LAPSUS LBP Fix Ifa
LAPSUS LBP Fix Ifa
OLEH :
1055 05405218
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
A. IDENTITAS
Nama : Ny. NB
Umur : 77 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Jl. Dompili Sinjai Timur
Tanggal MRS : 27-Maret-2018
Rumah Sakit : RS. PELAMONIA
No. CM : 648567
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri Punggung Bawah
Anamnesis terpimpin :
Seorang pasien perempuan berumur 77 tahun dibawa keluarganya ke RS
dengan keluhan nyeri punggung bawah, tulang belakang sejak 3 bulan yang
lalu dan memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit, sakit yang dirasakan
menjalar hingga ke tungkai bawah. Pasien juga mengeluhkan sakit pada
kedua lutut dan memberat saat berjalan. Nyeri dada ada kadang-kadang
terasa seperti tertusuk-tusuk tembus kebelakang yang sudah dirasakan 1
bulan terakhir. Sakit kepala (-) Mual dan muntah (-) . Riwayat dirumah sakit
karena jatuh dan tidak sadar pada tahun 1962 selama 6 bulan. Riw.
Hipertensi (+), riw. DM (-), riw. Demam (-). Bab dan Bak dalam batas
normal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat tekanan darah tinggi (+)
- Tidak ada riwayat sakit jantung
- Tidak ada riwayat sakit kencing manis
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang serupa
Riwayat Sosial dan Kebiasaan:
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis :
Kesadaran : GCS E4M6V5 (Compos mentis)
Tekanan darah : 160 / 80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
Anemia : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
2. Status Internus :
Toraks : Paru dan Jantung dalam batas normal
Abdomen : Peristaltik (+). Normal, Nyeri tekan (-)
3. Status Psikiatri :
- Perasaan hati : Dalam batas normal
- Perasaan berfikir : Dalam batas normal
- Kecerdasan : Dalam batas normal
- Memori : Baik
- Psikomotor : Tenang
4. Status Neurologis :
a. GCS : E4M6V5
b. Kepala :
- Bentuk : Normocephal
- Penonjolan : (-)
- Posisi : (-)
- Pulsasi : (-)
c. Leher :
- Sikap : Dalam batas normal
- Pergerakan : Dalam batas normal
- Kaku kuduk : (-)
d. Urat saraf cranial (Nervus Kranialis)
1) Nervus I (Nervus Olfaktorius) : Dalam batas normal
2) Nervus II (Nervus Optikus) :
- Ketajaman Penglihatan : dbn / dbn
- Lapangan Penglihatan : dbn / dbn
- Melihat Warna : dbn / dbn
- Funduskopi : dbn / dbn
3) Nervus III, IV, VI (Nervus Okulomotorius, Trokhlearis,
Abdusens) :
Celah kelopak mata : Kanan Kiri
Ptosis : (-) (-)
Exoftalmus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
Pupil :
Bentuk/ukuran : Bulat Bulat
Isokor/anisokor : Isokor Isokor
RL/RCL : (+) (+)
Refleks konsensuil : (+) (+)
Refleks akomodasi : (+) (+)
3 3
Refleks Fisiologik :
Biseps : (+) / (+)
Triseps : (+) / (+)
Radius : tidak dievaluasi
Ulna : tidak dievaluasi
Refleks Patologik :
Hoffman – Tromner : (-) / (-)
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : (-) / (-)
Gordon : (-) / (-)
Schaefer : (-) / (-)
Oppenheim : (-) / (-)
Klonus : (-) / (-)
Tes Laseque : (-) / (-)
Tes Patrick : (+) / (+)
Tes Kontra-Patrick : (+) / (+)
Tes Kernig : (-) / (-)
Sensorik :
Sup(D) Sup(S) Inf(D) Inf(S)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
LED : 20 mm (0.0-10)
SGOT : 15 U/L (0-31)
SGPT : 18 mg/dl (0-42)
GDP : 252 mg/dl (70-110)
Kolesterol Total : 226 mg/dl (<200)
Foto CT Scan Lumbosacral AP/Lat:
- Vacuum disc intervertebralis L3-L4-L5 dan L5-S1
- Scoliosis sinistroconvex lumbalis
E. DIAGNOSA
Diagnosa klinis : Nyeri Punggung Bawah
Diagnosa topis : Vertebra L4-L5
- Diagnosa etiologik : Vacuum disc intervertebralis L3-L4-L5 dan
L5-S1 Scoliosis sinistroconvex lumbalis
F. PENATALAKSANAAN
Terapi :
IVFD RL 16 tetes per menit
Santagesik amp/12jam/intravena
Neurobion amp/24jam/intravena
Cameloc 15 mg 1x1
PDMA 2x1
Cefotaxim 1 gr/12jam/intravena
Lyrica 75 mg 1x1
G. PROGNOSIS
Qua ad vitam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP RUANGAN
O:
TD = 160/80 mmHg
RR = 20 x/menit
N = 80x/menit
S = 36.5oC
GCS=E4V5M6
Motorik:
P K
N N 5 5
3 3
T
N N
N N
Rf Rp
N N - -
N N - -
Sensorik: Normal
Otonom: Normal
P K
N N 5 5
3 3
T
N N
N N
Rf Rp
N N - -
N N - -
Sensorik: Normal
Otonom: Normal
A:Low Back Pain
P K
N N 5 5
3 3
T
N N
N N
Rf Rp
N N - -
N N - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
P K
N N 5 5
3 3
T
N N
N N
Rf Rp
N N - -
N N - -
Sensorik: Normal
Otonom: Normal
yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Low Back Pain.
