Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Adanya pertumbuhan dan perkembangan pada suatu perusahaan dewasa ini yang semakin
membuat sulit dan frustasi untuk dipelajari. Banyak auditor sangat berharap dapat mengetahui kerumitan
operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana yang kemudian mereka ketahui pada
saat audit telah selesai. Survey pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh
pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan audit.
Auditor internal harus memastikan bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survei
pendahuluan bisa produktif . survey pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat,
dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Jadi, keberhasilan atau kegagalan audit
bisa jadi sangat tergantung pada survei. Jika survey pendahuluan direncanakan dan dilaksanakan
dengan baik maka survei tersebut akan menjadi lebih dari sekedar cara untuk mendapatkan pemahaman
yang efektif ; melainkan juga menjadi penentu keberhasilan audit.
Kompleksitas operasi dalam perusahaan menuntut auditor untuk mengetahui kerumitan operasi
yang diaudit baik pada saat audit mulai dilakukan maupun pada saat audit sudah selesai. Untuk
memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan audit
maka para auditor perlu untuk melakukan survey pendahuluan.
Survey pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat yang akan
menunjang keberhasilan audit. Jika survey pendahuluan direncanakan dan dilaksanakan dengan baik,
maka survey tersebut akan menjadi lebih dari sekedar cara untuk pemahaman yang efektif melainkan
menjadi penentu keberhasilan audit. Auditor internal harus memastikan bahwa waktu dan upaya yang
dihabiskan untuk survey pendahuluan bisa produktif. Survey pendahuluan yang baik akan menghasilkan
program audit yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit.
Sebagaimana halnya filosofi audit yang terus bergeser dan berkembang, pendekatan audit khusus
seperti control self assessment juga makin berkemban. Survey pendahuluan dapat membantu auditor
memutuskan jenis audit yang paling efektif
Adapun penyusunan program audit untuk penyelesaian pekerjaan lapangan yang lebih mendalam
merupakan tahap penting agar pemeriksaan manajemen dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Tahap penyusunan program audit dilaksanakan setelah tahap persiapan pendahuluan dan penelitian
mendalam. Tahap audit mendalam disebut pula dengan istilah penyelesaian pekerjaan lapangan. Tahap
penalitian lapangan sifatnya kurang terinci dibandingkan dengan tahap audit mendalam. Tahap audit
mendalam merupakan tahap yang sangat penting dan biasanya mengkonsumsi waktu audit manajemen
yang paling banyak. Karena pentingnya program kerja audit dan audit mendalam maka perlu dilakukan
pembelajaran lebih lanjut mengenai dua hal tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Survei Pendahuluan
A. Pengertian Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dalam audit internal adalah suatu cara yang digunakan untuk
dapat mengetahui kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana yang
kemudian mereka ketahui pada saat audit telah selesai. Secara sederhana survey pendahuluan dapat
dipahami sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai objek tertentu tanpa
melakukan verifikasi secara rinci.
B. Langkah Dasar Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dapat menjadi sarana yang baik untuk menganalisis karyawan dan system,
namun bias juga menjadi sebuah pencarian yang tidak beraturan. Auditor Internal harus memastikan
bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survey pendahuluan bias produktif. Keberhasilan atau
kegagalan audit bias jadi sangat tergantung pada survey. Auditor sebaiknya melakukan survey dengan
delapan langkah dasar;
1. Melakukan Studi Awal
Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya,
temuan audit, bagan organisasi dan dokumen lain yang akan membantu untuk lebih memahami subjek
audit. Studi awal dilakukan dikator pusat, meskipun banyak auditor internal saat ini dapat mengakses
informasi secara elektronik dari lokasi yang jauh. Kertas kerja penugasan sebelumya dapat menunjukkan
pendekatan yang dilakukan auditor lain atas penugas tersebut, meskipun pendekatan ini mingkin tidak
lagi layak atau tidak diinginkan untuk di audit tahun ini.
2. Pendokumentasian
Pendokumentasian mencakup beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan awal antara
auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar pengingat dan daftar isi awal untuk kertas kerja
merupakan beberapa hal yang dilakukan saat pendokumentasian. Auditor juga membuat kuesioner yang
akan digunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer klien dan lainnya.
3. Bertemu Klien
Pertemuan auditor dengan manajer klien member peluang bagi auditor untuk menjelaskan tujuan
dan pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalam beberapa situasi, auditor justru ingn membahas
keseluruhan peran audit internal dan organisasi. Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor,
auditor menjelaskan tujuan, sasaran dan standar operasi serta resiko bawaannya. Auditor juga ingin
mengenali gaya manajemen yang diterapkan.

2
4. Mendapatkan Informasi melalui :
Wawancara : Wawancara yang sukses didasarkan pada penerapan saksama enam langkah penting;
persiapan, penjadwalan, pembukaan, pelaksanaan, penutupan dan pencatatan.
Mengumpulkan bahan bukti : Survei pendahuluan akan berlangsung lancer dan sistematis jika auditor
internal memiliki pandangan yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Dalam kebanyakan
audit informasi penting dapat diklasifikasikan kedalam empat fungsi dasar manajemen;Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan control.
5. Pengamatan
Pengamatan dalam arti umum terus dilakukan selama survey pendahuluan. Melalui pengamatan yang
gigih dan Tanya jawab yang cerdas, auditor internal mampu untuk;
· Menemukan tujuan, sasaran dan standar
· Menilai control untuk mencapai tujuan-tujuan ini.
· Mengevaluasi risiko
· Menetukan control untuk meminimalkan risiko
· Membuat penentuan risiko secara sistematik
· Menilai gaya manajemen
6. Penentuan Resiko
7. Pembuatan Bagan Alir
Bagan Alir memotret suatu proses. Meskipun pembuatan bagan alir mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan seni, namun umumnya lebih bersifat seni. Pembuangan bagan alir
yang formal seharusnya distandardisasi dalam departemen audit. Semua auditor harus menggunakan
bentuk yang sama dan mengikuti instruksi dasar yang sama. Tidak semua bagan alir terperinci, formal
atau ektensif.
8. Pelaporan.
Selama penelaahan hasil-hasil survey dengan manajemen, pelaporan temuan positif dan negative
bias jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien.Estimasi awal untuk waktu dan kebutuhan sumber daya
harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan fase pelaporan audit.
C. Tujuan, Sasaran, dan Standar
Selama survei pendahuluan, auditor internal harus menentukan tujuan aktivitas yang
diatadi tujuan audit, yang akan ditetapkan selanjutnya, melainkan tujuan aktivitas itu sendiri. Jika tn ini
tidak dipahami dengan baik, maka audit bisa kehilangan manfaatnya. Mendapatkan gambaran aktivitas
yang tepat dan kesesuaian misinya dengan sasaran strategis perusahaan merupakan profesionalisme
auditor internal.
Gambaran yang dimiliki auditor tidak akan dipengaruhi oleh deskripsi pernyataantanggung
jawab. Dokumen tersebut bisa jadi usang atau merupakan pernyataan yang dirancang
untuk meningkatkan status. Akibatnya auditor tidak benar-benar memahami aktivitas tersebut.

