Merupakan pajak tidak langsung yang berarti beban pajak bisa digeser ke pembeli
Subjek PPN
Objek PPN
1. Penyerahan BKP di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha, yang termasuk BKP
meliputi:
a. Penyerahan ha katas BKP karena suatu perjanjian
b. Pengalihan BKP karena perjanjian leasing
c. Penyerahan BKP ke pedagang perantara atau juru lelang
d. Pemakaian sendiri atau pemberian Cuma-Cuma
e. BKP berupa persediaan dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
f. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya
g. Penyerahan BKP secara konsinyasi
h. Penyerahan BKP dalam rangka perjanjian transaksi secara syariah
1. Ekspor
2. Penyerahan dalam negeri, yang terdiri atas:
a. Penyerahan yang PPN nya harus dipungut sendiri : biasanya penyerahannya cenderung ke
pihak swasta atau masyarakat
b. Penyerahan yang PPN nya dipungut oleh pemungut PPN: biasanya penyerhannya ke
pemerintah, bendahawaran, dll
c. Penyerahan yang PPN nya tidak dipungut:
i. Impor BKP tertentu yang dibebaskan dari Bea Masuk dan dibebaskan PPN
ii. Pelaksanaan proyek pemerintah yang berasal dari hibah atau pinjaman luar negeri
iii. Impor barang operasional oleh mitra kerja Pertamina untuk membangun kilang
iv. Impor barang berdasarkan kontrak bagi hasil minyak dan gas bumi
v. Kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET)
d. Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN
i. Impor dan atau penyerahan BKP/JKP tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN,
meliputi:
Senjata, amunisi, dan peralatan lainnya yang diimpor oleh TNI atau POLRI
Impor Vaksin polio
Impor Buku-buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku-buku pelajaran
agama
Kapal laut dan angkutan yang diimpor oleh PELNI
Pesawat udara dan suku cadang yang diimpor oleh angkasa pura
Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana,
pondok boro, asrama mahasiswa
Senjata, amunisi, dan peralatan diserahkan ke TNI atau POLRI
Penyerahan Vaksin polio
Penyerahan Buku-buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku-buku
pelajaran agama
Kereta api
Jasa yang diberikan oleh perusahaan angkutan laut nasional
Jasa yang diberikan oleh angkutan niaga udara nasional
Jasa kontraktor untuk bangunan ibadah
Jasa sewa rumah susun sederhana
Jasa yang diterima oleh TNI atau POLRI
ii. Impor dan atau penyerahan BKP/JKP yang bersifat strategis yang dibebaskan dari
pengenaan PPN, meliputi:
Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik terpasang atau
terbongkar
Makanan ternak unggas dan ikan
Barang hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran
dan perikanan
Bibit hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran dan
perikanan
Air bersih oleh PDAM
Listrik, kecuali dengan rumah daya diatas 6.600 Watt
iii. Pembebasan PPN dan/atau PPnBM kepada perwakilan negara asing atau badan
internasional serta tenaga ahli lainnya
Penyerahan tidak terutang PPN, yakni penyerahan yang PPN nya tidak dipungut dan penyerahannya
yang dibebaskan dari pengenaan PPN, meliputi:
a. Barang Kena Pajak, pada prinsip nya semua barang dikenakan pajak kecuali:
i. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya:
Minyak bumi
Gas bumi
Panas bumi
Asbes, batu tulis, dan batu mulia lainnya
Batu bara sebelum diproses
Bijih besi, bijih timah, bijih emas dan lainnya
ii. Barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh rakyat banyak
Beras
Gabah
Jagung
Sagu
Kedelai
Garam
Daging
Telur
Susu
Buah-buahan
iii. Makanan dan minuman yang disajikan dihotel, restoran dll
iv. Uang, emas batangan dan surat berharga
b. Jasa Kena Pajak, pada prinsip nya semua jasa dikenakan pajak kecuali:
i. Jasa pelayanan kesehatan dan medis
ii. Jasa pelayanan social
iii. Jasa pengiriman surat dengan perangko
iv. Jasa keuangan
v. Jasa asuransi
vi. Jasa keagamaan
vii. Jasa pendidikan
viii. Jasa kesenian dan hiburan
ix. Jasa penyiaran yang bersifat tidak iklan
x. Jasa angkutan umum
xi. Jasa tenaga kerja
xii. Jasa perhotelan
xiii. Jasa yang disediakan oleh pemerintah
xiv. Jasa penyediaan tempat parkir
xv. Jasa telepon umum yang menggunkan uang logam
xvi. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
xvii. Jasa boga atau catering
a. Penyerahan BKP
b. Impor BKP
c. Penyerahan JKP
d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dan atau JKP dari luar daerah pabean
e. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean
f. Ekspor BKP berwujud
g. Ekspor BKP tidak berwujud
h. Ekspor JKP
Saat penyetoran
Penyetoran pajak pertambahan nilai oleh pengusaha kena pajak dilakukan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan sebelum SPT disampaikan. Penyetoran PPN dilakukan
dengan menggunkan formulir SSP
Tarif PPN
a. Sebesar 10% : dikenakan atas setiap penyerahan BKP di dalam daerah pabean/impor
BKP/penyerahan JKP di dalam daerah pabean/pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean/pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean
b. Sebear 0%: dikenakan atas ekspor BKP berwujud/ekspor BKP tidak berwujud/ekspor Jasa Kena
Pajak
a. Harga Jual: nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh
pengusaha karena penyerahan BKP
b. Penggantian: taksiran biaya untuk mengganti biaya yang dikeluarkan
c. Nilai Impor: CIF + Bea Masuk + Pungutan Sah lainnya
d. Nilai Ekspor: nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh eksportir
e. Nilai lain sebagai dasar pengenaan PPN
Menghitung PPN
Subjek pajak
a. Pengusaha kena pajak produsen yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah
b. Orang Pribadi atau badan yang melakukan impor barang kena pajak yang tergolong mewah
Objek Pajak
1. Penyerahan barang kena pajak yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang
menghasilkan barang tersebut di dalam daerah pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
2. Impor barang kena pajak yang tergolong mewah
Tarif PPnBM
1. Tarif PPnBM atas penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah di dalam daerah
pabean : Tarif 0% - 200%
2. Tarif PPnBM atas penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah ke luar daerah pabean
(ekspor)
Menghitung PPnBM
Adalah bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
Item-item yang termasuk dalam pengertian bangunan adalah jalan lingkungan yang terletak dalam satu
kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan sutu kesatuan dengan
kompleks bangunan tersebut: jalan tol, kolam renang, pagar mewah, tempat olaharaga, galangan kapal,
dermaga, taman mewah, tempat penampungan/kilang minyak, airm dan gas, pipa minyak, serta
menara.
Subjek pajak
Adalah orang pribadi atau badan yang dapat mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh
manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan
Menghitung PBB
Ketentuan:
Kalau objek pajaknya ada dua, NJOPTKP hanya dikenakan disalah satu objek yang memiliki NJOP
tertinggi
20% dikenakan untuk pertambangan atau objek pajak lainnya yang memiliki NJOP dibawah 1 Milyar
40% dikenakan untuk perkebunan, kehutanan, atau objek pajak lainnya yang memiliki NJOP diatas 1
Milyar
Untuk Tarif PBB tiap daerah beragam maksimal 0,3% (kata Bu Dian nanti disoal dikasih tau)
Tahun Pajak
Adalah jangka waktu 1 tahun takwim, yaitu dari 1 Januari sampai 31 Desember
Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari
Apabila memenhi kriteria tersebut maka akan dikenakan PBB denganm tariff 50% dari
ketetapan yang seharusnya dibayar
Apabila memenhi kriteria tersebut maka akan dikenakan PBB denganm tariff 50% dari
ketetapan yang seharusnya dibayar
Bea Perolahan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Subjek Pajak
Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan. Wajib pajaknya adalah
orang pribadi atau badan yang memperoleh Hak atas tanah dan/atau bangunan
Objek BPHTB:
a. Hak milik
b. Hak guna usaha
c. Hak guna bangunan
d. Hak pakai
e. Hak milik atas satuan rumah susun
f. Hak pengelolaan
Perwakilan diplomatic
Untuk penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan umum
Badan atau perwakilan organisasi internasional
Orang pribadi atau badan karena konversi hak
Orang pribadi atau badan karena wakaf
Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah
Objek pajak tertentu
Menghitung BPHTB
= 5% x (NPOP – NPOPTKP)
Jika perolehan hak atas tanah dan bangunan tersebut karena waris/hibah wasiat/pemberian hak
pengelolaan, maka BPHTB yang harus dibayar 50% dari BPHTB terutang
Ketentuan:
Tarif pajak: paling tinggi 5% dan kemudian berbeda berdasarkan ketetapan daerah
NPOP: berupa harga transaksi atau nilai pasar atau nilai objek pajak
Apabila NPOP pada nomor 1-14 tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP yang dikenakan PPB
maka DPPnya adalah menggunakan NJOP.
