: 20x/m

N : 80x/m

S: 36,3oC

- GDS 200 mg/dl


2 3 Juni 2020 S: Erma Nurmawati
(09.30 – 10.00 WIB) - Klien mengatakan nafsu makan membaik, mual hilang
- Klien mengatakan makan ¾ porsi

O:
- Bising usus normal

- Porsi makan tampak tersisa sedikit

A: Masalah teratasi sebagian


P: Intervensi dilanjutkan
I:
- Pantau keadaan umum dan TTV
- Motivasi klien untuk menghabiskan makanan
- Berikan reinforcement positif
E:
DS:
- Klien mengatakan nafsu makan membaik
DO:
- Klien menghabiskan ¾ porsi makanan

Anda mungkin juga menyukai