post trauma. Berdasarkan keluhan utama, kita dapat menyimpulkan bahwa pasien
mengalami Low Back Pain. Ini sesuai definisi Low Back Pain merupakan nyeri,
ketegangan otot atau kekakuan yang terlokalisir diantara batas iga bagian bawah
dan lipatan gluteus inferior dengan atau tanpa penjalaran ke paha atau tungkai.4
penyebab dari low back pain pada pasien. Penyebab dari anamnesis yang
didapatkan adalah pasien post trauma, termasuk salah satu etiologi dari low back
pain itu sendiri dan terdapat factor degenerative di dalamnya dimana pada hasil
CT-Scan didapatkan scoliosis. Tidak ada riwayat demam sebelumnya, dan pada
saat sakit pasien tidak mengalami demam, sehingga kausa infeksi seperti
dapatkan pada pasien juga sesuai dengan teori yang ada yaitu terdapat tes Patrick
Low Back Pain (LBP) merupakan nyeri, ketegangan otot, atau kekauan
yang terlokalisir diantra batas iga bagian bawah dan lipatan gluteus inferior,
dengan atau tanpa penjalaran ke paha dan atau tungkai. LBP terjadi dengan atau
tanpa nyeri radicular atau nyeri alih yang menandakan kerusakan jaringan organ
lain. Pada prinsipnya, LBP disebabkan oleh kerusakan jaringan saraf atau non
Secara temporal LBP terbagi menjadi akut (<6 minggu), subakut (7-12
EPIDEMIOLOGI
adalah LBP.
ETIOLOGI
fasia.
LBP muscular kronik akibat penggunaan otot berulang secara terus
menerus.
Osteoporosis
Akibat nyeri alih dari penyakit organ intraabdominal dan abdomen bagian
posterior
PATOFISIOLOGI
nosiseptif dan nyeri neuropati sebagai akibat dari kerusakan jaringan. Nyeri
nosiseptif timbul akibat kerusakan jaringan nonneural dan aktivasi peripheral
receptive terminals dari neuron aferen primer sebagai respon terhadap stimulus
didefinisikan sebagai nyeri yang disebabkan karena lesi primer system saraf
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
memberikan petunjuk tentang etiologi LBP. Tes angkat tungkai lurus (Laseque),
reactive protein berguna jika dicurigai infeksi atau adanya neoplasma di sum-sum
tulang.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan MRI dan CT-Scan jika durigai kondisi serius yang mendasari
LBP.
PENATALAKSANAAN
mengatasi rasa nyeri. Terapi yang dapat diberikan berupa terapi non-
meghilangkan rasa nyeri dengan blok local atau blok saraf. Pertimbangkan
pemberian pelemas otot berdasarkan perahan nyeri, dan terapi opioid jangka
punggung. Tidak semua nyeri dapat diatasi dengan cara-cara di atas. Terkadang
diperlukan tindakan injeksi anestetik atau antiinflamasi steroid pada tempat-
tempat seperti pada faset, radiks saraf, epidural, intradural. Bahkan untuk
Teori diatas sesuai dengan kasus yaitu pasien diberikan Ketorolac, PDMA.
PROGNOSIS
Pada LBP, prognosis umumnya dubia ad bonam, namun LBP sering
terjadi berulang.
DAFTAR PUSTAKA