3
Auditor internal harus membedakan tujuan, sasaran, dan standar. Tujuan berasal
dari objectum, yang secara harfiah berarti sesuatu yang dilontarkan sebelum (pikiran). Yaituditujukan,
tujuan, atau akhir. Turunan dari istilah ini tidak memiliki makna kuantitatif.
Di sisi lain, sasaran berasal dari bahasa Prancis gaule yang berarti tonggak. Hal ini seperti
tirai dipancangkan di lapangan bermain, untuk melontarkan suatu objek di antara dua titik. Sasaran
memiliki makna kuantitatif. Di bidang olahraga, tujuannya adalah memenangkan pertandingan adalah
menghadapi rintangan-rintangan yang ada di sepanjang jalan menuju final.
Standar bersifat otoritatif, contoh yang diakui untuk kebenaran, kesempurnaan, kuantitas.kualitas
yang jelas. Standar memberikan tingkat pencapaian, target yang telah ditetapkar atau ukuran kecukupan
untuk beberapa tujuan. Standar kadang-kadang bisa memiliki sebagai sasaran yang akan dicapai dan
sebagai ukuran keberhasilan.
Tujuan lebih sulit diidentifikasikan dibandingkan sasaran atau standar. Misalnya, sebuah
penn tentang fungsi dan tanggung jawab bisa menyatakan bahwa departemen utang usaha harus men-
, faktur pembayaran. Jika pernyataan tersebut benar, hal itu belum cukup. Yang lebih penting bahwa
faktur tersebut didukung oleh bahan bukti seperti kontrak atau pesanan pembelian dan bukan bukti
penerimaan atau kualitas, melalui nota atau tanda persetujuan yang ditandatangani.
Auditor internal harus ingat bahwa mereka adalah staf, tidak memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk menetapkan tujuan, sasaran, atau standar untuk karyawan operasional. Tanpa
pemahaman yang jelas dan kesepakatan tentang aspek manajerial ini, sebuah audit bisa jadi
Kecermatan profesional mencakup evaluasi standar operasi yang ada dan menentukan
apakah standar tersebut dapat diterima dan dicapai. Jika standar tersebut tidak jelas, harus yang sah. Jika
auditor internal diminta untuk menginterpretasikan atau memilh mereka harus mencari kesepakatan
dengan klien mengenai standar yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja operasi.
Pedoman audit menyarankan bahwa pekerjaan auditor internal harus melibatkansasaran dan
standar dan mengupayakan agar bisa diterima, daripada memaksakannya. Jika klien menyetujuinya, maka
sasaran dan standar tersebut akan menjadi milik klien dan bukan milik auditor.
Jika sasaran dan standar belum ditetapkan dan tidak ada kesepakatan yang bisamerupakan
kelemahan. Penetapan sasaran dan standar yang dapat diukur manajemenatau menjadi alat ukur kinerja
manajemen itu sendiri merupakan dasar bagi praktik bisnis yang baik dan bagi prinsip-prinsip manajemen
yang dapat diterima. Manajer memiliki tanggung jawab untuk dan standar untuk mereka sendiri serta
karyawannya.
Saat melakukan survei, auditor internal akan senantiasa mengingat dengan tepat tujuan, sasara, dan
standar yang seharusnya atau sedang diupayakan untuk dimiliki organisasi kilen. Auditor harus mencoba
untuk menentukan apakah:
· Pernyataan formal tentang tujuan telah disiapkan untuk organisasi ldien.
· Tujuan tersebut sesuai dengan rencana strategis dari organisasi—suatu rancangan besar perusahaan.
· Orang-orang yang akan dibatasi oleh tujuan, sasaran, dan standar berpartisipasi dalam penetapannya.
· Tujuan diketahui oleh semua orang yang akan berpartisipasi dalam pencapaiannya.
· Tujuan tersebut secara realistis mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi aktivitas.

4
· Tujuan tersebut menuntun aktivitas dalam menghadapi kendala dan kendali eksternal.
· Sasaran dan standar yang ditetapkan akan memotivasi orang untuk mencapai lebih dari apa yang bisa
mereka capai.
· Laporan formal dan periodic disiapkan untuk menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan terpenuhinya
sasaran dan standar.
· Tujuan, sasaran, dan standar secara periodik dievaluasi ulang dan didefinisikan ulang.
D. Kontrol-kontrol untuk Mencapai Tujuan
Jika tujuan, sasaran, dan standar telah diidentifikasi dan disepakati selama survei pendahuluan,
langkah selanjutnya adalah menentukan kontrol apa, atau yang seharusnya, diterapkan untuk memastikan
bahwa hasil-hasil yang diinginkan akan dicapai.
Auditor internal dihadapkan pada sejumlah kontrol potensial ketika mereka melakukan survey
pendahuluan kebijakan organisasi atau agensi, prosedur, manual, instruksi-instruksi khusus, laporan
daftar, registrasi formulir, pembagian tugas, sistem persetujuan, pengawasan, dan lainnya. Mencobauntuk
membaca dan memahami semuanya dapat mengaburkan mata dan melelahkan otak. Mencoba menyerap
literatur mengenai sejumlah kontrol sering kali membuang waktu. Jika kita membaca relevansinya dengan
masalah tertentu, semua kontrol ini kelihatan tidak berkaitan dengan kenyataan.
E. Aspek Manusia
Pegawai merupakan urat nadi perubahan. Kontrol yang baik tidak dengan sendirinya dapat
menjamin bahwa suatu aktivitas akan dilaksanakan dengan baik kecuali terdapat sejumlah orang yang
kompeten untuk melakukannya. Auditor internal berupaya obyektif dalam menyatakan pendapatnya,
namun ketika melakukan survey harus mempertimbangkan orang yang terlibat dalam aktivitas. Untuk itu,
survei pendahuluan harus mencakup, jika layak, penelaahan catatan dan praktik pegawai.Penelaahan
tersebut bisa jadi tidak memungkinkan auditor membuat penentuan yang bisa memberikan sinyal bahaya
dan memprengaruhi program audit.
Tujuan lain yang dapat dicapai dari survei pendahuluan meliputi:
Pelaporan
Survei yang dilakukan dengan baik biasanya menghasilkan sejumlah informasi yang Data yang
dikumpulkan dapat mengidentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang membantu auditor
memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan.
Jika survei memberi keyakinan adanya sistem, kontrol, pengawasan, dan manajemen yar bisa
menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Sumber daya audit biasanya kebanyakan organisasi
audit internal memiliki lebih banyak proyek audit dibandingkan auditor yang akan melakukannya. Tidak
masuk akal untuk menghabiskan waktu audit yang berharga hanya untuk mengejar pengujian transaksi
jika kelihatannya sistem kontrol itu sendiri akan menunjukan semuatransaksi yang memiliki kelemahan
material.

5
Pada saat yang sama, kebanyakan auditor internal merasa perlu menerbitkan laporan audit
walaupun hanya survei yang dilakukan. Dengan informasi yang dikumpulkan selama survei, mungkin
laporan berharga bisa disiapkan. Namun akan menjadi lebih bijak untuk secara hati-hati menguraikan
lingkup audit yang terbatas, dengan berkonsentrasi pada kecukupan—bukan pada efektivitas control
dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan audit.
Bahkan dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan dilakukan
mungkin berguna untuk membuat ringkasan basil survei dan melaporkannya secara informal ke
manajemen. Kadang-kadang, informasi yang mencukupi akan diperoleh selama survei untuk
merekomendasikan perbaikan bahkan sebelum pengujian substantif dilakukan. Dalam kasus ini,
pengamatar.internal harus dibahas dengan manajer klien sebelum program audit disiapkan. Jika m puas
dengan analisis auditor dan bersedia mengambil tindakan perbaikan, hasil survei final, tergantung pada
tindak lanjut normal atas tindakan perbaikan yang dilakukan.
Selama penelaahan hasil-hasil survei dengan manajemen, pelaporan temuan positif dam jadi
kondusif bagi hubungan auditor-klien. Pendekatan ini mengomunikasikan apa yang internal: kerja sama
yang sehat, objektif, tidak bias terhadap penilaian operasi.
Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit seharusnya men langkah
audit yang disarankan dan rasional bagi mereka. Auditor juga harus mengiden tifikasi aktivitas yang tidak
akan diaudit dan menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk waktu dan kebutuhan sumber daya harus
dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan audit.
Membuat Anggaran Survei
Memperkirakan waktu yang dibutuhkan auditor merupakan faktor kunci dalamsurvei
pendahuluan. Waktu yang akan dialokasikan akan tergantung pada sejumlah factor. Tujuan survei adalah
agar lebih mengenal. Makin kenal auditor dengan aktivitas yang ada, maka makin sedikit waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan survei. Juga, jika audit bersifat rotasional dan kertas kerja sebelumnya
memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan, sasaran, standar, dan kontrol operasi, bersama dengan
bagan alir, bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lainnya, yang dibutuhkan untuk memperbarui
informasi tersebut.
Perubahan-perubahan signifikan dalam tujuan, prosedur, sistem operasi, otomatisasi, organisasi,
manajemen dan pegawai juga akan memengaruhi waktu yang diperlukan untuk mengenal dan
mengidentifikasi masalah. Orang akan lebih nyaman dengan rutinitas; perubahan signifikan akan
membuat mereka kecewa karena perubahan selalu menghadirkan risiko.
Semua faktor harus dipertimbangkan dalam membuat anggaran survei. Tetapi bahkan jika
auditor - iami aktivitas, mereka harus selalu waspada akan dua faktor yang dapat berubah, yaitu orang dan
perilaku mereka. Tidak ada jaminan bahwa baik orang ataupun tingkah laku mereka akan tetap sama dari
ke tahun. Jadi pemahaman bisa saja hanya ilusi.
Tidak ada alasan untuk menggali verifikasi pekerjaan setiap operasi tanpa survei pendahuluan,
bahkan jika hanya menanyakan perubahan apa yang telah terjadi sejak audit terakhir. Tidak ada standar
untuk anggaran survey pendahuluan. Berdasarkan survei informasi dari praktisi, estimasi yang wajar
mungkin 10 persen hingga 20 persen dari total anggaran untuk proyek audit.

