Anda di halaman 1dari 7

NAMA : AYU RAHMADANI

JULIA ULFA
ABDUL AZIZ
A. Pengertian Sangketa Bisnis
Sangketa bisnis adalah perilaku
pertentangan anatar kedua orang atau
lembaga atau lebih yang menimbulkan suatu
akibat hukum dan karenanya dapat diberikan
sanksi hukum bagi salah satu diantara
keduanya.
 Secararinci sengketa bisnis dapat berupa
sengketa sebagai berikut :
 Sengketa Perniagaan
 Sengketa Perbankan
 Sengketa Keuangan
 Sengketa Penanaman modal
 Sengketa Perindustrian
 Sengketa HKI
 Sengketa Konsumen
 Sengketa kontrak
 Sengketa Pekerjaan
 Sengketa Perburuhan
 Sengketa Perusahaan
 Sengketa Hak
 Sengketa Properti
 Sengketa Pembangunan Kontruksi
 Sebab Terjadinya Sengketa Bisnis
 Wanprestasi
 Perbuatan melawan hukum
 Kerugian salah satu pihak
 Ada pihak yang tidak puas atas tanggapan yang
menyebabkan kerugian
B. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Bisnis

 Litigasi merupakan mekanisme penyelesaian


sengketa melalui jalur pengadilan.
 Non-litigasi merupakan mekanisme penyelesaian
sengketa diluar pengadilan.
C. Lembaga Penyelesaian Sengketa Bisnis

Di Indonesia, lembaga penyelesaian sengketa bisnis


bisa dilakukan melalui beberapatempat, yakni:
1. Pengadilan Umum
Pengadilan umum (pengadilan sipil) adalah
lingkungan peradilan dibawah Mahkamah Agung yang
menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakayat
pencarai keadilan pada umumnya
2. Pengadilan Niaga
Pengadilan Niaga adalah pengadialan khusus yang
berada dilingkungan pengadilan umum yang
mempunyai kompetensi untuk memeriksa dan
memutuskan Permohonan Pernyataan Palit dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan
sengketa HAKI
3. Arbitrase
Istilah arbitrase berasal dari kata “Arbitrare”
(bahasa Latin) yang berarti “kekuasaan untuk
menyelesaikan sesuatu perkara menurut
kebijaksanaan”. Menurut Undang-undang Nomor 30
Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa, Pasal 1 ayat 1 ” arbitrase
adalah cara penyelesaian sengketa perdata diluar
peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak
yang bersengketa”.
4.Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternative
Dispute Resolution)
Dalam Pasal 1 angka 10 UU Nomor 30/1999
dirumuskan bahwa “alternatif penyelesaian sengketa
adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para
pihak, yaitu penyelesaian diluar pengadilan dengan
cara negosiasi, mediasi, konsiliasi, konsultasi atau
penilaian ahli.

Anda mungkin juga menyukai