Anda di halaman 1dari 4

Pertanian

Karya: hafiza humaira

5f

MEMBUAT PUPUK ORGANIK DARI


LIMBAH PERTANIAN DAN TERNAK
Ditulis oleh pertanian on 28 Desember 2017. Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya pada Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang

Sumber Gambar: dokumen pribadi


Akhir-akhir ini kecenderungan harga pupuk kimia kiat melambung tinggi, hal ini
berimplikasi pada biaya cost produksi yang harus dikeluarkan petani semakin, hal ini
menimbulkan kesulitan sendiri bagi petani untuk memperoleh pendapat yang layak bila biaya
produksi tinggi sementara terkadang harga jual produk yang dihasilkan sering fluktuatif.
Penggunaan pupuk kimia secara terus tanpa diimbangan dengan penggunaan pupuk organik
akan memberikan efek yang ditimbulkan oleh sisa-sisa bahan ikutan pupuk kimia tersebut yang
menyebabkan pencemaran bagi tanah. Tuntutan pasar mendorong produsen untuk mulai
mengembangkan pertanian organik, disamping itu munculnya berbagai sertifikasi produksi
yang bebas bahan kimia atau lebih trentnya produk pertanian organik.

Melihat hal tersebut diatas sekarang muncul pemikiran pengembangan pertanian organik
atau back to nature (kembali ke alam). Bertolak dari pemikiran tersebut muncullah beberapa
teknologi untuk mendapatkan pupuk organik secara cepat, karena tanpa sentuhan teknologi
untuk mendapatkan pupuk organik butuh waktu lama 3-4 bulan untuk jenis kotoran sapi,
bahkan kotoran kambing mencapai 1-2 tahun.

Pupuk organik merupakan pupuk alamiah yang bersal dari bahan-bahaan seperti kotoran
hewan, tanaman dan sampah. Yang dimaksud pupuk organik diantaranya pupuk kandang dan
bokashi (Sugiyarto, 2000). Pupuk organik mempertahankan kelembaban tanah, menjadi
sumber zat-zat makanan bagi tumbuh-tumbuhan dan sebagai sumber makanan bagi
pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah (Lingga, 1997). Pupuk organik merupakan pupuk
alamiah yang bersal dari bahan-bahaan seperti kotoran hewan, tanaman dan sampah. Yang
dimaksud pupuk organik diantaranya pupuk kandang dan bokashi (Sugiyarto, 2000). Pupuk
organik mempertahankan kelembaban tanah, menjadi sumber zat-zat makanan bagi tumbuh-
tumbuhan dan sebagai sumber makanan bagi pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah
(Lingga, 1997). Dibawah ini ada beberapa teknologi pengolahan limbah yang dapat
diaplikasikan oleh petani untuk mendapatkan pupuk organik dengan cepat, mudah, murah,
efesien, guna mendapatkan pupuk organik yang berkualitas.

Limbah Ternak

Usaha ternak yang di usahakan akan menghasilkan produk utama seperti daging dan
telur, akan tetapi disamping produk utama ternak juga menghasilkan produk sampingan yang
berupa limbah ternak, baik limbah padat maupun cair atau yang lebih dikenal kotoran/ feses.

Menurut Yunus (1990). ternak sapi dewasa dapat menghasilkan feses sebanyak 8-15
kg/ekr/ha, sedang ternak kambing/domba 2-5 kg/ekor/hr dan ternak ayam fesesnya 0,1-0,15
kg/ekr/ha. Feses merupakan salah satu hasil sampingan usaha peternakan yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung usaha taninya. Namun feses segar tidak dapat langsung
bermanfaat sebagai penyedia unsure hara tanaman dan harus menunggu waktu dekomposisi 2-
3 bulan (Departemen Pertanian, 1996).

Ada beberapa tehnologi yang dapat di aplikasikan untuk memperoleh pupuk organik
dengan cepat, antara teknologi bokashi, kompos dan lain-lain. Bokashi merupakan salah
satunya dengan pengolahan limbah ternak menggunakan dekomser berupa EM4 agar proses
dekomposisi lebih cepat.

Teknologi mengolah limbah ternak dengan teknologi bokashi menggunakan bahan –


bahan: pupuk kandang 300 kg, tetes 10 sendok makan, dedak 10 kg, sekam padi 10 kg, EM4
200 ml, air 20 liter/secukupnya. Alat yang digunakan : timbangan, termometer, gembor, karung
goni/terpal, ember plastic. Langkah kerja : a). Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai
ukuran, b). Campurkan katul, pupuk kandang, sekam padi diaduk secara merata hingga
terbentuk adonan, c). Campurkan tetes, air dan EM4 hingga homogen, d). Siram adonan pupuk
kandang, katul dan sekam dengan larutan air, EM4 dan tetes dengan rata, dengan catatan
penyiraman tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering atau dengan kata lain kondisi remah
(adonan bisa kepal dan bila adonan dilepas adonan berkembang/mekar), e). Setelah selesai
penyiraman lalu adonan ditutup karung goni/terpal dan difermentasi/diperam selama 1 minggu,
f). Selama proses pemeraman dikontrol suhunya (tidak boleh lebih dari 50-60%) dan bila suhu
lebih dari 50-60% maka adonan dibuka dan adonan diaduk-aduk lagi, setelah selesai adonan
ditutup lagi, g). Proses pemeraman selesai setelah 1 minggu yang ditandai kondisi bokashi
secara fisik berwarna hitam dan remah dan bokashi siap di packing atau dipakai untuk pupuk
di lapangan.