6
Mengevaluasi Resiko
Auditor Internal harus mendapatkan bukti yang cukup dan tepat untuk menentukan bahwa tujuan
kunci dari proses manajemen risiko telah tercapai dalam memberikan opini atas kecukupan proses
manajemen risiko. Dalam mengumpulkan bukti-bukti tersebut, auditor internal mungkin
mempertimbangkan prosedur audit berikut ini:
 Melakukan riset dan review perkembangan, tren, dan informasi industri terkini terkait
dengan usaha yang dilakukan oleh organisasi, serta sumber informasi lain yang sesuai
untuk menentukan risiko dan eksposur yang dapat mempengaruhi organisasi beserta
prosedur pengendalian yang relevan.
 Mereview kebijakan perusahaan dan risalah rapat Dewan untuk menentukan strategi
bisnis organisasi, filosofi dan metodologi manajemen risiko, selera risiko, serta
penerimaan risiko.
 Mereview laporan evaluasi risiko sebelumnya yang dikeluarkan oleh manajemen, auditor
internal, auditor eksternal, dan/atau sumber lain.
 Melakukan wawancara dengan manajemen lini dan manajemen senior untuk menentukan
tujuan unit bisnis, risiko yang terkait, serta mitigasi risiko dan aktivitas pemantauan
pengendalian manajemen.
 Menyerap informasi untuk kemudian secara independen mengevaluasi efektivitas
mitigasi risiko, pemantauan, dan komunikasi risiko beserta kegiatan pengendalian terkait.
 Menilai ketepatan garis pelaporan untuk aktivitas pemantauan risiko.
 Mereview kecukupan dan ketepatan waktu pelaporan hasil manajemen risiko.
 Review kelengkapan analisis risiko yang dilakukan manajemen serta tindakan yang
diambil untuk mengatasi isu yang diangkat oleh proses manajemen risiko, dan
menyarankan perbaikan.
 Menentukan efektivitas proses self-assessment yang dilakukan manajemen melalui
pengamatan, tes langsung atas prosedur pengendalian dan pemantauan, pengujian
keakuratan informasi yang digunakan dalam aktivitas pemantauan, serta teknik lainnya
yang sesuai.
 Mereview isu terkait risiko yang mungkin menunjukkan kelemahan dalam praktik
manajemen risiko dan, jika perlu, diskusikan dengan manajemen senior dan Dewan. Jika
auditor yakin bahwa manajemen telah menerima tingkat risiko yang tidak sesuai (atau
yang dianggap tidak bisa diterima) dengan strategi dan kebijakan manajemen risiko
organisasi, auditor harus mengacu pada standar 2600 dan pedoman audit internal lain
terkait.
Menentukan pengendalian untuk meminimalkan risiko
Tujuan utama dari audit tersebut adalah untuk memberikan suatu tindakan untuk berpendapat,
apakah atau tidak laporan keuangan yang diaudit menyajikan secara wajar keuntungan keuangan, posisi/
rugi dan arus kas entitas. Risiko Audit adalah risiko auditor memberikan pendapat yang tidak pantas atas
laporan keuangan, terutama ketika laporan keuangan tersebut mengandung salah saji material.

7
Auditor mengikuti pendekatan empat langkah untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian.
1. Menerapkan tujuan audit terkait transaksi untuk kelompok-kelompok transaksi yang sedang
diuji,
seperti penjualan.
2. Mengidentifikasi pengendalian kunci yang dapat mengurangi risiko pengendalian untuk setiap
tujuan audit terkait.
3. Pengembangan pengujian pengendalian yang tepat untuk semua pengendalian internal yang
digunakan untuk mengurangi penilaian awal risiko pengendalian di bawah tingkat maksimum
(pengendalian-pengendalian kunci)
4. Untuk kemungkinan jenis-jenis salah saji yang terkait dengan masing-masing tujuan audit
terkait
transaksi, merancang pengujian substantif transaksi yang tepat, dengan mempertimbangkan
kekurangan-kekurangan dalam pengendalian internal dan ekspektasi hasil pengujian
pengendalian.
Membuat penentuan risiko secara sistematik
Risiko audit (Audit Risk)- risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi
Mungkin dapat kita sebut bahwa didalam risiko audit itu terdapat beberapa komponen risiko,
komponenrisiko tersebut meliputi risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi. Dalam artikel
saya kali ini, saya akan mencoba untuk menjelaskan tentang risiko audit beserta komponen risiko yang
menyertainya tersebut, dan juga bagaimana model risiko auditnya, serta hubungan antara risiko audit dan
bukti.
- Risiko Audit (AuditRisk)
Bukankah hampir semua yang dilakukan oleh seseorang itu memiliki risiko, begitu juga dengan
proses audit yang dilakukan oleh auditor, tentu saja memiliki risiko tersendiri. Untuk menjelaskan apa sih
risiko audit ini ? Kita sebaiknya melihat dahulu apa tujuan auditor melakukan proses audit, bukankah
tujuan auditor melakukan proses audit adalah untuk menyatakan pendapatnya secara tepat atas laporan
keuangan klien yang diaudit yang mengandung salah saji material, sesuai dengan keyakinan yang
memadai yang dimiliki oleh auditor, jika tujuan audit seperti diatas, mungkin kita dapat mengatakan
bahwa risiko audit adalah risiko kemungkinan auditor dalam menyatakan pendapat atas laporan
keuangan klien yang mengandung salah saji material tanpa sengaja telah gagal dilakukan dengan tepat
- Risiko Bawaan
Mungkin beberapa hal didalam laporan keuangan rentan untuk salah saji material, seperti halnya
kas yang mungkin rentan untuk salah saji material karena mudahnya kas untuk disalahgunakan. Berkaitan
dengan risiko, kerentanan salah saji material suatu asersi itulah yang dimaksud dengan risiko bawaan,
bisa kita sebut risiko bawaan merupakan risiko yang melekat pada suatu akun.
- Risiko Pengendalian
Pengendalian berkaitan dengan sistem pengendalian internal suatu entitas, tujuan adanya sistem
pengendalian internal adalah untuk mencegah salah saji material yang mungkin terjadi dalam suatu asersi
dengan tepat waktu, jika pengendalian internal bertujuan untuk itu, maka yang dimaksud dengan risiko

8
pengendalian adalah risiko terjadi kegagalan pengendalian internal yang tidak bisa mencegah salah saji
material yang mungkin terjadi di suatu asersi dengan tepat waktu.
Risiko Deteksi
Ketika seorang auditor melakukan audit terhadap suatu asersi pun terdapat risiko tersendiri,
auditor melakukan audit terhadap suatu asersi tersebut untuk mendeteksi salah saji material yang terjadi
terhadap asersi tersebut, maka yang dimaksud dengan risiko deteksi adalah risiko auditor tidak dapat
mendeteksinya. Risiko deteksi terbagi menjadi dua, yaitu risiko prosedur analitis dan risiko pengujian
terinci.

