JULI, 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
EFUSI PLEURA
Oleh :
MUSFIRAH, S. KED.
Pembimbing :
dr. Hj. Ratni Rahim, Sp. PD.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
Identitas Pasien.................................................................................................... 4
Anamnesis ........................................................................................................... 4
Resume ................................................................................................................ 12
Pengobatan .......................................................................................................... 13
Diskusi ................................................................................................................ 14
3
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 68 Tahun
Alamat : Gangga
Agama : Islam
2. Anamnesis
Seorang pasien laki-laki berusia 68 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
sesak (+) yang dialami sejak 2 bulan terakhir, yang memberat 2 hari yang lalu.
Sesak dirasakan terus menerus tidak disertai suara mengik. Sesak tidak
disertai nyeri dada (+). Terdapat keluhan nyeri kepala seperti tertusuk-tusuk
yang disertai dengan tegang belakang leher. Terdapat keluhan batuk (+) tanpa
disertai dahak (+) darah (-). Riwayat demam di malam hari dialami sejak 2 hari
yang lalu. Tidak ada keluhan mual dan muntah. Pasien merasakan penurunan
berat badan sejak beberapa bulan terakhir. Terdapat keluhan BAB yang tidak
lancar (+) MRS dan BAK dalam batas normal (+). Nafsu makan menurun (+).
4
Terdapat riwayat merokok sejak muda. Tidak ada riwayat penyakit dahulu,
riwayat udem pada kaki (-). Tidak ada riwayat keluarga penyakit yang sama.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status present
Berat Badan : 50 kg
b. Tanda Vital
Suhu : 36,5 ºC
c. Kepala
Ekspresi : meringis
Deformitas : (–)
d. Mata
Eksoftalmus : (-)
5
Konjugtiva : anemis (-) icterus (-)
e. Telinga
Tophi : (-)
f. Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
g. Mulut
h. Leher
DVS : R-4
Tumor : (-)
i. Thorax
Inspeksi
6
j. Paru-paru
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
o. Punggung
4. Pemeriksaan penunjang
Foto thorax:
8
kanan lebih nyaman, nyeri kepala (+) IVFD RL 24 tpm
berkurang disertai tegang belakang Inj Cefoperazone / 12
leher (+) batuk (+) sesekali, nafsu jam/iv
makan mulai membaik Klindamycin 300 mg 2x1
O : KU : sedang/ gizi baik Amlodipine 10 mg 1x1
TD : 130/80 mmHg Inj. Dexametason ap/8
N : 100 x/menit j/IV
P : 24 x/menit OBH syr 3xC
S : 36,7 o C O2 3-4 lpm
A:
Abses Paru, Efusi Pleura, HT Rawat sama dengan
bedah, rencana WSD,
dipuasakan pukul 00.00
16-05-2019 S : sesak (+) nyeri dada dan perut P/
kanan atas (+) posisi berbaring ke arah Diet Lunak
kanan lebih nyaman, nyeri kepala (+) IVFD RL 24 tpm
berkurang disertai tegang belakang Inj Cefoperazone / 12
leher (+) batuk (+) sesekali, nafsu jam/iv
makan mulai membaik Klindamycin 300 mg 2x1
O : KU : sedang/ gizi baik Amlodipine 10 mg 1x1
TD : 140/80 mmHg Inj. Dexametason ap/8
N : 93 x/menit j/IV
P : 20 x/menit OBH syr 3xC
S : 36 o C
A:
Abses Paru, Efusi Pleura, HT
