BAB I
PENDAHULUAN
guru dengan siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yaitu
kegiatan belajar siswa (pelajar) dan kegiatan mengajar guru (pengajar) guna
guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru
Salah satu model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas untuk
mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi
bentuk cara belajar siswa; (1) siswa dapat menghubungkan situasi sehari-hari
dengan informasi yang diserap; (2) siswa dapat menemukan sendiri konsep-
konsep baru; (3) siswa dapat menerapkan konsep dan informasi di depan; (4)
pelajaran; dan (5) siswa dapat menstransfer konsep dan informasi yang dimiliki
terealisasi pada bentuk pembelajaran yang tidak lagi menempatkan bahwa guru
Agama Islam sebagai subyek dan pusat sumber belajar sebagaimana pada
ekspositori, drill atau ceramah. Proses ini hanya menekankan pada pencapaian
kemampuan belajar dan membangun individu. Kondisi seperti ini tidak akan
Dalam hal ini guru ingin memperbaiki keadaan tersebut dengan mencobakan
pembelajaran yang akan membuat siswa dapat belajar aktif dimana siswa lebih
berpartisipasi aktif sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh lebih dominan dari
B. Rumusan Masalah
aktivitas belajar Siswa Kelas XI Tata Boga ISMK 3 Cimahi tahun ajaran
2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
konstruktif.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Up Grading
1. Pengertian
sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Nur, 2001). Lebih
2001). Anak didik dianggap sebagai "bejana kosong" yang akan diisi sebagai
sarana tabungan atau sarana modal ilmu pengetahuan yang hasilnya akan
dipetik kelak. Guru adalah subyek aktif, dan anak adalah obyek pasif yang
sional sebagai berikut: (a) guru mengajar dan murid belajar; (b) guru tahu
segalanya, dan murid tidak tahu apa-apa; (c) guru berpikir, dan murid
dipikirkan; (d) Guru aktif bicara, dan murid mendengarkan; (e) guru
apa yang diajarkan dan murid menyesuaikan diri dengan pilihan guru; (i) guru
kebebasan murid-muridnya; dan (j) guru menjadi subyek dan pusat segalanya
Tabel 2.1
Perbedaan Pola Pembelajaran Konvensional
dengan Up Grading Learning
Orang dapat belajar secara paling baik dalam konteks, dalam suatu yang
terpisah sulit untuk diserap, disamping akan cepat menguap bagaikan asap.
(refleksi).
Secara lebih rinci, Nur (2001) menguraikan tujuh kata kunci dalam
a. Penemuan (inquiri)
b. Pertanyaan (questioning)
dengan kata ganti apa; (b) pertanyaan eksplanatif yaitu pertanyaan yang
informasi yang tersurat dan tersirat pada fakta dan informasi (misalnya
c. Kontruktifisme (contructivisme)
lebih baik jika dibandingkan dengan belajar sendiri. Hal ini berbeda
siswanya untuk menjadi individu yang egoistis, tidak banyak peduli pada
tidak sehat.
f. Refleksi (Reflection)
yang telah dipelajari oleh siswa. Dalam proses berpikir itu, siswa dapat
karya/seni.
