Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM LAPSUS

JULI, 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

EFUSI PLEURA

Oleh :

MUSFIRAH, S. KED.

Pembimbing :
dr. Hj. Ratni Rahim, Sp. PD.

(Dibawakan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit


Dalam)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa:


Nama : MUSFIRAH
Judul Laporan Kasus : EFUSI PLEURA
Telah menyelesaikan laporan kasus dalam rangka Kepanitraan Klinik di
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Makassar, Juli 2019


Pembimbing,

dr. Hj. Ratni Rahim, Sp. PD.

i
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala karena atas rahmat, hidayah, kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga
laporan kasus dengan judul “Efusi Pleura” ini dapat terselesaikan. Salam dan
shalawat senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi
Wasallam, sang pembelajar sejati yang memberikan pedoman hidup yang
sesungguhnya.
Pada kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing dr. Hj. Ratni
Rahim, Sp. PD., yang telah memberikan petunjuk, arahan dan nasehat yang sangat
berharga dalam penyusunan sampai dengan selesainya laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini, baik dari isi maupun
penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis
harapkan demi penyempurnaan laporan kasus ini.
Demikian, semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca secara
umum dan penulis secara khususnya.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Juli 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................3

Identitas Pasien.................................................................................................... 4

Anamnesis ........................................................................................................... 4

Pemeriksaan Fisik ............................................................................................... 5

Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................... 8

Follow up Pasien ................................................................................................. 8

Diagnosis Kerja ................................................................................................... 12

Resume ................................................................................................................ 12

Pengobatan .......................................................................................................... 13

Diskusi ................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

3
LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. B

Tanggal Lahir : 31 Desember 1952

Umur : 68 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Gangga

Agama : Islam

Ruangan : Perawatan VII RSUD Syekh Yusuf Gowa

Tanggal MRS : 11 Mei 2019

2. Anamnesis

Keluhan Utama : Sesak

Riwayat Penyakit Sekarang:

Seorang pasien laki-laki berusia 68 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan

sesak (+) yang dialami sejak 2 bulan terakhir, yang memberat 2 hari yang lalu.

Sesak dirasakan terus menerus tidak disertai suara mengik. Sesak tidak

membaik dengan perubahan posisi maupun aktivitas. Sesak dirasakan kadang

disertai nyeri dada (+). Terdapat keluhan nyeri kepala seperti tertusuk-tusuk

yang disertai dengan tegang belakang leher. Terdapat keluhan batuk (+) tanpa

disertai dahak (+) darah (-). Riwayat demam di malam hari dialami sejak 2 hari

yang lalu. Tidak ada keluhan mual dan muntah. Pasien merasakan penurunan

berat badan sejak beberapa bulan terakhir. Terdapat keluhan BAB yang tidak

lancar (+) MRS dan BAK dalam batas normal (+). Nafsu makan menurun (+).

4
Terdapat riwayat merokok sejak muda. Tidak ada riwayat penyakit dahulu,

riwayat udem pada kaki (-). Tidak ada riwayat keluarga penyakit yang sama.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Status present

Keadaan Umum : Lemah/ Gizi Baik/ Compos Mentis

Berat Badan : 50 kg

Tinggi Badan : 160 cm

Indeks Massa Tubuh : 19,53 kg/m2

b. Tanda Vital

Tekanan Darah : 160/90 mmHg

Suhu : 36,5 ºC

Heart Rate : 80x/menit

Respiration Rate : 28x/menit

c. Kepala

Ekspresi : meringis

Simetris Wajah : kanan = kiri

Deformitas : (–)

Rambut : hitam, lurus, pendek

Wajah : Ikterus (-)

d. Mata

Eksoftalmus : (-)

Gerakan : ke segala arah

Kelopak mata : dalam batas normal

5
Konjugtiva : anemis (-) icterus (-)

e. Telinga

Tophi : (-)

Nyeri tekan mastoideus : (-)

Pendengaran : dalam batas normal

f. Hidung

Perdarahan : (-)

Sekret : (-)

g. Mulut

Bibir : Sianosis (-)

Gigi geligi : normal

Gusi : perdarahan (-)

h. Leher

Kelenjar getah bening : pembesaran (-)

Kelenjar tiroid : pembesaran (-)

DVS : R-4

Kaku kuduk : (-)