2.2 Program Audit


Sebuah program kerja audit bagai sebuah peta penunjuk jalan. Program audit menggambarkan
rute yang diambil auditor internal. Seperti sebuah peta penunjuk jalan yang harus bisa menunjukkan arah
bagi seorang wisatawan. Seorang pengguna peta yang sudah pernah melewati jalan tersebut sebelumnya
mungkin hanya memerlukan sedikit rambu-rambu jalan, persimpangan, dan belokan.
Audit manajemen/ internal tanpa program kerja audit, laksana wisatawan tanpa peta. Ia bisa
kehilangan arah dan kehilangan alternatif jalan. Walau masih ada harapan untuk sampai ke tujuan, pasti
akan memerlukan biaya dan waktu yang lebih banyak. Program audit hanyalah sebuah peta, Apakah
auditor internal dapat menyelesaikan tugasnya dengan waktu yang lebih efisien atau tidak semua
tergantung dari inisiatif, kreativitas, pengalaman, dan pemberdayaan akal.
Program kerja audit merupakan rencana dan lengkah kerja yang harus dilakukan selama audit
yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang aktivitas yang
diaudit. Untuk hasil yang lebih baik, bisa saja dilakukan perubahan prosedur di tengah
pelaksanaanpekerjaan lapangan. Karena program audit bukanlah sesuatu yang bersifat kaku dan dogmatis
melainkan dinamis dan lentur.
A. Pengertian dan Tujuan Audit Program
Audit program merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis ) yang rinci dan dijalankan untuk
mencapai tujuan audit ( akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk compliance test dan
substantive test.
Tujuan audit program :untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh manajemen dari
sisieksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi serta panyjian dan
pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidak menyesatkan terhadap pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan tersebut
Ada beberapa manfaat dari penyusunan program kerja audit, antara lain:
1. Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa
dikomunikasikan kepada semua tim audit.
2. Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada auditor dan supervisornya.
3. Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah disetujui
dan dengan standar serta persyaratan yang telah ditetapkan.
4. Membantu para auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka dengan ruang
lingkup, tujuan serta langkah-langkah kegiatan audit.

9
5. Membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan sebelumnya.
6. Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor.
B. Kapan Sebaiknya Menyiapkan Program Audit
Auditor internal harus menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan.Program yang
terlambat disusun bisa memiliki kesenjangan dan tidak memadai serta tidak bisa menetapkan prioritas
yang tepat.Namun program audit yang di siapkan dengan baik pun bisa saja tidak memuat hal – hal
penting yang tidak disadari auditor sampai mereka kemudian melakukan pekerjaan lapangan.Jadi, semua
program audi harus dianggap tentatif sampai audit diselesaikan.
Program pro forma,yang digunakan pada audit berulang atas operasi yang sama, kadang-kadang
berkembang selama periode beberapa tahun dan lambat laun diakomodasikan kemasalah yang dihadapi
dalam pekerjaan lapangan.Program tersebut harus cukup fleksible untuk mengakomodasi perubahan atau
situasi-situasi tidak bisa.
Program-program pro forma baru yang dimaksudkan untuk digunakan di banyak lokasi harus
disiapkan terlebih dahulu sehingga tersedia waktu untuk Menghapus kesalahan, tuntutan yang tidak
wajar,dan langkah-langkah yang tidak perlu.Program pro forma harus diuji coba untuk menghindari
kebingungan.Uji coba tersebut memungkinkan terdeteksi kekurangan yang ada sejak awal dan bisa
diperbaiki sebelum program digunakan secara luas.
Beberapa perusahaan tengah mengembangkan perangkat lunak komputer berisi program audit sebagai
hasil langsung dari penentuan resiko (risk assessment) mereka. Program-program ini didasarkan pada
pengalaman lampau, masukan dari manajemen,dan pertimbangan audit di suatu waktu.
C. Tanggung jawab program audit
Auditor internal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit. Perencanaan harus
didokumentasikan dan harus mencakup :
1. Penetapan tujuan audit dan lingkup kerja.
2. Perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit.
3. Penentuan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan audit.
4. Komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit yang akan dilakukan.
5. Pelaksanaan,jika layak,survei lapangan untuk mengenal lebih dekat aktivitas dan kontrol yang
akan diaudit,untuk mengindentifikasi hal-hal yang akan ditekankan dalam audit,dan untuk
mengundang komentar dan saran dari klien.
6. Penulisan program audit
7. Penentuan bagaimana,kapan,dan kepada siapa hasil audit akan dikomunikasikan.
8. Perolehan pengesahan rencana kerja audit.

10
D. Ruang lingkup program audit
Program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Program tersebut harus memperjelas
hal-hal apa yang akan tercakup dalam audit dan yang tidak. Tujuanaudit seharusnya menuntun lingkup
pekerjaan. Menurut Standar auditor internal yang profesional bertanggung jawab untuk memeriksa
dan mengevaluas iefektivitas sistem kontrol internal organisasi dan kualitas kinerja dalam pelaksanaan
tanggung jawab yang diemban. Tujuan-tujuan utama dari system kontrol internal ini adalah untuk
memastikan :
1. Keandalan dan integritas informasi.
2. Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur,hukum, dan regulasi.
3. Pengamanan aktiva.
4. Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
5. Pencapaian tujuan dan sasaran yang di tetapkan untuk operasi dan program.
Audit internal yang komprehensif dan tidak dibatasi bisa memiliki semua tujuan ini ;yang pasti
auditor internal harus menyiapkan program audit mereka dengan tanggung jawab ini dalam pikiran
mereka. Namun mereka seharusnya tidak mengabaikan kewenangan audit yang diberikan kepada mereka
oleh para atasannya.Lingkup audit tidak boleh melebihi kewenangan yang diberikan manajemen
seniorkepada auditor.
E. Mendefinisikan Ekonomis,Efisiensi,Dan Efektivitas
Istilah-istilah ekonomis,efisiensi,danefektivitas sering di gunakan bergantian, meskipun terdapat
beda tipis pada istilah-istilah tersebut.
Ekonomis (economy) sering digunakan untuk mengartikan penghematan, tetapi sebenarnya
artinya lebih dari itu. Implikasi utamanya adalah adanya “manajemen yang berhati-hati” atau “gunakan
hingga mendapatkan keuntungan terbaik tanpa ada sisa” makna yang juga bisa diterapkan untuk efisiensi.
Istilah tersebut lebih luas diterapkan dibandingkan istilah berhemat, yang hanya mengacu pada seseorang
atau pengeluarannya.
Efisiensi (efficiency) berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika
memberikan dampak, menghasilkan, atau memfungsikan. Bila mengacu keseseorang, istilah efisien
berarti menggunakan keahlian, tahan menderita, dan tetap waspada.Kadang kala menjadi sinonim dengan
istilah cakap dan kompeten. Dalam beberapa kasus istilah efisien (efficient) dapat diterapkan ke orang
atau operasi yang kompeten dan cakap memproduksi hasil yang diinginkan dengan upaya minimum. Di
saat yang sama, Webster mendefinisikan operasi yang efisien sebagai, “operasi yang diukur dari
perbandingan hasil-hasil aktual dengan tenaga yang dihabiskan untuk mencapai hasil-hasil tersebut.
Efektivitas (effectiveness) menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk
menghasilkan dampak tertentu. Sesuatu bisa jadi efektif tetapi tidak efisien atau ekonomis. Program untuk
membuat sistem menjadi lebih efisien atau ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif.

