ABSES SEPTUM
Disusun Oleh :
Rasiydah Helfiana
10542 0523 13
Pembimbing :
dr. Hj. Hasnah Makmur, Sp.THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
1
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan IKM Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
kerangka eksternal dari hidung. Jika terjadi destruksi dari kartilago septum
nasi, baik parsial maupun total, dapat berakibat pada fungsi dan bentuk dari
mencukupi dan terjadi nekrosis. Sering kali, proses nekrosis dan pembentukan
hematogen.1
kondisi yang tidak lazim, paling sering terjadi pada hematoma septum yang
sudah ada, disebabkan adanya riwayat trauma pada hidung. Kebanyakan abses
septum disebabkan oleh trauma yang terkadang tidak disadari oleh pasien.2,3
3
Abses septum juga dihubungkan dengan furunculosis hidung, sinusitis,
influenza, infeksi gigi dan post operasi septum walaupun kasusnya jarang
terjadi. Penyebaran infeksi serebral dari abses septum bisa menjadi komplikasi
hidung, perforasi septum dan obstruksi nasal permanen. Untuk alasan inilah,
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI (3,4,5)
4
Gambar 1 A-B. Dindinq lateral cavum nasi kanan.4
1. Hidung luar
bawah:
4) ala nasi
5) Kolumela
5
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi
oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk
2. Hidung Dalam
belakang dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi
kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut
nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di
belakang nares anterior, disebut vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit
6
yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang
disebut vibrise. Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding, yaitu dinding
Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang
2) vomer
2) kolumela.3
hidung.3
Dinding lateral terdapat 4 buah konka. Yang terbesar dan letaknya paling
bawah adalah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media,
lebih kecil lagi ialah konka superior, sedangkan yang terkecil disebut konka
7
sempit yang disebut meatus. Tergantung dari letak meatus, ada tiga meatus
batang hidung oleh os nasale dan os frontale, di tengah oleh lamina cribrosa
B. VASKULARISASI (3,5)
8
Gambar 2 A-B. Vaskularisasi hidung5
merupakan salah satu cabang terminal arteri carotis externa. Cabang yang
dan posterior yang merupakan cabang dari a. oftalmika dari a. karotis interna.
(3,5)
9
yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n. sfenopalatina dan memasuki
superficial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber
C. INNERVASI (3,5,6)
10
Gambar 3 A-B. Inervasi hidung5
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari
nervus trigeminus.(3,5)
11
Ganglion sfenopalatina juga memberikan persarafan vasomotor atau
otonom untuk mucosa hidung yang terletak di belakang dan sedikit di atas
12
menyebabkan sekresi hidung yang encer dan vasodilatasi jaringan
terganggu.6
cribrosa dan permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada
hidung.3
a. Fungsi Respirasi
anterior, lalu naik ke atas setinggi concha media dan kemudian turun
Udara yang dihirup akan mengalami humadifikasi oleh palut lendir. Pada
musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, sehingga terjadi sedikit
13
penguapan udara inspirasi oleh palut lendir, pada musim dingin akan terjadi
sebaliknya.3
b. Fungsi Penghidu
Hidung juga bekerja sebagai indra penghidu dan pengecap dengan adanya
mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, concha nasi superior dan
rasa manis yang berasal dari berbagai macam bahan, seperti perbedaan rasa
manis strawberi, jeruk, pisang atau coklat. Juga untuk membedakan rasa
c. Fungsi Fonetik
Fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses bicara
Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan
bibir dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m,n,ng) rongga
14
mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun menutup untuk