Tumor : (-)

i. Thorax

Inspeksi

- Bentuk : simetris antara kiri dan kanan


- Buah dada : simetris
- Sela iga : dalam batas normal
- Lain- lain : (-)

6
j. Paru-paru

Palpasi

- Fremitus : vocal fremitus melemah


- Nyeri tekan : (-)

Perkusi

- Paru : redup dextra sonor sinistra


- Batas paru depan kanan : ICS VI dextra
- Batas paru belakang kanan : vertebra thoracalis IX dex-posterior
- Batas paru belakang kiri : vertebra thorakalis X sin-posterior

Auskultasi

- Bunyi pernapasan : vesikuler meningkat


- Bunyi tambahan : wheezing (-/-), ronchi (-/-)
k. Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak


Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular, bising (-)
l. Abdomen

Inspeksi : datar, ikut gerak napas


Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-)
Perkusi : timpani, asites (-)
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
m. Alat kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan

n. Anus rectum : tidak dilakukan pemeriksaan

o. Punggung

Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa (-)


Perkusi : nyeri ketok (-), redup punggung kanan (+)
7
Auskultasi : vesikuler meningkat, wheezing (-/-), ronchi (-/-)
p. Ekstremitas : akral hangat, edema pretibial (-/-)

4. Pemeriksaan penunjang

Darah rutin (11-05-2019)


 WBC : 8,7 x 103 /uL
 RBC : 4,67 x 106 / uL
 HGB : 12,8 g/dL
 PLT : 545,6 x 103 /uL
 MTB Not Detected

Foto thorax:

 Efusi pleura kanan


 Suspek abcess di paru kanan
5. Follow up pasien

14-05-2019 S : sesak (+) nyeri dada dan perut P/


kanan atas (+) posisi berbaring ke arah Diet Lunak
kanan lebih nyaman, nyeri kepala (+) IVFD RL 24 tpm
disertai tegang belakang leher (+) Inj Cefoperazone / 12
batuk (+) lendir (-) nafsu makan jam/iv
menurun (+) Klindamycin 300 mg 2x1
O : KU : sedang/ gizi baik Amlodipine 10 mg 1x1
TD : 150/80 mmHg Inj. Dexametason ap/8
N : 84 x/menit j/IV
P : 24 x/menit OBH syr 3xC
S : 36,7 o C O2 3-4 lpm
A:
Abses Paru, Efusi Pleura, HT Instruksi konsul bedah
15-05-2019 S : sesak (+) nyeri dada dan perut P/
kanan atas (+) posisi berbaring ke arah Diet Lunak

8
kanan lebih nyaman, nyeri kepala (+) IVFD RL 24 tpm
berkurang disertai tegang belakang Inj Cefoperazone / 12
leher (+) batuk (+) sesekali, nafsu jam/iv
makan mulai membaik Klindamycin 300 mg 2x1
O : KU : sedang/ gizi baik Amlodipine 10 mg 1x1
TD : 130/80 mmHg Inj. Dexametason ap/8
N : 100 x/menit j/IV
P : 24 x/menit OBH syr 3xC
S : 36,7 o C O2 3-4 lpm
A:
Abses Paru, Efusi Pleura, HT Rawat sama dengan
bedah, rencana WSD,
dipuasakan pukul 00.00
16-05-2019 S : sesak (+) nyeri dada dan perut P/
kanan atas (+) posisi berbaring ke arah Diet Lunak
kanan lebih nyaman, nyeri kepala (+) IVFD RL 24 tpm
berkurang disertai tegang belakang Inj Cefoperazone / 12
leher (+) batuk (+) sesekali, nafsu jam/iv
makan mulai membaik Klindamycin 300 mg 2x1
O : KU : sedang/ gizi baik Amlodipine 10 mg 1x1
TD : 140/80 mmHg Inj. Dexametason ap/8
N : 93 x/menit j/IV
P : 20 x/menit OBH syr 3xC
S : 36 o C
A:
Abses Paru, Efusi Pleura, HT
17-05-2019 S : sesak (+) berkurang nyeri kepala P/
(+) berkurang disertai tegang belakang Diet Lunak
leher (+) batuk (-) pusing (+) nyeri IVFD RL 24 tpm
post op (+) sulit tidur (+) Inj Cefoperazone / 12