Limbah Pertanian

Hasil ikutan dari budidaya tanaman pertanian akan menghasilkan limbah pertanian.
Limbah tersebut tentu akan lebih bermanfaat apabila di olah sedemikain rupa untuk dapat
dijadikan pupuk organik sebagai penyumbang unsur hara bagi tanah yang dapat dimanfaatkan
oleh tanaman sumber unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang.
Salah satu limbah pertanian yang berpotensi di jadikan pupuk organik adalah jerami padi.

Mengolah jerami padi menjadikan pupuk organik dengan teknologi bokashi


menggunakan bahan –bahan berupa: jerami 200 kg, tetes 10 sendok makan, dedak 10 kg,
sekam padi 10 kg, EM4 200 ml, air 20 liter/secukupnya. Alat yang digunakan : mesin pencacah/
sabit/ bendo, timbangan, termometer, gembor, karung goni/terpal, ember plastik. Langkah
kerja : a). Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai ukuran, b). Lalu jerami dicatah kecil-
kecil dengan maksud untuk memudahkan pengadukan, c). Campurkan katul, pupuk kandang,
jerami, sekam padi diaduk secara merata hingga terbentuk adonan, d). Campurkan tetes, air
dan EM4 hingga homogen, e). Siram adonan pupuk kandang, katul dan sekam dengan larutan
air, EM4 dan tetes dengan rata, dengan catatan penyiraman tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering atau dengan kata lain kondisi remah (adonan bisa kepal dan bila adonan dilepas adonan
berkembang/mekar), f). Setelah selesai penyiraman lalu adonan ditutup karung goni/terpal dan
difermentasi/diperam selama 1 minggu, g). Selama proses pemeraman dikontrol suhunya(tidak
boleh lebih dari 50-60%) dan bila suhu lebih dari 50-60% maka adonan dibuka dan adonan
diaduk-aduk lagi, setelah selesai adonan ditutup lagi, h). Proses pemeraman selesai setelah 1
minggu yang ditandai kondisi bokashi secara fisik berwarna hitam dan remah dan bokashi siap
di packing atau dipakai untuk pupuk dilapangan.
Campuran pupuk kandang dan arang sekam

Pupuk organik dari bahan campuran pupuk kandang dan arang sekam, layak juga
diaplikasikan oleh para petani segabai salah satu cara mendapatkan pupuk organik. Bahan –
bahan: pupuk kandang 300 kg, tetes 10 sendok makan, dedak 10 kg, arang sekam padi/serbuk
gergaji 10 kg, EM4 200 ml, air 20 liter/secukupnya. Alat yang digunakan : timbangan,
termometer, gembor, karung goni/terpal, ember plastik. Langkah kerja : a). Timbang semua
bahan yang diperlukan sesuai ukuran, b). Campurkan katul, pupuk kandang, arang sekam/
serbuk gergaji diaduk secara merata hingga terbentuk adonan, c). Campurkan tetes, air dan
EM4 hingga homogen, d). Siram adonan pupuk kandang, katul dan sekam dengan larutan air,
EM4 dan tetes dengan rata, dengan catatan penyiraman tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering atau dengan kata lain kondisi remah (adonan bisa kepal dan bila adonan dilepas adonan
berkembang/mekar), e). Setelah selesai penyiraman lalu adonan ditutup karung goni/terpal dan
difermentasi/diperam selama 1 minggu, f). Selama proses pemeraman dikontrol suhunya (tidak
boleh lebih dari 50-60%) dan bila suhu lebih dari 50-60% maka adonan dibuka dan adonan
diaduk-aduk lagi, setelah selesai adonan ditutup lagi, g). Proses pemeraman selesai setelah 1
minggu yang ditandai kondisi bokashi secara fisik bertwarna hitam dan remah dan bokashi siap
di packing atau dipakai untuk pupuk dilapangan.

Sekelumit teknologi yang diatas merupakan teknologi yang sederhana, mudah dan
murah. Petani mengaplikasikan secara luas mendapat cepat dan efesian yang dapat digunakan
untuk budidaya tanaman agar memperoleh hasil yang lebih maksimal yang pada giliranya dapat
memberikan andil pada peningkatan produksi, hasil dan pendapatan petani dari kegiatan usaha
taninya, sehingga kehidupan akan lebih layak, Aamiin (among wibowo).

Anda mungkin juga menyukai