Agustus, 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
HEMOROID
Oleh :
RAHYUNI, S. Ked.
PEMBIMBING
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
3
DAFTAR ISI
12. Komplikasi……........................................................................................ 23
13. Pencegahan……........................................................................................ 24
14. Prognosis……........................................................................................... 24
4
BAB I
PENDAHULUAN
terjadinya hemorroid.
Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti
mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir.
hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik, tetapi akan menjadi patologi
sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh penambahan jaringan disekitar
kehidupan.Sebelumnya hemorroid ini dikira hanya timbul karena stasis aliran darah
5
sering tidak sejalan dengan besarnya hemorroid,kadang-kadang hemoroid yang besar
serta perlu dievaluasi dengan seksama agar dapat dicapai pendekatan terapeutik yang
sesuai.
pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh mkosa.
pada rektum sebelah bawah. Hemoroid sering dijumpai pada tiga posisi primer, yaitu
lngar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rektum
mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah erinium dan lipat paha ke
vena iliaka.
6
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Definisi
anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis. Pelebaran dan inflamasi ini
1. Hemoroid interna
garis mukokutan (linea dentata) dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini
bawah. Sering hemoroid terdapat pada posisi primer, yaitu kanan-depan, kanan-
belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid yang lebih kecil terdapat diantara ketiga letak
primer tersebut.
2. Hemoroid eksterna
8
.
mukosa rektum bagian distal dan anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi ketika
plexus vaskular ini membesar. Sehingga kita dapatkan pengertiannya dari “hemoroid
adalah dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior dan superior”.
Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena
hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa
mekanisme sfingter anus. Setengah bagian atas dari kanalis anal dilapisi oleh
mukosa glandular rektal. Mukosa bagian teratas dari kanalis anal berkembang
9
masing memiliki cabang terminal dari arteri rektal superior dan vena. Lipatan-lipatan
ini paling menonjol di bagian lateral kiri, posterior kanan dan kuadran anterior
kanan, dimana vena membentuk pleksus vena yang menonjol. Mukosa glandular
relatif tidak sensitif, berbeda dengan kulit kanalis, kulit terbawahnya lebih sensitif.
semakin menebal dari muskular dinding ginjal. Spinter eksternal dan puborektalis
sling (yang merupakan bagian dari levator ani) muncul dari dasar pelvis.
Vaskularisasi rektum dan kanalis anal sebagian besar diperoleh melalui arteri
oleh arteri pubenda interna yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna, ketika
Sedangkan vena-vena dari kanalis anal dan rektum mengikuti perjalanan yang
sesuai dengan perjalanan arteri. Vena-vena ini berasal dari 2 pleksus yaitu pleksus
10
Gambar 2.1. Kanalis Anal
Persarafan rektum terdiri atas sistem saraf simpatik dan parsimpatik. Serabut
saraf simpatik berasal dari pleksus mesentrikus inferior dan dari sistem parasakral
yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga, dan keempat.
Persarafan parasimpatik (nervi erigentes) berasal dari saraf sakral kedua, ketiga, dan
keempat.
3) Epidemiologi
Hemoroid sering terjadi pada dewasa dengan umur 45 sampai dengan 65 tahun
. Di Amerika Serikat, hemoroid adalah penyakit yang cukup umum dimana pasien
11
dengan umur 45 tahun yang didiagnosis hemoroid mencapai 1.294 per 100.000 jiwa.
Meskipun begitu, menurut Pigot dkk pada tahun 2005 epidemiologi hemoroid
tidak begitu diketahui karena penelitian yang ada memiliki hasil yang sangat
bervariasi. Banyak orang yang mengalami hemoroid dan tidak berkonsultasi dengan
dokter. Pasien terkadang merasa ragu untuk mengobatinya karena rasa takut, malu,
dan nyeri pada terapi hemoroid, sehingga insidensi yang sebenarnya dari penyakit
4) Faktor resiko
2. Umur : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga
4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat
12
5) Etiologi
Hemoroid memiliki faktor resiko yang cukup banyak antara lain kurangnya
mobilisasi, konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar, kurang minum, kurang
memakan makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika, kehamilan, penyakit
yang meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus), dan sirosis
hati.
apabila feses menjadi terlalu kering, yang timbul karena defekasi yang tertunda
terlalu lama. Jika isi kolon tertahan dalam waktu lebih lama dari normal, jumlah
H2O yang diserap akan melebihi normal, sehingga feses menjadi kering dan keras.
