SKIZOFRENIA PARANOID
Oleh :
Rahyuni S.Ked
1055 054 049 18
Pembimbing :
dr. Agus Japari, M.Kes, Sp.KJ
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari alloanamnesis keluarga dan autoanamnesis dari pasien itu
sendiri.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
1. Keluhan Utama
Gelisah Disertai Mengamuk
2. Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan dan Gejala
Seorang perempuan usia 57 tahun masuk RSKD Dadi untuk
yang ketiga kalinya dengan keluhan gelisah disertai mengamuk
sejak ±3 bulan terahir. Gelisah dirasakan hampir setiap hari.
Dua hari sebelum masuk RS pasien sempat mengamuk di jalan
berteriak-teriak tidak jelas. Pasien sering mondar mandir, bicara
sendiri, dan bahkan pasien sering mendengar ada yang berbisik
ditelinganya mengatakan kalau dia adalah utusan tuhan yang
bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Selain itu, ketika
pasien marah, pasien kadang mengambil benda tajam dan
berusaha untuk melukai orang-orang disekitarnya. Pasien saat
tidur kadang dalam posisi duduk. Makan dan minum pasien
tidak teratur, mandi dan perawatan diri pasien sangat kurang.
Awal perubahan perilaku dirasakan sejak ± 3 tahun yang lalu,
saat pasien ditinggal bercerai oleh suami, dan kondisi ekonomi
memburuk. Sebelumnya pasien adalah istri seorang pejabat
(Anggota DPR), namun setelah ditinggal cerai oleh suami,
perilaku pasien berubah secara drastis. Pasien bahkan mengaku
dirinya adalah seorang dukun yang bisa berkomunikasi langsung
dengan Tuhan, hingga pasien yakin bahwa dia adalah utusan
Allah yang diberi kemampuan untuk mengobati segala macam
penyakit.
a) Hendaya/disfungsi
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam waktu senggang (+)
Axis II
Sebelum sakit, pasien adalah orang yang cukup ramah terhadap
lingkungan sekitarnya dan tertutup jika ada masalah. Namun sampai saat
ini belum ada cukup data yang dapat mengarahkan ke salah satu ciri
kepribadian tertentu.
Axis III
Tidak Ditemukan Adanya Penyakit Organobiologi pada pasien.
Axis IV
Stressor (Pasien ditinggal Cerai Oleh Suami)
Axis V
GAF Scale 50-41 (Berupa gejala berat, disabilitas berat)
VII. RENCANA TERAPI :
1. Psikofarmakoterapi :
- R/Haloperidol 5mg 1tab/8jam/Oral
- Clorpromazine 100mg 1tab/24jam/Oral (Malam)
2. Psikoterapi supportif :
- Ventilasi:Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
- Konseling:Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya, dan
memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap
minum obat secara teratur.
3. Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang
terdekat pasien tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial
sehingga membantu proses penyembuhan pasien sendiri.
VIII. PROGNOSIS :
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
- Dukungan dari keluarga baik untuk kesembuhan pasien
- Tidak terdapat kelainan organik
Faktor penghambat:
- Pasien belum sadar dirinya sakit
IX. FOLLOW UP :
Follow up tanggal 12 Oktober 2019
S : Pasien sudah tidak mengamuk dan gelisah. Pada malam hari pasien bisa
tidur..Halusinasi auditorik sudah berkurang, tetapi waham kebesaran
masih ada. Makan pasien baik.Selama dirawat inap, interaksi pasien dengan
pasien lainnya dan petugas di bangsal cukup baik.
O : Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,2°C
- Pernapasan : 20x/menit
Kontak mata (+), Verbal (+)
Psikomotor : Tenang
Verbalisasi : Spontan, lancar, intonasi normal
Mood : Eksaltasi
Afek : Restriktif
Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik (+)
Arus pikir : cukup Relevan
Gangguan isi pikir : Waham Kebesaran (+)
X. DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan waham menetap (F22.0)
2. Gangguan kepribadian paranoid (F60.0)
XI. PEMBAHASAN
Berdasarkan PPDGJ III, pada umumnya skizofrenia ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi,
serta oleh afek yang tidak wajar (Innapropriate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual
biasanya terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.
Menurut PPDGJ III, kriteria diagnostik untuk skizofrenia adalah:
1) Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas).
a. Thought
Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar
masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal); dan
Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umumnya mengetahuinya.
b. Delusion
Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar (tentang dirinya= secara
jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran,
tindakan atau penginderaan khusus); atau
Delusional perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar,
yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik
dan mukjizat.
c. Halusional Auditorik
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
prilaku pasien; atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
2. Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus;
d. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial,
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neureptika;
4) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self
absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.
DIAGNOSIS BANDING