11
F. Tujuan dan prosedur program audit
Tujuan (objective) adalah apa yang ingin dicapai seseorang. Prosedur (procedure) adalah
teknik-teknik yang diterapkan untuk mencapai tujuan. Auditor internal memiliki seperangkat tujuan dan
prosedur yang berbeda dalam pekerjaan mereka. Tercakup didalamnya tujuan dan prosedur operasi serta
tujuan dan prosedur audit.
Tujuan dan Prosedur Operasi
Tujuan operasi (Tujuan dan Prosedur Audit operating objective) adalah akhir yang akan
dicapai oleh manajer operasi dan karyawan-karyawannya. Salah satu tujuan operasi untuk aktivitas
pembelian adalah membeli barang dan jasa yang tepat, pada harga yang tepat,pada waktu yang tepat,dan
pada kualitas yang tepat. Setiap tujuan ini dicapai melalui prosedur-prosedur atau teknik-teknik.
Misalnya, salah satu prosedur yang digunakan untuk memastikan dibelinya barang yang tepat adalah
digunakannya pesanan pembelian dari departemen pemesan yang menjelaskan dengan tepat barang yang
akan dibeli.
Auditor internal tidak mampu mengevaluasi sebuah operasi jika mereka tidak sepenuhnya
memahamihal yang diharapkan untuk dicapai dari operasi tersebut yaitu tujuan-tujuannya.Oleh karena itu,
semua program audit harus mengindentifikasi tujuan operasi yang pencapaiannya akan dievaluasi oleh
auditor.
Tujuan audit dapat bersifat umum, bisa juga khusus. Tujuan utama audit diupayakan tercapai
dalam semua penugasan dan dituntun oleh lingkup audit yang diberikan manajemen dan dewan komisaris
ke kepala bagian audit. Misalnya, auditor internal mungkin dibatasi hanya pada masalah-masalah
akuntansi dan keuangan. Dalam kasus ini tujuan umum audit mereka mungkin diarahkan hanya untuk
menentukan kendala dan integritas informasi keuangan; ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur,
hukum, dan regulasi dan pengamanan aktiva.
Namun jika lingkup audit mereka komprehensif, maka tujuan umum auditnya akan mencakup
juga penelaahan laporan operasi di samping evaluasi penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien
serta pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan untukop
Tujuan khusus audit terkait dengan tujuan operasi. Misalnya,jika tujuan pembelian adalah
membeli barang yang tepat,maka tujuan auditnya adalah menentukan apakah sistem yang dirancang untuk
melihat apakah tujuan operasi telah dicapai dan apakahbarang yang tepat memang telah di beli.
Prosedur-prosedur audit (audit procedures) adalah teknik-teknik yang di terapkan auditor untuk
menentukan apakah tujuan operasi telah dicapai.Sebagai contoh, program audit akan berisi pemeriksaan
auditor atas sempel pesanan pembelian dan melihat apakah pesanan tersebut dilengkapi dengan
permintaan pembelian.
Periklanan. Periklanan biasanya berhubungan dengan agensi periklanan. Agensi tersebut
normalnya akan menagih biaya yang terjadi ditambah komisi berdasarkan biaya
tersebut. Keyakinan terbaik yang dimiliki auditor untuk menentukan apakah apakah biaya-biaya
tersebutdicatat dan jumlahnya wajar. Tujuan audit adalah dengan cara mengaudit catatan dan prosedur
operasi yang dimiliki agensi. Prosedur operasi lainnya seperti pembuatan anggaran iklan,pemilihan media
yang tepat, atau penetapan control keuangan untuk agensi tersebut jelas berada diluar lingkup audit.

12
Pelepasan aktiva.Dalam audit kontrol atas aktiva-aktiva yang dilepas, auditor umumnya
tidak bisa menentukan sendiri apakah pelepasan aktiva telah dilakukan dengan layak.Hanya dengan
menelaah persetujuan tertulis yang diberikan orang yang bertanggung jawab atas pelepasan tersebut,
sesuai dengan prosedur yangditetapkan atau menentukan apakah pelepasan mengikuti prosedur yang
ditetapkanakan memenuhi tujuan audit.
Kontribusi Medis Karyawan.Salah satu tujuan audit bisa berupa penentuan validitas pengurangan
gaji karyawan untuk kontribusi opsi asuransi kesehatan. Apakah kontribusi karyawan bisa menutupi biaya
opsi merupakan pertanyaan yang bagus, tetapi tidak relevan dengan tujuan audit. Prosedur audit untuk
menentukan apakah pengurangan gaji didukung formulir otorisasi tertulis merupakan prosedur yang cepat
dan relevan.
Perlindungan lingkungan dan alat tanda bahaya.Seorang auditor internal ingin menentukan
apakah alat tersebut dipasang dan beroperasi dengan layak. Prosedur audit yang mungkin menarik, tetapi
tidak relevan, adalah memeriksa dokumen spesifikasi alat tanda bahaya dari arsistek,memeriksa faktur
pembayaran alat tersebut, atau melakukan tanya jawab denganpegawai keamanan pabrik. Satu-satunya
prosedur yang akan memberikan keyakinan tentang pemasangan dan operasi alat tersebut adalah
pengamatan penempatan alat dan melakukan uji langsung.
Persediaan.Tujuan auditnya adalah menentukan apakah persediaan dalam jumlah yang signifikasi
telah disajikan dengan benar. Beberapa prosedur audit mungkin relevan tetapi tidakefektif, seperti
mendapatkan pernyataan dari manajemen,atau membuat bagan alir siklus persediaan,atau melakukan
wawancara dengan karyawan. Prosedur yangefektif adalah melakukan atau menelaah persediaan fisik dan
mendapatkanpenilaian dari ahli.
Pembelian tanah.Tujuan auditnya adalah untuk memverifikasi kepemilikan legal atas tanah
yangakan di beli. Pemeriksaan atas akta kepemilikan merupakan prosedur yang menarik tetapi tidak
menyeluruh karena dokumen-dokumen tersebut mungkin sudah di ganti.Cara yang lebih meyakinkan
untuk menentukan kepemilikan sah tanah tersebut adalah dengan memeriksa catatan terbaru atas tanah di
kantor pengadilan lokal.
Aktivitas nonprofit.Banyak tujuan audit yang bisa diterapkan untuk audit atas organisasi
nonprofit(nirlaba). Audit berorientasi manajemen akan menentukan apakah aktivitas sesuaidengan tujuan
yang ditetapkan.Jadi prosedur tepat untuk hal ini adalah menentukan misi organisasi,standar apa yang
telah ditetapkan untuk mengukurkinerja guna pencapaian misi tersebut, dan seberapa jauh standar telah
dicapai. Utang.
Lebih produktif untuk menghindarikelebihan pembayaran. Akhirnya, prosedur yang tepat adalah
mengambil sampel danmembandingkan jumlah yang dibayar dengan batas pesanan pembelian.
Memeriksa mulai dari pesanan pembelian, laporan penerimaan, atau faktur bukanlah prosedur audit yang
menyeluruh.Gaji. Misalkan tujuan audit adalah memverifikasi pembebanan biaya gaji ke akun-akun
tertentu. Banyak prosedur audit yang bisa diterapkan dalam audit gaji,tetapi tidak relevan dengan tujuan
yang ditetapkan. Misalnya, tidaklah relevan untuk merekonsiliasitotal biaya gaji dengan
pembebanannya memeriksa kartu waktu kerja untuk melihat apakah ada persetujuan supervisor, atau
membandingkan pembebanan biaya gaji dengan jam standar.

13
Penetapan harga.Untuk menentukan apakah terjadi ketidaktepatan dalam variasi tingkat
keuntungan yang diterapkan pada produk di antara masing- masing pelanggan,prosedur yangtepat untuk
itu adalah menentukjan bahwa semua harga ditetapkan dengan objektif dan diikuti.Analisis biaya tidak
akan efektif dalam kasus ini.
Produksi. Tujuan auditnya adalah untuk membantu manajemen dalam mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi proses produksi. Prosedur yang tepat untuk tujuan ini adalah membandingkan biaya aktual
dengan biaya standard.
Pembelian. Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah suatu organisasi kelebihan
membeli bahan mentah. Mencari apakah ada standar yang ditetapkan untuk kualitas,kuantitas, dan sumber
bahan mentah tidak akan menjawab kelebihan bahan mentah. Yang harus diperhatikan untuk kasus ini
adalah menentukan apakah anggaran produksi, pesanan kerja, tingkat persediaan standar, dan jumlah
pesanan ekonomis telah dikaitkan dan digunakan untuk menentukan jumlah yang akan dibeli. Analisis
akun surplus juga dapat membantu.
Kualitas.Jika seorang auditor ingin mengetahui apakah dan mengapa terjadi penolakan atas
produk yang dijual,prosedur audit yang tepat adalah mengevaluasi sejauh mana departemenpenjualan
telah mengomunikasikan pengembalian produk ke departemen produksi.Analisis akun barang sisa dan
akumulasinya juga dapat membantu. Mencari datavolume penjualan atau peringkat kredit pelanggan jelas
tidak relevan. Tujuanaudit yang bisa di terapkan untuk kasus ini adalah mengevaluasi kelayakan standar
kontrol mutu.
Aktiva yang disewakan. Dalam audit atas organisasi yang memiliki, merawat, dan
mengoperasikan aktiva yang disewakan, tujuan auditnya adalah menentukan kelayakan bebanperawatan.
Prosedur audit yang tepat adalah menelusuri jurnal-jurnal tertentudalam akun beban pemeliharaan ke
pesanan kerja yang berkaitan.
Penelitian dan pengembangan. Proyek penelitian dan pengembangan harus direncanakan seperti
halnya proyek-proyek lainnya. Rencana tersebut hendaknya mencakup standar pengukuran kinerja.Tanpa
standar yang tepat dan dapat di kuantifikasi, manajemen tidak memiliki tolak ukur untuk mengukur hasil-
hasil penelitian dan pengembangan.
Penjualan. Salah satu tujuan audit untuk penjualan adalah menentukan apakah komisi
penjualanterlalu besar. Prosedur terbaik untuk menentukan akurasi beban komisi tercatat untuk setiap
tenaga penjualan adalah dengan menghitung ulang sampel kondisi penjualan. Prosedur-prosedur lainnya
seperti menghitung rasio komisi,menggunakan prosedur analitis, atau menilai keseluruhan kewajarannya,
akan tidak bermanfaat untuk tujuan audit tersebut.
Pendapatan pajak untuk pemerintah. Tujuan auditnya adalah menentukan apakah para pembayar
pajak sudah tepat dalam melaporkan pajak penjualan mereka. Dari berbagai pilihan yang tersedia bagi
auditor internal, prosedur yang paling mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
pemeriksaan langsung ke beberapa pembayaran pajak. Prosedur lain yang bisa dilakukan adalah menguji
perhitungan beberapa restitusi pajak penjualan.