aliran udara.3
e. Refleks Nasal
menyebabkan refleks bersin dan napas berhenti. Rangsang bau tertentu akan
F. DEFINISI (3,7,8)
Abses septum nasi adalah pus yang terkumpul di antara tulang rawan
melapisinya. Biasanya terjadi pada kedua sisi rongga hidung, dan sering
G. EPIDEMIOLOGI (7)
Abses septum jarang ditemui dan biasa terjadi pada laki-laki. Sebanyak
74% mengenai umur dibawah 31 tahun, dan 42% mengenai umur diantara 3-14
tahun. Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita. Lokasi yang paling sering
15
Abses septum paling sering terjadi pada anak-anak, kebanyakan akibat
trauma, bahkan trauma yang ringan sekalipun. Rumah sakit Royal Children,
H. ETIOLOGI (7,8)
kecelakaan, perkelahian, olah raga ataupun trauma yang sangat ringan sehingga
tidak dirasakan penderita, seperti mengorek kotoran hidung atau mencabut bulu
abses septum nasi sekunder. Abses septum nasi dapat terjadi secara spontan
pada pasien sindrom imunodefisiensi didapat. Abses septum nasi juga dapat
hidung dan penyakit sistemik. Abses septum nasi hampir selalu didahului oleh
Penyebab lain adalah akibat penyebaran dari sinusitis etmoid dan sinusitis
sfenoid. Disamping itu dapat juga akibat penyebaran dari infeksi gigi. Lo
septomeatoplasti.7
16
Staphylococcus aureus merupakan organisme yang paling sering
ditemukan pada hasil kultur abses septum nasi. Begitu pula Streptococcus
I. PATOFISIOLOGI (7,9)
lain:7
sinusitis
Abses septum nasi sering diakibatkan oleh furunkel atau trauma yang
septum jika hematom pada septum tidak diperhatikan pada awal perioperatif.7
Infeksi yang luas dari kelenjar sebacea atau folikel rambut, yang melibatkan
hingga nekrosis kartilago yang diikuti perforasi septum dan deformitas yang
17
berupa hidung pelana. Hal ini terjadi karena kartilago bersifat avaskular dan hanya
komplikasi serius dari pembedahan atau trauma. Pecahnya pembuluh darah kecil
destruksi kartilago. Darah yang statis dan kartilago yang nekrotik menjadi media
yang adekuat untuk pertumbuhan bakteri yang berkolonisasi mukosa hidung dan
iskemia dan nekrosis tulang rawan yang tertekan. Bersama dengan proses
septal, kelainan bentuk hidung pelana dan menyebabkan masalah fungsional dan
kosmetik.7
Pada anak yang sedang tumbuh khususnya, mungkin ada kelainan tambahan
pada perkembangan normal hidung dan maksila. Kerusakan tualng rawan akibat
18
septum, penyebaran infeksi secara hematogen, sehingga komplikasi yang
mengancam jiwa seperti abses otak, meningitis dan trombosis sinus kavernosus,
Gambar 4. Abses septum nasi bilateral pada saat pasien masuk RS8
rasa nyeri berat, terutama di puncak hidung dan juga terdapat keluhan demam
Gejala-gejala yang timbul sesuai dengan etiologi abses septum nasi dan
biasanya diawali dengan gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) yang
K. DIAGNOSIS (8,10)
19
kadang-kadang penderita tidak menyadari terjadinya trauma tersebut. Trauma
septum nasi dan mukosa dapat terjadi tanpa adanya cedera hidung luar. Abses
septum nasi sering timbul 24-48 jam setelah trauma, terutama pada dewasa
Gejala yang paling umum dari abses septum dalam penelitian yang telah
hidung dengan rhinoskop anterior adalah hal yang penting dalam diagnosis.
Gejala abses septum berupa hidung tersumbat disertai rasa nyeri yang hebat di
puncak hidung. Juga terdapat keluhan demam dan sakit kepala. Perlu
sinus paranasal, furunkel intra nasal, penyakit gigi dan penyakit sistemik.8,10
kedua sisi. Identifikasi abses septum nasi sangat mudah bagi para ahli, tetapi
tidak jarang dokter gagal dalam mengamati keadaan ini. Karena kegagalan
dalam mengidentifikasi hematoma atau abses septum nasi cukup banyak, maka
diperlukan pemeriksaan intra nasal yang teliti. Jika penderita tidak kooperatif,
umum.8
20
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior, seluruh septum nasi harus diperiksa
Daerah yang dicurigai dipalpasi dengan forsep bayonet atau aplikator kapas