g. Permodelan (Modelling)
Aktivitas guru di kelas memiliki efek model bagi siswa jika guru
secara tidak langsung siswapun akan meniru metode atau teknik yang
dipikirkan (think alloud). Guru juga dapat memanfaatkan efek model ini
kepada siswa oleh narasumber dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan
12
tinggi, hasilnya akan lebih baik. Siap disini bermakna siap pengetahuan
prasyarat, siap mental dan siap fisik. Untuk mengetahui kesiapan siswa
Dorongan bisa berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Motivasi
ilustrasi, bagan warna warni, audio, video, penegas visual, atau penegas
c. Perulangan
akan lebih baik. Perulangan dilakukan dengan cara dan media yang sama
maupun dengan cara dan media yang berbeda. Perulangan dapat pula
isyarat tertentu seperti "sekali lagi saya ulang", dan "dengan kata lain",
d. Umpan Balik
diperoleh siswa yang tidak lepas dari mana dan bagaimana siswa
melakukan uji coba (trial and error), sehingga pada akhirnya siswa
Strategi penilaian dan alat ukurnya dikatakan baik jika ada kesesuaian
dengan tujuan dan dampak nyata (aut come) yang diharapkan dari materi
pelajaran tertentu. Dari tujuan dan out come materi pelajaran, muncul ragam
apa yang diketahui oleh siswa, tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan
minat, dan keberhasilan siswa selama jangka waktu tertentu yang wujudnya
dapat berupa catatan, gambar, atau semua hasil pekerjaan siswa yang
sasaran yang berubah ini, tekniknya pun berubah dari teknik pencil and paper
kelas di sekolah yang umumnya masih kelas besar, dengan jumlah murid di
model tes kinerja ke dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda dapat dilakukan
dengan syarat (1) setiap butir tes berisi problem kehidupan yang direkayasa
dan (2) penilaian dengan tes obyektif bukan satu-satunya cara mengukur
melalui Lembar Kegiatan Siswa. Jika dua pesyaratan tersebut terpenuhi tes
B. Pembelajaran Kooperatif
bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Mereka
bekerja sama dengan baik, misalnya menjadi pendengar yang baik, memberi
adalah: Diskusikan dengan teman kalian tugas yang diberikan. Yakinlah bahwa
materi belajarnya.
dan rendah.
3. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
dilakukan guru. Langkah-langkah tersebut digambarkan pada tabel 2.2 berikut ini:
19
Tabel 2.2
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
kuat pada sumber daya waktu daripada model pembelajaran lain (Ibrahim, dkk,
untuk berinteraksi mengenai ide-ide penting dari pada waktu yang diperlukan
untuk menyajikan ide-ide secara langsung pada siswa. Untuk itu guru harus dapat
jumlah waktu yang terbuang. Demikian juga pengaturan ruangan harus dilakukan
secara khusus agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efisien dan
Dalam pembelajaran kooperatif skor yang dihitung adalah skor individu dan
skor tim. Skor tim didasarkan pada peningkatan skor anggota tim dibandingkan
dengan skor yang lalu mereka sendiri. Kelebihan dari penskoran ganda ini adalah
siswa yang tidak melakukan pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan. Dengan
skor individu dapat terlihat bagaimana siswa terlibat dalam preses pembelajaran.
Sedangkan dengan adanya skor tim dapat memotivasi siswa yang mempunyai
Tabel 2.3
Langkah Penskoran Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.4
Skala Pemberian Poin Up Grading Learning
Uraian Poin
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin
10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin
Lebih dart 10 poin di atas skor dasar 30 poin
Pekerjaan sempurnya (tanpa memperhatikan skor dasar) 30 poin
Skor tim yang diperoleh diumumkan secara tertulis, dan tim yang mengalami
peningkatan, diberi penghargaan atau ganjaran yang sesuai. Hal ini membuat
hubungan antara bekerja dengan baik dan mendapat pengakuan menjadi jelas bagi
22
siswa, dan dapat meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.
Skor tim dihitung dengan menjumlahkan poin peningkatan yang diperoleh tiap
anggota tim dan membagi jumlah itu dengan jumlah anggota tim yang
mengerjakan kuis. Untuk menghitung skor tim, guru perlu mencatat nilai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dirancang dalam bentuk siklus tindakan. Dalam siklus tindakan terdiri
Alamat SMK Negeri 1 Cimahi berada di Jalan Sukarasa No. 136 Citeureup –
siswa.