9
O : KU : sedang/ gizi baik jam/iv
TD : 140/80 mmHg Klindamycin 300 mg 2x1
N : 94 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
P : 21 x/menit Inj. Dexametason ap/8
S : 36 o C j/IV
A: OBH syr 3xC
Abses Paru, Efusi Pleura, HT Probion 1x1

POD 1 WSD
18-05-2019 S : sesak (+) berkurang nyeri kepala P/
(+) berkurang, tegang belakang leher Diet Lunak
(-) pusing (-) nyeri post op (+) sulit IVFD RL 24 tpm
tidur (+) Inj Cefoperazone / 12
O : KU : sedang/ gizi baik jam/iv
TD : 120/80 mmHg Klindamycin 300 mg 2x1
N : 94 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
P : 24 x/menit Inj. Dexametason ap/8
S : 36 o C j/IV
A: Probion 1x1
Abses Paru, Efusi Pleura, HT POD 2 WSD
19-05-2019 S : sesak (+) berkurang nyeri kepala P/
(+) berkurang disertai tegang belakang Diet Lunak
leher (+) batuk (-) pusing (+) saat IVFD RL 24 tpm
berjalan, nyeri post op (+) sulit tidur Inj Cefoperazone / 12
(+) jam/iv
O : KU : sedang/ gizi baik Klindamycin 300 mg 2x1
TD : 120/80 mmHg Amlodipine 10 mg 1x1
N : 84 x/menit Inj. Dexametason ap/8
P : 20 x/menit j/IV
S : 36 o C Probion 1x1

10
A/
Abses Paru, Efusi Pleura, HT POD 3 WSD
20-05-2019 S : sesak (-) (+) batuk (-) pusing (+), P/
sulit tidur (+) nyeri post op (+) Diet Lunak
berkurang IVFD RL 24 tpm
O : KU : sedang/ gizi baik Inj Cefoperazone / 12
TD : 110/70 mmHg jam/iv
N : 82 x/menit Klindamycin 300 mg 2x1
P : 20 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
S : 36,5 o C Inj. Dexametason ap/8
A/ j/IV
Abses Paru, Efusi Pleura, HT Probion 1x1
Diazepam 5 mg 0-0-1

POD 4 WSD
Kontrol Foto Thorax
21-05-2019 S : sesak (-) pusing (+), sulit tidur (+) P/
nyeri post op (+) berkurang IVFD RL 24 tpm
O : KU : baik/ gizi baik Inj Cefoperazone / 12
TD : 125/90 mmHg jam/iv
N : 84 x/menit Klindamycin 300 mg 2x1
P : 20 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
S : 36 o C Inj. Dexametason ap/8
A/ j/IV
Abses Paru, Efusi Pleura, HT Probion 1x1
Diazepam 5 mg 0-0-1

POD 5 WSD
22-05-2019 S : sesak (-) pusing (+), sulit tidur (+) P/
nyeri post op (+) berkurang Aff infus

11
O : KU : baik/ gizi baik Cefixime 200 mg 2x1
TD : 110/70 mmHg Klindamycin 300 mg 2x1
N : 92 x/menit Amlodipine 10 mg 1x1
P : 22 x/menit Probion 1x1
S : 36 o C Diazepam 5 mg 0-0-1
A:
Abses Paru, Efusi Pleura, HT

6. Diagnosis kerja

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan

penunjang, pasien didiagnosis efusi pleura, abses hepar dan hipertensi.

7. Resume

Seorang pasien laki-laki berusia 68 tahun masuk rumah sakit dengan

keluhan sesak (+) yang dialami sejak 2 bulan terakhir, yang memberat 2 hari

yang lalu. Sesak dirasakan terus menerus tidak disertai suara mengik. Sesak

tidak membaik dengan perubahan posisi maupun aktivitas. Sesak dirasakan

kadang disertai nyeri dada (+). Terdapat keluhan nyeri kepala seperti tertusuk-

tusuk yang disertai dengan tegang belakang leher. Terdapat keluhan batuk (+)

tanpa disertai dahak (+) darah (-). Riwayat demam di malam hari dialami sejak

2 hari yang lalu. Tidak ada keluhan mual dan muntah. Pasien merasakan

penurunan berat badan sejak beberapa bulan terakhir. Terdapat keluhan BAB

yang tidak lancar (+) MRS dan BAK dalam batas normal (+). Nafsu makan

menurun (+). Terdapat riwayat merokok sejak muda. Tidak ada riwayat

penyakit dahulu, riwayat udem pada kaki (-). Riwayat keluarga penyakit yang

sama (-)