17-05-2019 S : sesak (+) berkurang nyeri kepala P/
(+) berkurang disertai tegang belakang Diet Lunak
leher (+) batuk (-) pusing (+) nyeri IVFD RL 24 tpm
post op (+) sulit tidur (+) Inj Cefoperazone / 12
9
O : KU : sedang/ gizi baik jam/iv
TD : 140/80 mmHg Klindamycin 300 mg 2x1
N : 94 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
P : 21 x/menit Inj. Dexametason ap/8
S : 36 o C j/IV
A: OBH syr 3xC
Abses Paru, Efusi Pleura, HT Probion 1x1
POD 1 WSD
18-05-2019 S : sesak (+) berkurang nyeri kepala P/
(+) berkurang, tegang belakang leher Diet Lunak
(-) pusing (-) nyeri post op (+) sulit IVFD RL 24 tpm
tidur (+) Inj Cefoperazone / 12
O : KU : sedang/ gizi baik jam/iv
TD : 120/80 mmHg Klindamycin 300 mg 2x1
N : 94 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
P : 24 x/menit Inj. Dexametason ap/8
S : 36 o C j/IV
A: Probion 1x1
Abses Paru, Efusi Pleura, HT POD 2 WSD
19-05-2019 S : sesak (+) berkurang nyeri kepala P/
(+) berkurang disertai tegang belakang Diet Lunak
leher (+) batuk (-) pusing (+) saat IVFD RL 24 tpm
berjalan, nyeri post op (+) sulit tidur Inj Cefoperazone / 12
(+) jam/iv
O : KU : sedang/ gizi baik Klindamycin 300 mg 2x1
TD : 120/80 mmHg Amlodipine 10 mg 1x1
N : 84 x/menit Inj. Dexametason ap/8
P : 20 x/menit j/IV
S : 36 o C Probion 1x1
10
A/
Abses Paru, Efusi Pleura, HT POD 3 WSD
20-05-2019 S : sesak (-) (+) batuk (-) pusing (+), P/
sulit tidur (+) nyeri post op (+) Diet Lunak
berkurang IVFD RL 24 tpm
O : KU : sedang/ gizi baik Inj Cefoperazone / 12
TD : 110/70 mmHg jam/iv
N : 82 x/menit Klindamycin 300 mg 2x1
P : 20 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
S : 36,5 o C Inj. Dexametason ap/8
A/ j/IV
Abses Paru, Efusi Pleura, HT Probion 1x1
Diazepam 5 mg 0-0-1
POD 4 WSD
Kontrol Foto Thorax
21-05-2019 S : sesak (-) pusing (+), sulit tidur (+) P/
nyeri post op (+) berkurang IVFD RL 24 tpm
O : KU : baik/ gizi baik Inj Cefoperazone / 12
TD : 125/90 mmHg jam/iv
N : 84 x/menit Klindamycin 300 mg 2x1
P : 20 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
S : 36 o C Inj. Dexametason ap/8
A/ j/IV
Abses Paru, Efusi Pleura, HT Probion 1x1
Diazepam 5 mg 0-0-1
POD 5 WSD
22-05-2019 S : sesak (-) pusing (+), sulit tidur (+) P/
nyeri post op (+) berkurang Aff infus
11
O : KU : baik/ gizi baik Cefixime 200 mg 2x1
TD : 110/70 mmHg Klindamycin 300 mg 2x1
N : 92 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
P : 22 x/menit Probion 1x1
S : 36 o C Diazepam 5 mg 0-0-1
A:
Abses Paru, Efusi Pleura, HT
6. Diagnosis kerja
7. Resume
keluhan sesak (+) yang dialami sejak 2 bulan terakhir, yang memberat 2 hari
yang lalu. Sesak dirasakan terus menerus tidak disertai suara mengik. Sesak
kadang disertai nyeri dada (+). Terdapat keluhan nyeri kepala seperti tertusuk-
tusuk yang disertai dengan tegang belakang leher. Terdapat keluhan batuk (+)
tanpa disertai dahak (+) darah (-). Riwayat demam di malam hari dialami sejak
2 hari yang lalu. Tidak ada keluhan mual dan muntah. Pasien merasakan
penurunan berat badan sejak beberapa bulan terakhir. Terdapat keluhan BAB
yang tidak lancar (+) MRS dan BAK dalam batas normal (+). Nafsu makan
menurun (+). Terdapat riwayat merokok sejak muda. Tidak ada riwayat