C. Sumber Data
dilakukan dengan mencatat peristiwa nyata yang terjadi dalam kegiatan belajar
E. Analisis Data
seluruh data yang telah dikumpulkan, reduksi data (didalamnya terdapat kegiatan
BAB IV
A. Hasil Tindakan
Penelitian tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan hasil sebagai
berikut:
1. Siklus 1
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
evaluasi.
c. Observasi
dilaksanakan secara kolaborasi oleh dua pengamat, yakni guru kelas dan
Learning kooperatif.
pembelajaran:
Tabel 4.1
Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Up Grading Learning Siklus Pertama
4,28%. Dalam hal ini guru Agama Islam memberi dorongan tentang
kepada siswa untuk bertanya, dan meminta siswa yang lain untuk
bisa berbeda, dan bagi siswa yang refleksinya kurang lengkap bisa
2) Aktivitas Siswa
Tabel 4.2
Aktivitas Siswa dalam Kegiatan
Pembelajaran U.G.L. Siklus Pertama
Pada saat ini, guru aktif juga menguatkan apa yang dilihat siswa.
siswa.
30
Tabel 4.3
Skor Prestasi Belajar Siswa Siklus Pertama
predikat.
31
d. Refleksi
sebagai berikut:
guru.
kurang jelas.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
berinisiatif dan menemukan konsep, (d) guru akan lebih banyak memberi
b. Pelaksanaan
papan tulis, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Setelah selesai
memberikan kuis.
c. Observasi
kelompok pembelajaran.
33
a) Aktivitas Guru
Tabel 4.4
Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Up Grading Learning Siklus Kedua
b) Aktivitas Siswa
belajaran berlangsung.
36
Tabel 4.5
Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus Kedua
5 Menyajikan
LKS hasil pengamatan dalam diskusi 22,5
kelompok kooperatif
6 Berdiskusi/tanya jawab antara guru dan 20.5
7 Merefleksikan materi pelajaran 12
siswa
kedua.
37
Tabel 4.6
Skor Prestasi Belajar Siswa Siklus Kedua
Kelompok Skor Perkembangan 2 Predikat
1 30 Super
2 20 Baik
Super I
3 25 Hebat
4 20 Baik
5 20 Baik
d. Refleksi
menyebar, tidak tampak siswa yang ingin menonjolkan diri. Namun pada
38
3. Siklus 3
a. Perencanaan
dan jumlah butir soal dengan waktu yang tersedia, (c) guru lebih
mengembangkannya.
b. Pelaksanaan
bahwa pada hari itu siswa akan belajar tentang membiasakan berkata dan
Pada waktu itu siswa sudah duduk dalam kelompok kooperatif. Guru
39
c. Observasi
1) Aktivitas Guru
Tabel 4.7
Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Up Grading Learning Model Kooperatif Siklus Ketiga
refleksi (9,35%).
waktu.
2) Aktivitas Siswa
Tabel 4.8
Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus Ketiga
5 LKS
Menyajikan hasil pengamatan dalam diskusi 25
kelompok kooperatif
6 Berdiskusiltanya/jawab antara guru dan siswa 12,5
7 Merefleksikan materi pelajaran 9,38
(15,67%).
Berikut ini data tentang prestasi belajar siswa pada siklus ketiga.
Tabel 4.9
Skor Prestasi Belajar Siswa Siklus Ketiga
kelompok.
d. Refleksi
ini masih terdapat kelemahan pada aktivitas siswa pada saat diskusi
waktu yang cukup banyak karena di dalamnya terdapat beberapa sub aktivitas
43
belajar secara paling baik dalam kontek, dalam seuatu yang terkait dengan
kebutuhan yang diterapkan dalam kehidupan mereka (Nur, 2001). Untuk itu guru
Aktivitas guru yang lain adalah memeriksa pemahaman siswa dan memberi
umpan balik bagi siswa yang bertanya, dan mengklarifikasi materi yang kurang
jelas (22,85%). Hanya saja dalam mengklarifikasi materi yang kurang jelas guru
Penjelasan guru yang banyak didengarkan siswa bukanlah penjelasan dari metode
dan tanya jawab. Siswa aktif dalam mendemontrasikan kegiatan yang ada pada
coba (trial and error), sehingga pada akhirnya siswa dengan bimbingan yang
(Depdikbud, 2002).