untuk memeriksa adanya fluktuasi dan nyeri tekan. Pada palpasi dapat
ditemukan nyeri tekan. Untuk memastikan abses septum nasi cukup dengan
aspirasi pada daerah yang paling fluktuasi. Diagnosis pasti adalah dengan
melakukan aspirasi, Pada aspirasi akan didapatkan pus pada abses septum nasi,
komplikasi ke intrakranial.8
atau peningkatan WBC bukanlah temuan konstan. dalam penelitian ini, 50%
pasien memiliki suhu rektal diatas 99.4 °F. Demikian pula, serum WBC
meningkat di atas 10,5 X 10³/ mm³ hanya 60% dari pasien. X-Ray tidak
21
membantu kecuali untuk menyingkirkan cedera tertentu. Ketika diambil
didapatkan massa jaringan lunak di fossa nassal dengan mudah dan disalah
M. PENATALAKSANAAN (8,11,12)
pewarnaan, kultur dan resistensi tes. Langkah selanjutnya adalah insisi dan
22
Insisi dapat dilakukan dengan anestasi lokal atau anestesi umum. Insisi
mukosa (hemitransfiksi) atau caudal septal incision (CSI) pada daerah sisi kiri
mukosa.8
sedekat mungkin dengan dasar hidung agar pus dapat keluar semua. Insisi
berupa pipa (drain Penrose) yang dijahit pada tempat insisi atau drain dari
karet (gambar 3). Drain dipertahankan sampai 2-3 hari,namun jika drain
dipasang tampon anterior dan dipertahankan selama 2 sampai 3 hari. Bila pus
A B
Ga
Pemberian antibiotik spektrum luas untuk gram positif dan gram negatif
serta kuman anaerob dapat diberikan secara parenteral. Sebelum diperoleh hasil
23
kultur dan tes resistensi dianjurkan untuk pemberian preparat penisilin
Pada orang dewasa, didapatkan gram positif pada pewarnaan gram stain
smear maka pemberian dosis penisilin 6-8 mg/24 jam IV di bagi dalam 6 dosis,
sampai didapatkan kultur kembali. Jika terdapat gram negatif, maka pemberian
dosis ampicilin 6-9 mg/24 jam IV di bagi dalam 6 dosis. Pada pewarnaan gram
optimal untuk orang dewasa adalah penisilin 6-8 mg/ 24 jam dalam 6 dosis
mg/24 jam atau erythromycin 4 mg/24 jam dalam 4 dosis, merupakan pilihan
antibiotik.11
3-5 hari dan dilanjutkan dengan pemberian oral selama 7-10 hari. Bila terjadi
24
N. KOMPLIKASI(8,12)
Deformitas dan gangguan fungsi hidung akibat abses septum nasi dapat
dibedakan dalam tiga proses di bawah ini yaitu Hilangnya sanggahan mekanik
dari kartilago piramid dan lobul, retraksi dan atrofi jaringan ikat dan gangguan
pertumbuhan hidung dan muka bagian tengah. Selain kosmetik, abses septum
nasi dapat juga menimbulkan komplikasi yang berat dan berbahaya bila terjadi
daerah di dalam garis segitiga dari glabela ke kedua sudut mulut. Vena-vena
tersebut melalui vena angularis, vena oftalmika, vena etmoidalis, yang akan
limfe atau pembuluh darah bermuara di sinus longitudinal dorsalis dan sinus
lateralis.8
subaraknoid. Keempat, invasi langsung dapat terjadi pada saat operasi, erosi
lokal diduga dapat juga merupakan jalan atau kebetulan ada kelainan
jalannya penjalaran infeksi, dalam hal ini selubung olfaktorius yang menuju
25
disekitar hidung dapat juga melalui saluran limfe dan selubung saraf
4. Invasi langsung dapat terjadi pada saat operasi, erosi lokal diduga dapat juga
infeksi, dalam hal ini selubung olfaktorius yang menuju intrakranial melalui
lamina kribriformis.8
BAB III
KESIMPULAN
Abses septum nasi adalah pus yang terkumpul di antara tulang rawan
26
melapisinya. Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita. Lokasi yang paling
Gejala abses septum ialah hidung tersumbat progresif disertai dengan rasa
nyeri berat, terutama di puncak hidung dan juga terdapat keluhan demam dan
pemeriksaan fisik.
kemudian dikirim untuk pewarnaan, kultur dan resistensi tes serta pemberian
Komplikasi dari abses septum bisa terjadi deformitas dan gangguan pada
fungsi hidung.
DAFTAR PUSTAKA
27
Sullia. Clinical Rhinology : An International Journal. Diunduh tanggal 02
maret 2020.
maret 2020.
3. Soepardi Arsyad, et al. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
28
Obstruction. Division of Otorhinolaryngology, Head & Neck Surgery,
Department of Surgery,
NCBI;9;1017-1021
Hal 579.
29