penyakit dahulu, riwayat udem pada kaki (-). Riwayat keluarga penyakit yang
sama (-)
12
Pada pemeriksaan fisis didapatkan sakit berat, gizi baik, kesadaran compos
konjungtiva anemis (-), ikterus (-), hasil pemeriksaan darah rutin WBC : 8,7 x
103 /uL, RBC : 4,671 x 106 / uL, HGB : 12,8 g/dL, PLT : 545 x 103 /uL dan
8. Pengobatan
Diet Lunak
IVFD RL 24 tpm
Inj Cefoperazone / 12 jam/iv
Klindamycin 300 mg 2x1
Amlodipine 10 mg 1x1
Inj. Dexametason ap/8 j/IV
Probion 1x1
Diazepam 5 mg 0-0-1
O2 3-4 lpm
WSD
13
DISKUSI
Pada seseorang yang mengalami efusi pleura, gejala klinis dapat berupa
keluhan sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri bisa timbul akibat efusi yang
banyak berupa nyeri pleuritik atau nyeri tumpul yang terlokalisir, pada beberapa
penderita dapat timbul batuk-batuk kering. Keluhan berat badan menurun dapat
dikaitkan dengan neoplasma dan tuberkulosis, batuk berdarah dikaitkan dengan
neoplasma, emboli paru dan tuberkulosa yang berat. Demam subfebris pada
tuberkulosis, demam menggigil pada empiema, ascites pada sirosis hepatis.
Pada kasus ini, pasien laki-laki berusia 68 tahun mengeluh sesak yang
dialami sejak 2 bulan terakhir, yang memberat 2 hari yang lalu. Sesak dirasakan
terus menerus tidak disertai suara mengik. Sesak tidak membaik dengan
perubahan posisi maupun aktivitas. Sesak napas merupakan keluhan subyektif
yang timbul bila ada perasaan tidak nyaman maupun gangguan atau kesulitan
lainnya saat bernapas yang tidak sebanding dengan tingkat aktivitas.1 Sesak napas
merupakan manifestasi klinis dari efusi pleura yakni keluhan sesak timbul akibat
terjadinya timbunan cairan dalam rongga pleura yang akan memberikan kompresi
14
patologis pada paru sehingga ekspansinya terganggu dan sesak tidak disertai
bunyi tambahan karena bronkus tetap normal.2
Pasien juga mengeluh batuk dengan dahak yang sulit dikeluarkan. Batuk
pada efusi pleura mungkin disebabkan oleh rangsangan pada pleura oleh karena
cairan pleura yang berlebihan, proses inflamasi ataupun massa pada paru-paru.
Pasien mengeluh demam 2 hari sebelum masuk rumah sakit hal ini kemungkinan
adanya infeksi oleh karena abses paru yang ditemukan pada pemeriksaan foto
thorax. .3
Pasien juga nyeri dada yang bersifat pleuritik, demam sebelum masuk
rumah sakit, mengeluh adanya penurunan nafsu makan dan berat badan yang
merupakan salah satu manifestasi klinis dari efusi pleura.2
Dari pemeriksaan fisik didapatkan (pada sisi yang sakit) dinding dada
lebih cembung dan gerakan tertinggal, vokal fremitus menurun, perkusi dullnes
sampai flat, bunyi pernafasan menurun sampai menghilang, pendorongan
mediastinum ke sisi yang sehat dapat dilihat atau diraba pada treakhea. 1,2,5
Pada pasien pemeriksaan fisik paru saat inspeksi dada simetris pada
palpasi ditemukan vokal fremitus pada dada kanan menurun sedangkan pada dada
kiri normal, pada perkusi ditemukan dullness pada dada kanan dan sonor pada
dada kiri, pada auskultasi ditemukan suara vesikuler yang menurun pada dada
kanan sedangkan pada kiri normal. Semua abnormalitas yang ditemukan pada
pasien disebabkan karena timbunan cairan pada rongga pleura kanan.