pembentukan kelompok adalah pada saat siswa diminta duduk dalarn kelompok
kooperatif, siswa masih kebingungan duduk dibangkunya dan beberapa siswa lupa
Kelemahan pada siklus 1 ini dicoba diatasi pada siklus berikutnya. Sesuai dengan
siswa diharapkan berpartisipasi secara teratur dalam diskusi dengan cara berbagi
Hasil dari lembar kegiatan siswa (LKS) disajikan oleh beberapa kelompok.
kelompok lain menanggapi. Kegiatan ini berlangsung dalam keadaan siswa dan
guru sangat antusias. Banyak siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab, bahkan
siswa tersebut masih tampak menonjolkan diri sendiri dan bukan mewakili
untuk bekerja kooperatif dan kurangnya guru memberi latihan terbimbing dalarn
kelompok kooperatif.
45
siswa. Nilai yang diperoleh siswa masih belum maksimal, karena dari 22 Siswa
operasional seperti yang sudah dibahas pada siklus pertama. Tujuan pembelajaran
Aktivitas dominan guru yang lain adalah memeriksa pemahaman siswa dan
memberi umpan balik bagi siswa yang bertanya, dan mengklarifikasi materi yang
kurang jelas. Guru berusaha agar contoh yang diberikan termasuk dalam konteks
yang digunakan siswa dan dapat mengembangkan sikap positif siswa. Terdapat
(menjadi 7,5% dari 4,28% pada siklus pertama) dan memberi latihan terbimbing
dalam kelompok kooperatif (menjadi 12,5% dari 7,15% pada siklus pertama).
kelompok belajar dan memotivasi siswa bekerja kooperatif. Guru memotivasi agar
kooperatif lebih hidup Latihan terbimbing yang muncul 12,5% dilakukan guru
46
eksperimen tersebut.
Dalam hal ini masih terdapat kelemahan, yaitu keberanian siswa dalam
siswa. Hasil kuis pada siklus 2 terdapat peningkatan dari 15 siswa yang tuntas
Pada siklus 3, kegiatan guru yang menonjol pada pembelajaran siklus ini
adalah memberi latihan terbimbing dalam kelompok kecil (25.05%). Hal ini
sejalan dengan aktivitas siswa dalam menyajikan hasil pengamatan dalam diskusi
percaya diri dan diskusi tampak hidup karena keberanian dari siswa lain untuk
menanggapi. Siswa juga sudah tampak bekerja kooperatif, tidak ada yang
menonjolkan diri. Hanya saja kelemahan dari kegiatan ini adalah siswa kurang
sama dengan pendapat lainnya. Namun suasana pem belajaran yang demikian
2001).
contoh-contoh yang diberikan dapat mengembangkan sikap positif pada diri siswa
sudah tampak dibandingkan dengan siklus pertama dan siklus kedua. Hal ini
sudah berhasil mengembangkan sikap positif siswa. Sikap positif yang dimaksud
adalah sikap siswa menghargai temannya, etika berdiskusi. Pada siklus yang
pertama siswa masih bersikap menonjolkan diri, kurang bisa bekerja kooperatif,
dan kurang menghargai pendapat temannya. Pada siklus kedua sikap menonjolkan
diri sudah berkurang dan mulai bisa bekerja kooperatif. Pada siklus ketiga sikap
yang negatif tersebut sudah tidak tampak. Diakhir pembelajarn guru memberikan
kuis untuk mengukur prestasi belajar siswa. Pada siklus ini tampak bahwa prestasi
belajar siswa meningkat cukup tajam, dari siklus pertama yang tuntas 15 siswa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam pembelajaran Agama Islam pada Siswa Kelas XI Tata Boga ISMK
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Negeri Surabaya
Sayyid Hasan, 2002, Keunggulan Ibadah Mu’amalah Dalam Hidup, CV. Tunas