Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP

TAHUN AKADEMIK 2017-2018

Oleh :
Firda Nisa Syafithri
1173010057
HK(AS)/II/B
Pengantar Peradilan Islam

1. Istilah peradilan dalam Bahasa Arab disebut al-qadha. Salah satu pengertian al-
qadha secara etimologi (lughatan) adalah al-faragh. Coba jelaskan apa pengertian
al-faragh tersebut dan beri contoh ayat Alqur’an yang menunjukkan arti tersebut,
lalu jelaskan pula isi atau kandungan dari ayat tersebut!
Jawab : Al-Farag adalah selesai,memutus atau menyelesaikan.Terdapat dalam Al-
Qur’an surah An-Nisa Ayat : 103
‫صللةل لكاَنل ت‬
َ‫ت لعللى‬ ‫طلمأتنلتنتمتم فلأ لإقيِمموُا ال ص‬
‫صللةل َ إإصن ال ص‬ ‫ال قإليِاَدماَ لوقممعوُددا لولعللىىَ مجمنوُبإمكتم َ فلإ إلذا ا ت‬
‫صللةل لفاَتذمكمروا ص‬ ‫فلإ إلذا قل ل‬
‫ضتيِتممم ال ص‬
َ‫اتلممتؤإمإنيِلن إكلتاَدباَ لمتوُمقوُدتا‬
Artinya : “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu
telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.”

2. Diantara prinsip peradilan yang dikemukakan oleh Rasulullah Saw. “memutuskan


perkara berdasarkan kebenaran bukti-bukti secara lahir. Coba jelaskan prinsip
tersebut disertai haditsnya.
Jawab : Rasulullah saw. mensyaratkan bahwa ketika terjadi persengketaan antara
kedua belah pihak yang saling mengklaim kebenaran, keputusan tidak boleh
diambil setelah qadhi (hakim) mendengarkan keterangan dari kedua belah pihak.
Dalam konteks ini Rasulullah saw. juga megharuskan adanya bukti yang dibawa
oleh pelapor dan sumpah bagi yang dilaporkan. Pembuktian-pembuktian di zaman
Rasulullah saw. ialah bayyinah (fakta kebenaran), sumpah, saksi, bukti tertulis,
firasat dan qur’ah (undian).Sabda Rasulullah saw.:
‫ يختصماَن في موُا‬: ‫ سمعت أم سلمة عن النبي صلىَ ا عليِه وسلم بهذا الحديث قاَل‬: ‫عن عبد ا بن رافع قاَل‬
‫ إني )إنماَ( أقضىَ بيِنكم برأيي فيِماَ لكم ينزل علي فيِه )رواه أبوُ داود‬: ‫ريث وأشيِاَ ء قد درست قاَل‬
Artinya: “Dari Abdullah bin Rafi berkata: saya telah mendengar Ummu Salamah
dari Nabi saw. dengan hadis ini dan berkata: kami perhadapkan kepada
Rasulullah perkara kewarisan dan berkata: sesungguhnya aku telah memutuskan
perkara diantara kamu dengan pendapat (analisis)ku sendiri terhadap apa yang
belum diturunkan (diwahyukan)kepadaku.”

3. Coba jelaskan bagaimana kondisi peradilan di Indonesia sebelum masuk agama


islam !
Jawab : Sebelum islam masuk di nusantara, masyarakat pada saat itu sudah
memiliki sebuah peradilan untuk menyelesaikan setiap permasalahan-permaslahan
antar masyarakat. pada masa animisme/dinamisme di nusantara terdapat peradilan
yang bernama peradilan padu dimana dalam penyelesaian perkara di peradilan
tersebut dipimpin oleh orang yang dituakan atau kepala suku dan akan diputuskan
juga oleh ketua adat tersebut. Peradilan padu ini berwenang menyelesaikan segala
permasalahan permasalah baik itu permasalahn pribadi mau pun sifatnya publik.
Akan tetapi permasalahan tersebut bisa diselesaikan di peradilan padu jika tidak
bisa diselesaikan secara kekeluargaan oleh pihak yang berperkara.
Setelah masa animisme/dinamisme berahir masuklah pada masa hindu/budha
di nusantara dimana sistem kehidupan masyarakat pada saat itu diatur oleh aturan
aturan kerajaan hindu. Pada masa hindu budha, juga terdapat sebuah peradilan
yang bernama peradilan pradata yaitu peradilan yang dibentuk oleh penguasa
kerajaan hindu dimana isi aturan aturannya murni dari ajaran hindu.
Ketika peradilan pradata dibentuk olehpihak kerajaan untuk mengatur perkara
perkara peradilan sebelumnya yaitu peradilan padu tidak serta merta di hapus oleh
pihak kerajaan karena masih dibutuhkan pada saat itu. Alasan lain tidak
dihapusnya peradilan padu oleh pihak kerajaan karena peradilan pradata hanya
menyelesaikan perkara-perkara yang berkaitan dengan kerajaan contohnya
pembayaran upeti, pemberontakan, penghianatan terhadap kerajaan.
Peradilan pradata ini mempunyai sumber hukum tertulis yang bernama
papakem. Mekanisme penyelesaian dalam peradilan pradata tenttunya di proses
terlebih dahulu di pengadilan kemudian hasil dari proses perkara tersebut
diserahkan kepada raja untuk diputuskan oleh raja itu sendiri. Karena keputusan
raja adalah keputusan yang bersifat tetap.