Pemeriksaan fisik pada pasien juga tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah
bening supraklavicula dan colli dekstra, dan pada pemeriksaan abdomen juga
tidak ditemukan hepatomegali.
15
adanya peningkatan trombosit (545.600/uL) hal ini menunjukkan adanya infeksi
fase akut. Tidak dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan bilirubin.
Etiologi dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui
torakosentesis. Torakosentesis adalah pengambilan cairan melalui sebuah jarum
yang dimasukkan diantara sel iga ke dalam rongga dada di bawah pengaruh
pembiusan lokal dalam dan berguna sebagai sarana untuk diagnostik maupun
terapeutik. Pelaksanaan torakosentesis sebaiknya dilakukan pada penderita dengan
posisi duduk. Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru di sela iga IX garis
aksilaris posterior dengan memakai jarum abbocath nomor 14 atau 16.
Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000 – 1500 cc pada setiap
kali aspirasi. Aspirasi lebih baik dikerjakan berulang-ulang daripada satu kali
aspirasi sekaligus yang dapat menimbulkan pleural shock (hipotensi) atau edema
paru. Namun toracosintesis tidak dilakukan pada kasus ini. 2,3,4
a) Warna Cairan
Biasanya cairan pleura berwama agak kekuning-kuningan (serous-
xantho-ctrorne). Bila agak kemerah-merahan, ini dapat terjadi pada
trauma, infark paru, keganasan. Dan adanya kebocoran aneurisma aorta.
Bila kuning kehijauan dan agak purulen, ini menunjukkan adanya
empiema. Bila merah coklat, ini menunjukkan adanya abses karena
amuba. Pada kasus ini warna cairan pleura adalah merah coklat yang
menunjukkan adanya abses karena amuba.
b) Biokimia
Efusi pleura terbagi atas transudat dan eksudat.
16
c) Sitologi
Pemeriksaan sitologi terhadap cairan pleura amat penting untuk
diagnostik penyakit pleura, terutama bila ditemukan sel-sel patologis atau
dominasi sel-sel tertentu. Apabila yang dominan sel neutrofil
menunjukkan adanya infeksi akut, sel limfosit menunjukkan adanya
infeksi kronik seperti pleuritis tuberkulosa atau limfoma malignum, sel
mesotel menunjukkan adanya infark paru, biasanya juga ditemukan
banyak sel eritrosit, bila sel mesotel maligna biasanya pada mesotelioma,
sel-sel besar dengan banyak inti pada arthritis rheumatoid dan sel L.E pada
lupus eritematosus sistemik.3
17
Esophageal rupture Food particles
Trauma, emboli paru, benign asbestos- Bloodstained
related effusion, pneumonia, neoplasma
ganas, riwayat sindrom infark miokard.
4) Bronchoscopy
5) Pleura fine needle biopsy
6) Video assisted thoracoscopic surgery (VATS) – Tauractony (open pleural
biopsy2
Pada pasien ini untuk mendiagnosis dengan efusi pleura hanya dilakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan foto thorax.
Di samping itu pada pasien juga diberikan terapi penunjang lainnya berupa
pemberian oksigen nasal kanul 3-4 liter/ menit untuk mengatasi keluhan sesaknya
dan keadaan hypoxemia. Pasien juga diberikan cairan berupa IVFD RL sebanyak
24 tpm, diet lunak. Pada pasien diberikan antibiotik karena dicurigai adanya abses
paru dengan pemberian antibiotik spektrum luas berupa cefoperazone injeksi per
12 jam yang merupakan golongan sefalosporin yang efektif terhadap bakteri gram
positif maupun negative.
18
DAFTAR PUSTAKA
19