12
Pada pemeriksaan fisis didapatkan sakit berat, gizi baik, kesadaran compos

mentis, keadaan umum lemah, tekanan darah : 160/90 mmHg, Nadi :

80x/menit, pernafasan : 28 x/menit, suhu 36,7oC. Mata tampak eksoftalmus (-),

konjungtiva anemis (-), ikterus (-), hasil pemeriksaan darah rutin WBC : 8,7 x

103 /uL, RBC : 4,671 x 106 / uL, HGB : 12,8 g/dL, PLT : 545 x 103 /uL dan

pemeriksaan foto thorax yakni efusi pleura kanan. Berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang maka pasien ini didiagnosis

sebagai efusi pleura.

8. Pengobatan

 Diet Lunak
 IVFD RL 24 tpm
 Inj Cefoperazone / 12 jam/iv
 Klindamycin 300 mg 2x1
 Amlodipine 10 mg 1x1
 Inj. Dexametason ap/8 j/IV
 Probion 1x1
 Diazepam 5 mg 0-0-1
 O2 3-4 lpm
 WSD

13
DISKUSI

Efusi pleura adalah suatu keadaan di mana terjadi penumpukan cairan


melebihi normal di dalam cavum pleura diantara pleura parietalis dan visceralis.
Normal cairan pleura adalah 0,1—0,2 ml/kg cairan untuk memfasilitasi
pergerakan pleura. Ketika keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi cairan ini
memburuk, hal itu menyebabkan terjadinya efusi pleura.2 Efusi cairan pleura
dapat berbentuk transudate dan eksudat. Efusi transudate terjadi karena penyakit
lain bukan karena primer paru seperti gagal jantung kongestif, sirosis hati,
hypoalbuminemia oleh berbagai keadaan, pericarditis konstritiva, keganasan,
atelectasis paru, dan pneumothorax.3 sedangkan efusi eksudat terjadi bila ada
proses peradangan yang menyebabkan permeabilitas kapiler pembuluh darah
pleura meningkat sehingga sel mesoteliel berubah menjadi bulat atau kuboidal dan
terjadi pengeluaran ke dalam rongga pleura. Penyebab paling sering adalah
Mycobacterium tuberculosis.

Pada seseorang yang mengalami efusi pleura, gejala klinis dapat berupa
keluhan sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri bisa timbul akibat efusi yang
banyak berupa nyeri pleuritik atau nyeri tumpul yang terlokalisir, pada beberapa
penderita dapat timbul batuk-batuk kering. Keluhan berat badan menurun dapat
dikaitkan dengan neoplasma dan tuberkulosis, batuk berdarah dikaitkan dengan
neoplasma, emboli paru dan tuberkulosa yang berat. Demam subfebris pada
tuberkulosis, demam menggigil pada empiema, ascites pada sirosis hepatis.

Pada kasus ini, pasien laki-laki berusia 68 tahun mengeluh sesak yang
dialami sejak 2 bulan terakhir, yang memberat 2 hari yang lalu. Sesak dirasakan
terus menerus tidak disertai suara mengik. Sesak tidak membaik dengan
perubahan posisi maupun aktivitas. Sesak napas merupakan keluhan subyektif
yang timbul bila ada perasaan tidak nyaman maupun gangguan atau kesulitan
lainnya saat bernapas yang tidak sebanding dengan tingkat aktivitas.1 Sesak napas
merupakan manifestasi klinis dari efusi pleura yakni keluhan sesak timbul akibat
terjadinya timbunan cairan dalam rongga pleura yang akan memberikan kompresi

14
patologis pada paru sehingga ekspansinya terganggu dan sesak tidak disertai
bunyi tambahan karena bronkus tetap normal.2

Pasien juga mengeluh batuk dengan dahak yang sulit dikeluarkan. Batuk
pada efusi pleura mungkin disebabkan oleh rangsangan pada pleura oleh karena
cairan pleura yang berlebihan, proses inflamasi ataupun massa pada paru-paru.
Pasien mengeluh demam 2 hari sebelum masuk rumah sakit hal ini kemungkinan
adanya infeksi oleh karena abses paru yang ditemukan pada pemeriksaan foto
thorax. .3