14
G. Menyiapkan Program Audit
Latar Belakang informasi
Latar belakang informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan akan membantu
mengarahkan cakupan audit yang direncanakan. Setiap operasi yang luas dengan banyak keterkaitan dan
proses dapat menghabiskan waktu audit jika auditor memutuskan untuk memeriksa setiap aktivitas yang
dilakukan. Tetapi program yang efektif dan ekonomis memfokuskan pada hal-hal yang menarik perhatian.
Disaat yang sama, auditor internal harus menaati tanggung jawab profesional mereka dalam
memutuskan apa yang akan diaudit dan yang tidak. Auditor internal tidak bisa dibebankan tanggung
jawab untuk mencegah kekurangan, pelanggaran, atau kesalahan. Hal ini merupakan tanggung jawab
manajemen. Auditor internal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
memungkinkan atau mendorong terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika terjadi kecurangan atau
pelanggaran, auditor internal hanya memiliki satu alasan: metode dan prosedur mereka sudah dilakukan
dengan profesional dan telah dipertimbangkan untuk mengidentifikasi dan mengetahui risiko-risiko
perusahaan. Dan inilah salah satu fungsi program audit internal yang profesional: untuk menunjukkan
bahwa program tersebut efektif hanya menekannkan pada hal-hal yang signifikan; dan untuk memberikan
bukti bahwa risiko dan kontrol yang signifikan telah diidentifikasi dan di evaluasi.
Beberapa contoh akan membantu menjelaskan pendekatan ini dangan lebih jelas disertai uraian
tertulis. Mari kita lihat bagaimana pendekatan analitis untuk tujuan, risiko, kontrol diterapkan ke fungsi-
fungsi pembelian dan pemasaran.
a. Program audit Pembelian
tujuan-tujuan manajemen operasi pembelian yang paling umum berlaku adalah mendapatkan barang atau
jasa yang tepat:
1. Dengan harga yang tepat
2. Dengan waktu yang tepat
3. Dengan kuantitas yang tepat
4. Dari pemasok yang tepat
Risiko-risiko administratif yang bisa ditemukan dalam survey pendahuluan adalah:
- Bagan organisasi departemen pembelian tidak disiapkan. (bisa mengakibatkan kebingungan dalam
hal
siapa yang bertanggung jawab untuk membeli barang atau jasa tertentu)
- Kurangnya arahan yang mencakup wewenang dan tanggung jawab departemen pembelian.
(organisasi-organisasi lainnya[unit-unit lini] bisa dibebani wewenang untuk berhubungan langsung
dengan pemasok)
- Kurangnya petunjuk operasi departemen pembelian. (karyawan bisa bertindak sesuai keinginannya,
tidak berdasarkan cara yang konsisten dan disetujui).

15
- Tidak ada prosedur yang mengatur wewenang untuk menandatangani penerimaan barang dan jasa.
(pesanan bisa dikeluarkan untuk kepentingan sendiri atau untuk membeli barang yang salah atau
jumlah yang tidak tepat).
b. Program audit Pemasaran
Beberapa tujuan penting organisasi pemasaran adalah
1. Menentukan potensi pasar untuk barang dan jasa organisasi (riset pasar)
2. Menyebabkan informasi, mengembangkan perilaku yang ramah pelanggan, dan mendorong tindakan
yang bermanfaat bagi organisasi (periklanan)
3. Mendorong distributor memberikan perhatian lebih ke penjualan produk organisasi dan membujuk
pelanggan membeli produk-produk tersebut (promosi penjualan)
c. Program Audit yang Kompherensif
Dalam beberapa kondisi, auditor internal mungkin ingin melakukan audit kompherensif atas suatu
operasi. Mungkin audit pertama kali untuk operasi membutuhkan audit untuk semua aktivitas, baik yang
berisiko tinggi ataupun tidak. Atau auditor mungkin ingin mendokumentasikan keseluruhan sistem untuk
menenntukan kesesuaiannya dengan ketentuan kontrol akuntansi internal dariU.S.Foreign Corrupt
Practices Act 1977 atau aturan lainnya yang telah ditetapkan. Program audit sesuai kondisi mungkin
masih yang terbaik, tetapi fokusnya adalah pada kontrol karena risiko tidak menjadi dsar utama untuk
menentukan luas dan pendekatan audit.
d. Program Pro Forma
Program Pro Forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh auditor-auditor
yang kurang berpengalaman yang pekerjaanya harus diawasi. Program tersebut juga bermanfaat jika :
1. Jenis audit yang sama akan dilakukan di sejumlah lokasi yang berbeda
2. Informasi yang bisa dibandingkan diperlukan untuk setiap loaksi
3. Laporan serupa atau laporan konsolidasi akan dikeluarkan
4. Operasi yang audit relatif serupa
Program tersebut berfokus pada verifikasi rinci dan juga memberikan auditor latar belakang
informasi yang menunjukan tujuan-tujuan operasi dan sistem kontrol. Program tersebut sangat bermanfaat
dan membantu auditor serta mampu menghasilkan semua informasi yang diperlukan untuk evaluasi
komprehensif dari aktivitas yang diperiksa.
Ambiguitas
Informasi yang tepat akan menghasilkan informasi audit yang tepat pula. Kata-kata seperti
memadai, mencukupi, dan menyeluruh memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Meminta auditor
untuk “menentukan apakah persaingan yang memadai memang terjadi” tidak berarti apa-apa dan
mengundang respons yang berbeda dari auditor yang berbeda.

16
Daripada membuat prosedur umum yang ambigu tentang ‘sistem penggajian yang memadai’,
program tersebut membutuhkan langkah-langkah khusus berikut:
- Tentukan apakah pembayaran ke karyawan sesuai dengan kartu waktu yang sudah disetujui.
- Tentukan apakah karyawan dibayar dalam jumlah yang benar
- Tentukan apakah total gaji dan upah dibayar sesuai dengan pembebanan biaya tenaga kerja
langsung
dan tidak langsung ke kontrak dan akun yang tepat
Kebanyakan auditor akan langsung memahami langkah-langkah program tersebut tanpa
membutuhkan instruksi lanjutan, dan mereka masih akan memiliki banyak keleluasaan untuk
memutuskan tujuan-tujuan program audit ini.
Ambiguitas (ambiguities) akan berkurang bila aktivitas audit internal menerapkan makna seragam
untuk berbagai istilah yang digunakan dalam program audit. Berikut ini beberapa definisi yang dapat
membantu menghilangkan kebingungan dan menjembatani pembuat program dengan staf audit.
- Menganalisis = memecah menjadi bagian-bagian penting dan menentukan sifatnya
- Mengecek = mebandingkan atau menghitung ulang, sesuai keperluan, untuk mengetahui akurasi atau
kewajarannya
- Mengonfirmasi = membuktikan kebenaran atau akurasi, biasanya melalui tanya jawab tertulis atau
melalui inspeksi
- Mengevaluasi = mencapai kesimpulan mengenai kelayakan, efektivitas, atau kegunaan
- Memeriksa = melihat lebih dekat dan berhati-hati dengan tujuan mencapai akuarasi, kelayakan, dan
opini yang sesuai.
- Menginspeksi = memeriksa secara fisik
- Menginvestigasi = memastikan fakta kondisi-kondisi yang dicurigai atau yang dituduhkan
- Menelaah = mempelajari secara kritis
- Memeriksa cepat = mempelajari cepat dengan tujuan menguji kecenderungan umum, mengetahui
penyimpangan yang muncul, hal-hal yang tidak biasa, atau kondisi-kondisi lain yang membutuhkan
studi lanjut.
- Membuktikan = mencari bukti yang meyakinkan
- Menguji = memeriksa sampel yang represntatif dengan tujuan mencapai kesimpulan mengenai
poulasinya.
- Memverifikasi = menetapkan akurasi

