Seperti yang kita ketahui, setiap suatu bangsa mempunyai sejarah perjuangan dari para
orang-orang terdahulu yang dimana terdapat banyak nilai-nilai nasionalis, patriolis dan lain
sebagainya yang pada saat itu mengikat erat pada setiap jiwa warga negaranya.
Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang makin pesat, nilai-nilai tersebut
makin lama makin hilang dari diri seseorang di dalam suatu bangsa, oleh karena itu perlu adanya
pembelajaran untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu dalam setiap warga
negara agar setip warga negara tahu hak dan kewajiban dalam menjalankan kehidupan berbangasa
dan bernegara.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah
suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerusnya. Jadi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah Unsur Negara Sebagai Syarat Berdirinya Suatu Negara upaya
sadar yang ditempuh secara sistematis untuk mengenalkan, menanamkan wawasan kesadaran
bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak
yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila demi tetap utuh dan tegaknya NKRI.
Filsafat pancasila
Secara ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar antologi pancasila
adalah manusia, karena manusia ini yang merupakan subjek hukum pokok sila-sila pancasila.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila yang
merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang mutlak, yang
berupa sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial,
serta kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sekaligus juga sebagai makhluk
Tuhan. Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara Indonesia adalah segala aspek dalam
penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai pancasila yang merupakan kodrat manusia yang
monodualis tersebut.
Kajian epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena epistemologi
merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian
epistemologi pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar antologinya. Oleh karena itu, dasar
epistemologis pancasila sangat berkaitan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
Kajian Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis atau
manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila pancasila
sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai dasar yang terkandung
di dalam pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Aksiologi pancasila ini
mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai pancasila.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa
setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus didasarkan pada nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir keadilan. Pemikiran filsafat
kenegaraan ini bertolak dari pandangan bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup manusia
atau organisasi kemasyarakatan, di mana merupakan masyarakat hukum.
Pengertian Pancasila Sebagai Filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan
dengan satu tujuan tertentu, dan saling berkualifikasi yang terpisahkan satu dengan yang lainnya.
Jadi, pada hakikatnya Pancasila merupakan satu bagian yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, dan fungsi serta tugas masing-masing.
Pengertian Filsafat
Filsafat adalah upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang bermanfaat bagi
peradaban manusia. Secara etimologis istilahfilsafat atau dalam bahasa Inggris disebut
dengan philosophisedangkan dalam bahasa Yunani adalah philosophia yang diterjemahkan
sebagai cinta kearifan karena arti kata philos adalah pilia cinta, dan sophia adalah kearifan. Sehingga
pengertian filsafat secara bahasa adalah cinta kearifan atau cinta kebijaksanaan karena kearifan juga
berarti wisdom. Seorang ahli pikir disebut dengan filosof, yang pertama kali digunakan oleh
Herakleitos. Banyak dari tokoh filosof yang menemukan dan merumuskan sistem filsafat sebagai
ajaran terbaik dari aliran filsafat seperti: materialisme, idealisme, spritualisme, realisme, dan
berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme;
marxisme-komunisme;sosialisme.dll.
Pengertian Pancasila
Pancasila adalah lima sila dengan satu kesatuan yang berasal dari nilai-nilai luhur dan
bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang majemuk dan beragam dalam
artian Bhinneka Tunggal Ika. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik
material konkrit (manusia, binatang, alam, dll). dan abstrak (nilai, ide, moral dan pandangan hidup).
Seperti dibagian awal paragraf, bahwa pengertian pancasila sebagai sistem filsafat adalah
dasar mutlak dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman diatas, tentunya dengan saling
mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya. Misalnya: ketika kita mengkaji sila kelima yang
intinya tentang keadilan, maka hars dikaitkan dengan sila-sila yang lain yaitu
Orang yang berfikir filsafatan adalah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang
lebih rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, selalu berpikiran positif, kritis,
berdifat arif bijaksana, universal, dan selalu optimis.
Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya banyak hal yang harus dilakukan, salah satunya
adalah menjadikan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa, Pancasila menjadi dasar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, namun harus diperhatikan bahwa Agama tetaplah menjadi yang utama
dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris
identiti yang memiliki pengerian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Jadi, pegertian Identitas Nasional
adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi
Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga
sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua
warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga
Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia. atau
juga Istilah Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat
terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist
Revolution, eraglobalisasi dewasa ini, ideology kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme
telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib
ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, social, politik
dan kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari
ideologi partikular kearah ideology universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang akan
menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional
yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekuensinya,negara-
negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi
proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.
Menurut Toyenbee, cirri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi Challence dan response. Jika Challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada
bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika Challance kecil
sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang
kreatif.
Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara
di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yangcenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa
Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila.
Jadi, filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada
kepribadiannya sendiri.
Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sebagai kepribadian bangsa.