PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa tujuan
pendidikan adalah membentuk manusia yang utuh. Manusia utuh bermaksud membina
manusia dari berbagai aspek tidak hanya aspek intelektual saja, tetapi juga aspek emosi
dan spiritual. Namun kenyataannya pada saat ini pendidikan lebih mengutamakan aspek
Lebih jauh mengenai pendidikan nasional dan kecerdasan dituliskan pada Pasal 3
maka kesuksesan akan mudah untuk diraih. Terbukti dengan adanya standar dan tuntutan
hasil IQ yang tertentu dari calon mahasiswa ketika memasuki suatu Universitas. Hal ini
yang lainnya. Padahal dengan IQ yang tinggi saja tidak cukup menjamin seseorang dapat
mewujudakan dan menjadikan manusia seutuhnya perlu adanya tenaga pendidik dan
menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualifikasi dan kompetensi
pemerintah dan pihak swasta sebagai tempat yang terbaik untuk belajar sehingga
intelektual, potensi, spiritual, kepribadian dan sosial dalam membentk watak manusia.
Oleh karena itu sekolah harus dikelola dengan efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan
yang di inginkan, sekolah harus memiliki tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi
dalam mengelola lembaga pendidikan, salah satunya adalah tenaga administrasi sekolah
para aktor dan petugas di lembaga pendidikan sekolah. Salah satunya adalah Tenaga
Kependidikan. Dengan Tenaga Kependidikan yang baik kinerjanya maka tujuan sekolah
Kependidikan yaitu Kepala Tata Usaha, perannya melalui kerja sama, memberi
Pegawai TU, Petugas Perpustakaan dan Petugas Laboratorium yang sudah lama berkerja
atau sudah lama tidak diangkat sebagai PNS menurun kinerjanya. Kepala Tata Usaha
sudah berusaha untuk memberi nasehat dan arahan kepada Tenaga Kependikan (Pegawai
Kependidikan yaitu Kepala Tata Usaha, perannya melalui kerja sama, memberi
berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Namun Kepala Tata Usaha di
SMKN 2 Cimahi banyak menghabiskan waktunya di ruang Tata usaha dan kurang
komunikasi dengan Petugas Perpustakaan dan Petugas Laboratorium, Kepala Tata Usaha
penyelengaraan pendidikan agar mereka mau dan mampu menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya secara lebih profesional sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Pengertian yang lain manajer adalah seorang pemimpin yang
mengatur atau mengurus lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan, sedangkan leader
adalah pemimpin yang ahli dalam memimpin atau sebagai petunjuk jalan dalam mencapai
tujuan. Kepala Tata Usaha juga kurang tegas kepada Tenaga Pegawai Tata Usaha yang
belum selesai pekerjaannya. Namun kenyataanya bahwa Kepala Tata Usaha di SMK
Negeri 2 Cimahi kurang tegas kepada Tenaga Pegawai Tata Usaha yang belum selesai
pekerjaannya.
memperlihatkan gejala kinerja Tenaga Kependidikan (Tata Usaha) yang belum sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari fenomena, seperti: pertama;
sebahagian Tata Usaha dalam menjalankan tugas masih didasari oleh materi bukan
didasari atas niat beribadah kepada Allah SWT. Kedua; sebahagian Tata Usaha hanya
sekedar menggugurkan kewajiban bekerja, bukan didasari atas niat beribadah kepada
Allah SWT. Ketiga; sebahagian Tata Usaha SMKN 2 Cimahi masih belum memadukan
bekerja dengan sepenuh hati dan menjadikan pekerjaan adalah bentuk ibadah.
Kesanggupan Tata Usaha atau Tenaga Kependidikan untuk bekerja dengan sepenuh hati
bekerja dengan berlandasan kepada pemikiran bahwa yang dia kerjakan adalah
merupakan bagian dari ibadah. Tenaga Kependidikan yang kredibel bukan hanya
eksistensinya sebagai Tata Usaha dalam menjiwai, dan melaksanakan ajaran Islam dalam
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
kepuasan bathin. Padahal agama mengajarkan bekerja apapun harus didasari dengan
tanpa berusaha menyadari bahwa yang dia kerjakan merupakan bentuk pelayanan
terhadap guru (tenaga pendidik) dan peserta didik yang didasari Ikhlas lillahi ta'ala.
3. Sebahagian Tenaga Kependidikan masih belum mengoptimalkan pemaduan IQ, EQ,
2. Batasan Masalah
Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual dengan Emotional Quotient (EQ) atau
kecerdasan emosi serta Spritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spiritual dengan kinerja
memfungsikan IQ dan EQ. SQ juga merupakan jenis pemikiran yang memungkinkan kita
menata kembali dan mentransformasikan dua jenis pemikiran yang dihasilkan IQ dan EQ
Jadi kecerdasan spiritual (SQ) yaitu untuk menempatkan prilaku dan hidup kita
dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna sesuai dengan pandangan spiritual keagamaan
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
3. Faktor apa yang mempengaruhi dari Implementasi Kecerdasan Intelektual (IQ) dan
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah di rumuskan, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut :
2. Kegunaan Penelitian
a) Bagi peneliti, penelitian ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam meraih gelar
Magister (S2).
b) Bagi dunia akademis, penelitian ini dapat menambah khazanah pustaka dalam
c) Bagi SMKN 2 Cimahi, hasil penelitian ini dapat di jadikan input dalam
peneliti sebagai tolok ukur kemampuan peneliti melaksanakan salah satu unsur
e) Dan dari penelitian ini peneliti bisa mengetahui sejauh mana proses Implemnetasi
(Tata Usaha).
Kajian tentang penelitian ini memiliki keterbatasan atau ruang lingkup penelitian,
meliputi :
tiga faktor Kecerdasan Intelektual (IQ) dan Kecerdasan Emosi (EQ) sebagai
Tenaga Kependidikan (Tata Usaha) yang telah menjadi PNS dan Non PNS.