Hemoroid juga terjadi pada wanita hamil. Pada wanita hamil, janin pada uterus, serta
vena dapat diperparah saat terjadinya tekanan selama persalinan. Hemoroid pada
6) Patofisiologi
Anal canal memiliki lumen triradiate yang dilapisi bantalan (cushion) atau alas
dari jaringan mukosa. Bantalan ini tergantung di anal canal oleh jaringan ikat yang
berasal dari sfingter anal internal dan otot longitudinal. Di dalam tiap bantalan
13
terdapat plexus vena yang diperdarahi oleh arteriovenosus. Struktur vaskular
bersamaan dengan usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta
konsumsi serat yang tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air besar, serta
yang timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh trauma mukosa lokal atau
dikeluarkan oleh granul sel mast. Pada tahap awal vasokonstriksi terjadi bersamaan
dengan peningkatan vasopermeabilitas dan kontraksi otot polos yang diinduksi oleh
histamin dan leukotrin. Ketika vena submukosal meregang akibat dinding pembuluh
darah pada hemoroid melemah, akan terjadi ekstravasasi sel darah merah dan
rekanalisasi dan resolusi. Proses ini dipengaruhi oleh kandungan granul sel mast.
14
heparin untuk migrasi sel endotel dan sitokin sebagai TNF-α serta interleukin 4
parut akan dibantu oleh basic fibroblast growth factor dari sel mast.
7) Klasifikasi
a. Hemoroid eksternal, berasal dari dari bagian distal dentate line dan dilapisi oleh epitel
skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri
somatik.
b.Hemoroid internal, berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi mukosa.
c. Hemoroid internal-eksternal dilapisi oleh mukosa di bagian superior dan kulit pada
15
Gambar 2.2. Hemoroid
hematoma. Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut, bentuk ini sangat
nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Hemoroid eksterna kronik atau skintag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang
a. Derajat I
b.Derajat II
16
Adanya perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat mengejan selama defekasi
c. Derajat III
Sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat kembali secara spontan dan
d.Derajat IV
mengalami iritasi, inflamasi, oedema, dan ulserasi, sehingga saat ini hal ini terjadi
17
a. Hemoroid internal
Perdarahan.
Gatal.
b.Hemoroid eksternal
Rasa terbakar.
Gatal.
9) Diagnosis
obstipasi, defekasi yang keras, yang membutuhkan tekanan intra abdominal yang
tinggi (mengejan), pasien yang sering jongkok berjam-jam di toilet, dan dapat
darah segar pada saat buang air besar. Selain itu pasien juga akan mengeluhkan
adanya gatal-gatal pada daerah anus. Pada derajat II hemoroid internal pasien akan
18
merasakan adanya masa pada anus dan hal ini membuatnya tak nyaman. Pasien akan
hemoroid.
1. Inspeksi
Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah menjadi trombus. Hemoroid
interna yang menjadi prolaps dapat terlihat dengan cara menyuruh pasien mengejan.
2. RT (Rectal Toucher)
Pada pemeriksan colok dubur, hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan
vena didalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri, colok dubur
litotomi, benjolan paling sering terdapat pada jam 3, 7, dan 11. Ketiga letak itu
3. Anaskopi
Penilaian dengan anoskop diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak
dalam lumen. Apabila penderita diminta mengedan sedikit, ukuran hemoroid akan
19
4. Proktosigmoidoskopi
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi,
karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai.