17
Hubungan Program dengan Laporan Audit Akhir
Langkah-langkah audit bisa jadi sia-sia jika menghasilkan informasi yang tidak akan
dilaporkan.Laporan audit akhir bahkan mulai bisa dipikirkan sejak tahap penyusunan program
audit.beberapa organisasi malah membuat kerangka laporan standar dalam bentuk ringkas untuk
menunjukkan hal-hal yang akan dicakup dalam laporan akhir. Hal ini memberikan disiplin yang
bermanfaat dan semacam arahan saat melakukan penelaahan dan menghilangkan pekerjaan audit yang
tidak perlu.Walaupun tidak ada kerangka yang disiapkan, auditor tetap harus memikirkan struktur umum
laporan dan lingkup audit yang direncanakan. Keekonomisan dan efisiensi juga hal-hal yang diharapkan
dalam audit internal.
Beberapa auditor intenal merasa efisien dan akan sangat membantu bila bagian-bagian dari
laporan audit mereka ditulis sesuai kemajuan audit. Dalam penugasan audit berskala besar, laporan
kemajuan memberikan informasi awal bagi klien dan membuat penyusunan laporan audit akhir lebih
mudah. Dan jika laporan audit tetap dipikirkan saat program ditulis, format program itus endiri akan
membuat kerangka laporan resmi lebih mudah disiapkan.
Mekanisme Program
Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap segmen
audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung jawab audit dan
supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan kerja. Estimasi juga membantu menentukan berapa
staf yang harus ditugaskan untuk audit guna menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang wajar.
Penyesuaian-penyesuaian terhadap stimasi mungkin diperlukan, sesuai kemajuan audit, jika
keadaan berbeda dari yang diantisipasi.
Supervisor atau manajer audit harus menyetujui semua program audit.mereka juga harus
menyetujui semua perubahan signifikan.program audit cenderung mengalami evolusi. Jarang sekali
terjadi pembuat program audit bisa mengantisipasi setiap keadaan atau kondisi yang akan dihadapi selama
audit.
Dalam praktiknya, audit terus berkembang sejak program awal. Program audit seharusnya
diperbarui secara periodik sesuai kemajuan audit. Program audit harus mendokumentasikan kemajuan
pekerjaan audit.
Penugasan Staf untuk Audit Berskala Kecil
Staf audit yang terdiri atas satu atau dua auditor mungkin merasa kebertan untuk menyiapkan
program audit. Namun hal ini tidaklah beralasan.
Sebuah laporan audit biasanya ditulis oleh satu orang. Seorang penulis laporan yang baik
menyiapkan kerangka sebelum menulis laporan. Kerangka tersebut merupakan program untuk laporan
tertulis.
Disamping itu, organisasi yang kecil sekali pun menginginkan auditor eksternal memanfaatkan
hasil pekerjaan auditor internal mereka guna mengurangi biaya audit internal. Namun auditor ekstrenal
tidak cukupmenghargai auditor internal yang pekerjaan auditnya tidak terprogram dan lingkup serta
tujuan auditnya tidak didefinisikan dengan baik.

18
Memang, sebuah program audit yang telah disiapkan oleh audit internal yang juga akan
melakukannya sendiri tidak perlu serinci program yang dibuat untuk auditor junior. Tetapi tetap harus
memuat tujuan operasi yang diaudit dan prosedur audit yang akan dilakukan.
H. Pedoman penyiapan program audit
Pedoman penyiapan program akan mempertimbangkan hasil-hasil dari langkah-langkah
yangdilakukan selama survey. Berikut ini beberapa pedoman untuk melaksanakan langkah-langkah
tersebut dan alasan-alasannya

Pedoman Alasan

Telaah laporan, program audit dan untuk mendapatkan latar belakang dan
kertas kerja, serta dokumen-dokumen menentukan apakah hasil-hasil penelaahan
lainnya dari audit terdahulu, dan buat sebelumnya untuk memutuskan lingkup
daftar masalah-masalah yang audit sekarang dengan lebih baik.
membutuhkan tindakan perbaikan

Lakukan survey pendahuluan Untuk menentukan tujuan aktivitas yang


akan diperiksa, risiko-risiko yang
aktual/potensial, dan sistem kontrol yang ada

Telaah kebijakan dan prosedur fungsi untuk menentukan hal-hal yang bisa diukur
yang telah diaudit, manual operasinya, dan dinilai, dan apakah fungsi
bagan wewenang, tujuan dan sasaran tersebut beroperasi sesuai dengan keinginan
jangka panjang dan jangka pendek manajemen

Siapkan bagan alir operasi-operasi kunci untuk mengidentifikasikan kelemahan


dari fungsi yang diaudit kontrol dan mendapatkan analisis visual
aliran transaksi

Telaah standar kinerja yang telah untuk memperoleh tolok ukur


ditetapkan oleh manajemen, dan jika
mungkin, dibandingkan dengan standar
industri

Tanya jawab dengan klien dan untuk mendapatkan kesepakatan dari klien
diskusikan lingkup audit dan tujuan dan untuk menghindari salah paham
yang ingin dicapai auditor mengenai tujuan dan lingkup audit

19
Siapkan anggaran yang merinci sumber untuk membuat estimasi jumlah auditor dan
daya yang dibutuhkan untuk waktu yang dibutuhkan guna memastikan
menyelesaikan penugasan audit efisiensi proses audit

Wawancara dengan karyawan kunci untuk memahami operasi dan efisiensi serta
yang memiliki keterkaitan dengan efektivitas operasi dan mengidentifikasikan
fungsi audit masalah-masalah dalam kerja sama dan
koordinasi

Data semua risiko material yang harus untuk memastikan bahwa masalah-masalah
dipertimbangkan rawan telah diketahui dan mendapatkan
perhatian yang layak

Untuk setiap risiko yang diidentifikasi, untuk mengetahui apakah kontrol yang ada
tentukan kontrol yang diterapkan dan bisa mengurangi atau menghilangkan risiko-
apakah sudah mencukupi risiko yang diidentifikasi

Tentukan substansi masalah-masalah untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan


utama dan peluang-peluang yang ada utama dan menentukan penyebab serta
perbaikan yang mungkin dilakukan.

I. Kriteria-Kriteria Program audit


Program audit sebaiknya mengikuti kriteria tertentu untuk mencapai tujuan tertentu untuk
mencapai tujuan departemen audit internal. Misalnya :
- Tujuan operasi yang diperiksa harus dinyatakan dengan jelas dan setujui klien
- Program harus sesuai dengan penugasan audit kecuali bila ada alasan yang mengharuskan
sebaliknya
- Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, yaitu tujuan operasi dan control
Yang akan diuji.
- Langkah-langkah kerja harus mencukupi instruksi-instruksi positif, tidak dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan.