Jadi, antara NPOP atau NJOP yang dipakai yang paling tinggi
NPOPTKP
Ditetapkan secara regional maksimal Rp. 60.000.000, namun untuk perolehan hak waris atau hibah
wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat ke atas atau ke bawah maka ditetapkan NPOPTKP maksimal Rp. 300.000.000
NPOPKP
Di wilayah kabupaten, Kota, atau Provinsi yang meliputi letak tanah dan bangunan
BEA MATERAI
Objek pajaknya: Dokumen
Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat
pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan, atau keadaan yang bersifat perdata
Akta-akta notarasi beserta salinannya
Akta-akta yang dibuat PPAT beserta rangkapannya
Surat berharga seperti wesel, promes, cek dengan nominal diatas 1.000.000
Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun dengan nominal diatas 1.000.000
Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp. 1.000.000
Dokumen berupa: surat penyimpanan barang, konosemen, surat angkutan penumpang dan
barang
Dokumen-dokumen yang dikaitkan langsung dengan kegiatan perekonomian, dengan maksud
memperlancar lalu lintas barang dan mengurangi biaya
Segala bentuk ijazah
Tanda terima gaji dan sejenisnya
Tanda bukti penerimaan uang negara
Kuitansi untuk semua jenis pajak
Tanda terima untuk keperluan intern organisasi
Dokumen yang menyangkut tabungan
Surat gadai
Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek
Subjek pajak
Pihak yang menerima atau pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak-pihak yang
bersangkutan menentukan lain
a. Benda materai
b. Mesin teraan materai
c. Membukukan tanda lunas bea materai
Pemateraian kemudian
Adalah dengan cara pelunasan bea materai yang dilakukan oleh pejabat pos atas permintaan pemegang
dokumen yang bea materainya belum dilunasi sebagaimana mestinya
Sanksi
Denda 200% atas bea materai yang tidak atau kurang bayar
REKONSILIASI FISKAL
Pelaksanaan pembukuan berdasar kebijakan akuntansi perusahaan berbeda dari ketentuan perpajakan.
Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi atau perbedaan
konsep penghasilan. Penyesuaian diperlukan untuk menghitung penghasilan kena pajak dari laba
akuntansi yang telah dilaporkan perusahaan
Macam perbedaan
a. Berdasar sifat
Positif bersifat meningkatkan PKP
Negatif bersifat mengurangi PKP
b. Berdasar jangka waktu
Temporer: merupakan perbedaan akibat berbedanya waktu pengakuan, namun akan
berujung pada hasil akhir serupa
Permanen: merupakan perbedaan yang tidak akan terserupakan seiring waktu
Laba akuntansi
Ditambah penghasilan yang belum diakui
Dikurangi penghasilan yang bukan objek pajak
Ditambah biaya non deductible
Dikurangi biaya deductible yang belum dibebankan
Dikurangi penghasilan dikenai PPH final
Ditambah biaya 3M penghasilan final
Penghasilan kena pajak
Menghitung beban pajak kini
Mencatat pajak tangguhan
Pembagian laba
Biaya untuk kepentingan pribadi
Pembentukan dana cadangan, kecuali usaha tertentu
Premi asuransi dibayar WP OP
Natura, kecuali akibat tuntutan kerja atau makanan bagi semua karyawan
Jumlah melebihi kewajaran atas hubungan istimewa
Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan selain yang dikecualikan
Pajak penghasilan
Gaji anggota persekutuan
Sanksi administrasi dan pidana pajak