20
Perdarahan rektum yang merupakan manifestasi utama hemoroid interna juga
terjadi pada karsinoma kolorektum, penyakit divertiel, polip, kolitis ulserosa, dan
penyakit lain yang tidak begitu sering terdapat di kolorektum. Prolpas rektum harus
juga dibedakan dari prolaps mukosa akibat hemoroid interna. Kondiloma perianal
dan tumor anorektum lainnya biasanya tidak sulit dibedakan dari hemoroid yang
mengalami prolaps. Lipatan kulit luar yang lunak akibat trombosis hemoroid
eksterna sebelumnya juga mudah dikenali. Adanya lipatan kulit sentinel pada garis
tengah dorsal, yang disebut umbai kulit, dapat menunjukan adanya fisura anus.
11) Penatalaksanaan
1. Terapi Konservatif
Diet berserat, buah-buahan, sayuran, dan intake air ditingkatkan. Diet serat
yang dimaksud adalah diet dengan kandungan selulosa yang tinggi. Selulosa tidak
mampu dicerna oleh tubuh tetapi selulosa bersifat menyerap air sehingga feses
2. Terapi Medikamentosa
Terapi ini ditujukan bagi pasien hemoroid dengan derajat awal. Obat
21
digabungkan dengan anestesi lokal,vasokonstriktor,lubricant,emollient dan zat
gatal.Penggunaan steroid ini bermanfaat pada saat ekaserbasi akut dari hemorroid
demikian pemakaian jangka panjang malah menjadi tidak baik karena menimbulkan
obat yang mengandung anestesi lokal perlu diberikan secara hati-hati karena sering
Obat flebotonik seperti Daflon atau preparat rutacea dapat meningkatkan tonus
terapi hemorroid baik pada keadaan non akut maupun pada saat ekaserbasi akut.
1.Skleroterapi
dan urea hydrochlorate atau hypertonic salt solution. Lokasi injeksi adalah
submukosa hemoroid. Efek injeksi sklerosan tersebut adalah edema, reaksi inflamasi
22
menyebabkanfibrosis pada sumukosa hemoroid. Hal ini akan mencegah atau
mengurangi prolapsus jaringan hemoroid. Teknik ini murah dan mudah dilakukan,
ulserasi dan scarring yang akan menghsilkan fiksasi jaringan ikat ke dinding rektum.
3.Infrared thermocoagulation.
Sinar infra merah masuk ke jaringan dan berubah menjadi panas. Manipulasi
23
4.Cryotherapy.
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan temperatur yang sangat rendah untuk
merusak jaringan. Kerusakan ini disebabkan kristal yang terbentuk di dalam sel,
banyak waktu dan hasil yang cukup mengecewakan. Cryotherapy adalah teknik yang
4. Terapi Operatif
1.Hemoroidektomi
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada
penderita hemoroid derajat III atau IV. Terapi ini juga dapat dilakukan pada
penderita dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan cara
terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang mengalami
Prinsip yang harus diperhatian pada hemoroidektomi adalah eksisi hanya dilakukan
pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin pada anoderm
2.Stappled Hemorrhoidopexy.
24
12) Komplikasi
Perdarahan akut pada umunya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah
pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada
hipertensi portal dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka
darah dapat sangat banyak. Perdarah akut semacam ini dapat menyebabkan syok
jumlah eritrosit yang keluar tidak dapat diimbangi oleh jumlah yang diproduksi.
Sering pasien datang dengan Hb 3-4. Pada pasien ini penanganannya tidak langsung
13) Prognosis
25
Dengan terapi yang sesuai, pasien yang simptomatik akan menjadi
sangat baik, namun bisa muncul kembali (rekuren) dengan angka kejadian rekuren
sekitar 2-5%. Terapi non operatif seperti seperti ligasi cincin karet menimbulkan
14) Pencegahan
2.Cegah konstipasi dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat (sayur dan buah
serta kacang-kacangan) serta banyak minum air putih minimal delapan gelas sehari
3.Jangan menunda-nunda jika ingin buang air besar sebelum feses menjadi keras.
4.Tidur cukup.
6.Senam/olahraga rutin.
DAFTAR PUSTAKA
26
2. Barnet JL.Anorectal Diseases dalam Textbook of Gastroenterology ed.3. Yamada
4. Jong De. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Usus Halus, Apendiks, Kolon, dan
Co.Philadelphia.1995:1773-1776
27