20
- Jika memungkinkan, program audit harus menunjukkan prioritas relatif dari langkah-langkah kerja.
Jadi, bagian yang lebih penting dalam program audit akan diselesaikan dalam waktu dan batas lain
yang ditentukan.
- Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif dan
pertimbangan
yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah ditentukan
- Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif dan
pertimbangan
yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah ditetapkan atau untuk memperluas
cakupan
kerja. Tetapi supervisor audit harus diinformasikan segera.
- Program audit jangan dipisahkan dengan bahan-bahan dari sumber yang tersedia bagi staf.
- informasi yang tidak perlu harus dihindari.
- Program audit harus memuat bukti persetujuan supervisor sebelum dilakukan.
Penyusunan program audit manajemen lebih sulit dan lebih menantang dibandingkan dengan
program audit keuangan. Karena audit manajemen melibatkan berbagai elemen sistem perencanaan dan
pengendalian manajemen kegiatan operasional unit organisasi yang diperiksa.
Setiap program kerja audit biasanya mengandung empat hal pokok, yaitu:
1. Informasi pendahuluan.
2. Pernyataan tujuan audit.
3. Instruksi-instruksi khusus.
4. Langkah-langkah kerja.
Langkah-langkah kerja memuat tentang pengarahan-pengarahan khusus pelaksanaan tugas audit, sesuai
dengan tahap auditnya, yaitu:
1. Audit pendahuluan meliputi:
 Pembicaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit
 Pengumpulan informasi umum, penelaahan peraturan, evaluasi prosedur kerja, dan system
operasional.
 Test pendahuluan atas informasi yang diperoleh guna identifikasi tujuan audit sementara.
 Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan

21
2. Review dan pengujian pengendalian manajemen.
 Pengujian pengendalian manajemen
 Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian manajemen.
3. Audit Lanjutan
 Pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian manajemen.
 Penyajian hasil audit lanjutan (daftar temuan)
 Pembahasan temuan dengan penanggung jawab audit
 Pembahasan hasil audit lanjutan dengan objek audit
 Penyusunan rekomendasi
Fungsi program kerja audit dalam audit manajemen sangatlah penting, maka program kerja audit
harus disusun Sedemikian rupa agar bisa dijadikan sarana pengendalian pelaksanaan audit. Adapun
ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyusun program kerja audit, antara lain:
1. Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dan harus dapat dicapai atas dasar pekerjaan yang
direncanakan dalam program kerja audit.
2. Program kerja audit harus disusun sesuai dengan penugasan yang bersangkutan.
3. Setiap langkah kerja harus disusun sesuai dengan penugasan yang bersangkutan.
4. Setiap langkah kerja harus merinci pekerjaan yang harus dilakukan disertai alas an-alasannya.
5. Program kertas kerja audit harus menggambarkan urutan prioritas langkah-langkah kerja yang
harus dilaksanakan.
6. Program kerja audit harus fleksibel dan setiap perubahan yang dilakukan harus dengan
persetujuan atasan auditor.
7. Program kerja audit hendaknya hanya berisi informasi yang perlu untuk melaksanakan audit dan
evaluasi secara tepat.
8. Program kerja audit tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh informasi yang telah ada
dalam permanent file.
9. Program kerja audit harus menyertakan taksiran-taksiran waktu yang diperlukan sesuai dengan
rencana kerja audit untuk melaksanakan kegiatan yang bersangkutan.
10. Program kerja audit disiapkan oleh ketua tim audit dan harus dibahas bersama-sama dengan
pengawas dan seluruh anggota audit.
Audit program yang baik harus mencantumkan:

a. Tujuan pemeriksaan
b. Prosedur audit yang akan dijalankan
c. Kesimpulan pemeriksaan

22
Studi Kasus
Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit TapungRaya
Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia terbukti
melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan tersangka
diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang pada hari Rabu 23
Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit Tapung. Tim ini menemukan
kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahu iadanya transaksi gantung yaitu adanya
pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRIUnit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada
tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukanMasril, namun tidak disertai dengan pengiriman fisik
uangnya.Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung
Raya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6
miliar dan merekayasa laporan pembukuan.Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI Cabang
Bangkinang dan Rustian
Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah melakukan tindak pidana membuat
atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan maupun dalam dokumen
laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP Perbankan). Tersangka dijerat pasal
yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atasUU No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan dangan ancaman hukuman 10 tahun,” kata Kapolres.
Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah barang bukti dokumen BRI serta melakukan
koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa dan menahan tersangka dan 6 orang saksi telah diperiksa
dan meminta keterangan ahli.
PENYELESAIAN MASALAH
yaitu :
1.Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan.Kemudian
kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkankontribusi karyawan pada
perusahaan.Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuaidengan
perkembangan teknologi yang berkembang.
Pembinaan ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yangberbeda jadi attitude
ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawandiharapkan dapat memiliki kepribadian
yang baik sehingga dapat memperkecil resikoterjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri.
2 Prosedur Otoritas Yang Wajar
a) Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller.
b) Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
c) Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapundari nasabah untuk
transaksi atas nasabah tersebut.
d) Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen pentingmilik nasabah.

23
3.Dokumen dan catatan yang cukup
a) Setiap setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan buktisetoran/ penarikan. Setiap
bukti setoran/ penarikan harus diberi cap identifikasiteller yang memproses.
b) Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan buktipendukung seperti Daftar
Mutasi Kas, Cash Register (daftar persediaan uangtunai berdasarkan kopurs/masing-masing
pecahan)
4.Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan
a)Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkanoleh teller.
b)Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller yangbersangkutan cuti
atau seteleh teller tersebut absen tanpa pemberitahuan.
c) Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpincabang, diinvestigasi
dan dikoreksi.
d) Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkanberita acara selisih kas.
e) Area teller/ counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas ataupejabat yang
berwenang, tidak diperbolehkan masuk.
f) Teller dilarang membawa tas, makanan, ataupun perlengkapan pribadi ke counterarea.
5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen
a) Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi-transaksi yang berasaldari unit kas.
b) Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.
c) Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.

24
BAB III
PENUTUP

Simpulan
1. Survei pendahuluan dapat menjadi sarana yang baik untuk menganalisis karyawan dan system, namun
bias juga menjadi sebuah pencarian yang tidak beraturan. Auditor Internal harus memastikan bahwa
waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survey pendahuluan bias produktif. Keberhasilan atau kegagalan
audit bias jadi sangat tergantung pada survey. Auditor sebaiknya melakukan survey dengan
delapan langkah dasar;
- Melakukan Studi Awal
- Pendokumentasian
- Bertemu Klien
- Mendapatkan Informasi melalui Wawancara dan Mengumpulkan bahan bukti
- Pengamatan
- Penentuan Resiko
- Pembuatan Bagan Alir
- Pelaporan.
2. Survey pendahuluan merupakan sarana penting untuk membuat auditor lebih memahami tujuan, proses,
risiko, dan control yang terkait dengan audit. Auditor internal sebaiknya melakukan survey dalam tujuh
langkah dasar yaitu melakukan studi awal, mendokumentasikan, bertemu klien, mendapatkan informasi,
mengamati, membuat bagan alir, dan melaporkan.
3. Program kerja audit dibutuhkan agar audit manajemen lebih terarah dan menjadi lebih efektif serta
efisien. Program kerja audit harus disusun dengan baik agar dapat digunakan dan dimanfaatkan
semaksimal mungkin oleh auditor. Tanpa adanya program kerja audit atau jika program kerja audit tidak
disusun dengan baik, maka akan dibutuhkan biaya dan waktu yang relative lebih lama untuk
menyelesaikan sebuah pekerjaan audit.
4. Dalam penugasan audit berskala besar, laporan kemajuan memberikan informasi awal bagi klien dan
membuat penyusunan laporan audit akhir lebih mudah. Dan jika laporan audit tetap dipikirkan saat
program ditulis, format program itus endiri akan membuat kerangka laporan resmi lebih mudah disiapkan.
5. Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap segmen audit.
Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung jawab audit dan supervisor
audit mengontrol dan menelaah kemajuan kerja. Estimasi juga membantu menentukan berapa staf yang
harus ditugaskan untuk audit guna menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang wajar.

25
Daftar Pustaka

http://sutrisno-amsir.blogspot.co.id/2013/01/beberapa-contoh-kasus-audit.html
http://eleks-mulyadi.blogspot.co.id/2010/01/audit-plan-audit-program.html
http://buzz-mizzle.blogspot.co.id/2013/12/keseluruhan-perencanaan-dan-program.html
http://zetzu.blogspot.co.id/2012/02/program-audit.html
https://nedyahestika.wordpress.com/2008/12/04/penyusunan-program-audit-dan-audit-mendalam/
http://anhyfreedom.blogspot.co.id/2013/01/survey-pendahuluan-internal-audit.html
https://prezi.com/oucxxsdskt1h/survei-pendahuluan/
http://wonderwall92.blogspot.co.id/2012/12/survei-pendahuluan.html
http://dokumen.tips/documents/makalah-survey-pendahuluan.html
http://hananurwakhidah.blogspot.co.id/2014/10/survei-pendahuluan-pada-audit-internal.html

26

Anda mungkin juga menyukai