4. Bagaimana hubungan kekuasaan politik dan politik hukum pada masa penjajahan
Belanda ? Jelaskan pula pengaruhnya terhadap keberadaan peradilan agama di
Indonesia!
Jawab : Politik hukum yang dijalankan oleh bangsa penjajah selalu mengacu dan
melindungi kepentingan mereka di negeri jajahan. Kepentingan itu tidak hanya
berada pada lingkup ekonomi dengan keuntungan materilnya tetapi juga dalam
bidang hukum, memunculkan hukum adat di atas hukum agama dengan tujuan
menumbuh suburkan politik devide et impera.
Berdampak positif dan di sisi lain berdampak negative.dampak positif
.Sejarah perdilan agama telah membawa proses yang sangat penting terhadap
terbentuknya beberapa peraturan yang terkait dengan kemajuan dan kekuatan
peradilan agama di Indonesia. Tanpa adanya beberapa dasar hukum yang telah
ditetapkan pada zaman colonial belanda, maka sejarah peradilan agama tidak
mempunyai dasar hukum yang menggambarkan kondisi peradilan agama pada
zaman penjajahan yang pada akhirnya dapat membentuk undang-undang.
Sedangkan dampak negative yang telah ditimbulkannya pemerintah colonial
Belanda adalah bahwa umat Islam pada zaman tersebut sangat dibatasi rung
lingkupnya bahkan boleh dikatakan bahwa pemerintah colonial Belanda tidak
setuju terhadap adanya peradilan agama, hanya saja kehadiran pemerintah colonial
Belanda mempunyai target utama diantaranya mengeruk hasilkekayaan bumi
Nusantara dan untuk memperlancar tujuan utama para penjajah, maka mereka
memberikan jalan sedikit demi sedikit terhadap peradilan agama.1

5. Coba jelaskan bagaimana susunan dan struktur organisasi Peradilan Agama pada
masa sebelum merdeka, masa orde baru dan masa reformasi!
Jawab : Struktur organisasi pengadilan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi
Agama di atur dalam UU Nomor 7 Tahun 1989. Ketentuan tersebut terdapat pada
pasal 9 UU Nomor 7 Tahun 1989 yang menyebutkan bahwa: struktur organisasi
Pengadilan Agama terdiri dari pimpipinan, hakim anggota, panitera, sekretaris, dan
juru sita dan untuk struktur organisasi Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari
pimpipinan, hakim anggota, panitera, sekretaris. Untuk tugas personal dari struktur
organisasi tersebut adalah tergantung dengan jabatan yang di pangkunya. Baik
tugas struktural maupun tugas fungsional yang harus dilaksanakannya. Seperti
yang sudah dijelaskan di atas apa saja tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Kekuasaan Peradilan Agama setelah adanya Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 menjadi semakin luas tetapi masih terbatas dalam
bidang hukum perdata Islam dan khusus di daerah Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam terdapat pengadilan khusus di lingkungan Peradilan Agama yang
kekuasaan tidak saja pada bidang hukum perdata Islam tetapi termasuk juga
hukum pidana Islam. Kekuasaan Peradilan khusus tersebut sebagaimana
kekuasaan Peradilan Agama ditambah dengan kekuasaan lain yang diatur dalam
qanun.
Kekuasaan Peradilan Agama menjadi lebih luas tetapi masih ada
ketersinggungan antara Peradilan Agama dengan Peradilan Umum apabila ada
sengketa hak milik atau sengketa lain yang subjeknya adalah antara orang Islam
1
Prof. Dr. H. Oyo Sunaryo Mukhlas, M.Si. Perkembangan Peradilan Islam, Hlm .131
dengan selain orang Islam maka objek sengketa tersebut harus diputus dahulu oleh
Peradilan Umum.

6. Bandingkan kekuasaan mutlak peradilan agama menurut Stb. 1882, Stb. 1937, UU
No. 7 Th 1989, dan UU No. 3 Th 2006.
Jawab :
 Stb 1882 : Pembentukan PA berdasarkan keputusan raja Belanda
di wilayah Jawad an Madura
 Stb. 1917 : Memuat ordinasi untuk mengatur PA di sebagian di
Kolsel
 UU No. 7 Th 1989 : Kewenangan PA : 1. Perkawinan
2. Kewarisan, wasiat, dan hibah
3. Wakaf dan Shodaqoh
 UU No. 3 Th 2006 : Kewenangan PA : 1. Waris
2. Perkawinan
3. Wasiat
4. Hibah
5. Wakaf
6. Zakat
7. Infaq
8. Shodaqoh
9. Ekonomi Syari’ah

Anda mungkin juga menyukai