Pasien juga nyeri dada yang bersifat pleuritik, demam sebelum masuk
rumah sakit, mengeluh adanya penurunan nafsu makan dan berat badan yang
merupakan salah satu manifestasi klinis dari efusi pleura.2

Dari pemeriksaan fisik didapatkan (pada sisi yang sakit) dinding dada
lebih cembung dan gerakan tertinggal, vokal fremitus menurun, perkusi dullnes
sampai flat, bunyi pernafasan menurun sampai menghilang, pendorongan
mediastinum ke sisi yang sehat dapat dilihat atau diraba pada treakhea. 1,2,5

Pada pasien pemeriksaan fisik paru saat inspeksi dada simetris pada
palpasi ditemukan vokal fremitus pada dada kanan menurun sedangkan pada dada
kiri normal, pada perkusi ditemukan dullness pada dada kanan dan sonor pada
dada kiri, pada auskultasi ditemukan suara vesikuler yang menurun pada dada
kanan sedangkan pada kiri normal. Semua abnormalitas yang ditemukan pada
pasien disebabkan karena timbunan cairan pada rongga pleura kanan.
Pemeriksaan fisik pada pasien juga tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah
bening supraklavicula dan colli dekstra, dan pada pemeriksaan abdomen juga
tidak ditemukan hepatomegali.

Pada pemeriksaan darah lengkap tidak ditemukan adanya leukositosis


(WBC 8,2 x 103/ μL) kemungkinan tidak ada leukositosis karena pasien dirujuk
dari puskesmas dari diberikan antibiotik dan obat kortikosteroid. Kadar
hemoglobin pada pasien ini normal (Hb 12,80 gr/dL). Pada pasien juga ditemukan

15
adanya peningkatan trombosit (545.600/uL) hal ini menunjukkan adanya infeksi
fase akut. Tidak dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan bilirubin.

Untuk konfirmasi dugaan akan adanya efusi pleura maka mutlak


diperlukan pemeriksaan foto toraks (PA).2,3 Pada pasien ini pemeriksaan foto
thorax ditemukan adanya efusi pleura kanan dan suspek abses paru kanan.

Etiologi dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui
torakosentesis. Torakosentesis adalah pengambilan cairan melalui sebuah jarum
yang dimasukkan diantara sel iga ke dalam rongga dada di bawah pengaruh
pembiusan lokal dalam dan berguna sebagai sarana untuk diagnostik maupun
terapeutik. Pelaksanaan torakosentesis sebaiknya dilakukan pada penderita dengan
posisi duduk. Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru di sela iga IX garis
aksilaris posterior dengan memakai jarum abbocath nomor 14 atau 16.
Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000 – 1500 cc pada setiap
kali aspirasi. Aspirasi lebih baik dikerjakan berulang-ulang daripada satu kali
aspirasi sekaligus yang dapat menimbulkan pleural shock (hipotensi) atau edema
paru. Namun toracosintesis tidak dilakukan pada kasus ini. 2,3,4

Untuk diagnostik cairan pleura, dilakukan pemeriksaan :

a) Warna Cairan
Biasanya cairan pleura berwama agak kekuning-kuningan (serous-
xantho-ctrorne). Bila agak kemerah-merahan, ini dapat terjadi pada
trauma, infark paru, keganasan. Dan adanya kebocoran aneurisma aorta.
Bila kuning kehijauan dan agak purulen, ini menunjukkan adanya
empiema. Bila merah coklat, ini menunjukkan adanya abses karena
amuba. Pada kasus ini warna cairan pleura adalah merah coklat yang
menunjukkan adanya abses karena amuba.
b) Biokimia
Efusi pleura terbagi atas transudat dan eksudat.

16
c) Sitologi
Pemeriksaan sitologi terhadap cairan pleura amat penting untuk
diagnostik penyakit pleura, terutama bila ditemukan sel-sel patologis atau
dominasi sel-sel tertentu. Apabila yang dominan sel neutrofil
menunjukkan adanya infeksi akut, sel limfosit menunjukkan adanya
infeksi kronik seperti pleuritis tuberkulosa atau limfoma malignum, sel
mesotel menunjukkan adanya infark paru, biasanya juga ditemukan
banyak sel eritrosit, bila sel mesotel maligna biasanya pada mesotelioma,
sel-sel besar dengan banyak inti pada arthritis rheumatoid dan sel L.E pada
lupus eritematosus sistemik.3

Pendekatan diagnostic pada efusi pleura, antara lain:

1) Presentasi Klinis : keluhan pasien dan pemeriksaan fisis


2) Radiologi : Radiografi Konvensional, USG, CT
Prosedur pertama yang dilakukan pada pasien dengan suspek efusi pleura
melalui pemeriksaan fisik adalah mengevaluasi pasien dengan pemeriksan
radiologi. Sekitar 50 ml cairan dapat terlihat pada foto thorax lateral dan
200 ml cairan dapat terlihat pada foto thorax posterior-anterior.
3) Thoracentesis : analisis cairan pleura
Cara paling mudah untuk mendapatkan sample efusi pleura dengan
thoracentesis. Thoracentesis dilakukan untuk mengetahui apakah cairan
pleura ini transudat atau eksudat.
Hubungan antara warna cairan pleura dan penyebab
Penyebab Warna cairan/odor
Pseudochylothorax and chylothorax Milky white
Urinothorax Urine
Anaerobic empyema Putrid
Chylothorax Bile stained
Aspergillus infection Hitam
Empyema Turbid

17
Esophageal rupture Food particles
Trauma, emboli paru, benign asbestos- Bloodstained
related effusion, pneumonia, neoplasma
ganas, riwayat sindrom infark miokard.

4) Bronchoscopy
5) Pleura fine needle biopsy
6) Video assisted thoracoscopic surgery (VATS) – Tauractony (open pleural
biopsy2

Pada pasien ini untuk mendiagnosis dengan efusi pleura hanya dilakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan foto thorax.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


maka pasien ini didiagnosis dengan efusi pleura dekstra suspek abses paru.
Diagnosis efusi pleura dekstra karena pada anamnesis pasien ditemukan keluhan
sesak, terus menerus serta tidak membaik dengan istirahat, ditemukan juga
keluhan batuk dengan dahak yang sulit dikeluarkan. Pada pemeriksaam fisik
ditemukan vocal fremitus serta suara vesikuler menurun pada sisi kanan, dan saat
diperkusi ditemukan dullness pada sisi kanan, serta pada pemeriksaan foto thorak
ditemukan adanya efusi pleura kanan dengan suspek abses paru.

Penatalaksanaan efusi pleura dapat dilakukan dengan cara pengobatan


kausal, thorakosintesis, Water Sealed Drainage (WSD), dan pleurodesis. Pada
pasien ini dilakukan pengobatan kausal dan pemasangan WSD.1,2,5

Di samping itu pada pasien juga diberikan terapi penunjang lainnya berupa
pemberian oksigen nasal kanul 3-4 liter/ menit untuk mengatasi keluhan sesaknya
dan keadaan hypoxemia. Pasien juga diberikan cairan berupa IVFD RL sebanyak
24 tpm, diet lunak. Pada pasien diberikan antibiotik karena dicurigai adanya abses
paru dengan pemberian antibiotik spektrum luas berupa cefoperazone injeksi per
12 jam yang merupakan golongan sefalosporin yang efektif terhadap bakteri gram
positif maupun negative.
18
DAFTAR PUSTAKA

1. Rumende, C.M. Pemeriksaan Toraks dan Paru. Dalam: Setiati S, Alwi I,


Sudoyo AW, et all. Editor. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi VI.
2015. Jakarta: InternaPublishing. Hal: 155-159.

2. Incekara FO, Tikici DK, and Nomenoglu H. Pleural Effusions : iMedPub


Journals. February, 2018. 3(1): 1-6.

3. Hadi, Halim. Penyakit-penyakit Pleura. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo


AW, et all. Editor. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI. 2015.
Jakarta: InternaPublishing. Hal : 1633-1636.

4. McGrath E. Diagnosis of Pleural Effusion: A Systematic Approach.


American Journal of Critical Care 2011. 20(2): 119-128.

5. American Thoracic Society. Management of malignant pleural effusions.


Am J Respir Crit Care Med 2000. 162: 1987-2001.

19

Anda mungkin juga menyukai